Unduh PDF Unduh PDF

Jika Anda punya kartu kredit, Anda pasti kenal dengan istilah Tingkat Bunga Tahunan atau APR. [1] Ini adalah tingkat bunga tahunan yang dibebankan ke neraca atau tagihan kartu kredit Anda. Istilah ini sebenarnya menyesatkan, karena tagihan kartu kredit tidak membebankan bunga per tahun. Namun ingat juga bahwa tingkat penundaan/pengenalan bunga (0 persen APR selama enam bulan!) akan habis masa berlakunya setelah beberapa waktu, jadi awasi terus kapan suku bunga Anda berubah. [2] Agar keuangan Anda tidak kebobolan, Anda harus tahu cara menghitung bunga aktual di tagihan kartu kredit setiap bulan.

Metode 1
Metode 1 dari 5:

Menghitung Bunga Tetap dan Variabel

Unduh PDF
  1. Keduanya merupakan salah satu jenis APR "pembelian", yang berarti bahwa keduanya berlaku pada pembelian normal yang ditagihkan ke kartu kredit. Anda harus tahu Tingkat Bunga Harian (Daily Periodic Rate - DPR) untuk menghitung berapa banyak bunga yang Anda bayar setiap bulan. Ini akan dijelaskan di tahap berikutnya. Yang harus diperhatikan adalah bahwa jika Anda membayar sebelum akhir siklus tagihan, Anda tidak harus membayar bunga dari barang pembelian Anda untuk dua kategori APR “pembelian” ini. Bunga dibebankan hanya ke hutang di akhir siklus tagihan.
    • APR tetap tidak akan berubah, kecuali Anda terus-menerus gagal membayar pada waktunya. Pada titik ini, perusahaan kartu kredit akan mengirim surat berisi bunga penalti/default yang baru.
    • Bunga variabel dapat berubah, tergantung suku bunga nasional atau faktor-faktor ekonomi lain. Misalnya, ia dapat berubah berdasarkan fluktuasi suku bunga utama federal yang diterbitkan di Wall Street Journal . [3]
    • Perhatikan lembar pernyataan kontrak atau kartu kredit untuk mengetahui nilai APR variabel dan tetap Anda.
  2. Perusahaan kartu kredit biasanya menghitung bunga yang dibebankan kepada Anda setiap bulan. Karena jumlah hari dalam bulan bervariasi—misalnya, bulan Januari ada 31 hari, sementara Februari ada 28 hari— sebagian besar perusahaan kartu kredit menggunakan rumus DPR untuk menghitung bunga. Untuk menghitung DPR, bagilah nilai APR tahunan dengan 365 (jumlah hari dalam setahun).
    • Sebagai contoh, misalnya pada sebuah nilai APR tetap atau variabel sebesar 19 persen: 19 ÷ 365 = 0,052. Inilah nilai DPR Anda.
  3. Maka pada bulan Januari, Anda harus mengkalikan DPR dengan 31: 0,052 x 31 = 1,61. Artinya, bunga tagihan untuk bulan Januari berjumlah 1,61 persen. Di bulan Februari, kalikan DPR dengan 28: 0,052 x 28 = 1,46. Artinya, bunga tagihan untuk bulan Februari berjumlah 1,46 persen.
  4. Ingat bahwa jika Anda membayar seluruh jumlah tagihan ditanggal tertagih, Anda tidak akan terkena bunga apa pun. Namun, jika Anda hanya membayar tagihan minimum atau kurang dari seluruh tagihan terutang, Anda harus membayar bunga dari tagihan untuk bulan itu. Ubah tingkat bunga Anda menjadi desimal dengan menggerakkan koma desimal dua posisi ke sebelah kiri. Maka, bunga untuk 1,61 persen di bulan Januari akan menjadi 0,0161, dan bunga 1,46 persen di bulan Februari akan menjadi 0,0146.
    • Jika beban terutang kartu Anda di akhir siklus tagihan bulan Januari sebesar Rp13.330.000,- Anda harus membayar Rp13.330.000,- x 0,0161, atau Rp214.613,-
    • Jika beban terutang kartu Anda di akhir siklus tagihan bulan Februari sebesar Rp13.330.000,- Anda harus membayar Rp13.330.000,- x 0,0146, atau Rp 194.618,-
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 5:

Menghitung Bunga Penalti/Default APR

Unduh PDF
  1. Tingkat bunga ini lebih tinggi dari bunga yang didapat saat menandatangani kepemilikan kartu kredit. Bunga ini dipicu jika Anda melanggar persyaratan penalti di kontrak Anda. Contoh pelanggaran ini meliputi pembelian yang melewati batas neraca atau terus-menerus terlambat membayar tagihan bulanan.
  2. Anda mungkin dapat menemukan nilai standar bunga penalti/default APR di kontrak atau lembar tagihan bulanan. Kemungkinan besar pihak bank akan mengirim surat yang menyatakan perubahan nilai dalam bunga tersebut. Dalam Undang-Undang Pernyataan dan Tanggung Jawab Akuntabilitas Kartu Kredit tahun 2009, atau Undang-Undang CARD, bank diwajibkan memberi peringatan dan waktu 45 hari sebelum menyesuaikan bunga tagihan Anda. [4] Bank Anda akan menjelaskan tingkat bunga yang baru dalam surat mereka.
    • Sebagai contoh, Anda mungkin tadinya memiliki APR sebesar 20 persen. Namun pernah dua kali telat membayar—itu berarti 60 hari. Anda akan menerima surat dari perusahaan kartu kredit yang menyatakan bahwa mereka menaikkan bunga bulanan ke tingkat default/penalti sebesar 35 persen.
  3. Bagi bunga baru ini dengan jumlah hari dalam setahun, 365. Dalam contoh kita, perhitungannya sebagai berikut: 35 ÷ 365 = 0,0958. Inilah bunga yang harus Anda bayar setiap hari.
  4. Jumlah hari dalam sebulan bervariasi, jadi pastikan Anda menggunakan angka yang benar untuk bulan yang ingin dihitung. Karena Januari memiliki 31 hari, kalikan 0,0958 x 31 untuk mendapat 2,97. Bunga Anda untuk bulan Januari berjumlah 2,97 persen dari tagihan bulan itu.
  5. Ingatlah untuk mengubah persentasenya ke angka desimal. Dalam contoh kita, 2,97 persen menjadi 0,0297.
    • Jika total hutang kartu kredit Anda Rp13.330.000,- di akhir bulan Januari, maka Anda membayar Rp13.330.000,- x 0,0297, atau Rp395.901 untuk bunganya saja.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 5:

Menghitung Bunga APR Tier

Unduh PDF
  1. Dengan adanya APR tier, perusahaan kartu kredit menerapkan suku bunga berbeda ke bagian-bagian berbeda di lembar tagihan. Misalnya membebankan 17 persen pada tagihan sebesar maksimal Rp13.330.000,- dan 19 persen untuk tagihan di atas Rp13.330.000,-. Jika total tagihan Anda berjumlah Rp19.995.000,- Anda harus membayar 17 persen bunga untuk tagihan Rp13.330.000,- dan 19 persen pada tagihan sisanya yang berjumlah Rp6.665.000.
  2. Ketahuilah ada berapa tier atau tingkat yang diterapkan ke total tagihan di akhir siklus tagihan. Anda harus mengetahui nilai DPR untuk masing-masing bunga tersebut. Jadi, misalnya untuk contoh kita:
    • 17 ÷ 365 menghasilkan nilai DPR 0,047 untuk Rp13.330.000,- pertama di tagihan.
    • 19 ÷ 365 menghasilkan nilai DPR 0,052 untuk Rp6.665.000,- sisanya.
  3. Cara perhitungannya sama dengan bunga tetap dan variabel. Namun Anda harus ingat untuk menerapkan setiap tahap ke masing-masing tier. Anggaplah bahwa kita menghitung bunga bulanan untuk bulan Januari, yang berisi 31 hari.
    • 0,047 x 31 = bunga bulanan sejumlah 1,457 persen untuk Rp13.330.000,- pertama.
    • 0,052 x 31 = bunga bulanan sejumlah 1,612 persen untuk Rp6.665.000 sisanya.
  4. Sekali lagi, geser koma desimalnya dua titik ke kiri untuk mengubah persentase ke angka yang dapat dikalikan.
    • Rp13.330.000,- x 0,01457 = Rp194.218,1,- dari bunga yang dibayar untuk Rp13.330.000,- pertama di tagihan.
    • Rp6.665.000,- x 0,01612 = Rp107.439,8 dari bunga yang dibayar untuk Rp6.665.000 sisanya.
  5. Rp194.218,1,- + Rp107.439,8 = Rp 301.657,9,- dari bunga yang dibayar untuk total tagihan berjumlah Rp 19.995.000.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 5:

Menghitung Bunga untuk APR Penarikan Tunai

Unduh PDF
  1. Bunga untuk ini bisa lebih tinggi dari APR biasa, namun sangat berbeda dari bunga pembelian. Bunga pada APR pembelian barang hanya dihitung di “akhir setiap siklus tagihan”. Namun, pada Penarikan Tunai, bunga dibebankan “setiap hari” sampai Anda membayar hutang dari pengambilan tunai tersebut. Bunga pengambilan tunai berlaku begitu Anda melakukan salah satu dari hal-hal berikut ini:
    • Pengambilan tunai dari ATM atau cabang bank menggunakan kartu kredit.
    • Transfer dana dari kartu kredit ke akun overdraft.
    • Menulis cek yang dananya diambil dari kartu kredit.
    • Gunakan kartu kredit untuk membeli mata uang asing.
  2. Mungkin harus memicing mata agar dapat membaca tulisan yang sengaja dibuat dengan huruf kecil-kecil, tapi pasti ada di situ.
  3. Inilah bunga yang harus dibayar per hari. Untuk menghitungnya, bagi APR penarikan tunai dengan 365 hari. Misalnya, jika APR penarikan tunai Anda berjumlah 20 persen, lengkapi perhitungan berikut ini: 20 ÷ 365 = 0,055
  4. Kalikan jumlah dari langkah sebelumnya dengan jumlah hari yang tadi. Jadi, jika Anda menunggu sampai 30 hari sebelum membayar penarikan tunai dengan APR sebesar 20 persen, maka perhitungannya adalah: 0,055 x 30 (hari) = 1,65. Bunga dari penarikan tunai Anda adalah 1,65 persen.
  5. Kalikan bunga dari langkah sebelumnya dengan jumlah uang yang ditarik. Jika Anda menarik Rp13.330.000,- dalam contoh di atas, maka perhitungannya adalah: 13.330.000 x 0,0165 = 16,50. Anda harus membayar bunga penarikan tunai sebesar Rp219.945,-.
    Iklan
Metode 5
Metode 5 dari 5:

Melindungi Keuangan Anda

Unduh PDF
  1. Makin telat pembayaran dilakukan, makin tinggi APR yang akan ditetapkan oleh perusahaan kartu kredit. Jika Anda sampai lupa membayar, segeralah dibayar. Besar kemungkinan perusahaan kartu kredit akan langsung melaporkan Anda ke biro penagihan, bahkan sebelum lewat 30 hari. [5] Ini akan merusak nilai kredit Anda sedemikian rupa dan butuh waktu lama untuk pulih. Jaga skor FICO Anda tetap tinggi dengan membuktikan bahwa Anda debitor yang dapat diandalkan. [6]
  2. Undang-undang mewajibkan perusahaan penerbit kartu kredit untuk memberi peringatan dan waktu 45 hari sebelum meningkatkan bunga tagihan. Namun, perusahaan tersebut tidak akan memberi penjelasan apa pun jika memang menaikkan bunga. Jik Anda tidak mendapat penjelasan, hubungi perusahaan kartu kredit Anda untuk memastikan kenapa dirubah. Jika mereka tidak bisa memberi jawaban bagus, mungkin sudah saatnya memindah neraca Anda ke kartu kredit lain.
    • Salah satu alasan yang masuk akal untuk menaikkan bunga adalah karena adanya keterlambatan atau gagal bayar terus menerus, atau karena skor kredit yang rendah.
  3. Perusahaan-perusahaan penerbit kartu kredit berbisnis untuk mendapatkan uang. Mereka tidak akan mau menurunkan APR hanya karena Anda pelanggan yang baik. Jika ingin dihargai atas kebiasaan membayar tepat waktu selama bertahun-tahun, teleponlah perusahaan kartu kredit Anda dan yakinkan mereka untuk merubah suku bunga tagihan Anda.
    • Sebelum menghubungi mereka, lakukan riset tentang berapa nilai APR yang adil dan wajar untuk skor FICO Anda. [7]
    • Lalu hubungi mereka dan cobalah menegosiasi ulang APR Anda berdasarkan hasil reset itu.
    • Jika perusahaan kartu kredit tidak bersedia, segera transfer neraca Anda ke kartu kredit lain.
    Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Lembar kontrak atau perjanjian kartu kredit yang asli.
  • Kalkulator.
  • Tagihan Bulanan.

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.912 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan