Unduh PDF
Unduh PDF
Wajar bagimu untuk merasa seolah orang tua tidak mengerti dirimu. Kamu mungkin merasa orang tuamu tidak terbuka terhadap sudut pandangmu. Akan tetapi, orang tua ingin memiliki hubungan yang sehat denganmu. Mengekspresikan diri secara sopan dapat membantu mereka untuk memahamimu dengan lebih baik. Rencanakan sebelumnya ketika mendiskusikan subjek yang sulit, bersikaplah yang sopan ketika menjelaskan sudut pandangmu, dan carilah berbagai cara untuk melanjutkan dialog terbuka hingga masa yang akan datang.
Langkah
-
Tuliskan semua perasaanmu. Berusaha menjelaskan masalah yang kamu hadapi kepada orang tua bisa jadi sulit. Menuliskan perasaanmu terlebih dahulu dapat sangat membantu. Langkah ini membantumu mengetahui apa yang ingin kamu katakan, memungkinkan dirimu untuk melakukan percakapan yang produktif dan efektif.
- Untuk memulai, cukup tuliskan apa yang kamu rasakan. Apakah kamu kesal karena sebuah perdebatan yang baru saja terjadi dengan orang tua? Apakah kamu merasa seolah orang tua tidak menghormati atau memahami kamu seperti yang seharusnya? Jelaskan perasaanmu secara terperinci, dan juga buatlah catatan mengapa kamu merasakannya. [1] X Teliti sumber
- Kamu juga harus mengeluarkan segala kemarahan yang ada melalui tulisan. Melakukan percakapan dalam keadaan marah bisa merusak suatu percakapan yang sehat. Menuliskan semua amarah yang kamu rasakan terlebih dahulu daripada mengekspresikannya belakangan merupakan ide yang sangat bagus.
- Berusahalah untuk menemukan cara terbaik guna mengutarakan perasaanmu. Selagi kamu menulis, baca kembali kata-kata susunanmu. Lihat apakah ada cara untuk memelintirnya sehingga kamu dapat membuat kata-kata itu lebih mudah dimengerti. Langkah ini dapat membantumu ketika sedang duduk bersama dan mengonfrontasi orang tuamu. [2] X Teliti sumber
-
Pertimbangkanlah apa yang ingin kamu dapatkan dari percakapan tersebut. Kamu harus mempertimbangkan apakah tujuan akhir percakapan ini. Apakah kamu ingin orang tuamu meminta maaf? Apakah kamu ingin mereka melakukan sesuatu secara berbeda di saat berikutnya? Sebuah percakapan yang sulit harus memiliki sejenis tujuan akhir. Pastikan kamu sudah mempertimbangkan hal ini sebelumnya.
- Untuk permulaan, kamu mungkin ingin orang tua sekadar mengerti alasanmu atas suatu keputusan. Kesenjangan generasi dapat menyebabkan kesalahpahaman di antara anak-anak dan orang tua mereka. Berbagai hal berubah seiring berjalannya waktu, dan norma-norma budaya biasanya berbeda bagimu dibandingkan ketika orang tuamu masih seusia dirimu. Penting bagimu untuk membuat orang tua mengerti tentang bagaimana kamu dibentuk oleh perkembangan zaman. [3] X Teliti sumber
- Akan tetapi, kamu sebaiknya menyasar sesuatu yang lebih spesifik. Mungkin kamu meminta izin untuk melakukan sesuatu, seperti menghadiri sebuah pesta. Mungkin kamu meminta dukungan atau bimbingan di sekolah atau kehidupan sosial. Usahakan untuk mempertimbangkan apa yang kamu minta, dan cara terbaik untuk membuat permintaan tersebut. Misalnya, mungkin orang tuamu akan berpikir alasanmu ingin memperpanjang jam malam agar bisa menghadiri pentas seni sekolah adalah remeh. Akan tetapi, mungkin kamu sudah menginjak tahun terakhir di sekolah dan acara ini akan menjadi salah satu dari malam-malam terakhir yang bisa kamu habiskan bersama teman-temanmu sebagai satu kelompok lengkap. Bicarakan tentang kebutuhanmu akan hubungan sosial dan kenangan yang abadi. [4] X Teliti sumber
-
Pilihlah waktu yang bagus untuk bicara. Kapan kamu melakukan perbincangan bisa sama pentingnya dengan cara kamu melakukannya. Pilihlah waktu untuk bicara ketika kamu dan orang tua tidak akan dalam keadaan tertekan atau terbagi perhatiannya. Langkah ini dapat membantu percakapan tersebut berjalan dengan lebih lancar.
- Carilah satu hari dalam seminggu yang bebas dari kewajiban eksternal. Bicara selama 30 menit sebelum ayahmu harus menghadiri pertemuan POMG adalah ide yang buruk, sama seperti jika kamu memilih bicara 15 menit sebelum latihan bola basket. Pilihlah satu hari dalam seminggu saat waktu sore hari semua orang yang terlibat relatif bebas acara. [5] X Teliti sumber
- Pilihlah tempat yang bagus untuk bicara. Kamu tentu tidak ingin memulai percakapan yang sulit di restoran yang berisik dan ramai. Sebagai gantinya, pilihlah untuk berbincang di ruang keluarga. Minimalkan gangguan eksternal. Matikan televisi dan jangan cek teleponmu selama percakapan berlangsung. [6] X Teliti sumber
-
Mulai percakapan itu tanpa ekspektasi. Jika kamu memulai sambil berharap percakapan itu akan berakhir dengan hasil tertentu, kamu bisa merasa kecewa atau frustrasi ketika hasilnya berbeda. Jangan berusaha memperkirakan bagaimana cara orang tuamu akan bersikap. Biarkan semuanya terungkap seperti apa adanya. [7] X Teliti sumber
- Ekspektasi negatif dapat membuatmu memulai percakapan dengan rasa marah. Jika kamu memperkirakan orang tua akan menolak keinginanmu untuk keluar malam saat malam pentas seni, kamu mungkin akan mengikuti percakapan itu dengan rasa marah dan penuh konfrontasi. Hal ini dapat membuat orang tua semakin enggan mendengarkan sudut pandangmu.
- Sebaiknya kamu juga tidak memiliki harapan yang terlalu tinggi. Jika kamu meminta izin untuk tetap di luar rumah sampai jam empat pagi pada malam pentas seni, kemungkinan kecil orang tuamu akan setuju. Berusahalah untuk tidak memaksa agar bisa mendapatkan sesuatu tepat seperti kemauanmu. Ketahuilah sebelumnya bahwa kamu mungkin harus berkompromi pada beberapa hal saat percakapan tersebut. Misalnya, mungkin orang tua akan setuju untuk memperpanjang jam malammu, tetapi hanya sampai pukul satu dini hari, dan hanya jika kamu memberi kabar setiap setengah jam sekali.
-
Pertimbangkanlah sudut pandang orang tua. Sebelum memulai percakapan, pertimbangkan sedikit sudut pandang orang tuamu. Meskipun kamu merasa mereka seolah kejam atau tidak adil, pada akhirnya orang tua hanya menginginkan yang terbaik bagimu. Berusahalah untuk memahami alasan dari aturan-aturan yang mereka buat. Orang tua akan lebih bersedia untuk mendengarkanmu jika kamu menunjukkan kedewasaan dengan mempertimbangkan sudut pandang mereka. [8] X Teliti sumber
- Apakah ada keadaan khusus yang berperan? Misalnya, mungkin kamu punya kakak yang pernah terlibat masalah di masa lalu. Orang tuamu mungkin mengembangkan peraturan yang tegas bagimu untuk mencegahmu mengikuti jalan yang sama dengan sang kakak.
