PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Cerita horor bisa jadi menyenangkan untuk ditulis dan dibaca. Cerita horor yang bagus bisa membuat Anda jijik, takut, atau menghantui mimpi Anda. Cerita horor bergantung pada para pembacanya untuk mempercayai cerita tersebut sehingga mereka ketakutan, terganggu, atau merasa jijik. Akan tetapi, cerita horor bisa cukup sulit ditulis. Sama seperti genre fiksi lainnya, cerita horor bisa dikuasai dengan perencanaan yang benar, kesabaran, dan latihan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 5:

Memahami Genre Horor

PDF download Unduh PDF
  1. Sama seperti komedi, horor adalah genre yang sulit ditulis karena apa yang membuat seseorang ketakutan atau berteriak bisa saja membuat orang lainnya bosan atau tidak merasakan apa-apa. Tetapi, sama dengan menyusun sebuah gurauan yang baik, para master genre horor telah berhasil menyusun cerita horor yang menyeramkan berkali-kali. [1] Walau cerita Anda mungkin tidak menarik semua pembaca, atau menghasilkan teriakan ketakutan, setidaknya akan ada satu orang pembaca yang berespon terhadap nuansa horor di cerita Anda.
  2. Biasakan diri Anda dengan genre ini dengan membaca contoh-contoh cerita horor yang efektif, mulai dari cerita-cerita hantu hingga tulisan-tulisan horor kontemporer. Seperti yang pernah dikatakan oleh penulis horor terkenal, Stephen King, agar menjadi seorang penulis sungguhan, Anda harus “banyak-banyak membaca dan menulis.” [2] Pikirkan cerita-cerita hantu atau legenda urban yang biasa dibicarakan di acara-acara api unggun saat Anda masih anak-anak, atau semuga dongeng horor yang memenangkan penghargaan, yang Anda baca di sekolah atau ketika sendirian. Anda bisa melihat beberapa contoh spesifik seperti:
    • “The Monkey’s Paw”, dongeng pada abad ke 18 karya William Wymark Jacobs, yang menceritakan tentang tiga permohonan buruk yang dikabulkan oleh sebuah telapak monyet mistis. [3]
    • “The Tell-Tale Heart”, yang merupakan karya master penulis horor, Edgar Allen Poe, yang menceritakan tentang pembunuhan serta penghantuan yang sangat mengganggu secara psikologis. [4]
    • Cara pandang Neil Gaiman terhadap lagu anak-anak Humpty Dumpty pada buku “The Case of Four and Twenty Blackbirds.” [5]
    • Jangan sampai Anda melupakan cerita horor yang dibuat oleh sang master genre ini, Stephen King. Ia telah menuliskan lebih dari 200 cerita pendek dan menggunakan berbagai teknik yang berbeda untuk menakuti para pembacanya. Walaupun banyak versi daftar cerita horor terbaik hasil karya beliau, [6] bacalah “The Moving Finger” [7] atau “The Children of the Corn” agar Anda bisa membiasakan diri dengan gaya menulis Stephen King.
    • Penulis horor kontemporer Joyce Carol Oates juga menghasilkan sebuah cerita horor terkenal yang diberi judul “Where Are You Going, Where Have You Been?”, yang memaksimalkan penggunaan teror psikologis. [8]
  3. Pilih satu atau dua contoh yang membuat Anda membaca dengan seru atau Anda anggap menarik, bergantung pada cara penggunaan setting , plot, karakter, atau perubahan pada ceritanya untuk menghasilkan nuansa horor atau teror. Contohnya:
    • Pada cerita “The Moving Finger” karya Stephen King, ia menuliskan cerita yang berpusat pada: seseorang yang mengira ia melihat dan mendengar jari manusia menggaruk dinding kamar mandinya. Ceritanya lalu mengikuti orang ini dalam jangka waktu yang singkat saat ia mencoba menghindari jari tersebut, hingga ia terpaksa mengonfrontasi rasa takutnya terhadap sang jari. Stephen King juga menggunakan elemen-elemen lain seperti permainan Jeopardy dan percakapan di antara karakter utama dan istrinya, untuk menciptakan rasa tegang dan ngeri.
    • Dalam cerita “Where Are You Going, Where Have You Been?” karya Oates, sang pengarang menentukan karakter utamanya, yaitu seorang gadis muda bernama Connie, dengan memberikan gambaran kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-harinya, lalu mengalihkan fokus cerita ke suatu hari tertakdir. Saat itu, dua orang pria menepi dengan sebuah mobil saat Connie sendirian di rumah. Oates menggunakan dialog untuk menciptakan rasa ngeri dan mengizinkan para pembaca mengalami rasa takut yang dirasakan Connie, karena ia merasa terancam akan kehadiran kedua pria ini.
    • Di kedua cerita, unsur horor atau terornya dibuat melalui kombinasi keterkejutan dan kengerian, dengan elemen-elemen yang mungkin bersifat supernatural (seperti jari manusia yang bergerak sendiri), dan elemen-elemen yang mengganggu secara psikologis (seperti seorang gadis yang sendirian dengan dua orang pria).
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 5:

Membuat Ide-Ide Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Selami perasaan takut akan kehilangan anggota keluarga, sendirian, kekerasan, takut akan badut, setan, atau bahkan tupai pembunuh. Rasa takut Anda lalu akan tertuang dalam halaman buku, dan pengalaman atau eksplorasi Anda terhadap rasa takut ini akan menarik perhatian pembaca. [9]
    • Buat daftar rasa takut terbesar Anda. Lalu, pikirkan bagaimana Anda akan bereaksi jika Anda terperangkap atau dipaksa mengonfrontasi rasa-rasa takut ini.
    • Anda juga bisa melakukan jajak pendapat untuk mengetahui apa yang paling membuat takut anggota keluarga, teman, atau rekan-rekan Anda. Kumpulkan beberapa ide subjektif akan nuansa horor.
  2. Pendekatan lainnya adalah dengan melihat pada sebuah situasi sehari-hari yang normal, seperti berjalan-jalan di taman, memotong buah, atau mengunjungi seorang teman, lalu menambahkan elemen aneh atau menakutkan. Misalnya, menemukan telinga yang terpotong saat Anda berjalan-jalan secara tidak sengaja, memotong buah yang berubah menjadi sebuah jari atau tentakel, atau mengunjungi teman lama yang tidak mengenal Anda/menyangka Anda sebagai orang lain. [10]
    • Gunakan imajinasi Anda untuk membuat putaran rasa takut pada aktivitas atau kejadian sehari-hari yang normal.
  3. Satu cara untuk membuat situasi yang akan menanamkan rasa teror pada benak pembaca adalah dengan membatasi gerakan karakter Anda, agar karakter tersebut dipaksa menghadapi rasa takutnya dan mencari jalan keluar. [11]
    • Pikirkan jenis ruang tertutup yang menakuti Anda. Di mana ruangan yang akan menimbulkan rasa takut terperangkap dalam intensitas yang paling kuat bagi Anda?
    • Perangkap karakter Anda dalam ruang tertutup seperti gudang bawah tanah, peti mati, rumah sakit yang terbengkalai, sebuah pulau, atau kota mati. Cara ini akan menciptakan konflik atau ancaman langsung terhadap karakter cerita Anda, dan menambahkan unsur ketegangan yang langsung tercipta.
  4. Mungkin karakter Anda adalah seorang manusia serigala yang tidak ingin menyakiti siapa pun saat gerhana bulan selanjutnya, sehingga ia mengunci diri sendiri di gudang bawah tanah atau sebuah ruangan. Atau, karakter Anda mungkin sangat takut terhadap sebuah jari terpotong di kamar mandi. Ia melakukan segala yang ia bisa untuk menghindari kamar mandi, hingga jari tersebut terlalu sering menghantuinya, sehingga membuatnya memaksakan diri ke kamar mandi dan menghadapi ketakutannya. [12]
  5. Karena cerita horor bergantung pada reaksi subjektif pembaca, ceritanya harus mampu menciptakan perasaan-perasaan ekstrem pada pembaca, termasuk:
    • Keterkejutan: cara termudah untuk menakuti pembaca adalah dengan menciptakan keterkejutan dengan akhir yang tidak biasa. Anda bisa menggunakan gambar yang ditayangkan sekilas atau sebuah momen teror yang singkat. Akan tetapi, menciptakan rasa takut melalui keterkejutan bisa menghasilkan karya horor yang murahan. Jika digunakan secara berlebihan, cara ini menjadi mudah ditebak dan lebih sulit menakuti pembaca.
    • Paranoia: rasa bahwa ada sesuatu yang tidak benar, yang bisa membuat pembaca takut, membuat mereka meragukan lingkungan sekitar mereka. Saat digunakan dengan baik, efek paranoia ini membuat para pembaca meragukan kepercayaan atau ide-ide mereka akan dunia. Jenis rasa takut ini sangat baik digunakan untuk membangun ketegangan secara bertahap dan membuat cerita-cerita horor psikologis.
    • Kengerian: jenis rasa takut ini merupakan perasaan khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Rasa ngeri sangat efektif saat para pembaca benar-benar menyelam ke dalam cerita dan mulai peduli akan para karakter pada cerita tersebut. Dengan demikian, para pembaca ini merasa ngeri bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada para karakter dari suatu cerita. Menanamkan rasa ngeri pada benak pembaca adalah hal yang sulit karena ceritanya harus cukup menarik sehingga para pembaca bisa melibatkan diri. Akan tetapi, rasa ngeri adalah jenis rasa takut yang sangat kuat.
  6. Stephen King berpendapat ada beberapa cara utama untuk menciptakan rasa horor atau teror dalam sebuah cerita, yang bisa menghasilkan reaksi-reaksi yang berbeda dalam benak pembaca. [13]
    • Dengan menggunakan detail-detail yang menjijikkan, seperti kepala terpenggal yang menggelinding jatuh dari atas tangga, sesuatu yang berlendir dan hijau yang mendarat di lengan Anda, atau seorang karakter yang terjatuh ke kolam darah.
    • Dengan menggunakan detail-detail tidak alami (atau rasa takut akan hal yang tidak pasti/tidak mungkin), seperti laba-laba seukuran beruang, serangan dari para zombie , atau cakar alien yang meraih kaki Anda di ruangan gelap.
    • Dengan menggunakan detail-detail psikologis seperti seorang karakter yang pulang ke rumah dan menjumpai versi lain dari dirinya, atau seorang karakter yang mengalami mimpi buruk yang membuatnya lumpuh sehingga memengaruhi persepsi mereka akan realita.
  7. Setelah Anda menentukan premis atau skenario dan setting Anda, tentukan emosi ekstrem mana yang akan Anda permainkan, dan tentukan jenis detail-detail horor yang akan Anda gunakan dalam cerita. Buat garis besar plotnya secara kasar.
    • Anda bisa menggunakan piramida Freytag [14] untuk membuat garis besar, yang dimulai dengan eksposisi setting dan kehidupan atau hari-hari penting bagi sang karakter, lalu berpindah ke konflik pada karakter (misalnya dengan jari terpotong di kamar mandi atau dua orang pria di dalam mobil). Berikutnya, Anda naik ke tingkat selanjutnya dengan mengembangkan tindakan yang lebih seru, yaitu saat sang karakter mencoba menyelesaikan atau menghadapi konfliknya, tetapi menemui beberapa komplikasi atau penghalang, mencapai klimaks, lalu mengalami penurunan alur dengan tindakan yang tidak terlalu signifikan. Selanjutnya, bawa karakter ke tahap resolusi, yaitu saat ia berubah (atau, dalam beberapa cerita horor lainnya), menemui kematian yang menakutkan.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 5:

Mengembangkan Para Karakter

PDF download Unduh PDF
  1. Lakukan hal ini dengan memperkenalkan detail-detail serta deskripsi yang jelas akan kebiasaan, hubungan, serta cara pandang sang karakter. [15]
    • Tentukan usia dan pekerjaan karakter Anda.
    • Tentukan status pernikahan atau hubungan karakter Anda.
    • Tentukan cara pandang mereka akan dunia (sinis, skeptis, penuh kecemasan, bersemangat, mencintai dunia, atau cepat puas).
    • Tambahkan detail-detail spesifik atau unik. Buat karakter Anda berbeda dengan sebuah karakteristik tertentu (seperti gaya rambut, bekas luka), atau aksesoris khusus yang menandai penampilannya (misalnya sejenis pakaian tertentu, perhiasan, pipa, atau tongkat). Cara bicara atau dialek seorang karakter juga bisa membedakannya dari karakter lainnya, dan membuat dirinya menjadi lebih menonjol di mata pembaca.
    • Setelah para pembaca bisa mengidentifikasikan diri dengan seorang karakter, karakter ini akan menjadi seperti anak bagi mereka. Mereka akan berempati dengan konflik pada diri sang karakter dan mereka ingin karakter ini bisa mengatasi konflik tersebut, walau mereka juga menyadari bahwa hal ini jarang berhasil.
    • Ketegangan yang tercipta di antara apa yang diinginkan para pembaca untuk sang karakter dengan apa yang terjadi pada karakter tersebut akan menghasilkan "bahan bakar" sehingga para pembaca terus "melaju" saat membaca cerita Anda.
  2. Kebanyakan cerita horor berbicara tentang rasa takut dan tragedi, dan apakah karakter Anda mampu mengatasi rasa takutnya. Sebuah cerita yang menggambarkan hal-hal baik yang terjadi pada orang-orang baik adalah cerita yang menyejukkan hati, tetapi tidak akan menakuti para pembaca Anda. Bahkan, tragedi hal-hal buruk yang terjadi pada orang-orang baik jauh lebih masuk akal, selain penuh dengan kecemasan dan ketegangan. [16]
    • Agar Anda bisa membuat konflik dalam kehidupan seorang karakter, Anda harus memperkenalkan bahaya atau ancaman terhadap sosok karakter tersebut, baik ancaman ini berupa jari yang bergerak sendiri, dua orang pria di dalam mobil, telapak monyet mistis, atau badut pembunuh.
    • Contohnya, dalam cerita “The Moving Finger” karya King, sang karakter utama, Howard, adalah seorang pria paruh baya yang senang menonton Jeopardy, memiliki hubungan baik dengan istrinya, dan kelihatannya hidup mapan ala kelas menengah. Akan tetapi, King tidak membiarkan para pembaca menjadi terlalu nyaman dengan kehidupan normal Howard. King mulai memperkenalkan suara menggaruk di kamar mandi Howard. Penemuan jari di kamar mandi, dan usaha berulang Howard untuk menghindari, menyingkirkan, atau menghancurkannya, telah menciptakan sebuah cerita yang mengubah kehidupan normal seorang pria yang menyenangkan menjadi kehidupan yang diinterupsi oleh hal-hal yang tidak nyata atau tidak masuk akal.
  3. Setelah Anda menentukan bahaya atau ancaman terhadap seorang karakter, Anda lalu harus membuatnya merespon dengan tindakan yang salah, sembari membuat karakter tersebut meyakinkan diri bahwa ia melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang benar untuk mengatasi ancamannya. [17]
    • Anda harus menciptakan motivasi yang cukup kuat agar sang karakter merasa keputusan buruknya patut dibenarkan, dan ia tidak bodoh atau sulit dipercaya. Seorang pengasuh bayi yang menarik, yang merespons pembunuh bertopeng dengan berlari ke hutan gelap yang lebat alih-alih menelepon polisi, bukan saja merupakan tindakan yang bodoh, tetapi juga terasa sulit dipercaya bagi para pembaca atau penonton.
    • Tetapi, jika Anda membuat karakter Anda mengambil keputusan yang bisa dibenarkan (walau keputusan tersebut sesungguhnya buruk) terhadap suatu ancaman, maka para pembaca akan lebih mudah percaya dan mendukung karakter tersebut.
    • Contohnya, pada cerita “The Moving Finger” karya Stephen King, Howard pada awalnya memilih untuk tidak memberitahu istrinya tentang jari di kamar mandi. Hal ini ia lakukan karena ia percaya ia berhalusinasi atau menganggap suara menggores tersebut secara berlebihan, bahwa sesungguhnya suara itu hanyalah suara tikus atau binatang yang terperangkap di kamar mandi. Cerita ini membenarkan keputusan Howard untuk tidak memberitahu siapa pun tentang jari tersebut, dengan mewakili keputusan yang biasa diambil kebanyakan orang jika mereka menyaksikan kejadian yang aneh atau tidak biasa: "Tidak, kejadian tersebut tidak benar-benar terjadi", atau "Saya hanya mengada-ada".
    • Cerita ini lalu membenarkan reaksi Howard dengan membiarkan istrinya pergi ke kamar mandi dan tidak berkomentar tentang melihat jari yang bergerak di toilet. Jadi, cerita ini memainkan persepsi Howard akan realita dan mengindikasikan bahwa mungkin ia memang hanya berhalusinasi tentang jari tersebut.
  4. “Tantangan” seorang karakter adalah hal-hal yang akan hilang darinya jika ia mengambil keputusan atau pilihan tertentu di dalam sebuah cerita. Jika para pembaca tidak tahu tantangan apa yang dipertaruhkan oleh sang karakter yang sedang mengalami konflik, mereka tidak bisa mengalami rasa takut kehilangan. Sebuah cerita horor yang baik berpusat pada menghasilkan emosi-emosi ekstrem seperti rasa takut atau kecemasan pada benak para pembaca, dengan membuat emosi-emosi ekstrem ini terlebih dahulu pada diri para karakternya.
    • Rasa takut dibangun berdasarkan pemahaman akan konsekuensi dari sebuah tindakan seorang karakter, atau risiko dari tindakan-tindakannya. Jadi, jika karakter Anda memutuskan untuk menghadapi si badut pembunuh di loteng atau dua orang pria di dalam mobil, para pembaca harus sadar risiko kehilangan yang dihadapi karakter ini. Risiko ini harus berupa sesuatu yang esktrem atau besar, seperti kehilangan kewarasan, kehilangan kesucian, kehilangan nyawa, atau kehilangan nyawa seseorang yang mereka cintai.
    • Pada cerita King, karakter utamanya takut kehilangan kewarasannya jika ia memutuskan mengonfrontasi si jari. Tantangan yang dipertaruhkan oleh karakter pada cerita ini sangat besar dan jelas bagi para pembaca. Jadi, ketika Howard akhirnya memutuskan menghadapi si jari bergerak, para pembaca takut hasil akhirnya akan membawa efek merugikan bagi Howard.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 5:

Membuat Klimaks yang Menyeramkan dan Bagian Akhir yang Menggantung

PDF download Unduh PDF
  1. Para pembaca bisa bingung atau takut, tetapi tidak keduanya. Menipu atau memanipulasi para pembaca melalui pertanda, mengubah sifat para karakter, atau menunjukkan titik plot, bisa menciptakan ketegangan serta kecemasan atau rasa takut dalam benak pembaca. [18] [19]
    • Berikan petunjuk mengenai klimaks yang menyeramkan dari cerita Anda, dengan menyediakan detail-detail atau petunjuk-petunjuk kecil, seperti label pada sebuah botol yang nantinya akan berguna untuk karakter utama, suara pada sebuah ruangan yang akan menjadi indikasi adanya kehadiran sesuatu yang tidak natural, atau pistol berisi peluru dalam sebuah bantal yang nantinya mungkin digunakan oleh karakter utama pada cerita Anda.
    • Bangun ketegangan dengan mengubah momen-momen tegang atau aneh ke momen-momen tenang secara bergantian. Momen tenang ini adalah saat karakter Anda bisa bernapas lega dalam sebuah adegan, menenangkan diri, dan kembali merasa aman. Lalu, tingkatkan kembali ketegangannya dengan membawa sang karakter kembali ke dalam konflik dan membuat konfliknya menjadi lebih serius atau menakutkan.
    • Dalam cerita “The Moving Finger”, King melakukannya dengan membuat Howard ketakutan akan si jari, lalu bercakap-cakap dengan istrinya dengan normal sembari mendengarkan Jeopardy dan memikirkan tentang jari tersebut, lalu mencoba menghindari si jari dengan berjalan-jalan. Howard mulai merasa aman atau yakin bahwa jari tersebut tidak nyata, akan tetapi, ketika ia membuka pintu kamar mandi, jari tersebut kelihatannya telah bertambah panjang dan bergerak jauh lebih cepat daripada sebelumnya.
    • King menciptakan ketegangan, baik untuk karakter dan pembacanya, dengan memperkenalkan ancaman lalu membiarkan ancaman tersebut berada dalam bayang-bayang di sepanjang cerita. Sebagai pembaca, kita tahu bahwa jari tersebut merupakan tanda akan sesuatu yang buruk atau jahat, dan sekarang kita berada dalam posisi menonton Howard saat ia mencoba menjauhi si jari, lalu pada akhirnya menghadapi ancaman jahat si jari.
  2. Perubahan seperti ini pada sebuah cerita horor bisa membuatnya lebih menarik atau menghancurkannya secara menyeluruh, jadi ciptakanlah akhiran menggantung yang menghubungkan semua ujung konflik karakter tetapi masih meninggalkan satu pertanyaan besar pada imajinasi pembaca. [20]
    • Walau Anda ingin menciptakan bagian akhir yang memuaskan pembaca, pastikan Anda juga tidak membuatnya terlalu tertutup dan jelas sehingga para pembaca meninggalkan karya Anda tanpa sisa rasa penasaran.
    • Anda bisa membuat karakter Anda sadar tentang konfliknya atau cara menyelesaikan konflik tersebut. Kesadaran ini harus menjadi hasil dari detail-detail yang dikembangkan di sepanjang cerita dan tidak boleh terasa asing atau acak bagi para pembaca. [21]
    • Dalam cerita “The Moving Finger”, kesadaran Howard muncul saat ia menemukan bahwa keberadaan jari tersebut mungkin merupakan tanda kejahatan atau adanya hal yang salah di dunia ini. Howard bertanya pada sang polisi, yang berada di sana untuk menangkapnya setelah mendengar komplain akan suara berisik yang mengganggu dari para tetangga. Ia mengajukan pertanyaan Jeopardy terakhir, dalam kategori “inexplicable” (tidak bisa dijelaskan). “Mengapa hal-hal buruk terkadang terjadi pada orang-orang terbaik?” demikian Howard bertanya. Sang polisi lalu berbalik badan untuk membuka toilet, yang menjadi tempat Howard menyimpan jari yang sudah ia kalahkan, dan “mempertaruhkan semuanya” sebelum membuka dudukan toilet sehingga ia melihat hal yang tidak bisa dijelaskan atau asing.
    • Bagian akhir seperti ini membuat para pembaca penasaran akan apa yang dilihat oleh sang polisi di dalam toilet, dan apakah jari tersebut merupakan benda nyata atau hanya produk imajinasi Howard. Dengan cara ini, bagian akhir ceritanya bersifat terbuka, tanpa terlalu mengejutkan atau membingungkan bagi para pembaca.
  3. Seperti genre lainnya, horor memiliki kumpulan majas atau klisenya sendiri, yang harus dihindari para penulis jika mereka ingin membuat cerita horor yang unik dan menarik. Mulai dari gambaran-gambaran familier seperti badut gila di loteng rumah hingga seorang pengasuh bayi yang sendirian di rumah pada malam hari, atau frasa-frasa umum seperti “Lari!” atau “Jangan lihat ke belakang!”, klise adalah hal yang sulit dihindari dalam genre ini. [22]
    • Berfokuslah untuk menciptakan cerita yang terasa menakutkan secara personal bagi diri Anda. Atau, tambahkan alternatif pada majas horor yang familier, seperti vampir yang suka makan kue alih-alih darah, atau pria yang terperangkap di tempat sampah alih-alih peti mati.
    • Ingatlah bahwa terlalu banyak darah atau kekerasan bisa menciptakan efek yang buruk bagi para pembaca, terutama jika ada genangan darah yang sama, yang terus muncul berulang pada sebuah cerita. Tentu saja Anda bisa menggunakan sedikit adegan berdarah, yang kemungkinan diperlukan dalam sebuah cerita horor. Akan tetapi, pastikan Anda menggunakannya pada titik cerita yang berdampak atau penting, sehingga penggunaan ini bisa menarik perhatian pembaca alih-alih membuat mereka bosan atau mati rasa. [23]
    • Salah satu cara lainnya untuk menghindari klise adalah dengan berfokus pada pembuatan keadaan pikiran yang terganggu atau tidak bisa tenang di diri karakter Anda, alih-alih menggunakan gambar-gambar darah. Ingatan gambar biasanya tidak melekat dalam diri pembaca, tetapi efek-efek dari gambar-gambar ini pada seorang karakter kemungkinan besar akan menciptakan rasa takut yang merayapi para pembaca Anda. Jadi, jangan arahkan target pada imajinasi pembaca, tetapi fokuskan target tersebut pada keadaan pikiran pembaca yang terganggu. [24]
    Iklan
Bagian 5
Bagian 5 dari 5:

Merevisi Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Baca draf pertama cerita Anda dan lihat kalimat-kalimat dengan kata sifat, kata benda, atau kata kerja yang berulang. Mungkin Anda lebih suka kata sifat “merah” untuk menjelaskan sebuah gaun atau genangan darah. Akan tetapi, kata sifat seperti “batu delima, lembayung, kirmizi”, bisa menambahkan tekstur bahasa dan mengubah frasa konvensional seperti “genangan darah merah” menjadi sebuah frasa yang lebih menarik, misalnya “genangan darah kirmizi.”
    • Siapkan thesaurus Anda dan ganti semua kata yang berulang dengan sinonimnya untuk menghindari penggunaan kata-kata atau frase-frase yang sama, lagi dan lagi di sepanjang cerita Anda.
    • Pastikan penggunaan bahasa dan kata-kata Anda cocok dengan suara karakter Anda. Seorang gadis remaja tentunya akan menggunakan kata-kata serta frasa-frasa yang berbeda dengan yang digunakan seorang pria paruh baya. Membuat perbendaharaan kata bagi karakter Anda, yang sesuai dengan kepribadian dan perspektifnya, akan membuat para pembaca merasa bahwa karakter Anda lebih masuk akal.
  2. Anda bisa melakukan hal ini di depan cermin atau di hadapan orang-orang yang Anda percayai. Cerita-cerita horor dimulai sebagai tradisi oral untuk menakuti seseorang di acara api unggun, jadi membacakan cerita keras-keras akan membantu Anda menentukan jika alur cerita sudah dikembangkan dengan stabil dan bertahap. Hal ini juga membantu Anda untuk menganalisis apakah sudah ada unsur keterkejutan, paranoia, atau kengerian, dan jika para karakter Anda telah mengambil semua keputusan yang salah sebelum dipaksa menghadapi ketakutannya.
    • Jika cerita Anda mengandung banyak dialog, membacakannya dengan keras juga akan membantu Anda menentukan apakah dialognya terdengar masuk akal dan alami.
    • Jika akhir cerita Anda menggantung, melihat reaksi para pembaca dengan memerhatikan wajah para pendengar bisa membantu Anda untuk menentukan apakah bagian akhir tersebut efektif atau harus diubah lagi.
    Iklan

Peringatan

  • Hindari meniru materi yang sudah ada atau cerita-cerita karya orang lain yang sudah diterbitkan, atau Anda akan dianggap melakukan plagiarisme.
Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Pensil atau bolpoin dan kertas, atau mesin tik, atau komputer dengan prosesor kata seperti Microsoft Word.
  • Sebuah plot, dan ide tentang para karakter serta setting Anda.
  • Kamus dan thesaurus .


Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 24.851 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan