Unduh PDF Unduh PDF

American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa sekitar 2,4 juta orang -- yang separuhnya berusia di bawah 6 tahun -- menelan atau terkena bahan beracun setiap tahunnya. Racun dapat terhirup, tertelan, atau meresap melalui kulit. Penyebab keracunan yang paling berbahaya antara lain obat-obatan, produk pembersih, nikotin cair, cairan antibeku dan wiper kaca mobil, pestisida, bensin, minyak tanah dan minyak lampu, dll. [1] Dampak bahan beracun tersebut serta bahan beracun lainnya sangat beragam sehingga penyebabnya sulit ditentukan dan diagnosis keracunan pun terlambat dilakukan dalam banyak kasus. Langkah pertama dan paling penting dalam semua kasus dugaan keracunan adalah segera menghubungi layanan gawat darurat atau informasi keracunan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mencari Pertolongan Medis

Unduh PDF
  1. Tanda-tanda keracunan dapat ditentukan oleh jenis racun yang tertelan, seperti misalnya pestisida, obat-obatan, maupun baterai kecil. Selain itu, gejala umum keracunan yang sering timbul mirip dengan gejala penyakit, seperti kejang, reaksi insulin, stroke, dan mabuk. Salah satu cara terbaik untuk mengetahui apakah penyebabnya racun adalah dengan mencari petunjuk seperti kemasan atau botol kosong, bau atau aroma pada korban atau lokasi di sekitarnya, serta benda yang janggal atau lemari yang terbuka. Walaupun begitu, ada juga beberapa gejala fisik yang harus diperhatikan, yaitu: [2]
    • Luka bakar dan/atau kemerahan di sekitar mulut
    • Napas yang berbau bahan kimia (bensin atau cairan thinner cat)
    • Muntah-muntah
    • Kesulitan bernapas
    • Lemas atau mengantuk
    • Kebingungan atau gangguan kondisi mental
  2. Lihat gerakan mengembang dan mengempisnya dada; dengarkan suara udara masuk dan keluar dari paru-paru; rasakan udara keluar dari mulut korban dengan meletakkan wajah Anda di depannya. [3] [4]
    • Jika korban tidak bernapas ataupun menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti bergerak atau batuk, berikan pernapasan buatan (CPR) , dan hubungi atau mintalah orang di sekitar menghubungi nomor telepon gawat darurat. [5]
    • Jika korban muntah-muntah, terutama jika ia tidak sadarkan diri, miringkan kepalanya agar ia tidak tersedak.
  3. Hubungi 118 atau nomor telepon darurat di wilayah Anda jika korban tidak sadarkan diri dan Anda menduganya mengalami keracunan atau kelebihan dosis obat, narkoba, atau alkohol (atau kombinasi salah satunya). Selain itu, segera hubungi 118 jika korban menunjukkan salah satu gejala keracunan berat berikut ini: [6] [7]
    • Pingsan
    • Kesulitan atau berhenti bernapas
    • Bergerak tidak terkendali
    • Kejang
  4. Jika korban cenderung stabil dan tidak menunjukkan gejala, namun Anda menduga masalahnya adalah keracunan, hubungi sentra informasi keracunan HALOBPOM 1500533. Jika mengetahui nomor sentra informasi keracunan di wilayah Anda, hubungi nomor tersebut dan mintalah pertolongannya. Sentra informasi keracunan dapat memberikan informasi penting mengenai kasus keracunan, dan dalam beberapa situasi, mungkin akan menyarankan perawatan dan pengawasan kondisi korban di rumah (lihat Bagian 2) jika langkah inilah yang diperlukan. [8] [9]
    • Nomor telepon sentra informasi keracunan mungkin berbeda di setiap wilayah, namun Anda seharusnya bisa dengan mudah menemukan nomor ini untuk wilayah Anda di internet. Informasi keracunan akan diberikan secara gratis.
    • Anda bisa mendapatkan informasi dari sentra informasi keracunan melalui telepon, SMS, email , faks, maupun datang secara langsung. Petugas sentra informasi keracunan mungkin akan menyarakan Anda memberikan perawatan rumahan, namun juga mungkin akan meminta Anda segera membawa korban ke unit gawat darurat. Lakukan tindakan sesuai anjuran, dan jangan yang lainnya; petugas sentra informasi keracunan sangat terlatih membantu kasus keracunan.
    • Anda juga bisa membuka laman situs sentra informasi keracunan untuk mengetahui tindakan yang perlu dilakukan. Hanya saja, gunakan situs ini jika usia korban antara 6 bulan-79 tahun, tidak menunjukkan gejala atau dapat bekerja sama, tidak dalam kondisi hamil, racun telah tertelan, penyebab keracunan kemungkinan adalah obat, narkoba, produk pembersih rumah tangga atau buah beracun, dan kejadian ini tidak disengaja dan baru terjadi satu kali.
  5. Persiapkan diri untuk menjelaskan usia, berat badan, gejala, dan obat lain yang juga digunakan korban, serta informasi lain mengenai apa yang telah ditelannya kepada petugas medis. Anda juga perlu memberikan alamt tempat tinggal kepada petugas penerima telepon. [10]
    • Pastikan juga untuk menyiapkan label atau kemasan (botol, kantong, dll.) atau apa pun yang ditelan korban. Berusahalah sebaik mungkin memperkirakan berapa banyak bahan beracun yang ditelan korban.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Memberikan Pertolongan Pertama

Unduh PDF
  1. Mintalah korban memuntahkan apa pun yang ada di dalam mulutnya dan pastikan racun berada jauh di luar jangkauannya. JANGAN paksa korban muntah dan JANGAN gunakan sirop ipekak. Walaupun dahulu merupakan tindakan standar, American Academy of Pediatrics dan American Association of Poison Control Centers telah mengubah panduannya dan tidak lagi menganjurkan tindakan ini. Langkah yang justru disarankan adalah menghubungi layanan gawat darurat atau sentra informasi keracunan dan mengikuti arahannya. [11] [12]
    • Jika korban menelan baterai berukuran kancing, segera hubungi ambulans agar ia bisa mendapatkan perawatan di unit gawat darurat rumah sakit secepat mungkin. Asam dari baterai dapat membakar lambung anak dalam waktu 2 jam, jadi pertolongan darurat sangatlah penting. [13]
  2. Basuh lembut mata yang terkena racun dengan air dingin atau hangat suam-suam kuku banyak-banyak selama 15 menit atau hingga pertolongan medis tiba. Usahakan untuk menuangkan air secara stabil ke dalam sudut bagian dalam mata. Aliran air ini akan membantu mengencerkan racun. [14] [15]
    • Biarkan korban berkedip dan jangan paksa ia untuk membuka mata selama Anda menuangkan air.
  3. Saat menangani asap atau uap beracun seperti karbon monoksida misalnya, langkah terbaik adalah menunggu di luar untuk mendapatkan udara segar. [16] [17]
    • Berusahalah mencari tahu bahan kimia apa yang terhirup oleh korban untuk disampaikan ke sentra informasi keracunan atau layanan darurat sehingga langkah perawatan selanjutnya dapat ditentukan.
  4. Jika kulit korban diduga terkena bahan beracun atau berbahaya, lepaskan lapisan pakaian yang terkontaminasi dengan sarung tangan medis seperti nitril yang tahan terhadap sebagian besar bahan pembersih rumah tangga, atau bahan lain untuk melindungi tangan Anda. Bilas kulit korban selama 15-20 menit dengan air dingin atau air hangat suam-suam kuku di kamar mandi atau menggunakan selang. [18] [19]
    • Sekali lagi, Anda perlu mencari tahu penyebab keracunan untuk membantu menentukan perawatan selanjutnya. Sebagai contoh, petugas medis perlu mengetahui apakah penyebabnya bahan bersifat asam, basa, atau bahan lainnya untuk memperkirakan kemungkinan kerusakan pada kulit dan cara menghindari atau mengatasinya.
    Iklan

Tips

  • Jangan pernah mengenalkan obat sebagai "permen" kepada anak-anak agar mereka mau mengonsumsinya. Mereka mungkin ingin mengonsumsi "permen" ini lagi saat Anda tidak berada di sekitar untuk membantunya. [20]
  • Simpan nomor telepon sentra informasi keracunan HALOBPOM 1500533 di lemari es atau di dekat telepon sehingga selalu tersedia saat dibutuhkan. [21]
Iklan

Peringatan

  • Walaupun ipekak dan arang aktif tersedia di sebagian besar apotek, American Academy of Pediatrics dan American Association of Poison Control Centers tidak lagi menganjurkan perawatan rumahan yang mungkin lebih berdampak negatif daripada membantu ini. [22] [23]
  • Cegah penyalahgunaan bahan beracun. Pencegahan adalah tindakan terbaik untuk menghindari keracunan. Simpan semua obat, baterai, pernis, sabun cuci, dan produk pembersih rumah tangga dalam lemari terkunci, dan jangan pindahkan dari kemasan aslinya. Bacalah label kemasan secara saksama untuk memastikan Anda memahami cara penggunaan yang tepat. [24] [25]
Iklan
  1. http://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-poisoning/basics/art-20056657
  2. http://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-poisoning/basics/art-20056657
  3. https://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/poison-prevention-and-treatment-tips-.aspx
  4. https://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/poison-prevention-and-treatment-tips-.aspx
  5. http://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-poisoning/basics/art-20056657
  6. https://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/poison-prevention-and-treatment-tips-.aspx
  7. http://www.poison.org/actfast/firstaid.asp
  8. https://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/poison-prevention-and-treatment-tips-.aspx
  9. http://www.poison.org/actfast/firstaid.asp
  10. https://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/poison-prevention-and-treatment-tips-.aspx
  11. https://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/poison-prevention-and-treatment-tips-.aspx
  12. http://www.redcross.org/prepare/disaster/poisoning
  13. American Academy of Pediatrics, Guidelines, 2015
  14. http://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-poisoning/basics/art-20056657
  15. https://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-press-room/news-features-and-safety-tips/pages/poison-prevention-and-treatment-tips-.aspx
  16. http://www.redcross.org/prepare/disaster/poisoning

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.196 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan