Apakah Kamu Mengalami Emotional Detachment?

Ikuti kuis ini untuk mengetahui tandanya.

Emotional detachment , biasa disebut juga keterpisahan secara emosional, adalah keengganan menjalin hubungan emosional dengan orang lain. Orang-orang yang terpisah secara emosional tidak mampu memahami emosi orang lain (dan terkadang emosinya sendiri).

Keterpisahan secara emosional bisa disebabkan oleh aspek kepribadian atau pengalaman traumatis masa lalu. Ada orang-orang yang memang tidak mau menjalin hubungan emosional, dan ada juga yang melakukannya secara tidak sadar. Ikuti kuis ini untuk mengetahui apakah kamu mengalami emotional detachment .

Seorang pria sedang bertopang dagu sambil melirik ke sekelompok orang di belakangnya dengan waswas.

Kuis menjadi lebih menyenangkan bersama teman-teman

Bagikan kuis ini ke teman-temanmu dan bandingkan hasilnya

Ringkasan Pertanyaan

1. Apakah kamu pernah kesulitan membuka diri kepada orang lain?
  1. Nggak pernah. Kadang-kadang aku merasa terlalu terbuka.
  2. Nggak juga. Aku bisa terbuka sama orang yang aku rasa cocok.
  3. Kadang-kadang. Aku mau membuka diri, tapi perlu waktu (dan kesabaran).
  4. Iya. Aku nggak gampang membuka diri ke orang lain, soalnya aku merasa itu bisa jadi masalah.
2. Apa yang kamu lakukan kalau lagi kesal?
  1. Aku cerita semuanya ke teman dekatku sambil nangis sepuas hati.
  2. Ajak teman-teman hang out dengan alasan aku mau cari hiburan.
  3. Aku kasih tau temanku apa yang aku alami, tapi cuma itu.
  4. Aku menyendiri buat menenangkan pikiran.
3. Apakah kamu kesulitan menjalin kedekatan emosional dengan orang lain?
  1. Nggak pernah. Kedekatan dengan teman dan pasangan penting banget buat aku.
  2. Nggak juga. Menjalin hubungan perlu waktu, tapi aku bisa melanjutkannya.
  3. Rasanya begitu. Aku sulit mempertahankan hubungan, tapi aku terus mencoba.
  4. Iya. Hubunganku sering gagal. Aku nggak nyaman menjalin kedekatan dengan orang lain.
4. Apa reaksi kamu ketika seseorang sedang kesal dan perlu teman?
  1. Aku akan jadi orang pertama yang kasih perhatian dan dukungan.
  2. Kadang-kadang aku tunggu orang lain yang ambil inisiatif, tapi aku mau bersikap suportif.
  3. Aku nggak tahu mesti ngapain dan rasanya nggak nyaman.
  4. Aku diam saja dan menjauh sampai dia tenang lagi. Orang lain mestinya bisa bantu dia.
5. Bagaimana perasaan kamu saat putus hubungan dengan pacar (atau teman)?
  1. Sedih banget. Semua orang tahu soal ini.
  2. Sangat kecewa, tapi aku nggak biarin ini jadi masalah.
  3. Kesal, tapi biasanya aku bisa move on.
  4. Nggak ngaruh. Aku bisa melupakannya dengan mudah.
6. Pernahkah ada yang bilang bahwa ekspresi wajahmu selalu datar?
  1. Nggak pernah. Orang-orang bilang wajahku sangat ekspresif.
  2. Sekali atau dua kali, tapi biasanya ini gara-gara aku nggak kenal baik sama mereka.
  3. Iya, beberapa orang. Aku memang kurang ekspresif seperti banyak orang yang aku kenal.
  4. Iya, banyak. Mereka bilang belum pernah ketemu orang yang bisa keliatan tenang atau seperti nggak punya emosi seperti aku.
7. Seberapa baik kamu menyimak saat orang lain berbicara?
  1. Aku mampu mendengar secara aktif, dan sering memberikan respons yang melibatkan emosi atas apa yang aku dengar.
  2. Aku mencoba menjadi pendengar yang baik meskipun tidak sampai terbawa perasaan.
  3. Aku berusaha menyimak, tapi percakapan yang emosional bikin aku nggak nyaman.
  4. Biasanya aku jadi nggak fokus, apalagi kalau dia mulai dramatis atau emosional.
8. Apa yang kamu rasakan saat ada yang memuji kamu?
  1. Seneng banget! Aku langsung bilang terima kasih dan balik memuji.
  2. Aku merasa tersanjung. Biasanya, aku tersenyum dan bilang terima kasih.
  3. Entah. Dalam hati aku menyangkal pujian itu, tapi ini nggak baik.
  4. Nggak nyaman. Aku bingung sebaiknya bilang apa ke dia.
9. Apakah kamu akan kasih tahu orang lain kalau kamu sakit atau nggak enak badan?
  1. Pastinya! Gimana kalau aku butuh pertolongan? Selain itu, nggak ada salahnya kalau ada yang bersimpati.
  2. Iya, aku bakal cerita kalau hal ini nyambung sama obrolan kami.
  3. Aku akan kasih tau orang lain dan minta bantuan kalau terpaksa.
  4. Nggak. Ini masalah pribadi, jadi aku coba atasi sendiri.
10. Kalau seseorang tanya apa kabar, apa jawabanmu?
  1. Aku jawab pertanyaan ini panjang lebar. Aku udah nunggu ada yang tanya.
  2. Aku coba jawab dengan jujur. Dia mau tanya berarti dia peduli sama aku.
  3. Aku kasih jawaban singkat, kecuali dia terkesan benar-benar khawatir sama aku.
  4. Aku akan coba menghindar memberi jawaban lengkap dan hanya bilang, "Kabar baik" atau "Biasa aja".
11. Menurut kamu, apakah kamu orang yang romantis?
  1. Iya banget! Aku mendambakan cinta sejati dan mengagumi semua hal tentang cinta.
  2. Lumayan. Aku menyukai romansa, tapi ini bukan prioritas utamaku.
  3. Nggak juga. Aku nggak tertarik sama romansa, tapi mungkin bisa berubah nantinya.
  4. Nggak. Aku bahkan nggak suka nonton film komedi romantis.
12. Apakah kamu kesulitan mengidentifikasi emosimu?
  1. Nggak pernah. Aku memahami apa yang aku rasakan, dan aku nggak mau memendam perasaan.
  2. Sesekali, tapi biasanya aku tahu perasaanku setelah melakukan refleksi.
  3. Kadang-kadang. Aku nggak terhubung dengan perasaanku, tapi aku bisa memahami apa yang kurasakan secara umum.
  4. Iya. Aku nggak suka mikirin perasaanku. Jadi, aku abaikan saja.

Quiz Lain

Apa kamu suka quiz ini?


Namun, ada sisi negatif bersikap sangat terbuka secara emosional kepada orang lain. Keterbukaan ini bisa menyebabkan kamu berbagi cerita secara berlebihan dan kesulitan menetapkan batasan kepada orang lain. Membuka diri dan terhubung secara emosional dengan orang lain memang baik, tapi informasi tertentu sebaiknya hanya diceritakan kepada orang terdekat yang bisa dipercaya atau orang terkasih. Bersikaplah selektif kepada siapa kamu berbagi perasaan, tapi tetaplah mengasah kecerdasan emosional. Ini adalah salah satu kekuatanmu!","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjaga-Privasi-di-Kantor"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menentukan-Apakah-Seseorang-Dapat-Dipercaya"}],"link_data":[{"title":"Cara Menjaga Privasi di Kantor","id":2155242,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjaga-Privasi-di-Kantor","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/5d\/Keep-Your-Personal-Life-Private-at-Work-Step-10.jpg\/-crop-200-200-200px-Keep-Your-Personal-Life-Private-at-Work-Step-10.jpg","alt":"Cara Menjaga Privasi di Kantor"},{"title":"Cara Menentukan Apakah Seseorang Dapat Dipercaya","id":2153783,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menentukan-Apakah-Seseorang-Dapat-Dipercaya","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/58\/Determine-if-Someone-Is-Trustworthy-Step-13.jpg\/-crop-200-200-200px-Determine-if-Someone-Is-Trustworthy-Step-13.jpg","alt":"Cara Menentukan Apakah Seseorang Dapat Dipercaya"}],"minimum":0},{"text":"Sepertinya kamu tidak terpisah secara emosional dengan orang lain.","meaning":"Kamu sudah berusaha sebaik mungkin mengungkapkan perasaan meskipun ini tidak mudah. Kalau kamu mengalami kesulitan, cobalah meminta dukungan dari orang lain dengan menceritakan apa yang kamu pikirkan dan rasakan. Biarkan orang lain tahu bahwa kamu menyayangi mereka, dan kamu tahu mereka juga menyayangi kamu.

Banyak orang kesulitan berbagi emosi negatif, dan ini bukan berarti mereka terpisah secara emosional. Jangan khawatir jika kamu berbuat salah atau tidak merasa dekat dengan seseorang. Selama kamu punya hubungan baik dengan orang-orang terkasih, kamu bisa mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membuka-Diri"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menunjukkan-Kepedulian-kepada-Seseorang"}],"link_data":[{"title":"Cara Membuka Diri","id":2144148,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membuka-Diri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/8\/8e\/Open-Up-Step-11-Version-3.jpg\/-crop-200-200-200px-Open-Up-Step-11-Version-3.jpg","alt":"Cara Membuka Diri"},{"title":"Cara Menunjukkan Kepedulian kepada Seseorang","id":2168398,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menunjukkan-Kepedulian-kepada-Seseorang","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/a\/a0\/Show-Someone-You-Care-Step-13.jpg\/-crop-200-200-200px-Show-Someone-You-Care-Step-13.jpg","alt":"Cara Menunjukkan Kepedulian kepada Seseorang"}],"minimum":0},{"text":"Sepertinya kamu agak terpisah secara emosional dengan orang lain.","meaning":"Sepertinya kamu punya kepribadian stoic. Ini berarti kamu jarang berbagi perasaan, kecuali dengan orang-orang yang terdekat. Ini juga bisa menyebabkan kamu kesulitan menjalin kedekatan dengan orang lain. Buat kamu, obrolan ringan tanpa emosi mungkin lebih mudah dibanding percakapan yang serius meskipun kamu berharap tidak seperti ini.

Namun, kamu tetap ingin menjalin kedekatan dengan orang lain dan kamu mampu melakukannya. Alih-alih membuka diri kepada semua orang, cobalah menjalin hubungan emosional dengan 1 atau 2 orang yang kamu sayangi. Mulailah dengan membicarakan hal-hal yang umum, lalu cobalah membahas topik yang melibatkan perasaan. Seiring berjalannya waktu, kecerdasan emosionalmu akan meningkat!","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-dengan-Orang-Lain"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berkomunikasi-dengan-Lebih-Baik-dalam-Sebuah-Hubungan"}],"link_data":[{"title":"Cara Menjalin Hubungan dengan Orang Lain","id":2141889,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-dengan-Orang-Lain","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/b\/b2\/Connect-With-People-Step-23.jpg\/-crop-200-200-200px-Connect-With-People-Step-23.jpg","alt":"Cara Menjalin Hubungan dengan Orang Lain"},{"title":"Cara Berkomunikasi dengan Lebih Baik dalam Sebuah Hubungan","id":2147974,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berkomunikasi-dengan-Lebih-Baik-dalam-Sebuah-Hubungan","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/d\/d7\/Communicate-Better-in-a-Relationship-Step-18-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Communicate-Better-in-a-Relationship-Step-18-Version-2.jpg","alt":"Cara Berkomunikasi dengan Lebih Baik dalam Sebuah Hubungan"}],"minimum":0},{"text":"Sepertinya kamu terpisah secara emosional dengan orang lain.","meaning":"Berdasarkan jawabanmu, kemungkinan besar kamu bukan pribadi yang mau menjalin hubungan emosional dengan orang lain. Kamu cenderung menjauh ketika situasi menjadi emosional, dan kamu tidak menyukai drama sama sekali. Kamu enggan bercerita tentang diri sendiri kepada orang lain, terutama yang melibatkan perasaan dan kamu tidak mau orang lain mengenalmu. Kamu lebih suka membahas fakta, bukan perasaan.

Jika kamu tidak suka kedekatan emosional, kamu tidak perlu menceritakan apa pun yang membuatmu merasa tidak nyaman. Namun, ingatlah bahwa orang lain mungkin ingin menjalin hubungan emosional denganmu, dan sikapmu yang tertutup mungkin memengaruhi hubungan kalian.

Jelaskan apa yang kamu inginkan sejak awal, atau berusahalah untuk menjalin kedekatan, alih-alih menjauhi mereka. Lakukan hal ini secara bertahap. Jika kamu siap, ceritakan tentang dirimu dan perasaanmu kepada orang yang bisa dipercaya. Kamu tidak perlu bercerita kepada semua orang. Fokuslah kepada 1 atau 2 orang.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memberikan-Dukungan-Emosional"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-dengan-Orang-Lain"}],"link_data":[{"title":"Cara Memberikan Dukungan Emosional","id":2150958,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Memberikan-Dukungan-Emosional","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/f\/f8\/Give-Emotional-Support-Step-12.jpg\/-crop-200-200-200px-Give-Emotional-Support-Step-12.jpg","alt":"Cara Memberikan Dukungan Emosional"},{"title":"Cara Menjalin Hubungan dengan Orang Lain","id":2141889,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-dengan-Orang-Lain","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/b\/b2\/Connect-With-People-Step-23.jpg\/-crop-200-200-200px-Connect-With-People-Step-23.jpg","alt":"Cara Menjalin Hubungan dengan Orang Lain"}],"minimum":0}]" class="quiz_results_data"/>\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Teman Kamu Toksik?"},{"title":"Test: Apakah Kamu Seorang Narsistik atau Empath?","id":2175810,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apakah-Kamu-Pribadi-Narsistik-atau-Empath-quiz","image":"\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Kamu Seorang Narsistik atau Empath?"},{"title":"Benarkah Kamu Mengalami Masalah Pengabaian? - Quiz","id":2176230,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Benarkah-Kamu-Mengalami-Masalah-Pengabaian-quiz","image":"\"Benarkah<\/picture>","alt":"Benarkah Kamu Mengalami Masalah Pengabaian? - Quiz"}],"number":1},{"text":"Dengan pacar.","result":"Kami punya kuis tentang cara menjalin hubungan romantis yang sehat.","next_quizzes":[{"title":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test","id":2175968,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apa-Bahasa-Cinta-Kamu-quiz","image":"\"Apa<\/picture>","alt":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test"},{"title":"Test: Apakah Kamu Siap Menjalin Cinta?","id":2175823,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apakah-Kamu-Siap-Menjalin-Cinta-quiz","image":"\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Kamu Siap Menjalin Cinta?"},{"title":"Test: Kenapa Aku Masih Sendiri?","id":2175662,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kenapa-Aku-Masih-Sendiri-quiz","image":"\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Aku Masih Sendiri?"}],"number":2}]}" class="quiz_questionnaire_data"/>

Hal yang Perlu Diketahui tentang Emotional Detachment

Gejala Emotional Detachment
Ada banyak gejala emotional detachment . Orang-orang yang mengalami beberapa gejala emotional detachment perlu menjalani pemeriksaan mendalam untuk mengetahui penyebabnya. Jadi, kamu belum tentu terpisah secara emosional jika mengalami atau melakukan salah satu gejala di bawah ini:

  • Merasa hampa atau tidak mampu merasakan emosi
  • Merasa bosan atau tidak tertarik melakukan aktivitas yang biasanya disukai
  • Menghindari interaksi sosial dan mengabaikan orang yang sedang berbicara
  • Kehilangan minat dan menjadi kurang tertarik untuk menjalin hubungan
  • Kurang atau tidak mampu berempati kepada orang lain
  • Bersikap galak atau kasar kepada orang lain
  • Menjaga jarak dengan orang lain dan menjauh ketika seseorang ingin menjalin kedekatan
  • Sangat suka menyendiri dan sangat sedikit, bahkan tidak pernah bercerita tentang diri sendiri kepada orang lain


Mengatasi Emotional Detachment

Berlatih melakukan percakapan sebagai persiapan. Sebelum melibatkan diri dalam situasi yang bisa melibatkan perasaan, cobalah melakukan simulasi dengan orang yang kamu percaya. Dengan berlatih untuk menyiapkan diri, kamu bisa belajar cara memberikan respons yang bijak dan berinteraksi yang santun dengan orang lain, alih-alih bereaksi negatif secara impulsif. Kalau kamu merasa siap menghadapi situasi yang menantang, interaksi yang melibatkan perasaan bukan lagi hal yang perlu dihindari.

Belajarlah menghadapi situasi yang tidak nyaman. Cobalah membuka diri dan menceritakan apa yang kamu rasakan kepada orang yang kamu percaya. Mengungkapkan perasaan yang biasanya kamu pendam dan abaikan bukan hal mudah. Meski begitu, kamu bisa lebih siap menghadapi situasi yang tidak nyaman jika kamu mau membuka diri sedikit demi sedikit kepada orang terdekat.

Ingatlah bahwa hal ini perlu waktu! Jangan mudah frustasi dan menyerah setelah beberapa kali mencoba. Apa yang kamu lakukan ini memang tidak mudah, tapi usahamu akan berbuah manis. Seiring berjalannya waktu, kamu akan mampu memahami emosi yang kamu dan orang lain rasakan.

Jalin kedekatan dengan orang lain. Adanya jejaring pendukung yang kuat bisa membuat kamu lebih mudah menghadapi situasi yang tidak nyaman dan mengatasi keterpisahan secara emosional. Makin sering kamu berlatih dengan bermain peran dengan orang-orang terdekat, makin mudah kamu menjalin hubungan yang sehat dan kedekatan dengan mereka.

Berlatihlah memusatkan perhatian. Pemusatan perhatian adalah kemampuan menyadari waktu sekarang dan menyadari emosi yang kamu rasakan. Latihan ini perlu banyak waktu, tapi begitu kamu mampu mengidentifikasi apa yang kamu rasakan, kamu bisa menentukan pemicu yang membuat kamu mengalami keterpisahan secara emosional dan mengatasinya.

Tulis apa yang kamu pikirkan dalam buku harian. Menulis jurnal bisa menjadi sarana mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan aman melalui tulisan sehingga kamu tidak perlu mengalami emotional detachment jika kamu belum siap bercerita kepada seseorang tentang perasaanmu. Cobalah membaca ulang tulisanmu dalam buku harian sebagai cara berlatih memusatkan perhatian dan menemukan pola emotional detachment yang kamu alami.

Bermeditasilah secara teratur. Melakukan meditasi pemusatan perhatian adalah cara merilekskan diri dan mengurangi stres! Latihan ini bisa membuat kamu tetap tenang saat menghadapi situasi yang biasanya terasa tidak nyaman dan mampu berpikir positif saat mengatasi emotional detachment .

Carilah bantuan profesional melalui terapi. Penanganan secara profesional biasanya menjadi cara paling efektif untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan emosional. Cognitive behavioral therapy bermanfaat mengidentifikasi dan mengubah perilaku dan pola pikir yang merugikan diri sendiri sehingga mampu mengatasi emotional detachment . Jika kamu mengalami emotional detachment terkait hubungan tertentu, konselor pasangan atau keluarga bisa membantu kamu mengatasi masalah ini.

Jika kamu ingin tahu apa benar kamu mengalami emotional detachment , berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater tentang hal ini. Pakar kesehatan mental bisa memberikan saran apa yang perlu dilakukan dan membantu kamu menentukan terapi yang terbaik.


Ingin tahu lebih lanjut?

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang emotional detachment dan tandanya, bacalah artikel di situs web berikut ini: