PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks (usus buntu). Apendisitis adalah kondisi paling umum pada kehamilan yang membutuhkan tindakan operasi “sebagai obatnya”, [1] dan terjadi pada 1 dari 1000 kehamilan. Wanita hamil biasanya mengalami apendisitis pada dua triwulan pertama periode kehamilan; namun, dapat juga terjadi pada triwulan terakhir. Segera kunjungi dokter jika khawatir mengalami apendisitis pada masa kehamilan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengenali Gejala Apendisitis

PDF download Unduh PDF
  1. [2] Gejala-gejala tersebut termasuk:
    • Rasa sakit pada perut, biasanya mulai di bagian tengah dekat pusar dan perlahan berpindah ke sisi kanan dalam beberapa jam (ini adalah gejala paling dikhawatirkan yang cenderung menunjukkan adanya apendisitis)
    • Mual dan/atau muntah-muntah (melebihi mual yang mungkin dialami karena kehamilan)
    • Demam
    • Nafsu makan berkurang. [3]
  2. Gejala apendisitis yang paling akurat adalah rasa sakit/nyeri yang mulai memudar di dalam dan sekitar pusar, kemudian berpindah ke sisi kanan dan terasa makin kuat setelah beberapa jam. [4]
    • Nyeri apendisitis “klasik” terletak pada dua per tiga dari jarak antara pusar dengan tulang pinggul (bagian ini disebut dengan Titik McBurney). [5]
    • Jika menderita apendisitis dan mecoba berbaring ke sisi kanan tubuh, Anda akan merasakan nyeri yang lebih hebat. Selain itu, nyeri juga terasa saat berdiri ataupun bergerak.
    • Sebagian wanita merasakan sakit ketika berdiri karena mengalami gangguan round ligament (sesuatu yang dapat terjadi selama periode kehamilan) yang terlalu meregang. Namun, nyeri karena round ligament akan berhenti setelah beberapa saat. Di sisi lain, nyeri pada apendisitis tidak akan menghilang, jadi ini merupakan cara yang tepat untuk membedakan keduanya.
  3. Ketahuilah bahwa Anda mungkin akan merasakan nyeri yang semakin kuat pada tubuh jika berada di triwulan kehamilan yang ketiga. Wanita yang tengah mengandung selama 28 minggu atau lebih akan merasakan nyeri tepat di bawah sisi kanan tulang rusuk terendah. Hal ini disebabkan karena apendiks berpindah ketika bayi dan rahim tumbuh membesar. Alih-alih terletak di bawah pusar dan di sebelah kanan pinggul (Titik McBurney), apendiks akan bergerak ke atas perut sehingga terdorong tepat di bawah sisi kanan tulang rusuk. [6]
  4. Seperti yang diketahui, muntah-muntah dan kehamilan saling berkaitan. Namun, Anda akan merasakan nyeri terlebih dahulu dan kemudian muntah (atau mual dan muntah-muntah lebih parah dari sebelumnya) ketika menderita apendisitis. [7]
    • Selain itu, mual dan muntah-muntah cenderung mengindikasikan kondisi medis lainnya, seperti apendisitis, jika berada pada fase lanjut dalam periode kehamilan (setelah tahap muntah-muntah di awal kehamilan berlalu). [8]
  5. Demam ringan biasanya timbul ketika mengalami apendisitis. Demam ringan yang tidak diiringi gejala lainnya bukanlah penyebab yang perlu dikhawatirkan. Namun, kombinasi antara demam, nyeri, dan muntah-muntahlah yang sebenarnya harus dikhawatirkan. Kunjungi dokter jika mengalami ketiga gejala tersebut secara bersamaan. [9]
  6. Wajah pucat dan berkeringat dapat timbul karena mual dan demam yang dialami ketika apendiks meradang. Anda juga akan kehilangan nafsu makan - hal ini terjadi kepada semua orang yang mengalami apendisitis, baik sedang hamil ataupun tidak.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menjalani Pemeriksaan Fisik

PDF download Unduh PDF
  1. Mengunjungi dokter, terutama pada situasi sulit seperti ini, mungkin terasa menegangkan sehingga lebih baik untuk mengetahui apa yang akan Anda alami terlebih dahulu. Pemeriksaan perut yang akan dilakukan oleh dokter tercantum pada langkah-langkah di bawah ini.
    • Lebih baik mengunjungi dokter di UGD. Apendisitis merupakan suatu kondisi yang harus ditangani dengan cepat, jadi sangat dianjurkan untuk mengunjungi rumah sakit yang dapat segera melakukan pemeriksaan perut jika diperlukan.
  2. Walaupun terasa nyeri, rasa sakit tersebut merupakan satu-satunya cara agar dokter dapat mendiagnosis apendisitis pada wanita hamil, sehingga menyembunyikannya dengan obat-obatan justru akan merugikan diri sendiri.
  3. Kebanyakan orang mengunjungi dokter di UGD ketika khawatir mengalami apendisitis, sehingga waktu tunggu seharusnya tidaklah terlalu lama.
    • Alasan menahan diri untuk makan dan minum sangatlah penting karena kondisi perut yang kosong dibutuhkan guna prosedur tertentu yang akan dilakukan oleh dokter. Selain itu, menahan makan dan minum akan membuat kerja sistem pencernaan menjadi lebih mudah dan mengurangi kemungkinan apendiks pecah, jika pasien memang menderita apendisitis.
  4. Terdapat berbagai macam pemeriksaan yang akan dilakukan dokter guna menentukan penyebab sakit pada perut, untuk mencari tahu apakah pasien menderita apendisitis atau tidak. Pemeriksaan tersebut termasuk menekan daerah di sekeliling perut untuk menemukan bagian yang terasa sakit, selain itu juga menepuk dan menguji “ rebound tenderness ” atau “nyeri lepas tekan” (nyeri setelah tekanan dari tangan dilepaskan). [10]
    • Pemeriksaan perut mungkin akan nampak sia-sia dan membuang waktu, namun ketahuilah bahwa rangkaian ini sangat membantu dokter dalam menetapkan kondisi yang sebenarnya terjadi.
  5. Pemeriksaan ini akan mencari “tanda Obturator ”, yaitu rasa sakit yang terjadi ketika panggul diputar. Dokter akan berpegangan pada lutut dan pergelangan kaki kanan, kemudian menekuk panggul dan lutut seraya memutar kaki ke dalam dan ke luar. Perhatikan nyeri apa pun yang dirasakan pada kuadran kanan bawah perut - beritahukan dokter jika area tersebut terasa nyeri karena hal ini menunjukkan adanya iritasi yang terjadi pada otot obturator , yang merupakan gejala dari apendisitis. [11]
  6. Dokter akan meminta pasien berbaring pada salah satu sisi tubuh, kemudian ia akan menarik kaki seraya menanyakan apakah pasien merasa kesakitan. Tindakan ini disebut dengan “uji Psoas ”, dan indikator apendisitis lainnya yaitu ketika terjadi peningkatan rasa sakit selama pemeriksaan. [12]
  7. Walaupun pemeriksaan melalui dubur tidak berkaitan secara langsung dengan diagnosis apendisitis, banyak dokter dilatih untuk melakukannya sebagai cara mengeleminasi kemungkinan kondisi medis yang lain. Jadi, jangan kaget jika pemeriksaan ini dilakukan ketika menemui dokter. [13]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menggunakan Pemeriksaan Medis untuk Memastikan Diagnosis

PDF download Unduh PDF
  1. Jumlah sel darah putih biasanya meningkat ketika menderita apendisitis. Tetapi pemeriksaan ini tidak telalu berguna pada wanita hamil dibandingkan dengan pasien lain; hal ini disebabkan karena jumlah sel darah putih yang telah meningkat selama masa kehamilan, sehingga tidak selalu mengindikasikan apendisitis. [14]
  2. USG merupakan tes diagnosis “standar emas” untuk apendisitis pada wanita hamil. [15] Prosedur USG menggunakan pantulan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambar dan membantu dokter melihat apakah apendiks mengalami peradangan. [16]
    • Pasien yang datang ke UGD dengan kecurigaan apendisitis pada umumnya memperoleh pemeriksaan CT scan . Namun, kebanyakan dokter lebih memilih USG untuk memeriksa wanita hamil karena tidak berbahaya bagi bayi yang berada di dalam kandungan ibunya. [17]
    • Prosedur USG berhasil mendeteksi sebagian besar kasus apendisitis. [18]
  3. Setelah 35 minggu masa kehamilan, semua tes penggambaran menjadi sulit dilakukan karena ukuran bayi dan rahim yang semakin besar membuat alat tes tidak dapat melihat apendiks dengan jelas. [19]
    • Pada titik ini, dokter mungkin akan menganjurkan prosedur CT scan atau MRI untuk penggambaran apendiks yang lebih jelas, guna melihat apakah memang terjadi peradangan atau tidak. [20]
    Iklan

Tips

  • Semua rasa nyeri atau demam yang tidak dapat dijelaskan selama masa kehamilan harus dievaluasi, atau setidaknya dirundingkan dengan dokter. Klinik ibu dan anak pada umumnya memiliki dokter atau bidan siap siaga yang tersambung dengan layanan telepon selama 24 jam penuh untuk menjawab pertanyaan seputar hal tersebut.
  • Amati gejala dari waktu ke waktu, karena ciri-ciri apendisitis yang paling jelas adalah nyeri perut yang mulai terasa di sekitar pusar dan perlahan berpindah ke sisi kanannya. [21]
  • Tetap tenang dan bawa pasangan ketika pergi ke klinik atau rumah sakit, sehingga mereka dapat mengalihkan pikiran Anda sampai waktunya bertemu dengan dokter.
Iklan

Peringatan

  • Jika mengalami apendiks pecah atau bocor selama triwulan ketiga, tindakan operasi sesar mungkin harus dilakukan untuk memastikan kondisi Anda dan bayi tetap selamat. Pada titik ini, usia bayi sudah cukup matang untuk dilahirkan dan dapat hidup di luar rahim.
  • Pasien apendisitis yang tengah hamil bisa jadi sulit untuk didiagnosis, karena rasa nyeri mungkin tidak timbul pada tempat-tempat biasa.
  • Pergilah ke UGD jika merasakan nyeri tajam yang tidak kunjung memudar. Berkonsultasi mengenai suatu kondisi medis pada dokter merupakan cara terbaik untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Iklan

Referensi

  1. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10535336
  2. http://emedicine.medscape.com/article/773895-clinical# b1
  3. http://www.uptodate.com/contents/acute-appendicitis-in-pregnancy
  4. http://emedicine.medscape.com/article/773895-clinical# b1
  5. Kumar, P., & Clark, M. (2009). Kumar & Clark's Clinical Medicine 7th Edition. Philadelphia: Elsevier Limited.
  6. http://emedicine.medscape.com/article/773895-clinical# b1
  7. D.C. Dutta’s Textbook of Obstetrics, 7th edition. Jaypee publishers. India
  8. http://emedicine.medscape.com/article/773895-clinical#b1
  9. Sabaratnam Arulkumaran , Essentials of Obstetrics, 2nd edition. Jaypee publishers. India

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.526 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan