PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Mengakhiri suatu hubungan bukanlah hal yang mudah. Meskipun banyak orang percaya sebaliknya, emosi yang terkuras saat mengakhiri hubungan cinta sama hebatnya seperti ketika diputuskan. Sebelum membuat keputusan untuk mengakhiri hubungan, Anda harus selalu mempertimbangkan alasannya. Setelah yakin, penting untuk dipertimbangkan bahwa orang yang segera akan menjadi mantan ini tadinya pernah Anda cintai. Anda harus bersikap jujur tetapi tidak kejam, serta penuh kasih tanpa memberi harapan. Dengan sedikit kebijaksanaan dan perhatian, Anda dapat mengakhiri hubungan dan meminimalkan sakit hati. Hati-hati, karena Anda pun tidak luput dari rasa sakit.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mempersiapkan Diri untuk Mengakhiri Hubungan

PDF download Unduh PDF
  1. Jangan menggunakan ancaman putus sebagai cara untuk unggul dalam argumen. Jika Anda mengatakan putus, bersiaplah mendukung pernyataan itu dengan tindakan, atau tarik ancaman Anda sebelum melakukannya. Diskusikanlah setiap masalah secara terbuka dan langsung dengan pasangan sebelum membuat keputusan. Banyak orang menderita selama bertahun-tahun tanpa pernah membicarakan masalah baik-baik dengan pasangan, dan ini kemudian menjadi penyebab berakhirnya banyak hubungan. [1]
    • Jika Anda benar-benar ingin mengakhiri hubungan, Anda harus membuat daftar alasan ketidakbahagiaan Anda—dan semua bukti yang menunjukkan alasan tersebut tidak dapat diperbaiki.
  2. Jangan memutuskan hubungan saat situasi sedang panas-panasnya, ketika Anda merasa tidak stabil, atau setelah Anda mengalami minggu yang buruk dan menjadikan hubungan sebagai akar masalah Anda. Sebelum membuat keputusan penting ini, luangkan waktu untuk meminta masukan dari teman yang Anda percaya dan orang tua, mereka adalah orang-orang yang mungkin memiliki pandangan yang dapat membantu hubungan Anda
    • Setelah memantapkan diri untuk putus, jangan banyak bercerita pada teman-teman dekat Anda, atau jangan bercerita pada siapa pun, karena pasangan Anda bisa saja mendengar hal itu. Anda boleh meminta saran dari seorang teman dekat atau keluarga, tetapi setelah membuat keputusan, tindakan dewasa selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah mengatakannya secara langsung kepada pasangan.
  3. Pilih waktu dan tempat yang memberi privasi pada Anda dan pasangan yang akan segera Anda putuskan. [2] Jangan memutuskan pasangan tepat sebelum dia menjalani ujian penting atau akan berangkat kerja. Hari Jumat adalah hari terbaik karena si “bakal” mantan akan memiliki cukup waktu di akhir pekan untuk menenangkan diri.
    • Jangan memutuskan pasangan di restoran atau bar favorit, atau sudut spesial di taman. Pilih lokasi netral yang tidak memiliki arti khusus bagi Anda berdua.
    • Pilih waktu saat keadaan emosi Anda relatif tenang. Jangan putus dengan pasangan saat Anda akan menghadiri rapat kerja yang panjang dan melelahkan.
  4. Untuk memberi respek yang pantas didapatkan pasangan, Anda harus mengakhiri hubungan secara pribadi, walaupun Anda merasa gentar.
    • Satu-satunya pengecualian yang memperbolehkan putus cinta lewat telepon adalah jika Anda menjalani hubungan jarak jauh dan Anda berdua tidak akan bertemu dalam waktu dekat, atau jika Anda dalam hubungan manipulatif atau dikendalikan . Jika pasangan adalah orang yang mudah meledak emosinya, rentan melakukan kekerasan, atau memiliki perilaku manipulatif, lebih mudah bagi Anda untuk mengakhiri hubungan dari jarak jauh.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengakhiri Hubungan

PDF download Unduh PDF
  1. Katakan apa yang perlu Anda katakan dengan tegas—sikap lembek dengan harapan tidak membuat dia sedih pada akhirnya nanti hanya akan membuat dia lebih sakit hati. Putus cinta tidak harus menjadi peristiwa yang dramatis dan berurai air mata. Ungkapkan secara langsung bahwa Anda tidak ingin melanjutkan hubungan, katakan bahwa bagi Anda hubungan itu tidak berjalan baik. Sikap tidak tegas hanya akan membuka pintu untuk argumen lebih lanjut. [3]
    • Hindari komentar yang memberi kesan bahwa keputusan ini hanya sementara dan Anda akan kembali setelah beberapa saat berpisah.
    • Mungkin Anda berpikir bahwa mengatakan sesuatu yang manis akan meringankan rasa sakit, seperti "Aku belum siap menjalani hubungan ini sekarang" atau "Mungkin suatu saat nanti hubungan ini akan berhasil...". Akan tetapi, jika Anda tidak bersungguh-sungguh, itu hanya akan menambah rasa sakit di hati pasangan.
  2. Anda tentu tidak ingin dia pergi tanpa benar-benar mengetahui mengapa hubungan harus berakhir, tetapi Anda tentu juga tidak ingin dia berlalu dengan mengingat 20 sifatnya yang yang tidak Anda sukai. Katakan alasan perpisahan dengan jujur, entah karena Anda merasa terkekang, dimanfaatkan, atau tidak dihargai. Jangan membuang-buang waktu dengan alasan berbelit-belit. [4]
    • Alasan perpisahan paling sulit adalah Anda tidak mencintai dia lagi, karena itu bukan kesalahan pasangan. Dalam hal ini, Anda tetap harus jujur mengatakannya, tetapi dengan sehalus mungkin.
    • Setelah memberi tahu alasan utama, Anda tidak perlu lagi menguraikan detail atau mengungkit pertengkaran lama, kecuali dia benar-benar bingung. Tidak baik membicarakan masalah yang telah berlalu atau menambahkan penghinaan pada hati yang sedang terluka.
    • Jangan menambah kesedihannya dan membuat dia merasa tak berdaya dan tak berguna. Jangan berkata, "Aku hanya ingin bersama pria sejati", tetapi katakan "Kupikir kamu masih harus berusaha meningkatkan kepercayaan diri".
    • Apa pun alasannya, jangan buat dia terkejut. Jika Anda membuka komunikasi, keputusan mengakhiri hubungan tidak akan menjadi hal yang datang tiba-tiba tanpa didahului hujan dan angin.
    • Jangan membuat daftar panjang alasan untuk memutuskan hubungan. Pikirkan alasan utama Anda secara matang: "Kita tidak sejalan dalam beberapa hal prinsip", "Aku tidak merasa kamu mendukung pilihan karierku, dan aku tidak mau mengubah jalur karierku ini", "Aku ingin punya anak sementara kamu tidak", atau alasan spesifik lain yang serupa.
  3. Orang yang diputuskan umumnya akan marah, atau heran, kaget dan panik. Jika dia merespons dengan kemarahan, usahakan tetap tenang dan cobalah menenangkan dia. Jaga suara Anda agar tetap tenang, walaupun dia mulai berteriak. Jika situasi berkembang di luar kendali, pergilah untuk sementara dan biarkan dia tenang—namun yakinkan bahwa Anda akan datang lagi nanti ketika dia sudah lebih tenang. Jangan hanya mengatakan, "Terserahlah, aku pergi."
    • Tenangkan dia jika benar-benar harus, tetapi jangan terlalu jauh. Utarakan saja pendapat Anda jika situasi menjadi tidak nyaman atau tidak pantas. Anda tentu tidak ingin terbuai dalam situasi yang membawa Anda pada saat ini. Tunjukkan belas kasih, namun tetap tegas dan pergilah saat segalanya tampak di luar kendali.
    • Jika Anda cemas meninggalkan dia sendirian, hubungi temannya dan jelaskan apa yang terjadi, di mana dia, apa yang Anda khawatirkan, dan bantuan apa yang Anda inginkan. Minta maaf untuk sakit hati yang dirasakan mantan karena keputusan Anda dan sampaikan terima kasih atas bantuan si teman ini, kemudian lepaskan diri Anda.
    • Jika mantan sangat marah hingga Anda merasa tidak ada gunanya lagi menjelaskan apa pun, katakan, "Tidak ada gunanya marah-marah dan saling berteriak. Aku telah mengambil keputusan dan pikiranku sudah mantap, tapi aku mau bicara lagi nanti setelah kamu tenang. Tenangkan diri dulu lalu telepon aku, kita bisa bicara lagi nanti.” Jika dia menelepon, tepati janji Anda. Angkat teleponnya. Jika ada pertanyaan, jujurlah dan beri jawaban yang baik, tetapi usahakan untuk bicara singkat dan sopan supaya sakit hatinya tidak bertambah lama.
  4. Begitu memulai proses putus, tetapkan batasan dengan sopan namun tegas, dan jelaskan bahwa batasan itu tidak dapat ditawar. Anda boleh memutuskan hubungan tanpa memberi kesempatan untuk membahas apa yang salah. Usahakan menjadikan kegagalan hubungan Anda sebagai pengalaman berharga dengan mengubahnya menjadi sarana untuk belajar dan berkembang, serta mengenali jenis orang yang sebaiknya dihindari di masa depan.
    • Jika Anda berdua memiliki teman-teman yang sama dan ingin menghindari satu sama lain untuk sementara waktu, cobalah membuat "kesepakatan" untuk bertemu teman-teman tanpa kehadiran mantan.
    • Jika Anda berdua memiliki kedai kopi favorit atau biasa pergi ke pusat kebugaran yang sama setiap waktu, usahakan mengatur jadwal yang membantu Anda menghindari satu sama lain. Memang Anda tidak memerlukan jadwal yang terlalu kaku atau teratur, tetapi ini dapat membantu menghindari rasa sakit akibat pertemuan pada saat-saat yang tidak tepat.
    • Jika Anda dan mantan menyimpan barang milik satu sama lain atau bahkan tinggal bersama, buat rencana untuk mengemasi barang-barang Anda sesegera mungkin supaya tidak selalu bertemu setiap saat.
  5. Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat saat mengakhiri hubungan adalah membiarkan segala sesuatu menggantung hingga waktu yang tidak berujung. Anda perlu menyelesaikan urusan-urusan bersama seperti biaya hidup, membagi properti bersama, dan sebagainya. Akan tetapi, berkutat pada masalah yang tak akan ada hasilnya hanyalah membuang-buang waktu.
    • Saat pembicaraan menjadi berputar-putar—dengan kata lain, Anda membahas poin yang sama terus-menerus tanpa menghasilkan penyelesaian—hentikan. Ini adalah saatnya mengatakan, "Kurasa kita harus melanjutkan pembicaraan ini lagi nanti, atau seharusnya tidak." Lalu, pergi.
    • Jika dia tidak memahami keputusan Anda untuk mengakhiri hubungan, Anda bisa mencoba menjelaskannya dalam surat atau pesan singkat. Katakan apa yang ingin Anda katakan, biarkan dia mengungkapkan perasaan dan posisinya lewat pesan juga sehingga dia merasa didengarkan, dan pertahankan komunikasi hanya lewat pesan. Melepaskan diri dari kemelut akan lebih mudah dilakukan dari tempat yang berjauhan.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menjalani Hidup Setelah Putus Cinta

PDF download Unduh PDF
  1. Mencoba "berteman" hanya akan memperlama sakit hati. Biasanya, tindakan terbaik adalah menjaga jarak dan melanjutkan hidup secara terpisah. Setelah beberapa waktu, mungkin tiga bulan, mungkin satu tahun atau lebih, ketika Anda dan dia bertemu lagi, rasanya tidak akan terlalu sakit. Mungkin saat itu Anda dapat mencoba berteman dengannya dari awal yang baik. Pada saat itu pun Anda harus peka dan menghargai keinginan mantan—dia mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari Anda. Jika demikian, jangan memaksa diri berteman. [5]
    • Jika dia bertanya, "Apa kita tetap bisa berteman?", katakan, "Tidak, kita tidak bisa tetap berteman. Untuk sekarang, kupikir lebih baik untuk kita berdua jika kita mengakhiri semuanya sampai di sini." Jika dia memaksa, katakan, "Begini, kita memulai semua ini sebagai teman lalu berubah ke arah yang lebih serius. Untuk bisa berteman, kita harus kembali ke awal, dan jujur saja, aku tidak mau mundur lagi. Sekarang ini kita harus melangkah maju. Artinya kita harus mengambil jarak antara hubungan yang baru putus dan kemungkinan terbentuknya jenis hubungan baru. Ayo berpisah baik-baik, menikmati waktu sendiri-sendiri, dan saling memberi ruang yang kita butuhkan untuk memulihkan diri dan melanjutkan hidup. Suatu hari nanti, ketika kita bertemu lagi, mungkin kita bisa mengesampingkan rasa marah dan bersikap hangat seperti teman. Untuk sekarang, ayo kita akhiri sampai di sini saja." Namun, jadikan ini sebagai kontak terakhir antara Anda berdua. Buat keputusan Anda menjadi final tanpa kontak lebih lanjut.
    • Jika Anda berdua memiliki teman-teman yang sama, sampaikan bahwa hubungan Anda telah berakhir dan katakan bahwa Anda tidak akan datang pada acara yang akan dihadiri mantan, dan jika itu berarti mereka harus memilih, biarkan saja.
  2. Memang Anda yang menginginkan putus, tetapi dalam kebanyakan kasus, bukan berarti Anda ingin menghabiskan malam merayakan kebebasan Anda. Apa yang tidak dipahami kebanyakan orang adalah bahwa pihak yang memutuskan hubungan juga merasakan sakit yang sama dengan pihak yang diputuskan. Dalam beberapa kasus, orang yang memutuskan hubungan merasa lebih merana karena kemungkinan merasa dihantui rasa bersalah, walaupun dia tahu bahwa dia mengambil keputusan yang tepat. [6]
    • Setelah putus, luangkan waktu untuk mengevaluasi kembali hidup Anda dan memikirkan apa yang dapat Anda lakukan agar bisa berbahagia di masa depan.
    • Tidak ada salahnya jika Anda ingin menghabiskan satu atau dua minggu untuk menangis, menulis di buku harian, dan hanya meringkuk di tempat tidur. Tetapi setelah itu, Anda harus mulai keluar menghadapi dunia dan perlahan-lahan melanjutkan hidup.
    • Menghubungi sahabat Anda pada saat-saat genting ini dapat membuat Anda merasa lebih baik. Akan tetapi, pergi ke bar dan menenggelamkan diri dalam alkohol pada malam setelah putus cinta mungkin tidak akan membuat perasaan Anda lebih baik.
  3. Setelah beberapa minggu atau beberapa bulan berlalu, Anda perlahan-lahan akan mulai menikmati hidup lagi. Saat itu, Anda dan mantan semestinya telah benar-benar hidup terpisah dan menemukan cara untuk tidak bertemu, yang sangat membantu dalam proses pemulihan diri setelah putus. Begitu Anda mulai merasa menjadi diri sendiri lagi, nikmati persahabatan dan hubungan dekat dengan keluarga, serta mengejar hobi lama dan menggeluti minat baru.
    • Jika ingin merasa jadi diri Anda yang dahulu, untuk sementara Anda harus menghindari hal-hal yang biasanya Anda lakukan bersama mantan, seperti mendaki ke tempat favorit atau mengunjungi bar yang berkesan bagi Anda berdua.
    • Buat beberapa perubahan. Untuk merasa segar dan baru lagi, atur ulang furnitur, bersihkan mobil, dan geluti hobi baru yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya, seperti bermain bola voli atau mengikuti kursus seni.
    Iklan

Tips

  • Usahakan tidak menyulut perdebatan atau bersikap konfrontatif. Jika perlu, tunggu sampai Anda berdua sama-sama tenang sebelum melanjutkan pembicaraan.
  • Jangan bermain-main atau mulai mengabaikan dia sebelum putus. Jika Anda ingin mengakhiri hubungan, lebih cepat lebih baik.
  • Jangan memutuskan hubungan setelah berhubungan seks. Itu menyakitkan dan sangat egois.
Iklan

Peringatan

  • Jangan memberi harapan palsu bahwa hubungan bisa berlanjut. Jika telah mengambil keputusan, Anda harus menyatakan keputusan tersebut dengan jelas. Jika masih ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan, jangan putus. Sebaliknya, Anda harus berfokus untuk sama-sama memperbaiki hubungan. Putus tidak boleh dijadikan ancaman atau cara untuk membuat pasangan berubah.
  • Jangan mengatakan, “Masalahnya bukan di kamu, tapi aku.” Ucapan itu ofensif dan basi, walaupun mungkin benar. Sebagian besar orang tahu bahwa kata-kata itu adalah kode untuk “Aku tidak mengatakan alasan sebenarnya, ada satu hal yang tidak kusuka dalam dirimu, tapi aku tidak sampai hati mengatakannya.”
  • Jangan mundur jika dia mulai menangis. Ingat alasan Anda memutuskan dia!
  • Jangan pernah membuat dia merasa sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hancurnya hubungan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 21.769 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan