Unduh PDF Unduh PDF

Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Jika gejolak tersebut juga sedang kamu alami, kemungkinan besar kamu tidak akan tahu harus bersikap seperti apa di sekitar orang tersebut, bukan? Nah, pada saat inilah peran orang tua, terutama ibumu, diperlukan. Seorang ibu selalu memiliki kekuatan untuk membantu anaknya menyikapi hadirnya perasaan yang menyulitkan. Selain itu, ibumu juga bisa menentukan berbagai aturan dasar dalam berkencan yang bisa menjadi panduanmu di kemudian hari. Awali percakapan dengan mencari waktu dan tempat yang tepat. kemudian, dengarkan dan hargai apa pun yang diucapkan oleh ibumu setelahnya. Jika muncul konflik di tengah-tengah percakapan, berusahalah untuk menyikapinya dengan bijaksana. Ingat, marah atau bersikap defensif hanya akan menghambat kelancaran percakapan!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memulai Percakapan

Unduh PDF
  1. Rasa gugup dan canggung ketika harus menceritakan topik yang sangat privat kepada orang tua sejatinya tidak akan bisa kamu hindari. Selain itu, kamu pun mungkin khawatir menerima omelan atau kemarahan dari ibumu. Namun, berusahalah untuk tetap relaks dan terkontrol! [1] [2]
    • Sangat wajar kok , jika kamu merasa gugup dan canggung saat harus memasuki topik tersebut. Namun, pahamilah bahwa ibumu sudah bersamamu sejak kamu bernapas untuk pertama kalinya di dunia ini. Artinya, kemungkinan besar dia bisa memberikan nasihat yang istimewa dan bermanfaat untukmu! Lagi pula, sebagian besar orang tua akan merasa senang jika dimintai pendapat oleh anak-anaknya. Oleh karena itu, manfaatkan momen ini untuk mendekatkan diri kepada ibumu, ya!
    • Kemungkinan besar, ibumu juga pernah menyukai seseorang sewaktu muda. Artinya, dia pasti memahami perasaanmu dan mengerti bahwa kamu pun terkadang membutuhkan bimbingan dari orang dewasa. Jadi, jangan pernah ragu untuk menceritakan situasimu kepadanya!
    • Ingat, ibumu mungkin akan terlihat cemas atau khawatir selagi mendengar pengakuanmu. Selain itu, dia pun mungkin akan menyuarakan berbagai kekhawatiran dan pertanyaan yang terpendam. Jangan menganggap reaksi tersebut sebagai penolakan karena ibumu pasti hanya ingin memastikan kondisimu selalu aman dan bahagia.
  2. Pertama-tama, pastikan ibumu tidak sedang sibuk atau kurang fokus. Kemudian, cari lokasi yang juga sejalan dengan aktivitas ibumu. [3]
    • Jika ingin, kamu bisa mengajaknya mengobrol di tempat umum meski obrolan sejatinya akan lebih mudah dilakukan di lokasi yang privat seperti di kamarmu, atau di ruangan yang minim gangguan dalam rumahmu.
    • Pertimbangkan rutinitas ibumu. Jika ibumu selalu lebih sibuk di hari Rabu dan Kamis malam, jangan mengajaknya mengobrol pada waktu tersebut. Alih-alih, pilih waktu di akhir pekan ketika ibumu biasanya tidak ke mana-mana.
  3. Menyusun perencanaan sebelum menginisiasi percakapan dapat menekan rasa stres yang mungkin muncul di benakmu. Oleh karena itu, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk melakukan perencanaan sebelum menghampiri ibumu. [4] [5]
    • Jika ingin, kamu juga bisa menyusun daftar mengenai hal-hal yang akan didiskusikan, pun mengenai emosi yang saat ini sedang kamu rasakan. Kamu juga bisa merangkum perasaan yang muncul di dalam secarik surat atau buku harian, lho !
    • Jika merasa sangat gugup, latih kata-katamu terlebih dahulu di depan kaca dengan suara keras. Meski terkesan bodoh, tindakan tersebut sejatinya sangat diperlukan untuk mempersiapkan dirimu dengan lebih baik!
  4. Dekati ibumu dan sampaikan keinginanmu untuk berbicara dengannya. Jika dihantui oleh rasa gugup, cobalah menarik napas dalam beberapa kali sebelumnya. [6]
    • Tidak perlu mengawali percakapan dengan kalimat yang terlalu kompleks. Alih-alih, cukup sampaikan bahwa kamu ingin mengajaknya mengobrol.
    • Cobalah berkata, “Boleh ngobrol nggak , Bu?” atau “Ada sesuatu yang mau aku ceritakan nih , Bu."
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Melakukan Percakapan yang Produktif

Unduh PDF
  1. 1
    Jujurlah kepada ibumu. Jangan pernah menyimpan informasi apa pun darinya! Ingat, kamu ingin membangun hubungan yang didasarkan pada kepercayaan dan kejujuran, terutama jika kamu memerlukan izin ibumu untuk berkencan. Oleh karena itu, selalu sampaikan segala sesuatunya dengan jujur agar tidak merusak kepercayaan ibumu. [7]
    • Berceritalah mengenai sosok yang kamu sukai. Ceritakan awal perkenalanmu dengannya dan seperti apa karakternya. Jika ada hal-hal yang sepertinya tidak akan disukai oleh ibumu, tetaplah menceritakannya. Lebih baik ibumu mengetahuinya dari mulutmu daripada menemukannya sendiri seiring berjalannya waktu.
    • Ingat, penolakan ibumu mungkin didasari oleh berbagai alasan. Meski tidak mudah, berusahalah untuk selalu berkata jujur. Hati-hati, berbohong dapat merusak hubunganmu di kemudian hari, lho ! Oleh karena itu, jika ada hal-hal yang kemungkinan tidak disukai oleh ibumu, cobalah berkata, “Aku tahu Ibu mungkin tidak suka mendengar ini, tapi sebetulnya Mason dua tingkat di atasku."
  2. Mengeluarkan kata-kata tersebut memang sulit, tetapi berusahalah untuk tetap tenang dan terkontrol. Jelaskan perasaanmu perlahan, lalu jelaskan pula alasan di balik munculnya perasaan tersebut. Percayalah, berkata jujur selalu merupakan opsi yang terbaik! [8]
    • Tarik napas dalam-dalam jika rasa gugup mulai muncul. Kemudian, cobalah berkata, “Eh Bu, akhir-akhir ini aku selalu memikirkan Mason, nih . Sepertinya aku naksir dia, deh ."
    • Sejatinya, percakapan akan berlangsung dengan lebih lancar jika kamu tidak memberikan celah kepada ibumu untuk menebak-nebak. Dengan kata lain, langsung akui perasaanmu tanpa berbelit-belit.
  3. Jika berpikir bahwa ibumu lupa rasanya menjadi muda, pahamilah bahwa pemikiran tersebut sejatinya kurang tepat. Oleh karena itu, meski kata-kata ibumu terdengar kurang menyenangkan di telingamu, tetaplah mendengarkannya dengan baik. [9]
    • Jika kamu tidak menyepakati kata-katanya, cobalah memahami perspektifnya. Mungkin, orang yang kamu sukai adalah seniormu di sekolah. Alhasil, usia yang lebih dewasa dan pengalaman yang mungkin lebih kaya tersebut membuat ibumu lebih waspada. Selain itu, dia mungkin juga mengkhawatirkan perasaanmu. Jika tahun depan orang tersebut lulus, kemungkinan besar kamu akan ditinggalkan dengan rasa sakit hati yang mendalam.
    • Dengarkan kata-katanya semampumu. Jangan menyelanya, sekalipun ibumu mengucapkan sesuatu yang kurang nyaman untuk didengar.
  4. Dalam banyak kasus, anak-anak dan orang tua kerap memiliki pandangan yang berbeda mengenai aktivitas berpacaran. Oleh karena itu, cobalah mengidentifikasi aturan berpacaran yang diterapkan oleh ibumu. Perhatikan kata-katanya dengan baik agar tidak ada kesalahpahaman yang terjadi di antara kalian. [10]
    • Jika kamu masih duduk di bangku SMP, kemungkinan besar orang tuamu belum mengizinkanmu untuk berpacaran. Sekalipun diizinkan, kemungkinan besar mereka akan menerapkan aturan yang sangat ketat untukmu. Misalnya, kamu hanya boleh berpacaran di acara sekolah, seperti pesta dansa dan kompetisi olahraga, dan tidak boleh pergi berpacaran berdua tanpa pengawasan.
    • Jika kamu masih duduk di bangku SD, wajar jika orang tuamu menentang keinginanmu untuk berpacaran. Meski keputusan tersebut membuatmu kesal, pahamilah bahwa ibumu melakukannya demi kebaikanmu sendiri. Lagi pula, kamu masih berusia sangat muda dan memiliki banyak hal yang harus dikejar atau diwujudkan.
  5. Pada titik ini, kamu dan ibumu mungkin belum bersepakat soal aktivitas berpacaran, terutama karena ibumu mungkin menerapkan aturan yang sangat ketat dengan alasan budaya, agama, atau personal. Jika situasinya demikian, cobalah berkompromi dengannya. [11] [12]
    • Misalnya, tanyakan apakah kamu diizinkan untuk bepergian dengan lawan jenis di bawah pengawasan orang lain. Misalnya, kamu dan dia bisa menghabiskan waktu di dalam rumah, atau bahkan pergi ke tempat umum yang ramai akan orang.
    • Atau, tanyakan pula apakah kamu diizinkan untuk sekadar berteman baik dengan orang tersebut. Mungkin, orang tuamu tidak akan keberatan jika kamu hanya berteman baik, alih-alih berpacaran, dengan orang tersebut.
  6. Jika ingin mencoba untuk mulai aktif secara seksual, cobalah mendiskusikannya dengan ibumu terlebih dahulu. [13] Meski kamu hanya penasaran dengan topik tersebut dan tidak benar-benar ingin mendalaminya, tetaplah mendiskusikannya dengan ibumu. Kemungkinan besar, dia tidak akan kesulitan menjawab pertanyaanmu, atau bahkan terkesan dengan kesediaanmu untuk menyinggung topik tersebut di hadapannya.
    • Cobalah berkata, “Aku kepikiran untuk mulai aktif secara seksual deh , Bu. Tapi aku punya beberapa pertanyaan. Boleh minta bantuan Ibu untuk menjawabnya, nggak ?” atau, “Aku nggak berencana aktif secara seksual, sih , tapi ada beberapa hal yang kepingin aku tanyakan soal itu. Boleh nggak , aku tanya ke Ibu soal seks?”
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyikapi Konflik

Unduh PDF
  1. Kemungkinan besar, orang tuamu akan menerapkan aturan yang berbeda untuk setiap anaknya, terutama karena semua anak adalah individu yang berbeda. Misalnya, jika kamu memiliki kakak laki-laki, kemungkinan besar dia sudah diizinkan untuk berkencan sementara kamu belum mendapatkan keistimewaan tersebut. [14]
    • Jangan bersikap defensif. Jangan berkata, “ Kok Mark boleh pacaran tapi aku enggak , sih ?" Sikap tersebut terlihat argumentatif dan hanya akan membuat ibumu semakin frustrasi.
    • Sebisa mungkin, jangan menyinggung saudara kandungmu di setiap proses diskusi. Alih-alih, berfokuslah pada hubunganmu dan ibumu.
  2. Sejatinya, sikap tersebut hanya akan membuatnya frustrasi. Jika ibumu tidak bersedia berkompromi, cobalah melupakannya untuk sementara dan melanjutkan hidup. [15]
    • Berdebat tidak akan membuat situasinya membaik! Meski merasa ibumu bersikap tidak adil, mengajaknya beradu argumentasi hanya akan membuatnya semakin kesulitan mencerna pendapatmu. Alih-alih, dia justru akan merasa semakin frustrasi karena kamu terlihat tidak mampu bersikap dewasa. Alhasil, aturan yang diterapkannya pun mungkin akan semakin ketat!
    • Alih-alih mendebat, cobalah bersikap lebih dewasa dengan berkata, “Oke, walaupun nggak setuju dengan pendapat Ibu, aku akan tetap menghargainya." Di kemudian hari, cobalah kembali mengangkat topik tersebut dan amati apakah ibumu telah berubah pikiran.
  3. Berkompromi memang memungkinkan, tetapi kamu tetap perlu mengukur ekspektasi orang tua. Misalnya, jika orang tuamu sangat religius dan benar-benar melarang aktivitas berpacaran, tentu saja kamu tidak bisa mengharap mereka untuk benar-benar mendobrak batasan tersebut. Alih-alih, cobalah mencari cara yang lebih realistis untuk membuat situasinya lebih nyaman bagi seluruh pihak. [16]
    • Tunjukkan kedewasaanmu. Misalnya, kamu bisa berkata, “Sepertinya pendapat kita untuk masalah yang satu ini memang berbeda. Menurut Ibu, apa langkah yang harus kita tempuh untuk mendapatkan solusi?"
    • Identifikasi ada atau tidaknya cara untuk sedikit membengkokkan batasan atau aturan tersebut. Misalnya, jika kamu masih berusia 13 tahun dan baru diperbolehkan untuk berpacaran pada usia 16 tahun, cobalah memintanya menurunkan standar usia ke angka 14 atau 15.
  4. Sayangnya, kemungkinan bahwa kamu dan ibumu tidak menyukai sosok yang sama akan selalu ada. Jika harus menghadapi situasi semacam itu, lakukan hal-hal di bawah ini untuk menyikapinya. [17]
    • Belajarlah memahami sudut pandang ibumu. Ingat, kamu dan ibumu berasal dari generasi yang berbeda sehingga tentu saja, memiliki pola pikir dan nilai hidup yang juga berbeda. Jika dia mengkritik orang yang kamu sukai, jangan berbalik mengkritik pandangannya!
    • Pada saat yang bersamaan, jangan pula membela salah satu pihak. Tidak ada salahnya kok , menyukai seseorang yang tidak bisa diterima oleh orang tuamu. Faktanya, seluruh hubungan romantis, terutama yang terjalin di usia muda, bisa datang dan pergi begitu saja. Oleh karena itu, tidak perlu memberikan reaksi yang terlalu kaku atau agresif. Alih-alih, cukup sahkan perasaan ibumu tanpa perlu mengabaikan rasa sukamu terhadap orang tersebut.
  5. Percayalah, tindakan tersebut sangat tidak bijaksana, terutama karena orang tua mana pun pasti ingin mengenal sosok yang dikencani oleh anaknya dan kemungkinan besar, mereka akan marah jika mengetahui rahasia tersebut. Meski orang tersebut tidak disetujui oleh ibumu, tetaplah menyampaikan perasaanmu dan keinginanmu untuk mengencaninya. [18]
    Iklan

Tips

  • Tanyakan pengalaman cinta pertama ibumu. Kemungkinan, dia memiliki pandangan yang bermanfaat mengenai cara menyikapi perasaan tersebut.


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.161 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan