Unduh PDF Unduh PDF

Membangun hubungan yang menyehatkan dengan seseorang memang tidak mudah. Selain memerlukan waktu, proses, komitmen, dan dedikasi yang tidak sedikit, Anda juga dapat menyalahpahami konsep batasan yang beralasan jika tidak memiliki acuan mengenai tingkat perhatian dan kasih sayang yang layak. Mengenali gejala ketergantungan yang berlebihan memang sulit, tetapi cobalah melakukannya lewat kacamata yang objektif dan berfokuslah untuk mencapai tujuan yang diinginkan demi mempermudah prosesnya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Mengevaluasi Perasaan

Unduh PDF
  1. [1] Seseorang yang memiliki masalah ketergantungan cenderung ingin mengekspresikan emosinya secepat mungkin, terutama karena benaknya dipenuhi ketakutan ditinggalkan atau diabaikan oleh lawan bicaranya. Misalnya, Anda mungkin pernah mengungkapkan cinta pada kencan kedua atau ketiga kepada seseorang, dan bahkan mengajaknya menikah saat itu juga.
    • Selain itu, alih-alih mengungkap emosi, Anda mungkin justru akan menceritakan detail yang sangat intim mengenai masa lalu Anda. Misalnya, Anda menceritakan kisah kematian ibu Anda di usia enam tahun kepada salah seorang rekan kerja. Faktanya, informasi personal tersebut tidak layak untuk dibagikan kepada orang-orang yang belum terlalu akrab dengan Anda!
    • Sebelum mengungkap detail atau perasaan yang bersifat personal, pikirkan terlebih dahulu cara Anda untuk merespons komentarnya nanti. Jika merasa situasinya akan canggung, jangan membagi terlalu banyak informasi!
  2. [2] Orang-orang yang memiliki masalah ketergantungan selalu ingin membuat keputusan yang “benar”, yaitu keputusan yang diyakini dapat memuaskan mereka dan membuat mereka berhasil memenangkan perhatian sosok yang spesifik. Jika Anda merasa selalu menggantungkan keputusan yang spesifik, seperti tempat berkuliah atau menu makan siang, kepada orang yang bersangkutan, kemungkinan besar Anda memang terlalu tergantung kepada orang tersebut.
  3. Orang-orang yang memiliki masalah ketergantungan umumnya sangat “menempel” kepada satu orang dan merasa takut kehilangan orang tersebut. [3] Oleh karena itu, cobalah mengidentifikasi ada atau tidaknya perasaan tersebut kepada orang yang bersangkutan. Apakah Anda selalu memikirkan mereka secara berlebihan ketika hubungan sedang terpisah oleh jarak? Apakah Anda selalu menanti-nanti saatnya kembali bertemu dengan mereka? Apakah Anda kerap menunda kepergiannya agar bisa terus menghabiskan waktu dengan mereka? Jika iya, kemungkinan besar Anda memiliki gangguan kecemasan berpisah, yaitu ketakutan ditinggalkan oleh seseorang.
    • Jika Anda terus-menerus mengirimkan pesan teks, menelepon, atau mengunjungi rumah seseorang, kemungkinan besar Anda memang memiliki masalah ketergantungan dan ketakutan akan ditinggalkan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Menganalisis Hubungan

Unduh PDF
  1. [4] Dengan kata lain, identifikasi adanya siklus perubahan emosi, yaitu ketika hubungan Anda dan mereka yang terkesan baik-baik saja tiba-tiba memburuk di akhir hari. Jika situasinya demikian, kemungkinan besar Anda memang sudah terlalu menggantungkan diri kepadanya.
    • Misalnya, hubungan Anda dan mereka mulai terasa baik-baik saja ketika makan siang. Setelahnya, hubungan masih terasa tidak bermasalah ketika Anda dan mereka menyewa kano dan menyusuri sungai bersama untuk menikmati alam. Sepulang dari aktivitas tersebut, Anda dan mereka juga masih duduk bersisian sambil menonton film di rumah. Namun, keesokan harinya mereka memutuskan untuk bertemu dengan teman-teman terdekat dan Anda mulai menangis sambil mengeluhkan perilaku mereka yang dianggap tidak pernah memerhatikan Anda, padahal sebelumnya Anda sudah menghabiskan waktu berjam-jam dengan mereka. Kemudian, Anda bahkan benar-benar melarang mereka untuk menemui orang lain dan menuntut mereka untuk kembali menghabiskan waktu dengan Anda.
    • Selain itu, Anda mungkin juga memaksa untuk menemani mereka ketika bepergian dengan orang lain. Keesokan harinya, ketika Anda kembali menghabiskan waktu berdua dengan mereka, tiba-tiba Anda kembali merasa utuh, penting, dan bahagia.
  2. Proses ini bisa Anda lakukan secara langsung maupun tidak langsung. Jika ingin menanyakannya secara langsung, cobalah mendekati mereka dan bertanya, “Aku terlalu tergantung sama kamu nggak , sih ?” Kemungkinan, mereka akan terkejut dan tertawa atau tersenyum canggung setelahnya. Jika jawaban yang dilontarkan terdengar canggung, kemungkinan mereka memang sedang berbohong ketika mengatakan bahwa pertanyaan Anda tidak beralasan. [5] Jika pengakuan mengenai sikap ketergantungan Anda muncul dari bibir mereka, artinya mereka memang sedang berkata jujur.
    • Jika ingin, Anda juga bisa menggunakan pendekatan lain yang lebih implisit. Secara khusus, pendekatan ini menggunakan pertanyaan yang bertujuan untuk “menggali” informasi seperti, “Menurutmu aku terlalu mendominasi di dalam hubungan kita nggak , sih ?” atau “Menurutmu kita terlalu banyak menghabiskan waktu bersama, nggak ?” Pertanyaan-pertanyaan semacam itu dapat menggiring teman atau pasangan untuk memberikan pengakuan tersirat mengenai ada atau tidaknya potensi ketergantungan yang tidak sehat di dalam diri Anda. Pengakuan tersebut umumnya akan tersirat melalui frasa seperti, “ Enggak sih , tapi …” atau “Hm, menurutku sih …”
    • Misalnya, teman Anda mungkin akan menjawab pertanyaan langsung seperti “Keberatan nggak , kalau aku main ke rumahmu?” dengan tanggapan seperti, “ Enggak sih , tapi kayaknya kita sudah terlalu sering ketemu , ya.” Meski tidak secara eksplisit, sejatinya penolakan tersebut mengindikasikan bahwa ada yang salah di dalam hubungan, dan bahwa Anda memang terlalu tergantung kepadanya.
  3. [6] Jika seorang teman atau bahkan pasangan meminta izin untuk membatasi waktu yang dihabiskannya bersama Anda atau menetapkan batasan yang lebih ketat di dalam hubungan, sejatinya mereka sedang mengatakan bahwa sikap Anda kepada mereka sesungguhnya terlalu posesif. Oleh karena itu, belajarlah mendengarkan bahasa yang mereka gunakan untuk mengekspresikan kekesalan atau ketidaknyamanannya. [7]
    • Apakah teman atau pasangan mengatakan bahwa keberadaan Anda mulai mengganggu mereka? Atau bahwa mereka butuh lebih banyak waktu untuk menyendiri?
    • Apakah teman atau pasangan terlihat menjauhkan dirinya dari Anda?
    • Apakah teman atau pasangan menunjuk perilaku spesifik Anda, seperti ketika Anda mengunjungi rumah mereka pada tengah malam atau terus-menerus menelepon mereka, sebagai bentuk ketergantungan? Apakah Anda merasa perilaku tersebut normal dan bisa diterima?
    • Apakah keluhan yang sama juga Anda dengar dari sahabat atau kerabat yang lain? Jika mereka kerap mengomentari atau mencandai kebiasaan Anda yang selalu bersama dengan seseorang yang spesifik, kemungkinan besar Anda memang memiliki masalah ketergantungan yang serius.
  4. Apakah mereka memiliki tendensi untuk menarik diri dari orang lain atau mengakhiri hubungan dengan tiba-tiba? Apakah mereka merasa meraih kekuatan tertentu setelah mendorong orang lain menjauh? Jika iya, mungkin Andalah yang memengaruhi mereka untuk mendorong Anda menjauh, terutama karena mereka pernah memiliki riwayat dikontrol atau ditolak oleh orang-orang yang mereka sayangi. Alhasil, mereka pun takut menerima penolakan yang sama dari Anda. [8] Jika situasinya demikian, pahamilah bahwa Anda tidak memiliki isu ketergantungan. Alih-alih, orang itulah yang harus mengonfrontasi isu yang mencegahnya untuk mendekatkan diri kepada Anda.
    • Misalnya, jika mereka bertumbuh dengan orang tua yang posesif dan sangat mengekang, meski ketika usia mereka sudah dewasa, kemungkinan besar mereka dengan sengaja “mencegah” Anda untuk mendekat karena khawatir akan kembali dimanipulasi dan dikontrol dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh orang tua mereka.
    • Di sisi lain, mereka mungkin justru tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua. Oleh karena kenyamanan dengan hubungan yang membuat pencapaian dan kesuksesan mereka tidak pernah benar-benar diakuilah yang mungkin akan membuat mereka merasa tidak nyaman ketika harus menerima curahan perhatian orang lain.
    • Namun, jangan berasumsi bahwa isu ketergantungan Anda semata-mata mengakar kepada upaya orang lain untuk mendorong Anda menjauh.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mengurangi Rasa Ketergantungan

Unduh PDF
  1. [9] Terkadang, manusia gagal meraih rasa aman dari orang-orang terdekatnya ketika masih kecil. Sering kali, situasi itu terjadi jika orang tua atau walinya tidak bisa dijadikan contoh, memiliki masalah ketergantungan yang tidak sehati, atau membangun hubungan yang tidak stabil. Dengan mengubah ide mengenai hubungan yang sehat, aman dan bisa diterima, niscaya Anda akan terbantu untuk membangun keterikatan yang juga menyehatkan dengan mengacu kepada contoh-contoh yang dibaca.
    • Salah satu buku yang mengangkat keterikatan yang menyehatkan dan didasarkan pada rasa saling menghargai dalam suatu hubungan adalah serial Chicken Soup .
    • Sementara itu, karakter fiksional yang memiliki hubungan pertemanan tanpa ikatan yang posesif bisa ditemukan dalam kisah The Avengers , X-Men , atau Justice League .
  2. [10] Untuk mematahkan rantai ketergantungan, Anda perlu mengalihkan pikiran dengan menjalankan hobi yang sehat dan menyenangkan. Oleh karena itu, jangan ragu berjalan santai di sore hari, bersepeda, atau sekadar membaca buku yang menarik. Apa pun kegiatan yang Anda pilih, lakukan itu tanpa harus ditemani oleh sosok yang membuat Anda merasa tergantung. Dengan kata lain, manfaatkan momen tersebut untuk menemukan minat pribadi dan menjauhkan diri sejenak dari orang yang bersangkutan!
    • Menjalankan hobi akan mengalihkan pikiran Anda dari orang tersebut sekaligus dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri Anda.
    • Luangkan waktu untuk menjalankan hobi baru atau melakukan hobi lama yang Anda miliki. Apakah Anda selalu ingin belajar bermain gitar tetapi tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya? Sekaranglah saat yang tepat untuk mencobanya!
  3. [11] Psikoterapi merupakan salah satu opsi terbaik untuk melawan ketergantungan yang tidak sehat. Secara umum, terapis yang menangani Anda akan berusaha mencari solusi untuk masalah yang spesifik, seperti perilaku tergantung Anda kepada orang tertentu. Untuk mencegah perilaku tersebut berkembang, kemungkinan besar Anda perlu melakukan terapi jangka panjang sesuai dengan durasi yang disarankan oleh terapis.
    • Percayalah jika terapis menyatakan bahwa pengobatan yang Anda lakukan sudah cukup. Jika merasa pikiran Anda masih dikuasai oleh depresi, kecemasan, atau rasa tidak percaya diri setelah terapi berakhir, cobalah mengingat kembali seluruh perkembangan positif yang berhasil Anda raih, dan jangan memanfaatkan emosi tersebut sebagai alasan untuk memperpanjang proses terapi.
    • Terapi berkelompok juga dapat membantu. Pada metode pendekatan ini, Anda memiliki peluang untuk menceritakan gangguan perilaku yang spesifik kepada orang lain yang memiliki masalah serupa. Mendengarkan cerita orang lain dan menceritakan kisah Anda ampuh membantu mengatasi masalah Anda, membuat Anda merasa nyaman dan didukung, serta melenyapkan rasa kesepian Anda.
  4. [12] Terapis ahli dapat meresepkan obat-obatan untuk mengelola gejala gangguan kepribadian yang mungkin telah memicu munculnya rasa ketergantungan tersebut. Jika kasus Anda tidak berhubungan dengan gangguan kepribadian atau psikologis lain, kemungkinan terapis atau dokter tidak akan bisa meresepkan obat-obatan. Namun, tetaplah membuka diri terhadap opsi tersebut jika dianggap tepat oleh dokter.
    • Ingat, obat-obatan bukan sulap yang bisa seketika menghilangkan emosi negatif atau perilaku ketergantungan Anda. Sejatinya, perubahan terbesar justru akan terjadi jika Anda bisa menerima kenyataan bahwa satu-satunya orang yang bisa melawan rasa tidak utuh atau tidak aman di dalam hubungan, adalah diri Anda sendiri.
  5. Ketika seseorang yang dipercaya dan diandalkan mulai mendorong Anda menjauh, wajar jika rasa sakit hati muncul ke permukaan. Faktanya, menyadari bahwa perasaan Anda dan mereka tidak berada pada frekuensi yang sama dapat membuat Anda merasa terkhianati, marah, malu, dan sedih. [13] Namun, tetaplah berusaha untuk tidak memberikan tanggapan yang negatif seperti dengan berteriak, melemparkan barang, melakukan kekerasan, atau melakukan ulah lain yang menarik perhatian sekitar.
    • Akui pemikiran dan kata-kata mereka, lalu berterimakasihlah karena mereka sudah mau melontarkan kritik tersebut. Ingat, Anda telah berutang terhadap kejujuran mereka, dan satu-satunya cara yang bisa digunakan untuk membayar utang tersebut adalah dengan mengonfrontasi perilaku Anda.
    • Sampaikan permintaan maaf, meski Anda merasa tidak menyimpan ketergantungan berlebih kepada mereka. Ucapkan, “Maaf ya, akhir-akhir ini aku nggak menghargai batasanmu. Mudah-mudahan kamu memaafkanku.”
  6. Dalam banyak kasus, orang-orang yang terlalu tergantung kepada satu sosok memiliki rasa takut ditinggalkan yang sangat besar. [14] Jika ketertarikan teman atau pasangan terlihat memudar, seperti ketika mereka mulai mengabaikan telepon atau pesan teks Anda, mengurangi waktu yang dihabiskan dengan Anda, atau sekadar tidak terlihat setertarik dahulu, kemungkinan besar rasa ketergantungan akan mulai muncul di dalam diri Anda. [15] Faktanya, yang memicu munculnya perilaku tersebut adalah rasa takut diabaikan dan kesulitan Anda untuk mengontrol situasi serta perilaku orang yang Anda sayangi.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Membangun Hubungan yang Sehat

Unduh PDF
  1. [16] Kemungkinan besar, orang-orang terdekat akan merasa sangat frustrasi jika dijadikan objek ketergantungan Anda. Secara khusus, mereka akan sangat tercekik dengan perhatian berlebih yang Anda berikan, atau bahkan menjelaskan dengan lugas bahwa sikap Anda sangatlah mendominasi di dalam hubungan. Jika situasinya demikian, cobalah berempati dengan meletakkan diri di posisi mereka. Bagaimana perasaan Anda jika seseorang terus-menerus menyela waktu privat Anda, atau memaksa menelepon Anda tanpa persetujuan?
    • Bersabarlah pula kepada diri Anda sendiri. Sejatinya, proses yang cukup lama bukan hanya dibutuhkan untuk benar-benar menyadari adanya gejala ketergantungan, melainkan juga untuk mengubahnya.
    • Kapan pun kekecewaan atau rasa frustrasi muncul akibat ketidakmampuan Anda untuk mengusir kesendirian atau kerinduan terhadap orang tersebut, selalu ingat bahwa manusia tidak membutuhkan orang lain untuk merasa utuh! Ucapkan kepada diri Anda, “Aku adalah sosok yang kuat dan mandiri. Oleh karena itu, duniaku tidak perlu berpusat pada orang lain!”
  2. [17] Terlalu tergantung kepada satu orang dapat membuat Anda mengabaikan orang lain di dalam hidup yang juga memedulikan Anda. Jika mengalami situasi serupa, cobalah kembali mempererat relasi dengan orang-orang yang membuat Anda merasa dicintai dan dihargai. Pada periode tersebut, jauhkan diri dari sosok yang membuat Anda ketergantungan agar Anda berdua dapat meraih udara segar di dalam hubungan.
    • Jika Anda telah kehilangan kontak dengan sebagian besar teman lama karena terlalu sibuk menggantungkan diri kepada satu orang yang spesifik, cobalah mencari teman baru di dunia maya maupun di dunia nyata. Kemudian, ajak teman baru Anda untuk makan siang, bermain boling, atau bahkan mendaki gunung bersama.
    • Pastikan Anda tidak menggantikan ketergantungan yang satu dengan ketergantungan yang lain. Jika menyadari bahwa kondisi emosional yang sama kembali menghantui Anda dalam hubungan dengan orang lain, mundurlah sejenak untuk memastikan Anda tidak kembali tergantung kepada sosok yang berbeda.
  3. Batasan yang perlu Anda patuhi sejatinya akan sangat tergantung pada situasi yang spesifik. [18] Misalnya, jika Anda terus-menerus menghubunginya dan tidak kunjung menerima balasan, orang tersebut mungkin akan meminta Anda untuk berhenti melakukannya. Jika Anda kerap berkunjung ke rumahnya tanpa izin, dia mungkin akan meminta Anda untuk menghubunginya terlebih dahulu sebelum berkunjung untuk memastikan waktu dan kondisinya tepat.
  4. [19] Membayangkan hubungan interpersonal yang sehat dan aman dapat membantu seluruh pihak untuk memercayai, dan menyamankan diri dengan, satu sama lain. Oleh karena itu, cobalah meluangkan waktu untuk mendiskusikan dan membayangkan hubungan yang ideal dengan pasangan atau teman Anda.
    • Jika Anda telanjur sangat tergantung kepada orang lain, cobalah membayangkan diri Anda mengizinkan pasangan atau teman yang bersangkutan untuk berinteraksi dengan orang lain. Bayangkan Anda bersedia menerima keputusan yang sehat tersebut dan menghargai kebebasan mereka.
    • Dorong pula teman atau pasangan untuk membayangkan hal serupa. Bagaimana pandangan mereka terhadap hubungan Anda berdua di masa depan? Apa yang ingin mereka lakukan bersama Anda? Seperti apa perbedaan atau persamaan pandangan Anda berdua?
    Iklan

Tips

  • Miliki teman sebanyak mungkin, dan jangan menghabiskan terlalu banyak waktu dengan satu orang saja. Memiliki sahabat memang boleh, tetapi pastikan Anda tetap mengakui seluruh batasan yang dibuat olehnya dan memahami privasinya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.625 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan