Unduh PDF
Unduh PDF
Merindukan teman lama yang saat ini sedang tinggal di kota lain? Jika tidak bisa mengajaknya bertemu secara langsung, mengapa tidak memanfaatkan teknologi berupa pesan teks untuk berkomunikasi kembali dengannya? Jika selama ini Anda tidak terbiasa bertukar pesan teks dengan orang-orang terdekat, cobalah menyimak kiat-kiat di bawah ini untuk menjaga kelangsungan percakapan teks, seperti dengan mengajukan pertanyaan terbuka, mengajak lawan bicara mendiskusikan topik yang menarik, mengirimkan pesan yang bermakna, serta menjadi komunikator yang baik.
Langkah
-
Ajukan pertanyaan terbuka yang menuntut jawaban lebih dari sekadar “ya” atau “tidak”. Ajukan pertanyaan tersebut melalui pesan teks dan bangun percakapan berdasarkan jawaban yang diberikannya.
- Misalnya, Anda bisa bertanya, “Kamu kepingin liburan ke mana, sih?” atau “Kamu kalau lagi senggang biasanya ngapain?” [1] X Teliti sumber
-
Mintalah dia menceritakan sesuatu kepada Anda. Untuk memancingnya, Anda bisa menanyakan berbagai hal seperti film favoritnya, restoran kesukaannya, pekerjaannya, hewan peliharaannya, dsb. Setelah dia memberikan jawabannya, jangan biarkan percakapan selesai begitu saja; dengan kata lain, manfaatkan jawabannya sebagai ‘jembatan’ untuk membahas topik berikutnya. [2] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda bisa mengirim pesan yang berbunyi, “Eh, gimana pekerjaan barumu? Menyenangkan, nggak?” atau “Ceritakan soal liburanmu ke Hawaii kemarin, dong. Pasti seru, ya?”
-
Ajukan pertanyaan lanjutan selepas lawan bicara Anda menceritakan sesuatu. Alih-alih langsung beranjak ke topik selanjutnya, cobalah meminta lawan bicara Anda untuk mengelaborasi pernyataan atau perasaannya. Mengajukan pertanyaan lanjutan menunjukkan bahwa Anda mendengarkan ceritanya dengan baik dan berusaha melibatkan diri lebih dalam dengannya. [3] X Teliti sumber
- Jika lawan bicara Anda mengaku malas berangkat ke kantor, cobalah bertanya, “Kenapa malas? Kamu nggak suka pekerjaanmu?”
-
Tanyakan apakah dia membutuhkan bantuan Anda. Jika lawan bicara Anda mengeluhkan sesuatu yang mengganggunya (atau jika dia menceritakan rasa frustrasinya terkait sesuatu), cobalah menawarkan bantuan Anda. Percayalah, dia akan merasa lebih nyaman untuk melanjutkan percakapan jika Anda terlihat peduli terhadap masalahnya. [4] X Teliti sumber
- Jika lawan bicara Anda mengaku baru saja bertengkar dengan keluarganya, cobalah membalas, “Ya ampun, aku ikut sedih mendengarnya. Ada yang bisa aku bantu?"
Iklan
-
Kirimkan pesan mengenai topik favoritmu. Menyelipkan topik favoritmu ke dalam percakapan ampuh membuat alur percakapan lebih mengalir, terutama karena Anda pasti ingin menceritakan banyak hal terkait topik tersebut. Anda bahkan bisa terlebih dahulu membuat daftar topik percakapan yang menarik untuk menjamin kelancaran alur percakapan. [5] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda bisa mengirimkan pesan yang berbunyi, “Eh, aku baru selesai menonton film Alfred Hitchcook, nih. Kebetulan aku memang suka film horor klasik, kan.” atau “Duh, aku nggak sabar pergi ke Super Bowl minggu depan. Asal kamu tahu, sepak bola adalah hidupku!”
-
Selipkan humor. Manfaatkan lelucon untuk membuat percakapan terasa semakin nyaman dan menyenangkan bagi kedua belah pihak. Namun sebelum melakukannya, pastikan Anda sudah mengenal lawan bicara Anda dengan baik; dengan kata lain, jangan mengirimkan lelucon sembarangan kepada orang-orang yang baru Anda kenal (kecuali dia yang terlebih dahulu melakukannya). Jaga agar lelucon Anda tetap ringan, menyenangkan, dan tidak menyinggung siapa pun. [6] X Teliti sumber
- Jika kesulitan membuat lelucon, cobalah mengirimkan meme atau GIF lucu.
-
Cobalah membahas unggahan lawan bicara Anda di media sosial. Jika dia mengunggah foto makan siangnya di restoran, tanyakan lokasi restoran tersebut. Namun sebelum melakukannya, pastikan orang tersebut tahu bahwa dia sudah berteman dengan Anda di media sosial! Jangan membuat diri Anda terlihat seperti penguntit yang mengerikan. [7] X Teliti sumber
-
Kirimkan foto atau video yang menarik. Cobalah mengirimkan video atau foto yang baru dan menarik. Misalnya, Anda baru saja selesai mendaki gunung dan sempat mengambil foto pemandangan di puncak; tidak ada salahnya bukan, mengirimkan foto tersebut kepada lawan bicara Anda? Anda juga boleh mengirimkan video-video sederhana seperti saat anjing Anda melakukan sesuatu yang konyol. Dengan kata lain, manfaatkan foto atau atau video untuk menjaga interaksi dengan orang lain; cantumkan pula teks singkat untuk menjelaskan maksud Anda mengirimkannya.
- Misalnya, jika Anda mengirim foto lukisan yang baru saja selesai Anda buat, tambahkan teks yang berbunyi seperti, “Eh, lihat deh, lukisan yang aku kerjakan tiga minggu terakhir. Baru selesai, nih. Bagus, nggak?”
Iklan
-
Jangan mendominasi percakapan. Berikan kesempatan kepada lawan bicara Anda untuk menceritakan hal-hal yang terjadi di hidupnya. Hati-hati, ketertarikan lawan bicara Anda bisa hilang jika fokus pembicaraan selalu terpusat di diri Anda. [8] X Teliti sumber
- Jika seseorang mengaku harinya sedang kurang baik, alih-alih melontarkan respons seperti, “Duh, aku juga! Masa ya, tadi aku ketinggalan bus dan telat sampai di kantor,” cobalah berkata, “Ya ampun, pasti menyebalkan sekali. Kalau mau cerita jangan sungkan, lho. Oh iya, mudah-mudahan kamu merasa terbantu kalau ada orang yang senasib denganmu. Tahu nggak, hariku juga sangat menyebalkan!”
-
Jangan memaksa orang lain membicarakan topik yang tidak menarik bagi mereka. Jika topik yang Anda angkat sepertinya kurang sesuai dengan minat lawan bicara, segeralah beralih ke topik lainnya. Mengatur arah percakapan hanya akan membuat lawan bicara Anda menarik diri dan berhenti memberikan respons.
-
Jangan terlalu lama merespons pesan yang Anda terima. Mengulur waktu untuk merespons pesan dapat membuat kegiatan bertukar pesan tidak lagi terasa menarik. Tentu saja Anda tidak harus selalu langsung membalas pesan yang diterima; namun sebaiknya, berusahalah membalas pesan dalam waktu kurang dari 15 menit. Jika Anda sedang sangat sibuk dan kesulitan memberikan respons, segeralah meminta maaf kepada lawan bicara Anda agar dia tidak merasa diabaikan.Iklan
Referensi
- ↑ http://www.businessinsider.com/how-to-keep-a-conversation-going-2011-1
- ↑ https://www.themuse.com/advice/5-lines-that-will-keep-a-conversation-going
- ↑ https://www.forbes.com/sites/johnhall/2013/08/18/13-simple-ways-you-can-have-more-meaningful-conversations/#79a767fe4fe9
- ↑ https://www.forbes.com/sites/johnhall/2013/08/18/13-simple-ways-you-can-have-more-meaningful-conversations/#79a767fe4fe9
- ↑ http://www.businessinsider.com/how-to-keep-a-conversation-going-2011-1
- ↑ http://ideas.ted.com/how-a-great-conversation-is-like-a-game-of-catch/
- ↑ https://www.forbes.com/sites/johnhall/2013/08/18/13-simple-ways-you-can-have-more-meaningful-conversations/#79a767fe4fe9
- ↑ http://ideas.ted.com/how-a-great-conversation-is-like-a-game-of-catch/
Iklan