Unduh PDF Unduh PDF

Bakteri Stafilokokus lazim ditemukan di kulit manusia dan banyak permukaan benda. Apabila tetap berada di permukaan kulit, umumnya bakteri ini tidak menyebabkan masalah. Namun, jika sampai masuk ke dalam kulit melalui luka sayat, luka gores, atau gigitan serangga, bakteri ini bisa menyebabkan masalah. Bakteri ini bisa menyebabkan infeksi pada luka, dan jika dibiarkan, bisa menyebabkan kematian. [1] Anda harus mengunjungi dokter jika menduga mengalami infeksi bakteri stafilokokus.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mencari Perawatan

Unduh PDF
  1. Infeksi stafilokokus bisa tampak memerah dan membengkak. Selain itu, nanah juga mungkin keluar. Faktanya, infeksi ini bisa sangat mirip dengan gigitan laba-laba. Kulit Anda juga mungkin akan terasa hangat. Gejala ini biasanya terasa di dekat luka atau luka sayat. Nanah atau cairan lain mungkin juga akan keluar dari dalam luka. [2]
  2. Infeksi bakteri stafilokokus bisa berkembang menjadi infeksi serius dengan cepat. Oleh karena itu, jika menduga Anda terinfeksi bakteri ini, Anda harus menghubungi dokter. Dokter mungkin akan meminta Anda datang memeriksakan diri sesegera mungkin dan memberikan petunjuk perawatan segera. [3]
    • Memeriksakan diri ke dokter akan lebih penting lagi terutama jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi juga demam. Dokter mungkin perlu segera memeriksa kondisi Anda atau meminta Anda ke unit gawat darurat untuk segera dirawat.
  3. Basuh area yang terinfeksi perlahan-lahan dengan sabun dan air hangat. Anda juga boleh menggunakan waslap asalkan digunakan dengan lembut. Namun, Anda tidak boleh menggunakan waslap yang sama sebelum dicuci terlebih dahulu. Jangan coba memencet luka lepuh karena hanya akan membuat infeksinya meluas. Jika cairan di dalam luka Anda perlu dikeluarkan, sebaiknya dokter yang melakukannya. [4]
    • Pastikan untuk mencuci tangan setelah membersihkan area luka.
    • Saat mengeringkan luka, gunakan handuk bersih. Jangan gunakan handuk ini lagi sebelum dicuci terlebih dahulu. [5]
  4. Dokter mungkin perlu menganalisis sampel jaringan atau kultur. Tujuannya adalah memeriksa galur bakteri penginfeksi yang Anda alami. Setelah teridentifikasi, dokter bisa menentukan antibiotik yang sesuai dengan bakteri tersebut. [6]
  5. Jika Anda mengalami infeksi berat yang menyebabkan abses atau radang kulit/bisul ( furunkel ), dokter mungkin akan mengeluarkan nanah dari dalamnya. Anda seharusnya tidak merasa terlalu sakit karena dokter akan mencoba membius area tersebut terlebih dahulu. [7]
    • Untuk mengeluarkan cairan dari dalam luka, biasanya dokter akan menggunakan pisau bedah dan menyayat permukaan luka. Setelah itu, dokter akan membiarkan cairan dari dalam luka mengalir keluar. Jika ukuran luka cukup besar, dokter mungkin akan membalutkan kain kasa yang harus dilepas di kemudian hari. [8]
  6. Dalam sebagian besar kasus infeksi stafilokokus, Anda harus mengunakan antibiotik. Salah satu alasan bakteri ini begitu berbahaya adalah ada sebagian galurnya yang resistan terhadap golongan antibiotik tertentu. [9] Misalnya, Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), yang harus diobati dengan antibiotik intravena.
    • Umumnya, Anda harus menggunakan antibiotik golongan sefalosporin, nafsilin, atau sulfa. Meskipun begitu, Anda juga mungkin harus menggunakan vankomisin, yang tingkat resistansinya lebih rendah. Kekurangan penggunaan obat ini adalah harus diberikan secara intravena oleh dokter. [10]
    • Efek samping vankomisin adalah kemungkinan timbulnya ruam berat dan gatal. Ruam ini biasanya muncul di leher, wajah, dan tubuh bagian atas. [11]
    • Anda tidak bisa hanya melihat infeksi dan mengetahui apakah penyebabnya bakteri stafilokokus atau MRSA.
  7. Terkadang, infeksi stafilokokus bisa berkembang di sekitar peralatan medis yang terpasang di tubuh atau alat prostetik. Jika hal ini terjadi, Anda harus menjalani operasi untuk melepas alat tersebut. [12]
  8. Infeksi stafilokokus bisa menjadi masalah dalam sejumlah situasi, misalnya saat Anda menjalani operasi. Anda juga bisa mengalami kondisi serius yang disebut artritis septik apabila bakteri stafilokokus masuk ke dalam sendi yang terkadang terjadi saat bakteri ini ada dalam aliran darah. [13]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Mencegah Infeksi Stafilokokus

Unduh PDF
  1. Bakteri stafilokokus berkumpul di permukaan kulit, termasuk juga di bawah kuku. Dengan mencuci tangan, Anda bisa menimimalkan kemungkinan bakteri ini masuk ke dalam luka gores atau luka koreng. [16]
    • Sebaiknya gosok tangan Anda selama 20-30 detik dengan sabun dan air hangat saat mencuci tangan. Setelah itu, sebaiknya gunakan handuk sekali pakai. Matikan keran air dengan handuk agar Anda tidak bersentuhan lagi dengan permukaan berbakteri setelah mencuci tangan. [17]
  2. Jika Anda mengalami luka gores atau luka sayat, Anda harus menutupinya dengan perban setelah dibersihkan. Menggunakan salep antibiotik juga adalah langkah yang bagus. Perawatan ini akan membantu menjauhkan infeksi stafilokokus dari luka. [18]
  3. Jika Anda harus merawat luka sendiri atau orang lain, sebaiknya kenakan sarung tangan bersih jika mungkin. Jika tidak, pastikan Anda mencuci tangan hingga bersih setelah selesai dan berusaha untuk tidak menyentuh luka dengan tangan telanjang. Anda bisa mengoleskan salep antibiotik pada perban sebelum menempelkannya agar tidak perlu bersentuhan dengan luka. [19]
  4. Anda bisa terkena infeksi stafilokokus di pusat kebugaran, bak mandi air panas, atau ruang uap. Jadi, pastikan untuk mandi setelah berolahraga untuk membersihkannya. Selalu pastikan kamar mandi Anda bersih dan jangan gunakan peralatan pribadi seperti pisau cukur, handuk, dan sabun bersama orang lain. [20]
  5. Sindrom syok toksik adalah sejenis infeksi stafilokokus dan sering kali disebabkan pemakaian tampon lebih dari 8 jam. Usahakan untuk mengganti tampon setiap 4-8 jam sekali, dan pilihlah tampon paling ringan yang bisa Anda gunakan. Jika Anda menggunakan tampon yang terlalu menyerap, risiko infeksi stafilokokus akan meningkat. [21]
    • Jika Anda mengkhawatirkan sindrom syok toksik, cobalah gunakan cara lain selama menstruasi, misalnya menggunakan pembalut wanita. [22]
  6. Saat mencuci pakaian, seprai, dan handuk, gunakan air panas. Air panas bisa membantu membunuh bakteri stafilokokus agar tidak menginfeksi tubuh Anda. [23]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.695 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan