Unduh PDF
Unduh PDF
Sebuah naskah drama dalam bentuk paling murni meliputi drama dan gerak. Yang harus Anda garap adalah karakter dan bahasa. Agar dapat diperhitungkan seperti Shakespeare, Ibsen, dan Arthur Miller, Anda harus membuat karakter yang kuat dan karakter yang bisa menggerakkan cerita sehingga bisa dipentaskan di gedung teater. Dengan imajinasi yang baik, naskah yang hebat, serta sedikit keberuntungan, Anda akan bergetar saat drama Anda usai dipentaskan. Entah Anda menulis naskah drama untuk ditayangkan di televisi atau demi kenikmatan menulis, selalu menyenangkan untuk mencoba.
Langkah
-
Mulailah dengan karakter. Drama adalah karya yang digerakkan oleh karakter. Pada dasarnya drama terdiri dari banyak percakapan, karena itu karakter Anda harus benar-benar meyakinkan. Dalam karya drama yang besar, ketegangan batin antar karakter muncul secara eksternal. Dengan kata lain, karakter harus mempunyai masalah yang tampak dalam perilaku mereka.
- Apa keinginan karakter Anda? Apa yang menghalangi karakter Anda meraih keinginannya? Apa penghalangnya?
- Untuk mengembangkan karakter, cara yang baik adalah dengan memikirkan pekerjaan yang menarik. Apa pekerjaan terberat yang dapat Anda bayangkan? Anda selalu penasaran dengan pekerjaan apa? Orang seperti apa yang menjadi podiatris (perawat kaki yang sakit)? Bagaimana seseorang bisa mendapatkan pekerjaan itu?
- Jangan khawatir soal nama atau deskripsi karakter Anda. Tidak akan punya arti apa-apa jika Anda membuat karakter bernama Rafe, tingginya hampir dua meter, mempunyai perut yang rata, dan kadang-kadang memakai kaus oblong. Pegang satu ciri fisik yang khas. Mungkin karakter Anda mempunyai bekas luka di alis bekas digigit anjing, atau mungkin karakter Anda tidak pernah memakai rok. Hal ini menunjukkan sesuatu tentang diri mereka dan memperkuat karakter.
-
Pikirkan setingnya. Seting drama adalah tempat dan waktu berlangsungnya cerita. Untuk membangun drama, yang penting adalah menempatkan karakter dalam situasi atau lokasi yang menegangkan. Menggabungkan karakter dan seting merupakan cara yang bagus untuk mengembangkan karakter, selain itu penempatan mereka dalam seting tersebut dapat membentuk alur cerita. Jika Anda tertarik dengan sosok seorang podiatris, bagaimana jika podiatris itu berada di Paris, Texas? Orang seperti apa yang menjadi podiatris di Paris, Texas, misalnya? Bagaimana orang itu bisa sampai di sana?
- Buatlah seting sespesifik mungkin. “Zaman Modern” tidak semenarik “Podiatris Keluarga Dr. Wilson, di samping West Hillsboro Mal Pinggiran Kota, selatan kota, pukul 15.15 pada hari Jumat Agung.” Semakin spesifik, semakin banyak yang bisa diceritakan.
- Pikirkan apa yang bisa ditunjukkan dari seting karakter. Siapa yang bekerja di meja kantor podiatri? Jika hal itu merupakan bisnis keluarga, mungkin yang bekerja di situ adalah putri sang podiatris. Siapa yang punya janji pada hari Jumat? Siapa yang menunggu? Mereka masuk ke sana untuk apa?
- Pikirkan kemungkinannya. Jika Anda membuat drama berdasarkan pada masa depan, pastikan untuk menyiapkan ide tentang kemajuan dunia pada masa tersebut.
- Jika latar belakang drama Anda adalah hutan, pastikan Anda menyiapkan waktu dan dana yang dibutuhkan untuk menciptakannya.
- Pastikan untuk menyertakan alasan mengapa setingnya demikian. Misalnya, angin tornado yang melewati hutan sehingga hutannya sekarang rusak.
-
Tentukan inti cerita. “Inti” cerita mengacu pada konflik psikologis yang terjadi dalam karakter. Hal ini sebagian besar tersembunyi sepanjang cerita, tetapi Anda perlu memiliki suatu pemahaman ketika menuliskan drama tersebut. Inti cerita akan membimbing karakter membuat keputusan sepanjang plot. Semakin konkret inti cerita, karakter akan semakin mudah ditulis. Mereka akan membuat keputusan sendiri.
- Barangkali tokoh podiatris Anda itu ingin menjadi dokter bedah otak, tetapi kurang bernyali. Mungkin jurusan podiatris tidak memiliki jadwal yang berat, sehingga ketika karakter Anda masih kuliah kedokteran, dia masih bisa ikut pesta sampai tengah malam dan tetap lulus ujian. Mungkin sang podiatris sangat tidak bahagia dan tidak puas karena tidak pernah meninggalkan Paris.
-
Cocokkan inti cerita dengan bagian luar cerita. Plot yang buruk akan jalan di tempat, sedangkan plot yang baik akan maju. Tidak menarik jika sang podiatris hanya terus mengatakan bahwa dia tak ingin menjadi podiatris lalu bunuh diri dengan semir sepatu. Sebaliknya, buatlah situasi dramatis lalu tempatkan karakter Anda di situ sehingga keberaniannya teruji dan dia pun berubah.
- Jika saat itu Jumat Agung, mungkin orangtua sang podiatris yang sudah pensiun (dulunya juga podiatris) datang untuk makan malam Paskah. Apakah podiatris Anda orang yang saleh? Apakah dia pergi ke gereja? Apakah dia pulang dan membersihkan rumah sebelum akhir pekan mulai? Apakah ayahnya meminta dia mengecek ibu jarinya yang bengkak, LAGI? Apakah ini adalah masalah terakhir yang membuatnya putus asa atau marah? Apa yang akan terjadi?
-
Pahami keterbatasan panggung. Ingat: Anda tidak menulis naskah film. Drama pada dasarnya adalah serangkaian percakapan antara orang-orang. Fokusnya harus pada ketegangan antara beberapa karakter, bahasa, dan perkembangan karakter agar menjadi orang yang meyakinkan. Panggung bukan media untuk adu senjata dan kejar-kejaran mobil.
- Cara lain, keluarlah dari pakem teater yang sudah lazim dan tulislah drama dengan adegan yang mustahil untuk dipanggungkan untuk mengeksplorasi tulisan itu sendiri. Jika Anda tidak sungguh-sungguh berencana mementaskan drama tersebut, perlakukan naskah itu sebagai bentuk lain dari puisi. Bertolt Brecht, Samuel Beckett, dan Antonin Artaud adalah inovator eksperimental drama hebat yang memasukkan partisipasi penonton dan elemen absurd atau surealis dalam drama mereka.
-
Bacalah beberapa drama dan lihatlah beberapa produksi teater. Sama halnya Anda tidak bisa mencoba dan menulis novel jika tidak pernah membaca novel, sebaiknya Anda akrab dengan dunia teater kontemporer. Amati drama yang pernah Anda baca dan sukai untuk melihat bagaimana drama itu diubah menjadi pertunjukan panggung. David Mamet, Tony Kushner, dan Polly Stenham adalah penulis drama yang populer dan banyak menuai pujian.
- Anda perlu menyaksikan drama yang baru jika hendak menulis naskah drama baru. Bahkan jika Anda mengenal dan menyukai karya-karya Shakespeare, Anda perlu akrab dengan apa yang ada saat ini. Anda tidak hidup pada zaman Shakespeare, jadi tidak masuk akal jika menulis drama seolah-olah Anda sudah menulisnya.
Iklan
-
Tulislah draf eksploratif. Jika Anda berencana menjadikan “Paskah Bersama Sang Podiatris” sebagai jalan untuk meraih Tony Award, Anda tetap perlu membuat kejutan untuk diri sendiri dalam naskah tersebut. Anda mungkin mempunyai ide terhebat di dunia, tetapi Anda masih harus benar-benar menulis sesuatu dan biarkan kejutan itu menjadi sesuatu yang diperhitungkan.
- Dalam draf eksploratif, jangan khawatir soal format drama atau soal cara menuliskannya dengan “benar”, biarkan semuanya mengalir keluar. Menulislah sampai Anda mendapatkan bagian awal, tengah, dan akhir untuk naskah drama tersebut. [1] X Teliti sumber
- Mungkin ada karakter baru yang akan masuk ke dalam cerita dan mengubah segalanya. Biarkan saja terjadi.
-
Cobalah membuat drama itu sependek mungkin. Drama secara literal adalah penggalan hidup, bukan biografi. Walaupun ada godaan yang sangat besar untuk melompat sepuluh tahun ke depan atau membuat karakter utama keluar dari pekerjaannya di kantor podiatris dan menjadi aktor terkenal di New York, drama panggung bukan media yang tepat untuk perubahan karakter yang mengguncang.
- Drama Anda mungkin berakhir dengan keputusan sederhana, atau mungkin berakhir dengan konfrontasi seorang karakter dengan sesuatu yang belum pernah dihadapi. Jika drama Anda berakhir dengan karakter yang bunuh diri atau membunuh orang lain, pikirkan kembali akhir cerita tersebut.
-
Selalu bergerak maju. Pada draf awal, Anda mungkin menulis banyak adegan yang tidak jelas akan menuju ke mana. Tidak apa-apa. Kadang-kadang Anda perlu membuat sang karakter melakukan percakapan panjang yang aneh selama makan malam dengan kakak iparnya agar Anda bisa menemukan perspektif yang sama sekali baru mengenai drama tersebut. Bagus! Itu artinya Anda sukses menulis, tetapi tidak berarti seluruh acara makan malam itu penting bagi drama tersebut.
- Hindari adegan apa pun yang menunjukkan karakter sendirian. Tidak akan terjadi apa-apa di panggung jika sang karakter hanya berada di kamar mandi sedang menatap cermin.
- Hindari pembukaan yang terlalu panjang. Jika orang tua sang podiatris akan datang, jangan tunda adegan itu sampai halaman dua puluh. Buatlah adegan itu terjadi secepat mungkin sehingga Anda bisa menulis lebih banyak. Buatlah lebih mudah.
-
Temukan seperti apa suara karakter Anda. Karakter akan menunjukkan siapa dirinya lewat bahasa mereka. Cara mereka mengatakan sesuatu barangkali lebih penting daripada yang sebenarnya mereka katakan. [2] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
- Ketika putri sang podiatris bertanya “Apa salahnya?”, cara sang podiatris menjawab akan menyampaikan kepada para penonton bagaimana menginterpretasi konflik? Mungkin dengan dramatis dia pura-pura memutar bola mata dan terisak “Semuanya salah!” lalu menghamburkan setumpuk kertas ke udara untuk membuat putrinya tertawa. Tetapi kita sebenarnya tahu dia hendak membuat ringan masalah. Karakternya akan terlihat berbeda jika dia berkata, “Tidak ada apa-apa. Kembalilah bekerja.” [3] X Teliti sumber
- Jangan biarkan karakter Anda menyuarakan kegalauan batin mereka. Sebaiknya jangan pernah ada karakter yang berseru, “Aku bagai orang dalam tempurung setelah ditinggalkan istriku!” atau apa pun yang secara eksplisit menyampaikan konflik batin mereka. Buat mereka merahasiakannya. Buat aksi mereka berbicara sendiri, dan jangan paksa mereka menjelaskannya sendiri kepada penonton.
-
Revisi. Kalimat apa yang sering diulang penulis? “Bunuhlah tokoh kesayanganmu.” Lemparkan kritik keras pada draf awal agar tulisan pertama yang acak-acakan menjadi drama yang hebat dan realistis seperti yang ingin Anda tulis. Potong adegan yang melenceng, buang karakter yang tidak berguna, dan buat drama seketat dan melaju secepat mungkin.
- Telusuri kembali draf Anda dengan pensil dan lingkari momen apa pun yang membuat naskah drama itu tersendat, lalu garis bawahi momen yang membuat drama itu maju. Potong bagian-bagian yang Anda lingkari tersebut. Jika akhirnya Anda memotong 90% tulisan Anda, tidak apa-apa. Isi kembali dengan hal-hal yang membuat cerita itu bergerak maju.
-
Tulis draf sebanyak-banyaknya. Tak ada patokan jumlah draf. Teruslah menulis sampai drama itu rasanya berakhir, sampai membuat Anda puas membacanya dan memenuhi harapan Anda mengenai suatu cerita.
- Simpan setiap versi draf sehingga Anda tidak takut mengubah atau memperbaikinya dan selalu bisa kembali ke versi awal jika Anda mau. Ukuran fail prosesor Word cukup kecil, jadi tidak masalah.
Iklan
-
Bagi plot menjadi beberapa adegan dan babak. Satu babak adalah drama-mini tersendiri, terdiri dari beberapa adegan. Drama rata-rata meliputi 3-5 babak. Biasanya, satu adegan terdiri dari serangkaian karakter. Jika ada karakter baru yang diperkenalkan, atau jika ada pergerakan karakter ke tempat lain, itu berarti Anda bergerak ke adegan lain.
- Sebuah babak sulit untuk dibedakan. Kisah sang podiatris misalnya, mungkin babak pertamanya berakhir dengan kedatangan orangtuanya dan pengenalan konflik utama. Babak kedua bisa saja meliputi perkembangan konflik tersebut, meliputi adegan ketika orangtuanya adu pendapat dengan putri sang podiatris, hidangan malam Paskah sudah dimasak dan mereka sudah ke gereja. Pada babak ketiga, putri podiatris itu mungkin berekonsiliasi dengan sang ayah, merawat kaki ayahnya yang sakit. Tamat.
- Semakin Anda berpengalaman menulis naskah drama, Anda akan semakin mampu berpikir dalam konteks babak dan adegan ketika menulis draf awal. Jangan khawatir soal itu pada awalnya. Membuat format tidak terlalu penting dibandingkan membuat drama itu menjadi benar.
-
Masukkan arahan panggung. Masing-masing adegan sebaiknya dimulai dengan arahan panggung, di situ Anda bisa memberi gambaran singkat mengenai komponen fisik panggung. Tergantung kisah Anda, hal ini bisa rumit atau sederhana. Ini adalah kesempatan untuk memengaruhi seperti apa tampilan drama itu nantinya. Jika perlu memasang senapan di tembok pada Babak Satu, letakkan di sana.
- Selain itu, masukkan arahan karakter sepanjang dialog. Aktor boleh melakukan perubahan terhadap dialog dan gerakan jika mereka dan sutradara menganggapnya cocok, tetapi sebaiknya berikan arahan gerakan fisik yang penting (jika Anda pandang demikian) sepanjang dialog. Ciuman, misalnya, mungkin penting untuk diarahkan, tetapi jangan berlebihan. Anda tidak perlu menggambarkan setiap gerakan fisik karakter, karena aktor akan mengabaikan arahan seperti itu.
-
Tandai setiap dialog karakter. Dalam drama, setiap dialog karakter ditandai dengan penulisan nama mereka dalam huruf besar, masuk dalam paragraf setidaknya 10 sentimeter. Beberapa penulis naskah drama meletakkan dialog pada bagian tengah halaman, tetapi ini terserah Anda. Anda tidak perlu menggunakan tanda petik atau tanda lainnya, cukup pisahkan bahasa dengan menuliskan nama karakter setiap kali mereka berbicara.
-
Masukkan bagian depan yang penting. Hal ini meliputi prolog yang ingin Anda sisipkan dalam drama, daftar karakter dan deskripsi singkat tentang mereka, catatan apa pun yang ingin Anda masukkan mengenai tata panggung atau pedoman arahan, dan mungkin ringkasan singkat atau garis besar drama jika Anda hendak mengirimkan naskah drama itu ke kontes teater. [4] X Teliti sumberIklan
Tips
- Jangan membuat karakter sebelum menulis naskah drama. Ketika Anda menulis, Anda akan tahu kapan karakter dibutuhkan dan akan tahu apa yang seharusnya mereka lakukan.
- Beri jeda waktu antar adegan untuk perubahan adegan dan ketika aktor menempati posisinya.
- Jangan khawatir soal nama. Anda nanti selalu dapat mengubah nama karakter.
- Jika itu bukan pertunjukan komedi, perhatikan hal-hal yang lucu. Orang mudah tersinggung pada pertunjukan yang bukan komedi. Jika itu komedi, Anda punya ruang yang lebih luas untuk mengatakan sesuatu. Tetapi jangan berlebihan sehingga menjadi buruk. (Misalnya, jangan ada gurauan yang rasis atau berbau seks. Jangan ada kata-kata makian yang diucapkan anak-anak. Hal itu hanya cocok untuk film. Kadang bisa diselipi gurauan agama, tetapi sebagian orang bisa menganggap serius gurauan seperti itu.)
- Anda dapat menulis ketika karakter masuk rumah (rumahnya adalah penonton). Ini kerap dipakai untuk pertunjukan musikal, tetapi jika harus seperti itu, jangan berlebihan.
- Kreatiflah.
- Bayangkan terlebih dahulu aktor atau aktris yang sudah Anda miliki sebelum memulai untuk mempermudah memilih pemeran ( casting ).
Iklan
Referensi
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 32.725 kali.
Iklan