Unduh PDF Unduh PDF

Antihistamin bekerja dengan cara memblokir histamin, yaitu zat yang diproduksi oleh sel-sel Anda untuk mencegah infeksi. [1] Jika tubuh Anda mendeteksi masuknya zat asing, sel-sel tubuh Anda akan memproduksi histamin, dan histamin ini menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah. Biasanya mekanisme ini memang berguna. Namun, ketika tubuh Anda salah paham terhadap zat yang aman, misalnya serbuk sari, dan menganggapnya berbahaya, berikutnya akan terjadi hal yang kita sebut alergi musiman. [2] Antihistamin biasanya diketahui berfungsi untuk menangani alergi musiman. tetapi ada beberapa kegunaan lainnya, baik antihistamin yang dijual bebas di toko-toko maupun yang diresepkan oleh dokter. Sebelum mengonsumsi antihistamin, pahamilah cara kerjanya dan gejala apa saja yang dapat diatasinya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memahami Antihistamin

Unduh PDF
  1. Efek samping yang biasanya timbul adalah pusing, mengantuk, mulut kering, merasa senang atau cemas, berkurangnya nafsu makan, sakit perut, sembelit, dan penglihatan menjadi buram. [3] [4]
    • Berbagai efek samping ini, terutama rasa kantuk, biasanya muncul karena penggunaan antihistamin “generasi pertama” seperti chlorpheniramine, diphenhydramine, promethazine, dan hydroxyzine. Antihistamin generasi pertama yang dijual bebas adalah diphenhydramine, yang merupakan bahan yang aktif dalam kandungan obat merek Benadryl.
    • Antihistamin generasi kedua dan ketiga biasanya memiliki efek samping yang lebih ringan. Antihistamin generasi kedua termasuk cetirizine (misalnya, Zyrtec) dan loratadine (misalnya, Claritin). Antihistamin generasi ketiga termasuk desloratadine (misalnya, Clarinex) dan fexofenadine (misalnya, Allegra). Obat-obatan ini menyebabkan rasa kantuk yang lebih ringan daripada yang disebabkan oleh jenis antihistamin lainnya. [5] [6]
  2. Antihistamin dapat menimbulkan reaksi terhadap obat atau zat lain yang Anda konsumsi. Sebagai contoh, Anda seharusnya menghindari konsumsi alkohol saat mengonsumsi antihistamin. Antihistamin dapat juga berinteraksi terhadap obat-obatan pelemas otot (misalnya, carisoprodol dan cyclobenzaprine), obat tidur (misalnya, zolpidem), dan obat penenang (misalnya, benzodiazepine) sehingga hindarilah mengonsumsi antihistamin bersama dengan obat-obatan yang mengandung zat-zat ini. [7]
    • Jika Anda memiliki penyakit glaukoma, kondisi kantung kemih yang terlalu aktif atau sulit buang air kecil, masalah pernapasan seperti asma, gangguan jantung atau tekanan darah tinggi, masalah ginjal atau lever, atau penyakit tiroid, pastikan bahwa Anda bertanya kepada dokter dahulu sebelum mengonsumsi antihistamin. [8]
  3. Cobalah antihistamin yang dijual bebas jika Anda memiliki gejala alergi yang mudah ditebak, sesekali, berlangsung dalam periode waktu yang relatif singkat (beberapa minggu), serta memiliki gejala yang ringan sampai sedang seperti bersin, gatal, mata berair atau hidung berair, atau gatal-gatal ringan. Jika penggunaan antihistamin yang dijual bebas ini tidak berhasil atau Anda justru mengalami efek samping, pengobatan dengan resep dokter mungkin merupakan pilihan yang lebih baik bagi Anda. [9]
  4. Ikutilah petunjuk penggunaan pada kemasan setiap jenis obat yang Anda konsumsi. Kebanyakan antihistamin yang diminum seharusnya dikonsumsi setiap hari pada saat Anda mengalami gejala alergi. Jika alergi menjadi parah, tidak mereda atau tidak terkendali oleh obat, berlangsung sedikit lebih lama daripada alergi musiman pada umumnya, atau bersifat kronis, hubungi dokter Anda. [10]
    • Jika Anda berusia lanjut, memiliki kondisi medis khusus lainnya, sedang berada dalam pengobatan lainnya atau mengonsumsi suplemen lainnya, atau sedang berusaha menangani masalah alergi pada seorang anak, hubungi dokter sebelum membeli antihistamin yang dijual bebas. Dokter Anda dapat menentukan obat atau penanganan lain yang merupakan pilihan yang lebih baik untuk Anda.
  5. Beberapa jenis antihistamin tersedia dalam versi khusus untuk anak. Dokter anak Anda atau apoteker dapat merekomendasikan jenis antihistamin yang tepat untuk anak Anda. Jangan berikan antihistamin dewasa pada seorang anak. [11]
    • Antihistamin anak tersedia dalam dosis yang ringan dan dalam bentuk kaplet, sirup, tablet kunyah, dan tablet isap yang mudah mencair.
    • Ikutilah petunjuk penggunaan pada kemasannya. Pada umumnya, antihistamin anak boleh dikonsumsi oleh anak-anak yang berusia 2 tahun ke atas. Beberapa di antaranya boleh dikonsumsi oleh bayi yang berusia 6 bulan ke atas. Walau demikian, konsultasikan dengan dokter anak Anda jika usia anak Anda di bawah 2 tahun. [12] [13]
  6. Saat Anda mengonsumsi antihistamin, bicarakan dengan dokter jika gejala Anda menjadi parah atau semakin parah. Anda seharusnya juga menghubungi dokter jika hidung Anda berdarah atau muncul gejala baru lainnya pada hidung Anda. Beri tahukan pada dokter Anda jika gejala-gejala tersebut tidak berkurang atau menghilang. Gejala-gejala yang umum dalam hal ini termasuk: [14]
    • Pusing
    • Mulut kering
    • Merasa mudah kesal, gemetar, atau terlalu bersemangat
    • Perubahan pada daya penglihatan, termasuk penglihatan menjadi buram
    • Kehilangan nafsu makan
    • Jika Anda mulai memiliki jarak napas yang pendek atau sulit bernapas, hubungi unit gawat darurat (UGD) terdekat segera. Anda mungkin mengalami reaksi anaphylactic.
  7. Anak-anak secara khusus mudah terkena efek pengobatan yang overdosis. Jika Anda memperhatikan gejala berikut ini setelah memberikan anak Anda antihistamin, hubungi rumah sakit terdekat [15] dan carilah pertolongan medis darurat untuk anak Anda: [16] [17] [18]
    • Kantuk yang ekstrem
    • Bingung
    • Terlalu banyak bergerak/terlalu bersemangat/tidak mampu tenang
    • Otot melemah
    • Kejang
    • Halusinasi
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Memilih Antihistamin yang Tepat untuk Gejala Anda

Unduh PDF
  1. Jika Anda memilki rinitis alergi atau hay fever, Anda dapat membeli antihistamin generasi pertama atau kedua. Antihistamin generasi pertama, seperti diphenhydramine (misalnya, Benadryl) atau chlorpheniramine, dapat menyebabkan pusing dan beberapa efek samping lainnya. Jenis ini tersedia secara bebas di toko-toko. Antihistamin generasi kedua atau ketiga mungkin merupakan pilihan yang lebih baik untuk gejala hay fever yang berlangsung terus-menerus.
    • Antihistamin generasi kedua dan ketiga biasanya dikonsumsi hanya dengan dosis sekali atau dua kali sehari, sehingga sangat mudah dilakukan.
    • Antihistamin generasi kedua seperti cetirizine (misalnya, Zyrtec), fexofenadine (misalnya, Allegra), atau loratadine (Claritin) menimbulkan sedikit rasa kantuk dan efek samping lainnya yang lebih ringan.
    • Resep antihistamin generasi ketiga termasuk desloratadine (misalnya, Clarinex) dan levocetirizine dihydrochloride (misalnya, Xyzal) dan mungkin menjadi pilihan yang lebih baik jika Anda mengalami efek samping dengan antihistamin yang dijual bebas.
  2. Gunakan semprotan antihistamin untuk hidung untuk mengatasi gejala-gejala seperti gatal atau hidung berair, bersin, rongga sinus tersumbat, atau postnasal drip (lendir yang tak kunjung hilang di bagian pangkal saluran hidung). Semprotan antihistamin untuk hidung biasanya efektif untuk langsung menangani hidung berair dan gejala alergi lainnya yang terkait dengan hidung. Jenis ini tersedia dengan resep dokter dan termasuk obat-obatan yang mengandung azelastine (misalnya, Astelin dan Astepro) dan olopatadine (misalnya, Patanase). [19]
    • Efek samping dari antihistamin ini sedikit berbeda dari efek samping antihistamin jenis pemakaian luar, dan termasuk rasa yang pahit, keletihan, peningkatan berat badan, hidung terasa panas, dan kemungkinan pusing. [20] Gunakan jenis antihistamin ini sesuai petunjuk dokter Anda.
  3. Anda dapat membelinya secara bebas di toko-toko atau dengan resep dokter. Sebagai contoh, Anda dapat mencoba azelastine (misalnya, Optivar) atau olopatadine (misalnya, Pataday atau Patanol) dengan resep dokter. Atau, cobalah obat-obatan ketotifen (misalnya, Alaway atau Zaditor) atau pheniramine (misalnya, Visine-A atau Opcon-A) yang dijual bebas. [21] Efek sampingnya adalah sakit kepala, sensasi terbakar, dan mata kering.
    • Untuk meneteskan obat tetes mata dengan benar, cucilah tangan Anda dengan sabun dan air hangat terlebih dahulu. Lalu, lepaskan lensa kontak (jika Anda mengenakan lensa kontak), tengadahkan kepala Anda ke belakang, arahkan pandangan mata ke atas, dan tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah. Teteskan dengan dosis sesuai resep dokter. Tutuplah mata Anda selama 1 sampai 2 menit. Letakkan satu jari di ujung mata Anda dan tekan dengan lembut. Ini akan mencegah obat tetes tersebut mengalir keluar. Tunggulah selama 10 menit sebelum mengenakan lensa kontak Anda kembali.
  4. Gunakan pengobatan pilek dengan antihistamin untuk meredakan gejala-gejala seperti hidung mampet, bersin-bersin, dan hidung berair akibat pilek. [22] Pengobatan pilek dengan antihistamin dapat membantu melegakan gejala pilek dan mempercepat kesembuhan [23] , walaupun lebih efektif untuk anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, dan tidak semua penelitian menunjukkan manfaat yang signifikan. [24] Banyak pengobatan pilek menawarkan kombinasi zat antihistamin dan dekongestan.
    • Minumlah obat dengan segelas air. Jangan menghancurkan atau mengunyah tabletnya. [25]
    • Contoh obat-obatan jenis ini termasuk kombinasi fexofenadine dan pseudoephedrine (misalnya, Allegra-D) atau kombinasi loratadine dan pseudoephedrine (misalnya, Claritin-D). Keduanya dapat digunakan untuk pengobatan selama 12 atau 24 jam dan diminum dua atau satu kali sehari secara teratur.
  5. Jika Anda mengalami batuk kering, antihistamin dapat menjadi pilihan pertama yang baik untuk mengobatinya. [26] Kebanyakan jenis antihistamin efektif untuk mengobati batuk. [27]
    • Cobalah diphenhydramine (misalnya, Benadryl) di malam hari atau obat yang mengandung cetirizine (misalnya, Zyrtec) atau fexofenadine (misalnya, Allegra), yang tidak menyebabkan kantuk di siang hari.
  6. Antihistamin tertentu yang dijual bebas dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah-muntah karena mabuk perjalanan. Banyak di antaranya bekerja di bagian otak tertentu agar mencegah mual. Oleh karenanya, beberapa orang membawa antihistamin dalam perjalanan atau ketika bepergian dengan pesawat atau kapal laut. Anda harus membiasakan diri untuk meminumnya satu jam sebelum aktivitas perjalanan tersebut atau sebelum keberangkatan.
    • Pilihan obat dengan sedikit efek rasa kantuk dan dapat bertahan lama adalah termasuk yang mengandung dimenhydrinate (misalnya, Dramamine, Gravol, atau Driminate), meclizine (misalnya, Bonin, Bonamin, Antivert, Postafen, atau Sea Leg), dan cyclizine (misalnya, Marezin, Bonin For Kids, atau Cyclivert). Promethazine (misalnya, Phenergan) biasa diresepkan untuk mengobati mual atau muntah-muntah, mabuk perjalanan dan reaksi alergi, tetapi dapat menyebabkan rasa kantuk yang lebih berat. [28]
  7. Ruam dan gatal-gatal dapat disebabkan oleh produksi histamin yang terlalu berlebihan, dan antihistamin generasi kedua atau ketiga dapat membantu memblokir histamin yang diproduksi oleh tubuh Anda. [29] Bicarakan dengan dokter Anda mengenai konsumsi obat-obat ini setiap hari:
    • Cetirizine (misalnya, Zyrtec)
    • Fexofenadine (misalnya, Allegra)
    • Loratadine (misalnya, Claritin dan Alavert)
    • Levocetirizine (misalnya, Xyzal)
    • Desloratadine (misalnya, Clarinex)
    • Jika antihistamin generasi yang lebih rendah tidak berhasil bagi kasus Anda, dokter dapat merekomendasikan Anda untuk mengonsumsi antihistamin generasi pertama seperti diphenhydramine (misalnya, Benadryl). Minumlah obat ini sebelum tidur setiap malam, karena obat ini menimbulkan rasa kantuk.
  8. Antihistamin topikal tersedia dalam bentuk losion atau krim dan dapat dioleskan langsung pada area kulit yang terinfeksi sesuai kebutuhan, sampai 4 kali sehari. Obat ini biasanya mengandung zat diphenhydramine, dan sering digabungkan dengan zat pelindung kulit seperti calamine. [30] Jika gejala-gejala Anda bertambah, seperti rasa sakit, merah, bengkak, gatal-gatal, atau sulit bernapas setelah gigitan serangga, hubungi layanan gawat darurat segera. Ini adalah tanda-tanda reaksi alergi terhadap gigitan serangga tersebut. [31]
    • Jika kulit Anda bernanah, bengkak, atau jika ruam Anda membesar, berubah warna, atau tidak kunjung hilang setelah dua hari, hubungi dokter. Ini mungkin merupakan tanda-tanda kondisi kulit atau infeksi yang berbeda yang memerlukan resep obat secara khusus.
    • Jangan gunakan antihistamin topikal dengan antihistamin obat luar yang dapat menambah konsentrasi kadar antihistamin dalam tubuh Anda. Jangan pernah mengoleskan antihistamin topikal ke area kulit yang terlalu besar yang mengalami luka terbuka atau melepuh. [32]
    • Jika Anda digigit serangga atau mengalami ruam di area kulit yang cukup besar pada tubuh Anda, cobalah antihistamin dalam bentuk obat luar. Hubungi dokter Anda jika gigitan atau ruam tersebut semakin parah.
  9. Beberapa produk antihistamin yang dijual bebas dipasarkan sebagai obat tidur karena efek samping rasa kantuk yang ditimbulkan olehnya. Akan tetapi, Anda dapat menyesuaikan diri terhadap rasa kantuk akibat antihistamin. Jadi, semakin banyak atau lama Anda mengonsumsinya, semakin obat tersebut menjadi tidak efektif. Berhati-hatilah karena jenis obat ini juga dapat menimbulkan rasa kantuk dan kondisi linglung di hari berikutnya. [33]
    • Pilihan-pilihan ini termasuk diphenhydramine (misalnya, Benadryl dan Unisom SleepGels) atau doxylamine succinate (misalnya, Unisom SleepTabs).
    • Minumlah antihistamin yang menimbulkan kantuk hanya sebelum Anda tidur. Jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin setelah mengonsumsi antihistamin yang menimbulkan kantuk.
  10. Beberapa jenis antihistamin dapat membantu mengurangi rasa cemas karena obat ini dapat menimbulkan rasa tenang. Antihistamin yang biasa diresepkan untuk mengurangi rasa cemas atau penenang adalah yang mengandung hydroxyzine.
    • Obat ini biasanya diberikan dengan dosis 50-100 mg per sekali minum setiap 6 jam. Efek sampingnya termasuk mulut kering, kantuk, dan gemetar. [34]
  11. Antihistamin dapat membantu meredakan gerakan-gerakan abnormal pada pasien penyakit Parkinson. Diphenhydramine terkadang dapat digunakan, karena obat ini memblokir neurotransmitter (saraf pengantar). Obat jenis ini membantu mengendalikan gerakan abnormal yang muncul pada tahap awal penyakit Parkinson atau sebagai efek samping dari pengobatan penyakit tersebut. [35]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mengambil Langkah-Langkah Pencegahan

Unduh PDF
  1. Hindarilah hal-hal yang memicu alergi Anda. Pemicu alergi pada umumnya berupa makanan tertentu, debu, gigitan serangga, bulu hewan peliharaan, obat, karet, jamur, dan kecoak. [36]
    • Saat Anda makan di luar, beri tahukan kepada pelayan di rumah makan mengenai jenis-jenis makanan yang membuat Anda alergi. Rumah makan biasanya memiliki aturan yang ketat untuk menghindari kondisi munculnya reaksi alergi.
    • Tetaplah berada di dalam ruangan di antara jam 5 pagi sampai 10 pagi jika Anda memiliki alergi serbuk sari. Serbuk sari biasanya paling banyak ditemukan di luar ruangan di jam-jam ini. [37]
    • Kenakan penutup wajah dan pelindung mata jika Anda bekerja di lapangan/di luar ruangan. Mandilah segera setelahnya untuk menghilangkan debu atau serbuk sari.
    • Pakailah penangkal serangga saat Anda di luar untuk menghindari gigitan serangga.
  2. Memang lebih sulit untuk menghindari alergen di tempat-tempat umum, tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat rumah Anda bebas dari alergen penyebab alergi, misalnya: [38] [39]
    • Bersihkan rumah dengan menggunakan mesin penyedot debu secara teratur. Gunakan mesin penyedot debu dengan penyaring HEPA untuk menyaring partikel-partikel penyebab alergi.
    • Tutupi bantal-bantal dan tempat tidur Anda dengan pelindung debu. Anda dapat membelinya di internet atau di toko-toko yang menjual perlengkapan rumah atau toko serba ada.
    • Gunakan produk pembersih khusus yang memiliki fungsi membasmi alergen, yang Anda dapat gunakan pada barang-barang seperti kain pelapis, karpet, dan tirai.
    • Jangan merokok di dalam rumah.
    • Gunakan pembersih antibakteri di dapur dan kamar mandi Anda. Ciptakan ventilasi udara pada dapur dan kamar mandi Anda dengan menyalakan mesin ventilasi, untuk mencegah tumbuhnya jamur.
    • Mandikan hewan peliharaan seminggu sekali untuk mengurangi risiko penyakit kulit. Jika Anda memiliki alergi yang parah yang ditimbulkan dari hewan peliharaan, jangan tidur dengan hewan peliharaan Anda.
    • Cucilah sprei Anda dengan air panas setiap satu atau dua minggu. Cara ini akan mematikan semua serangga kecil. [40]
  3. Jika Anda telah mengurangi kadar alergen di rumah Anda dan menggunakan antihistamin namun gejala-gejala alergi tidak kunjung mereda, temuilah dan mintalah tes alergi Anda dari seorang ahli alergi. Tes ini akan membuat ahli alergi dan dokter Anda mengetahui dengan tepat jenis alergi Anda dan dapat menyusun rencana perawatan yang tepat. [41]
    • Anda mungkin mengalami reaksi alergi pada beberapa jenis tes. Penting sekali untuk melakukan tes alergi dengan seorang yang memang ahli dalam melakukannya. Temukan ahli alergi yang terdekat dengan lokasi Anda, melalui pencarian di situs-situs web milik rumah sakit atau layanan kesehatan yang resmi. [42]
    • Tes alergi dapat dilakukan dengan metode tes kulit atau tes darah. Tes kulit lebih cepat dan memungkinkan pengujian banyak jenis alergen sekaligus. Tes darah sering kali dilakukan jika Anda memiliki kondisi kulit yang parah atau mungkin justru mengalami reaksi alergi yang parah setelah melakukan tes kulit. [43]
  4. Pengobatan alami tertentu “dapat” membantu mengurangi gejala alergi. Meski demikian, Anda harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba jenis pengobatan baru apa pun, termasuk pengobatan alami atau herbal. Bahkan pengobatan alami pun dapat mengganggu kondisi medis dan resep pengobatan medis Anda. [44]
    • Suplemen vitamin C (dengan dosis 2.000 mg per hari) dapat membantu mengurangi gejala alergi. [45] [46]
    • Spirulina, salah satu jenis ganggang biru-hijau, dapat membantu mengurangi gejala-gejala seperti hidung berair, bersin, dan hidung mampet. Spirulina juga dapat meningkatkan respons daya tahan, walaupun masih dibutuhkan penelitian lebih jauh untuk membuktikannya. Minumlah 4-6 tablet pada dosis 500 mg setiap hari. [47] [48]
    • Butterbur ( Petasites hybridus ) telah terbukti efektif mengurangi gejala-gejala alergi seperti gatal-gatal pada mata serta melegakan gejala-gejala alergi pada hidung. [49] [50] Wanita hamil dan anak-anak kecil tidak diperbolehkan mengonsumsi butterbur. Jika Anda termasuk boleh mengonsumsinya, minumlah 500 mg per hari atau sesuai dengan petunjuk dokter. [51]
    • Biminne adalah formulasi herbal dalam pengobatan tradisional dari Tiongkok. Pengobatan ini telah terbukti efektif untuk mengurangi gejala alergi. [52] Bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi biminne. [53]
  5. Beberapa penelitian menyatakan bahwa akupuntur dapat membantu meredakan gejala alergi, walaupun masih dibutuhkan penelitian lebih jauh untuk membuktikannya. [54] [55] Bicarakan dengan dokter Anda untuk mengetahui apakah akupuntur adalah pilihan yang baik untuk Anda.
    • Pastikan bahwa Anda mendapatkan perawatan akupuntur yang sah dan resmi. Ketahui peraturan hukum yang berlaku dalam hal ini di lokasi Anda, contohnya, badan hukum yang berkaitan dengan akupuntur di AS adalah National Certification Commission for Acupuncture and Oriental Medicine. [56]
    • Akupuntur biasanya tidak dibiayai oleh kebanyakan perusahaan asuransi kesehatan. Tanyakan dahulu kepada perusahaan asuransi kesehatan Anda tentang pembiayaannya.
    Iklan

Tips

  • Beberapa jenis antihistamin juga dapat bekerja di bagian otak yang spesifik, yang mengendalikan gejala mual dan muntah. [57]
  • Sama seperti penggunaan semua jenis obat tetes mata, cegahlah mata Anda agar tidak bersentuhan dengan wadah antihistamin tetes mata, karena hal ini akan menimbulkan kontaminasi. [58]
  • Terapkan kebiasaan tidur yang baik dan higienis, yang termasuk: [59] tidur dan bangun pada jadwal/waktu yang sama setiap hari, menghindari stimulasi sebelum tidur, menghindari aktivitas seperti olahraga, menonton TV, bekerja dengan komputer, serta konsumsi alkohol dan kafein, sebelum tidur. Tubuh dan otak Anda seharusnya mengaitkan tempat tidur dengan aktivitas tidur saja. Jangan membaca atau bekerja di atas tempat tidur.
Iklan

Peringatan

  • Karena antihistamin (terutama jenis generasi pertama) dapat menyebabkan Anda menjadi sangat mengantuk, Anda seharusnya tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin saat mengonsumsinya.
  • Jangan mengonsumsi antihistamin dalam jangka waktu terlalu lama tanpa berkonsultasi dengan dokter. Gejala yang Anda alami mungkin saja merupakan gejala suatu kondisi gangguan kesehatan yang lebih serius dan mendasar, sehingga meredakannya dengan antihistamin justru akan berisiko terhadap ketidaktahuan Anda dan tertundanya penanganan yang tepat terhadap sumber masalah sebenarnya.
  • Waspadalah akan efek samping antihistamin yang negatif, termasuk sakit kepala, sakit perut, mulut dan mata menjadi kering.
  • Jangan mengonsumsi antihistamin tanpa pertama-tama berkonsultasi dengan dokter dahulu jika Anda sedang mengonsumsi pengobatan lainnya, dengan atau tanpa resep (termasuk vitamin atau suplemen herbal).
  • Antihistamin bukanlah pilihan pengobatan utama untuk reaksi anaphylaxis. Hanya zat epinephrine-lah yang dapat digunakan untuk menangani reaksi anaphylaxis.
Iklan
  1. http://emedicine.medscape.com/article/134825-medication
  2. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/allergies-asthma/Pages/Allergy-Medicines.aspx
  3. http://www.medscape.com/viewarticle/410914_3
  4. http://www.medscape.com/viewarticle/410914_4
  5. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/patientinstructions/000549.htm
  6. http://www.aapcc.org/
  7. http://www.medscape.com/viewarticle/410914_6
  8. http://adc.bmj.com/content/87/5/400.full
  9. http://www.wfsb.com/story/25847521/preventing-overdosing-on-allergy-medications-for-children
  10. http://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/treatments/drug-guide/nasal-medication.aspx
  11. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a697014.html#side-effects
  12. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/allergies/in-depth/allergy-medications/art-20047403
  13. http://www.entnet.org/content/antihistamines-decongestants-and-cold-remedies
  14. http://www.aafp.org/afp/2004/0801/p486.html
  15. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12917904
  16. http://reference.medscape.com/drug/allegra-d-pseudoephedrine-fexofenadine-343394
  17. http://www.health.harvard.edu/staying-healthy/that-nagging-cough
  18. http://www.healthline.com/health/allergies/hay-fever-cough
  19. http://emedicine.medscape.com/article/2060606-medication
  20. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-hives/basics/treatment/con-20031634
  21. http://www.medscape.com/viewarticle/554692_4
  22. http://acaai.org/allergies/types/insect-sting-allergies
  23. http://www.pharmacytimes.com/publications/issue/2011/April2011/Combating-Contact-Dermatitis-
  24. http://www.pharmacytimes.com/publications/issue/2011/April2011/Combating-Contact-Dermatitis-
  25. http://reference.medscape.com/drug/atarax-vistaril-hydroxyzine-343395#4
  26. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682539.html#why
  27. http://acaai.org/allergies/types
  28. http://www.bidmc.org/Centers-and-Departments/Departments/Medicine/Divisions/Allergy-and-Inflammation/Allergies/Common-Allergens/Tips-on-How-to-Avoid-Common-Allergens.aspx
  29. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1112904/
  30. http://acaai.org/resources/tools/home-allergy-management
  31. http://www.bidmc.org/Centers-and-Departments/Departments/Medicine/Divisions/Allergy-and-Inflammation/Allergies/Common-Allergens/Tips-on-How-to-Avoid-Common-Allergens.aspx
  32. http://acaai.org/allergies/treatment/allergy-testing
  33. http://acaai.org/locate-an-allergist
  34. http://acaai.org/allergies/treatment/allergy-testing
  35. http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/allergic-rhinitis
  36. http://umm.edu/health/medical/altmed/supplement/vitamin-c-ascorbic-acid
  37. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7919130
  38. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18343939
  39. http://umm.edu/health/medical/altmed/supplement/spirulina
  40. https://nccih.nih.gov/health/butterbur
  41. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23711828
  42. http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/allergic-rhinitis
  43. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12027069
  44. http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/allergic-rhinitis
  45. http://www.healthline.com/health/allergies/acupuncture
  46. http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/allergic-rhinitis
  47. http://www.nccaom.org/
  48. http://familydoctor.org/familydoctor/en/drugs-procedures-devices/over-the-counter/antihistamines-understanding-your-otc-options.html
  49. http://reference.medscape.com/drug/pataday-patanol-olopatadine-ophthalmic-343635#91
  50. http://sleepfoundation.org/ask-the-expert/sleep-hygiene

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 10.614 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan