Unduh PDF Unduh PDF

Shutter speed (kecepatan rana) adalah durasi terbukanya shutter (rana) kamera supaya cahaya bisa masuk melalui lensa ke film atau sensor digital. Kombinasi exposure (pajanan) yang benar—yang terdiri dari shutter speed, lens aperture (bukaan lensa), dan sensitivitas ISO—akan menghasilkan gambar yang terang dan kontras. Shutter speed yang tepat akan memberikan Anda foto indah yang Anda inginkan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Memahami Dasar-Dasar tentang Shutter Kamera

Unduh PDF
  1. Shutter adalah bagian kamera yang menghalangi cahaya masuk ke sensor. Ketika kamera mengambil gambar, shutter terbuka dengan cepat untuk memapar sensor kamera kepada sejumlah cahaya yang terkendalikan. Shutter kemudian kembali menutup untuk menghalangi cahaya. [1]
    • Shutter speed adalah lama waktu shutter terbuka. Ini berarti lamanya waktu sensor kamera melihat pemandangan yang hendak dipotret. Biasanya, durasi waktu ini hanyalah sepanjang sepersekian detik.
  2. Shutter speed diukur dalam bentuk pecahan, mulai dari 1/80000 sampai beberapa detik lamanya. Kecepatan 1/60 ke atas biasanya adalah kecepatan yang paling sering digunakan.
    • Kecepatan di bawah 1/60 bisa membuat guncangan kamera, yang menyebabkan gambar terlihat kabur. Anda akan memerlukan tripod (kaki tiga) jika Anda ingin menggunakan shutter speed yang lebih lambat. [2]
    • Biasanya hanya angka penyebutnya lah yang tertulis pada kamera. Misalnya, “125” berarti 1/125 detik.
    • Beberapa kamera bisa mengambil gambar dalam detik-detik penuh, misalnya 1, 2, atau 10 detik. Ini digunakan untuk low light photography (pemotretan dengan cahaya yang kurang) dan jika ada banyak gerakan. [3]
  3. Untuk mengetahui shutter speed apa yang harus Anda gunakan di suatu situasi, Anda harus terlebih dahulu memahami mana shutter speed yang cepat dan lambat. Secara umum, 1/60 adalah batas antara cepat dan lambat.
    • Penyebut yang lebih besar dari 60, seperti 1/125, 1/500, atau 1/2000, adalah shutter speed yang cepat. Penyebut di bawah 60, seperti 1/30 dan 1/15 adalah shutter speed yang lambat.
    • Shutter speed sepanjang detik-detik penuh, seperti 1 atau 2 detik, adalah shutter speed yang sangat lambat. [4]
  4. Kebanyakan kamera biasanya mempunyai mode pemotretan yang memprioritaskan shutter speed . Dengan mode ini, Anda tinggal memilih shutter speed berdasarkan gambar yang ingin Anda ambil, sementara kamera akan secara otomatis menyesuaikan aperture supaya Anda mendapatkan exposure yang paling tepat. [5]
    • Di kebanyakan kamera, mode shutter priority dilabeli “S”. Di beberapa kamera, seperti kamera-kamera Canon, mode ini dilabeli “Tv.”
    • Anda bisa memotret dengan menggunakan aperture mode dan membiarkan kamera memilihkan shutter speed untuk Anda, sementara Anda hanya tinggal memilih aperture lensa.
    • Di mode manual, yang dilabeli “M”, Anda harus memilih shutter speed dan aperture . [6]
  5. Focal length lensa Anda bisa menyebabkan guncangan kamera. Karena ini, Anda harus mempertimbangkan focal length Anda ketika memilih shutter speed . Jika Anda punya focal length yang panjang, Anda mungkin perlu menggunakan shutter speed yang lebih cepat. [7]
    • Penyebut pada shutter speed harus setidaknya sama dengan, atau lebih besar, dari focal length . Misalnya, lensa 50mm harus menggunakan shutter speed paling lambat 1/50 detik jika kamera dipegang dengan tangan, sementara lensa 200mm harus menggunakan shutter speed paling lambat 1/200.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Memilih Shutter Speed

Unduh PDF
  1. Hal paling utama ketika memotret adalah bahwa Anda harus menghindari guncangan kamera. Gunakan shutter speed yang lebih cepat untuk menghindari guncangan kamera dan gambar yang kabur. Pilih shutter speed selambatnya 1/60 untuk jenis foto seperti ini. Jika tangan Anda tidak mudah gemetar, 1/30 mungkin juga cukup. [8]
    • Untuk situasi seperti ini, perubahan shutter speed hampir tidak menghasilkan efek apa pun (kecuali tingkat exposure secara umum) kecuali jika benda yang Anda potret tiba-tiba sedikit bergerak, yang bisa menyebabkan gambar kabur sepanjang beberapa piksel. Tetapi bahkan jika ini terjadi, ini hanya akan membuat gambar terlihat sedikit kurang tajam, kecuali jika benda tersebut bergerak cukup banyak sehingga bisa terlihat kabur sepanjang banyak piksel.
    • Jika Anda menggunakan lensa atau kamera dengan teknologi image-stabilizer (stabilisasi gambar), Anda bisa memilih shutter speed satu atau dua tingkat lebih lambat. Anda juga bisa melakukan ini jika Anda memegang kamera Anda dengan hati-hati.
    • Meletakkan kamera Anda di sesuatu yang kokoh, misalnya tripod, bisa mengurangi guncangan kamera, terutama jika Anda memilih shutter speed yang lebih lambat.
  2. Menentukan apakah objek yang ingin Anda potret itu objek diam atau bergerak bisa sangat membantu Anda dalam memilih shutter speed . Jika Anda ingin memotret sesuatu yang bergerak, Anda butuh shutter speed yang lebih cepat. [9]
    • Gunakan 1/500 untuk foto-foto umum tentang kegiatan sehari-hari, kegiatan olahraga, dan subjek-subjek lain.
    • Gunakan 1/1000-1/4000 ketika memotret subjek yang sangat cepat dan dekat. [10] 1/1000-1/2000 sangat bagus untuk memotret burung-burung. 1/1000 bagus untuk memotret mobil. [11]
  3. Ketika Anda memotret sesuatu yang sedang bergerak, shutter speed yang lambat akan menangkap gerakan tersebut dengan kabur. Ini bisa jadi efek yang sangat bagus untuk foto-foto olahraga dan foto-foto yang melibatkan banyak aksi. Shutter speed yang lambat akan memberikan Anda latar belakang yang kabur.
    • Anda juga bisa menggunakan cara ini untuk menciptakan efek panning , di mana objek Anda akan terlihat diam dengan latar belakang yang terlihat bergerak. Untuk mencapai efek ini, gunakan shutter speed 1/15. [12] Ikuti gerakan subjek Anda sehingga latar belakang dan bukan subjeklah yang bergerak relatif terhadap kamera dan menjadi kabur.
    • Gunakan shutter speed yang lebih lambat ketika Anda memotret air mengalir yang Anda ingin terlihat kabur.
  4. Jumlah cahaya mempengaruhi exposure foto Anda. Sumber cahaya menentukan shutter speed seperti apa yang harus Anda pilih. Kalau Anda membiarkan terlalu banyak cahaya masuk, foto Anda akan jadi terlalu terang. Sebaliknya, kalau Anda tidak membiarkan cukup banyak cahaya masuk ke kamera Anda, foto Anda akan jadi terlalu gelap. [13]
    • Shutter speed yang lebih cepat akan lebih sesuai ketika ada banyak cahaya.
    • Shutter speed yang lebih lambat digunakan pada kondisi kurang cahaya, sehingga lebih banyak cahaya bisa masuk ke kamera dan menerangi foto Anda. [14] Dalam situasi di mana Anda hanya punya sedikit sekali cahaya, Anda mungkin perlu memakai shutter speed selama beberapa detik. [15] Untuk ini, Anda akan memerlukan tripod atau sesuatu yang lain untuk membuat kamera Anda stabil.
    • Shutter speed yang lambat bisa digunakan saat malam. Ini akan memberikan efek garis-garis cahaya, seperti jika Anda memotret mobil atau kembang api. Coba shutter speed 2-30 detik kalau Anda ingin mendapatkan efek seperti ini. [16]
    • Untuk memotret gerakan di area yang gelap, naikkan sensitivitas ISO Anda dan pilih shutter speed yang lebih lambat. Gunakan lampu kilat eksternal. Dikombinasikan dengan shutter speed yang lambat (misalnya 1/250), Anda akan bisa membekukan gerakan. [17]
    Iklan

Tips

  • Setelan ISO mungkin perlu disesuaikan ketika mengambil foto. Setelan aperture juga mungkin perlu disesuaikan.
  • Jika kamera Anda sering mengambil exposure yang salah, meskipun Anda sudah menyetelnya dengan benar dan kondisi pencahayaannya juga normal, mungkin Anda perlu mengganti shutter kamera Anda.
Iklan

Peringatan

  • Jangan pernah menyentuh shutter dengan jari atau meniupnya dengan mulut Anda. Ini bisa menyebabkan kerusakan, atau mengontaminasi shutter Anda sehingga dalam jangka panjang bisa menghasilkan korosi. Jika ada sesuatu yang salah, bawalah ke tempat layanan kerusakan profesional untuk diperbaiki.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 11.758 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan