Apakah Kamu Kodependen?

Cari tahu apakah kamu menderita gejala kodependensi.

Apakah kamu sering mengkhawatirkan hubunganmu atau sulit menetapkan batasan/perilaku yang bisa diterima karena takut kehilangan pasangan? Kamu tidak sendirian. Kodependensi (ketergantungan dalam suatu hubungan) merupakan jenis hubungan disfungsional ketika orang bertipe kodependen merasa membutuhkan pasangan agar bisa menjalani kehidupan, yang biasanya disertai perasaan rendah diri dan rasa bersalah.

Kodependensi bisa diatasi dengan kombinasi dari kesadaran, pemikiran yang penuh perhatian, dan terapi. Kami sudah membuat kuis komprehensif yang bisa digunakan untuk mengenali beberapa pola kodependensi sehingga kamu bisa mengatasinya dan memiliki hubungan yang sehat dan bahagia di masa depan!

Seorang pria dan wanita sedang memegang minuman sambil berjalan, mengobrol, berpegangan tangan, dan tersenyum.

Kuis menjadi lebih menyenangkan bersama teman-teman

Bagikan kuis ini ke teman-temanmu dan bandingkan hasilnya

Ringkasan Pertanyaan

1. Apakah kamu merasa hanya kamu yang selalu berusaha agar hubungan tetap berjalan dengan baik?
  1. Tidak. Aku dan pasangan sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap hubungan kami.
  2. Kadang-kadang, tetapi biasanya aku bisa membahasnya bersama pasangan.
  3. Aku kadang merasa hanya aku yang berupaya mempertahankan hubungan.
  4. Ya. Aku mengkhawatirkan masalah ini sepanjang waktu dan merasa sering berbuat kesalahan.
2. Seberapa sering kamu menetapkan dan menerapkan batasan dengan pasangan?
  1. Sepanjang waktu. Batasan adalah hal yang penting, dan aku akan menaatinya.
  2. Kadang-kadang. Aku memang menetapkan batasan, tetapi aku juga sering mengabaikannya.
  3. Jarang. Aku tidak terlalu suka membuat batasan, dan aku sulit menerapkannya.
  4. Tidak pernah. Aku tidak ingin menetapkan batasan, aku takut pasanganku tidak menyukainya.
3. Bagaimana perasaanmu ketika pasangan sedang mengalami masalah?
  1. Aku ikut prihatin, tetapi aku mengerti jika dia harus mengatasinya sendiri.
  2. Aku merasa sedikit tidak nyaman jika dia tidak mau menerima bantuanku. Ini agak menggangguku.
  3. Aku merasa menjadi pasangan yang tidak berguna jika tidak bisa membantu menyelesaikan masalahnya.
  4. Aku merasa resah dan bersalah. Apabila dia mengalami kesulitan, sudah menjadi tugasku untuk menyelesaikan masalah itu.
4. Apa yang kamu rasakan ketika membantu pasangan mengerjakan sesuatu?
  1. Senang melihatnya bahagia! Aku mencintainya, dan aku sangat senang bisa membantu saat dibutuhkan.
  2. Aku merasa sedikit lebih baik mengenai diri sendiri saat bisa membantunya.
  3. Membantu pasangan membuatku merasa layak mendapatkan cinta dan dibutuhkan.
  4. Kekhawatiran bahwa dia akan meninggalkanku menjadi berkurang, setidaknya untuk sementara waktu.
5. Apakah kamu takut pasangan akan meninggalkanmu jika kamu tidak berguna baginya?
  1. Tidak. Aku yakin dia mencintaiku apa adanya.
  2. Aku kadang mengkhawatirkan hal itu, walaupun aku tahu itu sebenarnya tidak sehat.
  3. Ya, aku sering merasakan kekhawatiran itu.
  4. Tentu saja. Ini pernah terjadi, dan kurasa akan terjadi lagi.
6. Opsi mana yang kamu pilih untuk menghindari konflik?
  1. Aku akan berjalan-jalan untuk mencari udara segar, tapi aku tidak takut membahas masalah yang terjadi.
  2. Aku akan mencoba bernegosiasi, tetapi aku akan menyerah dan meminta maaf apabila negosiasi gagal.
  3. Akan kucoba mengungkapkan apa yang kurasakan, tetapi biasanya aku akan melakukan apa yang dia inginkan.
  4. Aku akan melakukan apa pun yang dia inginkan dan tidak pernah mengatakan bahwa aku memiliki pendapat yang berbeda. Mungkin aku juga akan menyembunyikan perasaanku.
7. Bagaimana perasaanmu saat kamu melakukan sesuatu untuk diri sendiri?
  1. Baik-baik saja. Aku memiliki kebutuhan seperti halnya orang lain, dan aku berhak memenuhinya.
  2. Aku merasa nggak ada masalah, tetapi kadang aku khawatir dengan apa yang dipikirkan orang-orang mengenai diriku.
  3. Aku kadang melakukan sesuatu untuk diri sendiri, tetapi sering merasa bersalah setelah itu.
  4. Dengan memikirkannya saja sudah membuatku merasa bersalah. Bagaimana perasaan pasanganku?
8. Apakah kamu pernah menganggap pasanganmu adalah sosok yang ideal atau sempurna?
  1. Tidak juga. Tentu saja dia memang hebat, tetapi tidak ada orang yang sempurna.
  2. Kadang-kadang. Dia memang hebat, dan aku takut tidak sepadan dengannya.
  3. Terkadang dia terlihat sangat sempurna, dan aku tidak.
  4. Ya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang dilihat orang sehebat itu dalam diriku.
9. Bagaimana perasaanmu mengenai kemungkinan ditolak?
  1. Tidak seorang pun senang ditolak, tetapi aku sama sekali tidak takut.
  2. Aku mampu menanggungnya, tetapi secara emosional aku merasa terluka.
  3. Penolakan bisa membuatku hancur, dan aku akan sulit melupakannya.
  4. Salah satu hal paling menakutkan bagiku adalah penolakan, dan aku akan berusaha keras untuk menghindarinya.
10. Seberapa sering kamu meminta maaf kepada pasangan?
  1. Aku akan meminta maaf jika apa yang kulakukan benar-benar menyakitinya.
  2. Kadang aku terlalu sering meminta maaf, tetapi aku akan berusaha memperbaiki diri.
  3. Aku bisa tiba-tiba meminta maaf secara spontan, walaupun sebenarnya tidak perlu.
  4. Aku selalu meminta maaf karena merasa lebih rendah jika dibandingkan orang lain.
11. Apakah kamu merasa tidak nyaman hidup melajang?
  1. Aku menikmatinya. Aku bisa bahagia tanpa harus memiliki pasangan!
  2. Aku sebenarnya tidak suka melajang, tetapi aku sadar seharusnya aku tidak terus mengalah dalam hubunganku saat ini.
  3. Kukira iya. Aku biasanya akan berkencan lagi segera setelah putus hubungan.
  4. Ya. Aku takut melajang, dan sebisa mungkin akan mempertahankan hubungan.
12. Pernahkah kamu mencoba mengatur atau mengendalikan pasangan?
  1. Tidak. Aku bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan tidak berhak mengendalikan orang lain.
  2. Aku melakukannya beberapa kali, tetapi aku berusaha keras untuk tidak melakukannya.
  3. Aku kadang tidak bisa menahan diri. Aku khawatir ada sesuatu yang akan terjadi jika tidak melakukannya.
  4. Sepanjang waktu. Aku merasa memiliki tanggung jawab atas tindakan pasangan.

Quiz Lain

Apa kamu suka quiz ini?

Tidak masalah jika satu atau dua jawabanmu menunjukkan kebiasaan yang cenderung kodependen. Pada kenyataannya, kebanyakan orang pada saat ini sedikit kodependen pada beberapa hal. Yang penting adalah mengetahui mana opsi yang sehat, memahami cara menetapkan batasan untuk diri sendiri, dan memperhatikan tindakan yang kamu lakukan\u2014yang sepertinya telah kamu lakukan.Jangan ragu berkonsultasi dengan terapis untuk mengetahui pendapat pakar. Mereka bisa mengenali kebiasaan kodependen dan mengatasinya bersama kamu.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-yang-Sehat"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Hubungan-yang-Sehat"}],"link_data":[{"title":"Cara Menjalin Hubungan yang Sehat","id":2160181,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menjalin-Hubungan-yang-Sehat","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/2\/2f\/Build-a-Healthy-Relationship-Step-15.jpg\/-crop-200-200-200px-Build-a-Healthy-Relationship-Step-15.jpg","alt":"Cara Menjalin Hubungan yang Sehat"},{"title":"Cara Membangun Hubungan yang Sehat","id":2167919,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Membangun-Hubungan-yang-Sehat","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/0\/07\/Apologize-to-a-Girl-Step-7.jpg\/-crop-200-200-200px-Apologize-to-a-Girl-Step-7.jpg","alt":"Cara Membangun Hubungan yang Sehat"}],"minimum":0},{"text":"Hubungan kalian mungkin memiliki beberapa ciri-ciri kodependensi.","meaning":"Kamu tidak sepenuhnya kodependen, tetapi mungkin menunjukkan ciri-ciri ini lebih banyak dibandingkan biasanya, dan hal ini bisa memengaruhi hubungan kamu. Mungkin kamu merasa dihargai ketika dibutuhkan oleh seseorang atau cemas ketika memikirkan penolakan, atau saat melajang. Mungkin kamu juga mengkhawatirkan perasaan pasangan terhadapmu dan seberapa besar dia membutuhkanmu.Memiliki ciri-ciri kodependensi merupakan hal yang wajar, tetapi kamu juga harus mampu mengenali dan mengatasinya. Sangat wajar jika kamu merasa senang ketika bisa membantu seseorang dan memang ingin membantu orang yang kamu cintai. Namun, ingatlah bahwa harga dirimu tidak ditentukan oleh seberapa besar kamu dibutuhkan orang. Kamu adalah orang yang hebat apa adanya.Berkonsultasilah dengan terapis jika kamu merasa bahwa kodependensi telah mengganggu interaksimu dengan orang lain. Mereka bisa membantu kamu mengembangkan kebiasaan yang lebih baik dan lebih sehat di masa mendatang.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengembangkan-Rasa-Keberhargaan-Diri"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menentukan-Apakah-Anda-Kodependen"}],"link_data":[{"title":"Cara Mengembangkan Rasa Keberhargaan Diri","id":2151854,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengembangkan-Rasa-Keberhargaan-Diri","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/2\/21\/Build-Self-Worth-Step-18-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Build-Self-Worth-Step-18-Version-2.jpg","alt":"Cara Mengembangkan Rasa Keberhargaan Diri"},{"title":"Cara Menentukan Apakah Anda Kodependen","id":2155312,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menentukan-Apakah-Anda-Kodependen","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/3\/3a\/Tell-if-You-Are-Codependent-Step-15-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Tell-if-You-Are-Codependent-Step-15-Version-2.jpg","alt":"Cara Menentukan Apakah Anda Kodependen"}],"minimum":0},{"text":"Kamu mungkin menjalani hubungan kodependen.","meaning":"Secara keseluruhan, kamu cenderung merasa memiliki tanggung jawab terhadap orang lain dan terdorong untuk mengatasi masalah mereka. Kamu juga merasa takut dengan beberapa hal seperti penolakan dan konflik, yang membuat kamu sulit menetapkan batasan. Mungkin kamu memiliki beberapa ciri kodependensi yang mengganggu hubungan dan cara kamu berinteraksi dengan orang lain.Ingat, membantu orang lain dan melakukan berbagai hal baik untuk membahagiakan pasangan tidak sama dengan mengabaikan perasaan dan kebutuhan diri sendiri secara aktif hanya demi kepentingan orang lain. Hubungan harus didasarkan pada kepentingan dua arah, dan satu-satunya orang yang menjadi tanggung jawabmu adalah diri sendiri. Berlatihlah menetapkan lebih banyak batasan dan kembangkan kemandirian terhadap pasangan atau hubungan yang lain.Mendiskusikan kodependensi dengan terapis juga bisa berguna. Mereka akan memberi panduan untuk mengembangkan perilaku yang lebih sehat dan hubungan yang lebih seimbang di masa mendatang.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menetapkan-Batas-Pribadi"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Ketergantungan-Emosional"}],"link_data":[{"title":"Cara Menetapkan Batas Pribadi","id":2153073,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menetapkan-Batas-Pribadi","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/5e\/Establish-Boundaries-Step-27.jpg\/-crop-200-200-200px-Establish-Boundaries-Step-27.jpg","alt":"Cara Menetapkan Batas Pribadi"},{"title":"Cara Mengatasi Ketergantungan Emosional","id":2170013,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Ketergantungan-Emosional","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/58\/Get-out-of-a-Depression-Step-14-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Get-out-of-a-Depression-Step-14-Version-2.jpg","alt":"Cara Mengatasi Ketergantungan Emosional"}],"minimum":0},{"text":"Kemungkinan besar kamu menjalani hubungan kodependen.","meaning":"Kamu mungkin memiliki insting kodependensi yang kuat dan memengaruhi hubungan, identitas, dan harga dirimu. Kamu merasa punya tanggung jawab terhadap orang lain dan terdorong untuk mengatasi masalah mereka. Kamu lebih suka menghindari konflik karena takut membuat orang-orang meninggalkanmu. Sebagai akibatnya, kamu mungkin akan sulit menetapkan batasan.Sangat penting untuk memahami kenapa hubungan kodependen adalah hubungan yang tidak sehat. Peduli dengan orang lain, ingin membantu mereka, dan merasa senang ketika kamu bisa membantu mereka adalah hal yang wajar. Banyak orang yang menjalin hubungan sehat juga memiliki sedikit sifat kodependen. Masalah akan muncul ketika kamu membiarkan rasa cemas menguasai diri dan mengabaikan kebutuhan sendiri demi kepentingan orang lain. Kamu juga berhak memenuhi kebutuhan diri sendiri seperti halnya pasanganmu.Berlatihlah menetapkan lebih banyak batasan dan memupuk rasa kemandirian tanpa tergantung pada pasangan atau hubungan lain. Perhatikan kecenderungan kodependen pada diri sendiri dan cobalah mengenalinya ketika hal itu muncul dalam kehidupan sehari-hari. Seiring waktu, kamu pasti mampu mengatasinya.Mendiskusikan kodependensi dengan terapis bisa berguna. Mereka akan memberi panduan untuk mengembangkan perilaku yang lebih sehat dan hubungan yang lebih baik di masa mendatang.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menentukan-Apakah-Anda-Kodependen"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Hubungan-Pertemanan-yang-Tidak-Sehat"}],"link_data":[{"title":"Cara Menentukan Apakah Anda Kodependen","id":2155312,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menentukan-Apakah-Anda-Kodependen","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/3\/3a\/Tell-if-You-Are-Codependent-Step-15-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Tell-if-You-Are-Codependent-Step-15-Version-2.jpg","alt":"Cara Menentukan Apakah Anda Kodependen"},{"title":"Cara Mengakhiri Hubungan Pertemanan yang Tidak Sehat","id":2166413,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengakhiri-Hubungan-Pertemanan-yang-Tidak-Sehat","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/c\/c8\/End-a-Toxic-Friendship-Step-12.jpg\/-crop-200-200-200px-End-a-Toxic-Friendship-Step-12.jpg","alt":"Cara Mengakhiri Hubungan Pertemanan yang Tidak Sehat"}],"minimum":0}]" class="quiz_results_data"/>\"Apakah<\/picture>","alt":"Apakah Aku Jatuh Cinta? - Test"},{"title":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test","id":2175968,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apa-Bahasa-Cinta-Kamu-quiz","image":"\"Apa<\/picture>","alt":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test"},{"title":"Apa Red Flag Kamu? - Quiz","id":2176508,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apa-Penyebab-Kegagalan-Hubunganmu-quiz","image":"\"Apa<\/picture>","alt":"Apa Red Flag Kamu? - Quiz"}],"number":1},{"text":"Aku masih lajang dan terbuka terhadap apa saja yang kuinginkan.","result":"Bagus sekali! Kami punya beberapa kuis untuk membantu kamu menjelajahi opsi yang bisa kamu pilih:","next_quizzes":[{"title":"Test: Apakah Kamu Siap Menjalin Cinta?","id":2175823,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apakah-Kamu-Siap-Menjalin-Cinta-quiz","image":"\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Kamu Siap Menjalin Cinta?"},{"title":"Test: Apakah Aku Naksir Dia?","id":2175798,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apakah-Aku-Naksir-Dia-quiz","image":"\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Aku Naksir Dia?"},{"title":"Test: Kenapa Aku Masih Sendiri?","id":2175662,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kenapa-Aku-Masih-Sendiri-quiz","image":"\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Aku Masih Sendiri?"}],"number":2}]}" class="quiz_questionnaire_data"/>

Tanda-Tanda Hubungan Kodependen

Mengidealkan pasangan. Dalam suatu hubungan, sangat wajar jika seseorang mengagumi kualitas pasangan. Namun, bukan berarti dia adalah orang yang sempurna. Orang kodependen cenderung mengabaikan kekurangan dan kesalahan pasangan, walaupun tindakan ini memberi dampak negatif terhadap hubungan. Mereka lebih suka menganggap pasangan sebagai sosok yang sempurna daripada melihat jati dirinya yang sebenarnya.

Merasa bersalah saat kamu tidak bisa memenuhi kebutuhan pasangan. Jika memiliki sifat kodependen, kamu mungkin akan merasa bahwa tugasmu adalah mengatasi masalah pasangan dan kebahagiaannya lebih penting daripada kebahagiaan diri sendiri. Kamu bisa merasa sangat bersalah apabila melakukan sesuatu untuk diri sendiri, bukan untuk pasangan, atau jika berfokus pada hal lain di luar hubungan kalian.

Menghindari konflik karena khawatir mengecewakan pasangan. Dalam hubungan apa pun, munculnya konflik adalah hal yang sangat wajar. Namun, jika kamu bertipe kodependen, mungkin kamu akan khawatir jika konflik (dalam bentuk apa pun) akan membuat hubungan kalian berantakan, dan kamu berupaya sekuat tenaga untuk menghindarinya. Kondisi ini bisa membuat kamu sulit menetapkan batasan atau mengungkapkan kebutuhanmu sendiri kepada pasangan.

Ketakutan terhadap konflik juga bisa membuat kamu menyalahkan hal-hal yang tidak kamu lakukan dan meminta maaf hanya untuk mencegah pertengkaran. Tergantung tingkat keparahan kodependensi, kamu mungkin rela menerima hinaan atau ejekan dari pasangan, walaupun tindakan ini berbahaya.

Mengambil banyak tanggung jawab agar pasangan senang. Dalam hubungan yang bersifat kodependen, mungkin kamu merasa memiliki tugas untuk mengatasi masalah pasangan, tidak peduli seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan. Walaupun membantu pasangan menimbulkan rasa cemas dan stres atau membuat kamu mengabaikan kebutuhan diri sendiri, mungkin kamu melakukannya untuk memastikan pasangan bahagia. Kamu merasa kebutuhan pasangan jauh lebih penting daripada kebutuhan diri sendiri.

Mengkhawatirkan apa yang dirasakan dan dipikirkan pasangan. Jika memiliki sifat kodependen, secara obsesif mungkin kamu akan khawatir apakah pasangan senang atau jengkel kepadamu. Pasangan yang terlihat kesal bisa mendorong kamu untuk membantunya, tidak peduli bahwa hal itu bisa memengaruhi dirimu sendiri.

Kamu merasa seperti kehilangan identitas diri. Jika bertipe kodependen, mungkin kamu tidak akan mau melakukan apa pun yang tidak diinginkan pasangan. Ketika identitas diri sendiri dibelenggu oleh suatu hubungan, mungkin kamu akan sulit untuk mempertahankan hubungan dengan pihak lain (misalnya keluarga dan teman), atau tidak bisa menekuni hobi dan minat yang kamu sukai.

Berusaha mengendalikan perilaku pasangan. Kodependensi terkadang bisa membuat kamu berusaha memanipulasi pasangan agar melakukan apa yang kamu inginkan. Kondisi ini biasanya terjadi karena kamu yakin bahwa kebahagiaan dalam suatu hubungan akan diraih apabila kamu bisa mengendalikan perilaku pasangan.

Mengatasi Kodependensi

Menjalani terapi di bawah bimbingan profesional berlisensi merupakan solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah perilaku seperti kodependensi. Namun, kamu juga bisa melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki perilaku kodependen.

Ungkapkan keinginan dan kebutuhanmu. Kamu dan pasangan memiliki posisi yang sama, dan kalian punya kebutuhan sendiri-sendiri yang harus dihormati. Ingat, makin lama kamu memendam perasaan, makin kuat perasaan sakit hatimu terhadap pasangan di kemudian hari. Akan lebih baik bagi kalian apabila kamu membuat penegasan dengan mengungkapkan apa saja yang kamu butuhkan darinya, dan terima juga kebutuhan pasangan.

Sebagai contoh, katakanlah kamu prihatin dengan jarangnya kalian berhubungan dan berbincang-bincang, apalagi ketika kesibukan sedang memuncak, saat stres, atau ketika kalian sedang menangani urusan lain. Apabila kamu ingin memiliki lebih banyak waktu dan keintiman emosional dengan pasangan, jangan ragu untuk mengatakan hal ini kepadanya. Tanyakan apakah kalian bisa mengatur waktu untuk menghabiskan waktu bersama setiap minggu—mungkin beberapa jam di hari tertentu untuk menikmati kebersamaan. Dengan cara ini, kamu tidak akan terlihat seperti sosok yang suka memerintah atau merepotkan. Pasangan yang benar-benar peduli akan mendengarkan kamu dan terbuka untuk mencari solusi.

Tetapkan dan pertahankan batasan yang sehat. Penetapan batasan harus berjalan seiring dengan penegasan terhadap keinginan dan kebutuhanmu. Apabila batasan tidak ditetapkan, kebutuhanmu dan pasangan bisa campur aduk yang membuat semua batasan menjadi hilang, dan seiring waktu kamu mungkin tidak akan lagi memiliki ruang atau kemandirian. Untuk mengatasi kodependensi, kamu harus menetapkan batasan secara tegas dan mempertahankannya, walaupun berpotensi menimbulkan konflik.

Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan bahwa kamu tidak ingin pergi ke pesta akhir pekan karena ingin beristirahat setelah bekerja keras untuk menyelesaikan suatu tugas. Dia mungkin kecewa dengan keputusanmu, dan ini tidak masalah. Keputusan itu memang untuk memenuhi kebutuhanmu sehingga kamu tidak perlu merasa bersalah. Walaupun kecewa, pasangan yang tulus dan penuh respek akan memahami kenapa kamu membuat keputusan seperti itu.

Usahakan untuk tidak tersinggung. Mungkin kamu sulit mengurai perasaan dan tindakan pasangan berdasarkan perasaan dan tindakanmu sendiri. Namun, ini merupakan bagian yang sangat penting dalam hubungan yang sehat. Kamu tidak berkewajiban untuk membuat pasangan terhindar dari masalah. Ingat, kamu bisa mendukung dan menerima pasangan apa adanya, tanpa berusaha untuk “memperbaikinya”. Pastikan pasangan juga mau melakukan hal yang sama untukmu.

Luangkan waktu untuk melakukan perawatan diri. Jika mempunyai kecenderungan kodependen, kamu mungkin akan berpikir bahwa melakukan apa saja untuk kepentingan diri sendiri merupakan tindakan egois. Namun, perawatan diri adalah hal yang sangat penting, baik untuk kesehatan mental diri sendiri maupun untuk kebaikan hubungan. Pada kenyataannya, kamu akan sulit merawat orang lain jika tidak bisa merawat diri sendiri. Luangkan waktu untuk diri sendiri secara teratur agar kamu bisa rileks dan bahagia, walaupun hanya dalam bentuk mandi berendam sepulang kerja atau membaca buku dengan tenang.

Salurkan kemandirian. Sangat penting memiliki kehidupan di luar suatu hubungan. Jadwalkan waktu bagi diri sendiri untuk menekuni minat dan hobi. Pergilah keluar dengan teman dan habiskan waktu bersama keluarga dekat. Pastikan untuk menghabiskan waktu di tempat yang jauh dari pasangan untuk mempertahankan rasa individualitas diri. Kamu tetap bisa melakukan beberapa hal bersama pasangan, dan menghabiskan waktu secara terpisah tidak akan merusak hubungan, bahkan bisa memperbaiki masalah. Ingat, di saat awal mungkin kamu akan menemui kesulitan melakukan beberapa hal sendirian, tetapi seiring waktu kamu akan belajar untuk mengapresiasi kemandirianmu sendiri.

Ingin tahu lebih lanjut?

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kodependensi dan cara menanganinya, lihatlah beberapa sumber berikut ini.