- Ingatlah bahwa menjadi orang tua sangat sulit. Membesarkan anak disertai dengan banyak tekanan yang sulit untuk kamu mengerti jika kamu sendiri belum menjadi orang tua. Berempatilah. Tempatkan dirimu dalam posisi orang tuamu dan bayangkan betapa menakutkan dan sulitnya bagi mereka untuk membesarkan seorang anak dalam dunia yang sering kali berbahaya dan tidak terduga ini. [9] X Teliti sumber
Iklan
-
Tetaplah tenang. Sebelum memulai percakapan, usahakan untuk tetap tenang. Jika kamu masuk ke dalam percakapan itu dalam kondisi marah atau stres, kamu bisa jadi terdorong untuk berteriak dan melawan. Hal ini akan menyulitkan orang tua untuk melihat sudut pandangmu. Tarik beberapa napas yang dalam tepat sebelum percakapan dimulai. Langkah ini akan membantumu memasuki situasi tersebut dengan tenang. [10] X Teliti sumber
-
Bersikaplah yang jelas dan terus terang dengan orang tuamu. Kamu perlu memastikan bahwa dirimu dimengerti. Selagi kamu memulai untuk berusaha mengekspresikan sudut pandangmu, lakukan sejelas dan seterus terang mungkin. Kamu harus memastikan tidak ada informasi yang kabur.
- Jujurlah tentang apa yang ingin kamu diskusikan. Buka percakapan itu dengan menyatakan kekhawatiranmu. Mulailah dengan sesuatu seperti "Aku ingin membicarakan soal malam pentas seni dengan ayah dan ibu. Aku sudah cukup lama memikirkannya dan jam malam pukul 11 terasa terlalu cepat. Ini merupakan acara spesial dan aku ingin ada di luar rumah lebih lama lagi." [11] X Teliti sumber
- Berterus terang. Jika kamu meninggalkan informasi yang samar-samar, hal ini dapat mengurangi kepercayaan mereka. Orang tua akan cenderung tidak melihat sudut pandangmu jika mereka merasa bahwa kamu sudah tidak berterus terang kepada mereka. Berikan semua informasi yang dibutuhkan kepada orang tua. Misalnya, katakan sesuatu seperti "Aku tahu ayah ibu merasa sepertinya Tomi adalah pengaruh buruk bagiku. Dia akan bergabung sebentar dengan kami pada malam itu, tetapi aku yakin aku tidak akan melakukan apa pun yang tidak boleh kulakukan. Jika ada minuman keras atau kegiatan ilegal apa pun, aku berjanji akan segera pulang ke rumah." [12] X Teliti sumber
-
Gunakan pernyataan "Aku". Pernyataan ini adalah cara yang sangat bagus untuk mengekspresikan diri dan membuat orang-orang lain memahami sudut pandangmu. Pernyataan tersebut menekankan perasaan pribadi di atas kebenaran yang objektif. Kamu akan memberitahu orang tua bagaimana perasaanmu karena suatu tindakan atau perilaku tertentu. Dengan begini, orang tua tidak akan merasa disalahkan atau dihakimi oleh pernyataanmu.
- Sebuah pernyataan "Aku" terdiri dari tiga bagian. Dimulai dari "Aku merasa," yang setelahnya segera kamu ikuti dengan menyatakan perasaan. Kemudian, kamu menyatakan tindakan yang menyebabkan timbulnya perasaan tersebut. Terakhir, jelaskan mengapa kamu merasa seperti itu.
- Menyatakan emosimu tanpa pernyataan "Aku" berisiko membuatmu terdengar menghakimi. Misalnya, kamu mungkin terdorong untuk mengatakan sesuatu seperti "Ayah ibu selalu beranggapan bahwa aku akan berakhir sama seperti Sinta. Aku tahu dia gagal di bangku SMA, namun berhentilah memandangku seperti kakakku." Pernyataan ini sudah jelas bersifat konfrontasional dan menunduh. Ini dapat membuat situasi memuncak alih-alih memungkinkan orang tua melihat sudut pandangmu.
- Kamu dapat menyusun ulang sentimen di atas dengan mudah menggunakan pernyataan "aku". Cobalah sesuatu seperti, "Aku merasa telah salah dinilai ketika ayah ibu mengungkit soal kesalahan Sinta dan membuat peraturan bagiku, karena aku berbeda darinya." Hal ini jauh lebih tidak menghakimi. Kamu tidak mengekspresikan rasa marah atau frustrasi, tetapi sekadar menjelaskan bagaimana perilaku orang tua memengaruhi perasaanmu.
-
Dengarkan sudut pandang orang tua. Sama seperti betapa pentingnya bagi orang tua untuk memahamimu, kamu pun harus bersedia untuk mempertimbangkan sudut pandang mereka. Tetaplah tenang dan dengarkan apa yang harus mereka katakan, Bahkan meskipun kamu merasa jengkel dengan tanggapan mereka. [13] X Teliti sumber
- Orang tua mungkin punya berbagai alasan untuk membuat peraturan tertentu bagimu. Meskipun peraturan itu terlihat tidak adil, kamu harus berusaha untuk mengerti. Kalau kamu kebingungan tentang sesuatu, minta orang tuamu untuk mengklarifikasi mengapa mereka merasa seperti itu.
- Bersikaplah sopan. Jangan katakan sesuatu seperti "Kok bisa ayah ibu menyangka aku bakal minum minuman keras hanya karena anak-anak lain minum? Itu nggak masuk akal!" Sebagai gantinya, mintalah klarifikasi dengan tenang. Cobalah sesuatu seperti, "Aku mengerti ayah ibu khawatir kalau anak-anak lain akan memengaruhiku, tetapi selama ini 'kan aku selalu bersikap sangat bertanggung jawab. Bisa jelaskan mengapa ayah ibu tetap merasa ragu?"
-
Hindari berdebat dan mengeluh. Terkadang, orang tuamu benar-benar tidak dapat memahami sesuatu. Meskipun mereka berusaha untuk mendengarkan sudut pandangmu, mereka mungkin akan tetap memegang pendapat mereka dengan cukup teguh. Jika keadaannya seperti ini, hindari berdebat atau mengeluh karena hanya akan memperuncing situasi, membuat kedua belah pihak frustrasi dan semakin membuat orang tua jengkel. [14] X Teliti sumber
- Jika orang tua tidak mendengarkan sudut pandangmu, berusahalah untuk mengakhiri percakapan tersebut. Meskipun kamu mungkin merasa frustrasi, terus mendesak, berdebat atau mengeluh setelah titik tertentu akan bersifat kontraproduktif. Katakan sesuatu seperti, "Maaf, sepertinya kita sama-sama tidak bisa saling memahami. Mungkin kita bisa mengobrol lagi nanti."
- Selalu ada kemungkinan bagi orang tuamu untuk berubah pikiran dalam beberapa hari. Orang tua tidaklah sempurna dan orang tuamu mungkin bereaksi berlebihan terhadap beberapa permintaan atau pernyataan tertentu. Bahkan meskipun kamu hanya berusaha mengekspresikan sudut pandangmu dengan tulus, hal ini dapat disalahpahami sebagai penghinaan atau tuduhan. Jika percakapan itu tidak berlangsung baik, beri waktu beberapa hari. Kemudian dekati orang tuamu lagi. Katakan sesuatu seperti, "Aku tahu kita sudah membicarakan soal malam pentas seni, dan ayah ibu sepertinya tidak suka, tetapi bisakah kita membicarakannya lagi? Hanya ada sedikit hal yang aku khawatir ayah ibu salah paham."
Iklan
-
Carilah jalan keluar yang sama-sama menguntungkan. Intinya adalah membagikan sudut pandangmu untuk menemukan jalan keluar dari suatu masalah. Jika kamu dan orang tua selalu salah paham terhadap satu sama lain, berusahalah untuk menemukan jalan keluar yang saling menguntungkan. [15] X Teliti sumber
- Carilah cara untuk meluruskan miskomunikasi saat hal itu terjadi. Misalnya, mungkin orang tuamu merasa bahwa kamu terlalu sering bermain dengan telepon pintar. Orang tua datang dari generasi yang utamanya berkomunikasi melalui panggilan telepon dan interaksi tatap muka. Mereka mungkin tidak paham fungsi media sosial dan berkirim pesan singkat pada hubungan di masa modern.
- Usahakan untuk mengatakan sesuatu yang orang tuamu suka, "Kali berikutnya ayah ibu melihatku bermain smartphone , pikirkan tetang usiaku. Seumur hidup, sms dan internet selalu menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan teman-temanku. Mungkin terlihat remeh, tetapi sesungguhnya benar-benar tidak berbeda dengan dulu ketika ayah dan ibu menelepon teman-teman sekelas."
- Kamu juga harus bersedia untuk berkompromi. Meskipun mereka ingin kamu untuk memiliki kehidupan sosial yang sehat, mungkin ketika kamu sibuk dengan telepon pintar saat makan malam atau acara keluarga orang tua merasa seolah kamu tidak menikmati waktu bersama mereka. Kamu dapat meminta mereka untuk tidak mempersulitmu dalam menggunakan telepon pintar di waktu santaimu sendiri. Akan tetapi, kamu dapat setuju untuk mengurangi waktu bermain telepon pintar saat di meja makan atau ketika sedang berkumpul dengan seluruh keluarga.
-
Bersabarlah. Perubahan tidak terjadi dalam satu malam. Mungkin orang tuamu butuh waktu untuk mendengar dan memahamimu setelah kamu menjelaskan sudut pandangmu kepada mereka. Jangan mengharapkan mereka untuk berubah dalam satu malam.
- Maafkan orang tua atas berbagai kesalahan kecil. Mungkin mereka sudah setuju untuk tidak terlalu banyak mempertanyakan tentang kehidupan sosialmu, karena kamu sudah membuktikan bahwa dirimu dapat dipercaya. Akan tetapi, mungkin terkadang mereka masih ingin tahu. Berusahalah untuk merelakan fakta bahwa ibumu bertanya tiga kali berturut-turut soal pacar baru dari sahabatmu Lina. [16] X Teliti sumber
- Ingatkan orang tua secara sopan ketika mereka lupa sudut pandangmu. Jika ibumu bertanya mengapa kamu sibuk menggunakan telepon pintar selama satu jam, katakan sesuatu seperti "Maaf Bu, tapi 'kan kita sudah pernah membicarakan soal hal ini. Aku menghabiskan banyak waktu berbicara dengan teman-temanku melalui smartphone . Aku hanya chatting dengan Sofi kok, Bu."
-
Terimalah berbagai peraturan dan tanggung jawab. Meskipun kamu mungkin ingin orang tua memahami sudut pandangmu, kamu tidak bisa berhadap bahwa kamu tidak akan diberi peraturan dan kewajiban yang harus dipatuhi. Wajar bahwa orang tuamu memiliki sejumlah ekspektasi tertentu tentang perilakumu. Berusahalah untuk menghormati ekspektasi-ekspektasi ini.
- Berterus teranglah tentang apa yang sedang kamu lakukan. Jika kamu akan pergi menonton film di bioskop bersama Ratih, jangan bilang kamu bermain di rumah Ratih pada malam itu. Jika orang tua ingin kamu melapor kepada mereka sesekali, hubungi mereka dan atau kirimkan pesan singkat yang memberitahukan kegiatanmu.
- Selesaikan kewajiban apa pun yang kamu miliki. Kerjakan tugas rumah tepat waktu, selesaikan pekerjaan rumah, dan hormatilah orang tuamu.
-
Berbicaralah dengan orang tua secara teratur. Jika kamu mau orang tua memahami kamu, komunikasi aktif adalah kuncinya. Berusahalah untuk bicara kepada orang tua secara teratur. Dengan begini, orang tua akan mengenalimu secara pribadi. Langkah ini akan mempermudah mereka untuk memahami sudut pandangmu.
- Bicaralah setiap hari. Bahkan meskipun hanya obrolan selama 10 menit saat makan malam, komunikasi sangatlah penting. Jika orang tuamu bertanya bagaimana kabarmu hari itu, berusahalah untuk memberikan jawaban yang lebih mendalam alih-alih sesuatu sepeti "lumayan" atau "baik." [17] X Teliti sumber
- Bicarakan tentang berbagai hal sehari-hari. Jika kamu kesulitan untuk memikirkan topik percakapan, cukup bicarakan hal-hal kecil. Bagikan cerita lucu tentang sesuatu yang terjadi di sekolah. Biarkan mereka tahu tentang hal kocak yang dikatakan temanmu Joni waktu istirahat siang. [18] X Teliti sumber
-
Pikirkan tentang gambaran yang lebih besar. Selalu ada gambaran lebih besar yang berperan ketika ada ketidakpuasan atau kesalahpahaman antara dua orang. Apakah hal tentang dirimu yang benar-benar kamu harap bisa dipahami oleh orang tuamu? Bagaimana caramu agar bisa terus menjelaskan hal ini selagi terus melangkah maju? Apa yang dapat orang tua lakukan untuk membantu hubungan kalian berjalan dengan lebih mulus? [19] X Teliti sumber
- Mari kembali pada sebuah contoh yang sudah disebutkan sebelumnya. Kamu ingin orang tuamu untuk mengerti mengapa malam pentas seni penting bagimu. Akan tetapi, pada tingkatan yang lebih dalam kamu ingin mereka dapat lebih mempercayai penilaianmu. Apakah cara-cara yang dapat kamu lakukan untuk menjelaskan hal ini kepada orang tuamu?
- Hal-hal kecil dapat lebih kuat dalam hal membangun kepercayaan. Mulai dari sekarang, mungkin kamu harus memberi tahu tentang berbagai aspek kecil dalam hidupmu kepada orang tua tanpa disuruh. Hal ini dapat membuat mereka tidak cenderung berpikir bahwa kamu menyembunyikan sesuatu. Jika kamu mendapatkan nilai jelek dalam ujian, beri tahu bahwa kamu sudah lalai dan akan berusaha lebih baik lagi di masa depan. Lebih baik mereka mendengarkannya di muka dari kamu sendiri, daripada menerima berita itu dari guru dalam beberapa hari ke depan.
Iklan
Referensi
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2014/11/15/5-ways-to-prepare-for-a-difficult-conversation/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2014/11/15/5-ways-to-prepare-for-a-difficult-conversation/
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/talk-to-parents.html#
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/talk-to-parents.html#
- ↑ http://kidshealth.org/en/kids/talk-parents.html#
- ↑ http://kidshealth.org/en/kids/talk-parents.html#
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2014/11/15/5-ways-to-prepare-for-a-difficult-conversation/
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/talk-to-parents.html#
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2014/11/15/5-ways-to-prepare-for-a-difficult-conversation/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2014/11/15/5-ways-to-prepare-for-a-difficult-conversation/
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/talk-to-parents.html#
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/talk-to-parents.html#
- ↑ http://kidshealth.org/en/kids/talk-parents.html#
- ↑ http://kidshealth.org/en/kids/talk-parents.html#
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/friendship-20/201509/7-ways-make-your-most-difficult-conversations-easier
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-power-slow/201412/how-deal-difficult-conversations
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/talk-to-parents.html#
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/talk-to-parents.html#
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/friendship-20/201509/7-ways-make-your-most-difficult-conversations-easier
Iklan