Rijang atau batu api adalah sejenis batuan sedimen dengan banyak kegunaan. Batu ini dahulu dipakai untuk membuat peralatan sederhana, seperti pisau dan ujung tombak. Rijang sering kali dipakai oleh para petualang untuk membuat api dengan cara menggeseknya ke baja. Mengetahui cara menemukan potongan rijang sangat berguna saat Anda bertualang di alam bebas. Tak peduli apakah Anda ingin mencari batu ini untuk dikoleksi atau memakainya untuk membuat api, mengenali ciri rijang tidak sesulit yang dibayangkan. Namun, batu rijang biasanya hanya ada di tempat yang dahulu pernah menjadi bagian dari lautan. Tumpukan batu kapur menunjukkan keberadaan rijang. Anda tidak akan menemukan batu ini di area Timur Laut Amerika Serikat, tetapi dapat menemukannya dengan mudah di area Tenggara dan Barat Tengah. Kuarsa adalah batuan metamorf yang bisa dipakai untuk memantik api laiknya rijang. Batu akik pun bisa dipakai sebagai pengganti batu rijang.
Langkah
-
Tentukan area pencarian terdekat. Rijang tampaknya sulit ditemukan, tetapi Anda pada umumnya hanya perlu mencari lokasi yang tepat. Di beberapa area, seperti Tuban dan Indramayu, Anda bisa menemukan rijang di sembarang tempat. Hal ini terjadi karena rijang adalah jenis batuan yang keras dan tahan lama sehingga tidak terpengaruh oleh paparan cuaca sekalipun batuan di sekitarnya sudah berubah menjadi tanah. [1] X Teliti sumber
- Anda bisa mencari rijang di sepanjang pinggiran perairan tawar atau di sepanjang bantaran sungai. [2] X Teliti sumber Rijang sangat kuat dan tahan terhadap cairan kimia sehingga benda tersebut tetap bertahan di tanah sekalipun bebatuan karbonat di sekitarnya sudah habis karena erosi. [3] X Teliti sumber Saat sedimen seperti batu kapur dan tanah halus terbawa ke hilir, rijang berukuran kecil akan tersebar di sepanjang bantaran sungai.
- Cobalah mencari di lokasi lain yang dipenuhi beragam varietas batu, seperti area konstruksi atau di jalanan berkerikil. Sering kali, batu untuk keperluan konstruksi diambil dari bantaran sungai di berbagai tempat sehingga Anda mungkin akan menemukan rijang di tempat tersebut. [4] X Teliti sumber
-
Pelajari sejarah di area Anda. Jika Anda tinggal di area yang dahulu ditinggali oleh suku purba, kemungkinan besar ada banyak pecahan rijang di sekitar area Anda.
- Rijang adalah pilihan ideal untuk membuat senjata dan beragam peralatan. Batu ini dapat dibentuk menjadi pedang yang lebih tajam daripada pedang besi karena lebarnya ujungnya hanya terdiri dari beberapa molekul. [5] X Teliti sumber Jika Anda menemukan kepala panah atau batu taham di sekitar area bekas tempat tinggal suku purba, benda tersebut kemungkinan terbuat dari rijang.
-
Carilah tonjolan rijang di batuan berukuran besar. Rijang sering kali menempel sebagai tonjolan kecil di dalam potongan batu kapur atau batu gamping. [6] X Teliti sumber Jadi, selain mencoba mencari rijang utuh, carilah batuan besar yang mungkin mengandung beberapa potongan rijang. Belah batu tersebut dan perhatikan apa yang Anda temukan.
- Perhatikan diskolorasi pada potongan batu gamping. Tonjolan rijang atau batu api biasanya tampak lebih gelap daripada batu gamping. [7] X Teliti sumber Anda bisa menghancurkan tonjolan tersebut dengan beberapa alat untuk mengumpulkan pecahan rijang.
- Siapkan godam dan pecahkan batu berukuran kecil. Jika godam mengeluarkan percikan api saat menyentuh batu, kemungkinan ada rijang atau kuarsa di dalam batu tersebut.
Iklan
-
Perhatikan warna batu. Rijang biasanya berwarna hitam atau abu-abu gelap. Ini adalah satu-satunya perbedaan fisik antara rijang batu api dan rijang pada umumnya. [8] X Teliti sumber Rijang tidak memiliki ciri warna khusus, tetapi warnanya sering kali berupa kombinasi dari beberapa warna, tergantung dari kandungan mineral lain yang ada di batu tersebut. Warna marun, cokelat muda, kuning, putih, atau biru tua adalah warna sering ditemukan pada beragam jenis rijang. Terkadang, warna tersebut menciptakan garis di sepanjang permukaan batu.
- Beberapa jenis batuan kuarsa yang dapat menggantikan rijang adalah karnelian , batu akik, batu darah, giok dan kalsedon. [9] X Teliti sumber
- Kondisi bebatuan di sekitar dapat memengaruhi tampilan rijang. Jika rijang terkubur dalam batu kapur, lapisan patina putih dapat terbentuk di permukaan batu tersebut. [10] X Teliti sumber
-
Carilah rijang dalam berbagai bentuk. Rijang dapat ditemukan di alam, entah dalam bentuk tonjolan di batuan lain atau pecahan dengan sembarang bentuk.
- Tonjolan rijang dapat ditemukan dengan bentuk bundar dan halus di dalam batu kapur atau gamping. Saat Anda menemukan rijang yang menempel di batu kapur, umumnya Anda akan menemukan bekas cangkang kerang di permukaannya. [11] X Teliti sumber
- Carilah bebatuan yang sudah menjadi serpihan laiknya pecahan kaca. Serpihan rijang berbeda dengan kebanyakan kristal. Saat rijang pecah, serpihannya tampak seperti beling dengan ujung yang tajam dan berlekuk. [12] X Teliti sumber
- Selain mencari bagian-bagian rijang yang sudah pecah, cari juga rijang yang sudah dibentuk menjadi sebuah alat. Rijang lebih mudah dibentuk daripada batuan lainnya sehingga banyak orang di masa lalu memakainya untuk membuat senjata dan beragam peralatan. Terkadang, rijang memiliki pinggiran yang tampak sedikit pecah atau meruncing. Ini menunjukkan batu tersebut pernah dipakai sebagai sebuah alat.
-
Carilah kilap di permukaan batu. Rijang biasanya memiliki kilap natural seperti ujung pensil. Jika batu tersebut rusak, warnanya akan tampak pucat dan terasa seperti lilin saat disentuh. Anda biasanya dapat menggosok atau menghaluskan permukaan batu dengan ampelas untuk menampilkan bagian yang lebih berkilat.
-
Periksa tingkat kekerasan batu. Jika Anda memiliki botol kaca, cobalah untuk menggesekkannya ke pinggiran rijang. Jika kaca pada botol tergores, batu tersebut memiliki tingkat kekerasan yang sama dengan rijang.
- Berhati-hatilah saat menggoreskan batu ke kaca. Sebaiknya pakailah sarung tangan untuk melindungi diri.
-
Siapkan sebuah benda berbahan baja karbon dan pukulkan ke rijang. Jika ada percikan api yang keluar setelah beberapa percobaan, benda tersebut kemungkinan adalah rijang.
- "Percikan api" yang keluar pada kenyataannya adalah pecahan kecil dari baja yang lepas dari permukaan pemukul. Eksposur mendadak ke udara menciptakan oksidasi kilat sehingga pecahan besi memproduksi panas yang lebih besar daripada yang bisa dikeluarkan. Percikan api tersebut adalah serpihan besi yang menyala setelah terekspos ke udara. [13] X Teliti sumber
- Jika pinggiran batu kurang tajam, Anda mungkin perlu menajamkannya sebelum melakukan pengetesan untuk mengeluarkan percikan api. Jika ingin memeriksa bagian dalam sebuah batu, pukulkan batu berjenis sama dengan ukuran yang lebih besar untuk memecah bagian tertipis dari ujung batu berukuran lebih kecil.
- Saat memukul rijang dengan metal, pastikan batu tersebut kering karena batu yang lembap tidak akan memproduksi percikan api.
- Batuan lain, seperti kuarsa yang memiliki tingkat kekerasan 7 dalam skala Mohs dapat menciptakan percikan api saat dibenturkan ke metal karbon. Jika Anda sedang mencari batu yang dapat dipakai untuk memantik api, pelajarilah jenis batuan lain yang dapat memberi hasil serupa.
Iklan
Tips
- Pakailah pisau berbahan baja karbon untuk mengetes rijang karena pisau berbahan besi antikarat tidak akan mengeluarkan percikan api.
Peringatan
- Anda sebaiknya memakai sarung tangan kain atau sarung tangan kulit saat mencari rijang. Tangan Anda akan mudah kotor dan bagian yang tajam pada batu atau pecahannya dapat melukai Anda.
Referensi
- ↑ http://mdc.mo.gov/conmag/1998/02/common-dirt?page=full
- ↑ http://geology.com/rocks/flint.shtml
- ↑ http://www.britannica.com/science/chert
- ↑ http://www.flintknappingtools.com/where_flint.html
- ↑ http://survivaltopics.com/flint-and-steel-what-causes-the-sparks/
- ↑ http://geology.com/rocks/flint.shtml
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=hpN5UGAWfuM
- ↑ http://www.pitt.edu/~cejones/GeoImages/1Minerals/2SedimentaryMineralz/Quartz.html
- ↑ http://www.secretsofsurvival.com/survival/tinder-kindling-start-a-fire.html