Unduh PDF
Unduh PDF
Jumputan merupakan teknik populer yang sering digunakan untuk memberi motif pada kain. Hasilnya sangat cantik dan berwarna-warni. Meskipun teknik ini menyenangkan untuk dilakukan oleh siapa saja dari segala usia, beberapa orang tua mungkin khawatir jika menggunakan pewarna tekstil di dekat anak-anak yang masih kecil. Untungnya, Anda bisa mewarnai kain dengan pewarna makanan. Meskipun hasil pewarnaan tidak akan seterang dan semeriah pewarna tekstil, prosesnya akan tetap menyenangkan dan bisa menjadi kegiatan yang baik untuk memperkenalkan Anda kepada jumputan.
Langkah
-
Pilih kain putih yang akan diwarnai dengan metode jumputan. Kaus adalah pilihan populer untuk proses ini, tetapi Anda juga bisa mewarnai syal, kaus kaki, saputangan, dsb. Jumputan bisa diterapkan pada katun sebagai pilihan sementara. Namun, agar warna dapat bertahan lama, gunakan kain yang terbuat dari wol, sutra, atau nilon. [1] X Teliti sumber
- Pewarna makanan adalah pewarna berbasis asam. Warna yang dihasilkan kurang memuaskan jika Anda menerapkannya pada katun, linen, dan bahan lain yang terbuat dari tanaman.
-
Campur cuka putih dan air dalam jumlah yang sama. Tuang air dan cuka putih ke dalam ember atau mangkuk dengan perbandingan yang sama. Aroma cuka mungkin kurang menyenangkan, tetapi akan membantu pewarna menempel pada kain. Jika baunya sangat mengganggu, bekerjalah di luar ruangan.
-
Rendam kain di dalam larutan selama 1 jam. Masukkan kain yang akan diwarnai ke larutan cuka-air. Tekan agar seluruh kain terendam dalam larutan dan biarkan selama 1 jam. Jika kain terus mengapung di permukaan, gunakan stoples sebagai pemberat untuk menahannya. [4] X Teliti sumber
-
Peras kelebihan larutan cuka-air. Setelah satu jam, angkat kain dari larutan cuka-air. Peras dengan baik sampai seluruh kelebihan cuka-air dikeluarkan. Kain harus dalam kondisi lembap saat Anda mulai mewarnai dengan metode jumputan. Jadi, lanjutkan langkah berikutnya segera. [5] X Teliti sumber
-
Tentukan jenis pola yang diinginkan. Area yang diikat akan tetap berwarna putih, sementara area yang tidak diikat akan menjadi berwarna. Jika kain memiliki banyak lipatan, perlu diingat bahwa area tersebut mungkin tidak akan terkena warna. Berikut beberapa pola yang dapat Anda coba:
- Spiral
- Garis-garis
- Radiasi bintang
- Pola kusut
-
Puntir kain menjadi spiral. Lakukan metode ini jika Anda ingin pola pusaran klasik. Pilih titik pusat pada kain; tidak harus di bagian tengah. Cubit kain, pastikan Anda mengambil semua lapisan. Puntir kain menjadi spiral ketat, mirip seperti kue kayu manis. Lilitkan 2 karet gelang di seputar spiral sehingga membentuk X untuk menahannya agar tidak terlepas. [6] X Teliti sumber
- Metode ini paling cocok untuk kaus.
- Anda juga dapat membuat beberapa putaran kecil pada kaus besar.
-
Lilitkan karet gelang di seputar kain jika Anda menginginkan pola garis-garis. Gulung atau kerutkan kain sampai berbentuk seperti tabung. Anda dapat menggulungnya secara vertikal, horizontal, atau bahkan diagonal. Lilitkan 3-5 karet gelang di seputar gulungan. Karet harus dililitkan dengan ketat untuk menekan dan menekuk kain. Anda dapat mengatur karet dalam jarak yang sama atau secara acak. [7] X Teliti sumber
-
Cubit dan ikat segumpal kain jika Anda ingin mendapatkan pola radiasi bintang mini. Bentangkan kain secara merata. Ambil segenggam kain, kemudian ikat dengan karet gelang untuk membentuk gumpalan kecil. Lakukan proses yang sama pada bagian lain sebanyak yang Anda inginkan. Setiap bagian yang diikat akan membentuk pola radiasi bintang. [8] X Teliti sumber
- Teknik ini sangat ideal untuk kaus.
-
Gumpalkan kain lalu ikat jika Anda menginginkan pola acak. Gumpalkan kain menjadi bola. Ikat dengan 2 karet gelang di sekeliling bola hingga membentuk salib. Tambahkan beberapa karet jika perlu agar bola tidak terurai. Karet harus diikat sekencang mungkin agar dapat menekan kain dengan ketat hingga membentuk bola yang padat.
-
Pilih 1-3 warna yang akan terlihat serasi satu sama lain. Saat mewarnai kain dengan teknik jumputan, menggunakan sedikit warna lebih baik. Jika Anda menggunakan terlalu banyak, warna akan bercampur dan menghasilkan warna seperti lumpur. Sebaiknya, pilih 1-3 warna yang Anda sukai. Pastikan warna-warna tersebut terlihat menarik saat dipadukan. Jangan memilih warna yang berlawanan, seperti merah dan hijau.
- Jika menginginkan kombinasi yang cerah, cobalah warna merah/merah muda, kuning, dan oranye.
- Jika menginginkan kombinasi yang yang sejuk, pilihlah warna biru, ungu, dan merah muda.
-
Isi botol dengan 120 ml air dan 8 tetes pewarna makanan. Anda membutuhkan 1 botol air untuk setiap warna yang akan digunakan. Tutuplah botol lalu kocok untuk mencampur warna. Jangan ragu untuk mencampur warna untuk mendapatkan warna baru yang cantik. Contohnya, merah dan biru menghasilkan ungu. Baca informasi pada kemasan pewarna makanan untuk mengetahui jumlah yang tepat. [9] X Teliti sumber
- Jika botol memiliki tutup pipih standar (tidak berbentuk nozel seperti botol minum atlet), buatlah lubang pada tutup dengan paku payung. [10] X Teliti sumber
- Anda juga dapat menggunakan botol pencet dari plastik. Botol semacam ini dapat dibeli di toserba, di bagian peralatan kue atau di toko kerajinan, di bagian jumputan.
-
Pilih warna pertama dan semburkan pada bagian pertama. Letakkan kain di atas nampan atau ember kosong. Semburkan pewarna pada bagian pertama yang telah diikat. Pastikan warna tersebar merata di seluruh bagian tersebut. Oleh karena kaus sudah dibasahi dengan larutan cuka dan air, pewarna akan menyebar dengan cepat. [11] X Teliti sumber
- Pewarna makanan dapat meninggalkan noda pada tangan. Sebaiknya Anda menggunakan sarung tangan plastik saat melakukan langkah ini.
-
Ulangi proses yang sama pada bagian yang telah diikat lainnya. Gunakan satu warna untuk setiap bagian yang diikat. Anda dapat membuat pola acak atau pola tertentu seperti biru-merah muda-biru-merah muda.
- Jika Anda menggunakan satu warna untuk seluruh kain, aplikasikan warna tersebut pada setiap bagian.
-
Terapkan teknik ini pada bagian belakang kain jika perlu. Setelah selesai mewarnai kain, balik gulungan kain dan periksa bagian belakang. Jika Anda melihat bagian yang putih, siram dengan lebih banyak pewarna. Anda dapat menggunakan pola yang sama seperti pada bagian depan atau memilih pola berbeda.
-
Diamkan kain di dalam kantong plastik selama 8 jam. Selama periode ini pewarna akan meresap ke dalam kain. Usahakan untuk tidak memindahkan kantong plastik selama proses ini karena dapat mengacaukan warna. Akan lebih baik jika Anda menempatkan kantong plastik di area yang hangat dan terkena sinar matahari. Dengan begitu, panas matahari akan membuat warna meresap semakin baik ke dalam kain. [14] X Teliti sumber
-
Keluarkan kain dari kantong plastik dan lepaskan karet gelang. Jika Anda mengalami kesulitan, gunakan gunting. Sekali lagi, pewarna makanan dapat meninggalkan noda pada tangan. Jadi, Anda harus melakukannya dengan mengenakan sarung tangan plastik. Jika Anda harus meletakkan kain di atas permukaan, alasi terlebih dahulu dengan lembaran plastik, kertas lilin, atau foil aluminium sehingga tidak akan meninggalkan noda.
-
Rendam kain dalam larutan gram-air. Campurkan 150 gr garam dan 120 ml air. Celupkan kain ke dalam larutan, kemudian angkat dan peras untuk membuang kelebihan air. [15] X Teliti sumber
-
Bilas kain dengan air bersih dan dingin sampai air bilasan terlihat jernih. Pegang kain di bawah keran, lalu buka. Biarkan air mengalir sampai air bilasan terlihat jernih. Anda juga dapat mencelupkan kain ke dalam ember berisi air, tetapi Anda harus terus mengganti air sampai air bilasan terlihat jernih. [16] X Teliti sumber
-
Biarkan kain mengering. Anda dapat menggantung kain dan membiarkannya kering atau memasukkannya ke mesin pengering untuk mempercepat prosesnya. Panas dari mesin pengering bahkan dapat membantu pewarna menempel lebih baik pada kain. [17] X Teliti sumber
- Ketahuilah bahwa warna akan pudar setelah kaus kering. Ini adalah sifat alami penggunaan pewarna makanan sebagai pewarna.
- Jangan mengeringkan kain dengan mesin pengering jika Anda menggunakan sutra, wol, atau nilon.
-
Cuci kain secara terpisah untuk 3 kali pencucian pertama. Pewarna makanan cenderung meninggalkan noda lebih kuat dibanding pewarna biasa. Warnanya tidak bersifat permanen seperti pewarna tekstil asli. Untuk mencegah pewarna makanan melunturi pakaian yang lain, cucilah kain secara terpisah untuk 3 kali pencucian pertama. [18] X Teliti sumber
Tips
- Tidak disarankan untuk menggunakan kain yang terbuat dari serat kapas, bambu, rayon, dan bahan sintetis (kecuali nilon) untuk teknik pewarnaan ini. [19] X Teliti sumber
- Meskipun pewarna makanan aman untuk dimakan, jangan menanamkan pemikiran pada anak bahwa mengonsumsi pewarna adalah sesuatu yang normal. Ia mungkin mencoba melakukannya dengan pewarna tekstil suatu saat nanti. [20] X Teliti sumber
- Pewarna makanan dapat meninggalkan noda. Jadi, sebaiknya lakukan pekerjaan ini di luar ruangan atau tutupi area kerja dengan plastik/koran. Kenakan pakaian lama atau celemek kerja.
Hal yang Anda Butuhkan
- Kain putih
- Pewarna makanan (1-3 warna)
- Cuka putih
- Garam
- Air
- Mangkuk atau ember
- Karet gelang
- Kantong plastik
- Botol air (satu untuk setiap warna)
- Sarung tangan plastik (opsional tetapi disarankan)
Referensi
- ↑ http://www.pburch.net/dyeing/FAQ/drinkmix.shtml
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=dlB6XJamVg0&feature=youtu.be&t=1m39s
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=dlB6XJamVg0&feature=youtu.be&t=4m20s
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=dlB6XJamVg0&feature=youtu.be&t=4m20s
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=dlB6XJamVg0&feature=youtu.be&t=4m41s
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=dlB6XJamVg0&feature=youtu.be&t=6m56s
- ↑ http://momcaster.com/2016/09/12/tie-dye-food-coloring/
- ↑ http://www.pburch.net/dyeing/FAQ/drinkmix.shtml
- ↑ http://www.pburch.net/dyeing/FAQ/drinkmix.shtml