Unduh PDF Unduh PDF

Ingin memperkenalkan pria yang sudah cukup lama Anda kencani kepada orang tua? Meski tujuan Anda baik, pahamilah bahwa proses yang perlu ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut belum tentu mulus. Untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi, jangan ragu mendiskusikan keinginan tersebut kepada pasangan. Jika pasangan menyetujuinya, pastikan proses perkenalan berlangsung secara kasual agar seluruh pihak lebih mudah untuk saling mendekatkan diri, pun agar keinginan Anda untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan pasangan dapat segera terwujud.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Membangun Ekspektasi Seluruh Pihak

Unduh PDF
  1. Jika sebelumnya Anda sudah pernah memperkenalkan pria yang istimewa kepada orang tua, kemungkinan besar Anda sudah memiliki gambaran mengenai reaksi orang tua ketika diperkenalkan kepada pasangan. Sampaikan hasil pengamatan tersebut kepada pasangan! Misalnya, jangan takut menyampaikan bahwa ayah Anda mungkin akan terus-menerus menatap wajahnya, atau bahwa ibu Anda mungkin akan mengajukan pertanyaan yang memalukan untuknya. [1]
    • Kepada pasangan, Anda bisa berkata, “Mamaku mungkin akan menceritakan hal-hal yang memalukan waktu aku kecil. Nggak usah canggung ya, dia memang begitu,” dan, “Papaku memang kadang-kadang agak kaku, tapi sebetulnya dia baik, kok .”

    Tip: Jangan lupa menyampaikan panggilan yang lebih disukai oleh orang tua Anda. Misalnya, orang tua yang sangat formal dan konvensional mungkin lebih suka dipanggil dengan sebutan “Bapak/Ibu”, sementara orang tua yang lebih modern dan santai umumnya lebih suka dipanggil dengan sebutan “Om/Tante”.

  2. Sejatinya, alur percakapan akan lebih lancar jika pasangan sudah mengetahui beberapa hal terkait orang tua Anda. Oleh karena itu, jangan ragu memberikan informasi terkait hobi, pekerjaan, dan kehidupan sosial orang tua untuk memberikan ide mengenai topik yang bisa dibahas kepada pasangan. [2]
    • Jika ingin, Anda bisa membantu pasangan untuk memikirkan pertanyaan yang spesifik sebelum pertemuan berlangsung. Salah satu pertanyaan yang bisa diajukan oleh pasangan adalah, “Saya dengar Tante suka merajut, ya? Sekarang sedang merajut apa nih , Tante?”
  3. Oleh karena seluruh pihak belum pernah bertemu sebelumnya, tidak ada salahnya menceritakan beberapa hal mengenai pasangan kepada orang tua sebelum pertemuan berlangsung. Tidak perlu memberikan informasi yang terlalu mendetail, tetapi cukup ceritakan beberapa hal terkait pekerjaan dan gaya hidup pasangan untuk memperkaya topik yang bisa diangkat oleh orang tua Anda nantinya. [3]
    • Jika pasangan dan orang tua Anda memiliki minat yang sejalan, jangan lupa menyinggungnya. Misalnya, jika pasangan dan ayah Anda sama-sama suka memancing, sampaikan kesamaan minat tersebut agar ayah Anda bisa memanfaatkannya sebagai topik percakapan.
  4. Jika orang tua Anda cenderung sangat formal atau tradisional, mintalah pasangan untuk mengenakan kemeja dan celana panjang yang rapi. Sebaliknya, jika orang tua Anda cenderung lebih santai, mintalah pasangan untuk mengenakan celana jin dan kaus yang rapi. Yang terpenting, mintalah pasangan untuk mengenakan pakaian yang sepertinya cocok dengan preferensi dan kepribadian orang tua Anda. [4]
    • Jangan meminta pasangan untuk berdadan secara berlebihan. Misalnya, jangan meminta pasangan untuk mengenakan setelan jas lengkap untuk menghadiri acara makan malam yang kasual.
    • Cobalah berkata, “Aku tahu kamu kepingin menciptakan kesan yang baik di depan orang tuaku. Mungkin kamu mau pakai salah satu kaus terbaikmu untuk acara makan malam nanti? Mereka pasti akan menghargainya.”
  5. Dorong pasangan untuk tidak merasa gugup, khawatir, atau ketakutan! Jelaskan betapa besarnya keinginan orang tua Anda untuk mengenalnya, dan sampaikan bahwa mereka sudah mendengar banyak hal yang positif tentangnya. Tegaskan pula bahwa orang tua Anda adalah sosok yang sangat menyenangkan dan pasti akan cocok dengannya. [5]
    • Pahamilah kegelisahan pasangan. Ingat, bertemu orang baru adalah momen yang menegangkan bagi siapa pun, apalagi orang tua Anda adalah sosok yang penting di dalam hubungan Anda berdua dan, tentu saja, dihormati oleh pasangan.
    • Tenangkan pasangan dengan berkata, “Orang tuaku cuma kepingin mengenal pacaku, kok ,” dan, “Mereka kepingin banget ketemu setelah mendengar cerita-ceritaku yang positif tentang kamu!”
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memilih Waktu dan Lokasi Pertemuan yang Tepat

Unduh PDF
  1. Ingat, menemui orang tua Anda sudah menjadi tugas yang cukup berat untuk pasangan. Oleh karena itu, jangan membawanya ke aktivitas yang melibatkan kerabat lain, seperti acara keluarga atau pesta sejenis agar bebannya tidak bertambah. Alih-alih, jadwalkan pertemuan yang bersifat privat agar pasangan dan orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk saling mengenal secara lebih dekat. [6]
    • Metode ini niscaya dapat meredakan ketegangan pasangan, jika ada, saat bertemu dengan orang tua Anda.
  2. Jika ingin memperkenalkan seluruh pihak dalam situasi yang lebih privat, cobalah mengajak pasangan ke rumah orang tua Anda. Jika ingin, bawa hidangan pendamping atau minuman untuk melengkapi masakan orang tua Anda. Percayalah, metode ini akan terasa jauh lebih intim daripada ketika seluruh pihak diperkenalkan di tempat umum. [7]
    • Tawarkan ide tersebut kepada orang tua dengan berkata, “Aku kepingin mengajak pacarku ke rumah nih , Ma/Pa, biar kalian bisa lebih saling mengenal saja. Kalau Mama mau masak, kami boleh bawa minumannya, nggak ?”
    • Usahakan untuk tidak membesar-besarkan pertemuan tersebut. Jadi, daripada mengadakan makan malam keluarga secara meriah yang dapat menambah tekanan, buat saja pertemuan sederhana yang santai.
  3. Pada dasarnya, restoran adalah salah satu lokasi pertemuan yang menguntungkan karena nuansanya sangat netral. Jika ingin melakukannya, Anda bisa membuat reservasi di restoran favorit. Kemudian, datanglah bersama pasangan agar dia tidak perlu datang terlebih dahulu dan melewati momen-momen yang canggung dengan orang tua Anda. [8]
    • Tawarkan ide tersebut dengan berkata, “Daripada Mama dan Papa repot-repot memasak, kita ketemu di restoran favoritku saja, yuk?”

    Tip: Pilih restoran yang disukai oleh seluruh pihak. Dengan demikian, baik orang tua maupun pasangan dapat lebih berfokus untuk saling mengenal alih-alih kepada rasa makanan yang disajikan.

  4. Jika enggan terlalu banyak bercakap-cakap, cobalah mengajak orang tua dan pasangan untuk melakukan aktivitas yang menarik, seperti bermain golf atau boling. Dengan melakukannya, niscaya ikatan di antara Anda, pasangan, dan orang tua dapat terbentuk karena seluruh pihak akan bekerja sama untuk meraih satu tujuan yang sama. [9]
    • Selain itu, oleh karena tidak ada aktivitas yang berlangsung selamanya, seluruh pihak bisa langsung pulang seusai berkegiatan.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menjaga Kelangsungan Percakapan

Unduh PDF
  1. Awali proses interaksi dengan menyebutkan nama pasangan kepada orang tua, begitu pula sebaliknya. Pastikan pula semua orang mengeja nama satu sama lain dengan benar agar tidak timbul kesalahpahaman. [10]
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Ma, Pa, ini pacarku, Zack. Zack, ini orang tuaku, Om Angger dan Tante Diana.”
  2. Ingat, Andalah satu-satunya yang memiliki informasi terbanyak mengenai semua orang di dalam ruangan. Oleh karena itu, berusahalah untuk melibatkan semua orang di dalam percakapan dengan menanyakan hobi dan keseharian pasangan maupun orang tua Anda. [11]
    • Awali percakapan dengan berkata, “Papa kemarin naik gunung apa, sih ? Aku sama Zack juga suka naik gunung bareng , lho .”
    • ”Eh Ma, ada buku bagus apa ya, akhir-akhir ini? Aku baru selesai baca buku yang bagus banget ! Mau aku ceritakan, nggak ?”
    • ”Zack ini maniak komputer, lho . Mau tanya-tanya soal komputer ke dia, nggak ?”

    Tip: Tidak perlu mengkhawatirkan jeda yang sesekali muncul. Toh Anda pun akan merasa canggung saat bertemu orang baru, bukan?

  3. Mengizinkan orang tua untuk mengajukan pertanyaan kepada pasangan memang tidak mudah. Namun, selalu ingat bahwa tujuan Anda adalah membantu seluruh pihak untuk lebih saling mengenal, dan membiarkan orang tua untuk menanyakan aktivitas sehari-hari pasangan berikut tujuannya dalam hidup adalah salah satu langkah yang perlu ditempuh untuk mencapai keinginan tersebut. Yang terpenting, pastikan Anda selalu siap untuk mengubah topik jika orang tua mulai mengajukan pertanyaan yang kurang pantas dan membuat pasangan merasa kurang nyaman]. [12]
    • Pertanyaan seperti, “Kamu biasanya ngapain kalau sedang nggak sibuk?” dan "Tujuanmu sekolah apa, sih ?” masih tergolong pantas untuk ditanyakan. Namun, pertanyaan seperti, "Berapa orang yang pernah kamu kencani sebelumnya?" dapat membuat pasangan merasa tidak nyaman sehingga harus dihindari.
    • Ucapkan kalimat seperti, “ Kayaknya dia nggak perlu menjawab itu sih , Ma. Gimana kalau kamu menceritakan pekerjaan barumu saja?”
  4. Jika ada topik spesifik yang kerap menjadi bahan perdebatan Anda dan orang tua, seperti soal agama dan politik, jangan mengangkatnya! Alih-alih, berfokuslah pada topik yang ringan dan menarik untuk diperbincangkan oleh semua orang. [13]
    • Berpeganglah pada topik seperti hobi, pencapaian hidup, atau cerita liburan yang menyenangkan.
    • Misalnya, Anda bisa mengawali percakapan dengan berkata, “Liburan kami ke Eropa kemarin menyenangkan sekali, lho ! Mama sama Papa mau lihat foto-fotonya, nggak ?” atau, “Eh, minggu lalu Mama sama Papa pergi ke pantai, kan? Seru, nggak ?”
  5. Oleh karena orang tua dan pasangan Anda baru saja bertemu, jangan meninggalkan mereka dalam waktu yang terlalu lama agar mereka tidak kehabisan topik untuk dibicarakan, atau bahkan terjebak dalam situasi yang kurang nyaman. Jika harus pergi ke dapur atau mengambil minuman, cobalah mengajak pasangan untuk mengikuti dan membantu Anda. [14]
    • Lantas, bagaimana jika Anda harus buang air kecil? Silakan melakukannya, tetapi jangan menghabiskan terlalu banyak waktu di kamar mandi, ya!
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.084 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan