Unduh PDF Unduh PDF

Kesulitan belajar atau learning disability (LD) adalah gangguan sistem saraf yang memengaruhi cara otak memproses informasi, sehingga membuat seseorang sulit atau tidak mungkin mempelajari keterampilan tertentu, seperti membaca, menulis, dan berhitung. [1] Walaupun banyak orang didiagnosis sejak kecil dan mulai menjalani terapi saat bersekolah, sayangnya sebagian lainnya terlewatkan dan tidak pernah mendapatkan diagnosis. Panduan ini akan membantu memastikan apakah Anda atau anak Anda menderita kesulitan belajar. Artikel ini juga akan menjelaskan mengenai proses uji tapis (penyaringan) dan diagnosis. [2]

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengenali Gejala Kesulitan Belajar

Unduh PDF
  1. Setiap gangguan tersebut mempengaruhi individu dalam berbagai cara dan menimbulkan gejala yang berbeda-beda. LD dapat mempengaruhi cara otak memproses suara, gambar atau informasi/rangsangan secara lisan.
    • LD adalah akibat dari gangguan sistem saraf yang mempengaruhi cara otak menerima, memproses, menyimpan, dan merespons informasi, yang merupakan fungsi kognitif otak.
    • LD tak dapat disembuhkan dan melekat seumur hidup. Tetapi LD dapat dikendalikan dengan bantuan yang tepat.
  2. Menurut penelitian, 16,52% dari 3.215 murid SD di Jakarta menderita LD. [3] Sayangnya, karena semua jenis LD mempengaruhi daerah kognitif otak, gejala sering kali tumpang tindih, sehingga sulit untuk dikenali bahkan oleh profesional yang sudah terlatih. Misalnya, kemampuan menulis yang buruk dapat disebabkan oleh kesulitan memproses simbol-simbol (disleksia) atau kemampuan pengaturan bangun ruang yang buruk (disgrafia). Berikut jenis-jenis LD yang paling umum:
    1. Disleksia adalah kesulitan membaca yang memengaruhi cara seseorang menginterpretasikan suara, huruf dan kata-kata. [4] Disleksia dapat memengaruhi kemampuan kosakata secara umum serta kecepatan dan efisiensi membaca seseorang. Gejala-gejala disleksia termasuk berbicara dengan lambat, kesulitan dalam menulis, dan kesulitan untuk memahami kata-kata yang mengandung rima.
    2. Diskalkulia memengaruhi kemampuan seseorang dalam memproses angka-angka, dan dapat dianggap sebagai gangguan dalam kemampuan mengingat, serta kesulitan dalam mengurutkan pola dan angka. [5] Gejala diskalkulia termasuk kesulitan untuk menghitung dan mengingat konsep berhitung.
    3. Disgrafia adalah jenis kesulitan belajar dalam menulis, dan dapat disebabkan oleh tidak berjalannya motor fisik secara efisien ataupun kesulitan mental dalam memahami dan memproses bentuk-bentuk informasi tertentu. [6] Orang-orang yang menderita disgrafia cenderung menunjukkan kemampuan menulis yang buruk, tulisan tangan yang tidak terbaca dan/atau tidak beraturan, dan memiliki kesulitan berkomunikasi dalam bentuk tulisan.
  3. Walaupun setiap LD memengaruhi otak dalam cara yang berbeda-beda, namun terdapat gejala-gejala umum yang dapat membantu mengindikasikan apakah seseorang menderita gangguan dalam bentuk suara, gambar ataupun lisan. Gejala-gejala tersebut meliputi: [7]
    • Kesulitan dalam mengeja.
    • Keengganan membaca dan menulis.
    • Kesulitan dalam merangkum.
    • Masalah dengan pertanyaan yang menggantung.
    • Ingatan yang buruk.
    • Masalah dengan konsep-konsep abstrak.
    • Kesulitan mengekspresikan ide.
    • Kesalahan pengucapan.
    • Konsentrasi yang mudah terganggu.
    • Kesulitan membedakan antara kanan dan kiri atau kelemahan dalam mengenali arah.
    • Kesulitan mengikuti petunjuk atau menyelesaikan tugas. [8]
  4. Buatlah catatan secara terperinci, jika perlu, dan carilah gejala-gejala LD yang paling terlihat jelas—ingatan yang lemah, kemampuan bersosialisasi yang buruk, merasa frustrasi dalam membaca dan/atau menulis.
    • Apakah Anda atau anak Anda mengerjakan tugas sehari-hari secara berbeda setiap kalinya? Ini dapat menjadi indikasi dari LD. [9]
    • Lakukan hal ini dalam jangka waktu yang panjang.
  5. Gejala-gejala tersebut mungkin bukan disebabkan oleh LD, tetapi oleh kondisi lain yang memengaruhi Anda atau anak Anda. Sering kali, banyak orang menunjukkan gejala LD tetapi sebenarnya tidak menderita gangguan apa pun. Sebaliknya, mereka terpengaruh oleh kondisi sosial, keuangan, pribadi, ataupun kondisi hidup secara umum yang membuat mereka sulit untuk belajar atau tetap fokus. [10]
    • "Masalah belajar" ini tidak termasuk gangguan kesehatan. [11]
    • Sangat sulit membedakan antara gangguan kesulitan belajar dan masalah belajar.
  6. Jika Anda merasa tidak yakin gejala-gejala tersebut disebabkan oleh kondisi sosial atau kondisi luar apa pun, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah mengikuti kuis atau kuesioner, yang banyak tersedia secara daring. Tes-tes ini dapat membantu Anda menilai apakah Anda harus mengikuti uji tapis lebih lanjut.
    • Berikut adalah tes yang dapat Anda ikuti di rumah.
  7. Sebaliknya, para penderita LD biasanya menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata. [12] Charles Schwab dan Whoopi Goldberg telah didiagnosis menderita LD dan banyak orang yang menduga Albert Einstein mungkin juga menderita gangguan yang sama.
    • Selebriti seperti Tom Cruise, Danny Glover dan Jay Leno menderita disleksia, dan secara aktif ikut serta dalam kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan gangguan tersebut. [13]
    • Sejarawan dan peneliti menduga tokoh-tokoh sejarah berikut juga mungkin menderita suatu bentuk gangguan kesulitan belajar: George Patton, Walt Disney, Leonardo Da Vinci, Thomas Jefferson dan Napoleon Bonaparte. [14]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memperoleh Diagnosis secara Profesional (untuk Dewasa)

Unduh PDF
  1. Jika Anda menunjukkan gejala atau Anda menduga diri Anda menderita LD, langkah pertama dalam mencari pertolongan adalah menghubungi dokter Anda. Dokter akan mendiskusikan dengan Anda mengenai langkah-langkah yang dapat diambil, dan mencari gejala-gejala lainnya secara lebih spesifik. [15] Jika perlu, dokter Anda dapat secara tepat mengarahkan Anda untuk melakukan uji tapis lebih lanjut.
    • Hal ini bukanlah diagnosis, tetapi hanya langkah pertama dari beberapa tahap yang diperlukan untuk dapat menjalani diagnosis secara tepat.
    • Proses diagnosis secara tepat meliputi konsultasi awal, uji tapis, kemudian diagnosis akhir.
  2. Uji tapis adalah proses tidak resmi yang dilakukan antara Anda dan penasihat LD. Setelah menjalani uji tapis, penasihat Anda akan memberitahukan apakah Anda perlu mengikuti diagnosis lebih lanjut atau tidak.
    • Uji tapis terbilang tidak membutuhkan banyak biaya.
    • Uji tapis meliputi pengamatan, wawancara, dan pengujian singkat. [16]
    • Klinik kesehatan mental dan lembaga rehabilitasi negara dapat menjalankan konsultasi awal. [17]
    • Klinik kesehatan mental dan universitas lokal sering kali menjalankan penilaian dengan biaya yang disesuaikan dengan kemampuan. [18]
  3. Ahli ini belum tentu dokter Anda—sebagian besar praktisi kedokteran secara umum tidak memiliki lisensi untuk mendiagnosis LD—melainkan psikolog klinis atau saraf. [19]
    • Setelah penasihat Anda selesai menjalankan evaluasi menggunakan semua informasi, Anda perlu menemuinya kembali untuk mendiskusikan hasilnya.
  4. Selama pertemuan, penasihat Anda akan mendiagnosis dan memberikan laporan tertulis berisi informasi terperinci mengenai LD yang Anda derita. Laporan ini akan dijadikan informasi yang dibutuhkan spesialis untuk memberi Anda bantuan selanjutnya.
    • Laporan ini juga bisa digunakan untuk membuat permintaan atas akomodasi khusus di sekolah atau tempat kerja.
  5. Saat Anda kembali untuk mendiskusikan hasil evaluasi Anda, pastikan untuk bertanya pada penasihat Anda mengenai apa pun yang terasa kurang jelas. [20]
    • Apakah ada hal-hal yang tidak Anda pahami?
    • Apakah Anda merasa langkah selanjutnya yang harus dilakukan kurang jelas? Apa yang diharapkan penasihat Anda?
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Memperoleh Diagnosis Profesional untuk Anak Anda

Unduh PDF
  1. Beritahu dia mengenai kekhawatiran Anda. Guru atau ahli lainnya akan mengumpulkan informasi mengenai kemampuan belajar anak Anda. [21]
    • Setelah mengumpulkan informasi yang cukup, guru atau tenaga spesialis akan memberikan rangkaian strategi belajar atau kegiatan belajar tambahan untuk anak Anda.
    • Sekolah tidak dapat mengumpulkan informasi mengenai anak Anda tanpa persetujuan tertulis dari diri Anda. [22]
  2. Pastikan kelemahan anak Anda juga ditangani dalam perencanaan belajar tambahan yang telah diberikan oleh spesialis.
    • Apakah yang diharapkan dari perencanaan belajar tersebut mengikutsertakan kebutuhan anak Anda secara akurat?
  3. Rutinitas ini dibuat untuk membantu anak Anda menjadi murid yang lebih efektif. Terlebih lagi, rutinitas ini akan membantu spesialis untuk mendiagnosis jenis LD secara lebih akurat. Namun seperti dalam latihan apa pun, kegiatan ini hanya akan berhasil jika diikuti sesuai rencana.
    • Jika perencanaan belajar ini memberikan hasil yang positif, biasanya tindakan lebih lanjut tidak diperlukan. [23]
  4. Lembaga pendidikan dan pertumbuhan anak sering kali mengadakan uji tapis secara gratis untuk anak-anak. Jadi jika anak Anda tidak menunjukkan perkembangan dari kegiatan yang telah diberikan oleh spesialis Anda, anak Anda harus mengikuti evaluasi secara resmi.
    • Guru dari anak Anda dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai proses tersebut.
    • Uji tapis resmi akan meliputi rangkaian tes dan wawancara.
    • Panitia mungkin akan menyarankan untuk mengikuti pendidikan khusus.
  5. Setelah panitia menyelesaikan evaluasi menggunakan semua informasi, Anda akan menemui mereka untuk membuat Program Pembelajaran Individual untuk anak Anda. Program ini akan membahas tujuan belajar untuk anak Anda, serta memberikan Anda informasi mengenai layanan yang diberikan sekolah atau wilayah sekolah Anda. [24]
    • Anda berhak menjadi bagian dari proses ini!
    • Jika Anda mempunyai tujuan belajar secara spesifik untuk anak Anda, hal tersebut harus dibicarakan di dalam pertemuan setelah evaluasi.
  6. Tergantung dari tujuan belajar spesifik dan jenis LD, mungkin akan membutuhkan waktu cukup lama untuk melihat perkembangan yang signifikan dari anak Anda.
    • Program Pembelajaran Individual mungkin memiliki perhitungan waktu perkembangan. Ini hanyalah panduan, bukan aturan pasti.
  7. Anda berhak mengikutsertakan anak Anda untuk kembali menjalani evaluasi jika Program Pembelajaran Individual yang Anda terima tidak membuahkan hasil yang signifikan. [25]
    • LD sangat sulit didiagnosis, yang berarti evaluasi ulang merupakan hal yang umum.
    • Karena gejala LD cenderung tumpang tindih, bahkan ahli yang sangat terlatih dapat salah mendiagnosis jenis LD secara spesifik.
    Iklan

Tips

  • Ketahuilah bahwa Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dapat memberi dampak pada kegiatan belajar, namun tidak dianggap sebagai LD. Walaupun 30 sampai 50 persen individu yang menderita ADHD juga terdiagnosis menderita LD, keduanya bukan gangguan yang sama. [26]
  • ADHD merujuk pada kondisi seseorang yang sangat sulit untuk tetap fokus dan memperhatikan.
  • LD ditandai dengan kesulitan memproses sejumlah simbol dan ide.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.374 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan