Pernikahan antara dua orang yang paling berkualitas adalah pernikahan yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap praktik-praktik yang sehat. [1] X Teliti sumber Baucom, Epstein, et al, Assessing Relationship Standards: The Inventory of Specific Relationship Standards. Journal Of Marriage and The Family. 10, 72-88. 1996 Mengabaikan permasalahan yang Anda punya bukanlah hal yang adil, baik bagi Anda maupun pasangan Anda, dan dapat membawa akhir dari pernikahan Anda. Jika pernikahan Anda tidak menuju arah yang Anda inginkan, ada berita baik: beberapa langkah tertentu bisa Anda terapkan untuk memperbaikinya. Terdapat banyak penelitian yang berusaha menentukan unsur pembangun pernikahan yang baik. Memperbaiki pernikahan Anda membutuhkan usaha dan waktu, namun jika Anda terus memperjuangkannya dengan sabar, baik, dan gigih, Anda bisa meraup manfaatnya.
Langkah
-
Bangun pengalaman yang positif bersama. Secara rata-rata, pasangan yang berbahagia mengalami 20 peristiwa bahagia untuk tiap pengalaman negatif yang dialami. Tentu saja, pada saat perselisihan -- yang akan dialami dalam tiap pernikahan -- rasio ini bisa berkurang, namun secara umum jumlah hal baik semestinya lebih banyak ketimbang hal buruk. [2] X Teliti sumber Gottman, J.M. & Driver, J.L., 2005, Dyssfunctional Marital Conflict and Everyday Marital Interaction, Journal of Divorce & Remarriage, 43(3-4), 63-78
- Pengalaman yang bersifat positif ini tidak harus berupa liburan mewah atau tindakan romantis yang heboh. Berkomunikasi dengan pasangan pada berbagai tingkatan, dari pembahasan isu besar hingga ucapan singkat "Saya cinta padamu", akan membantu pasangan Anda merasa lebih dihargai dan diakui keberadaannya. [3] X Teliti sumber Gottman, J.M., Driver, J.L, Dysfunctional Marital Conflict and Everyday Marital Interaction. Journal of Divorce & Remarriage, Vol. 43(3/4) 2005. Sebaliknya, tidak melakukan upaya-upaya kecil sebagai "ajakan menjalin koneksi" ( bids for connection ) bisa mengarahkan hubungan Anda pada kehancuran.
- Menyisihkan waktu untuk mengingat momen-momen bersama yang telah dialami juga dapat membantu. Manusia memiliki kecenderungan buruk mengabaikan aspek positif dalam hidup dan hanya mengingat sisi negatifnya. Melakukan upaya aktif untuk bersyukur atas waktu yang Anda lalui bersama akan membantu Anda mengenang kembali berbagai pengalaman positif tersebut kelak. [4] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Tinggalkan berbagai penanda kecil yang menunjukkan rasa cinta Anda terhadap pasangan. Selipkan catatan kecil dalam dompet pasangan Anda atau kirimkan pesan yang seksi. Berikan tawaran membuatkan bekal untuk hari esok, atau kejutkan dengan melakukan pekerjaan rumah tangga yang Anda tahu dia benci. Hal-hal kecil ini mungkin terkesan norak atau terlalu sepele untuk menciptakan perbedaan berarti, namun nyatanya hal-hal ini merupakan cara sangat penting untuk menjalin koneksi antara Anda berdua.
-
2Kembangkan pengetahuan Anda tentang pasangan Anda. Semua orang ingin merasa dimengerti, namun amatlah mudah merasa bahwa Anda sudah mengetahui segala hal tentang seseorang setelah mengenalnya untuk jangka waktu yang lama. Bahkan, Anda mungkin merasa bahwa sudah tidak ada hal baru yang bisa Anda temukan lagi. Hal ini sering kali tidak benar. Curahkan usaha untuk membagikan pemikiran, keresahan, kenangan terindah, impian, dan sasaran Anda dengan pasangan Anda -- dan ajak dia menceritakan hal yang sama kepada Anda. [5] X Teliti sumber Shapiro, A. F., Gottman, J. M., & Carrère, S. The Baby and the Marriage: Identifying Factors That Buffer Against Decline in Marital Satisfaction After the First Baby Arrives. Journal of Family Psychology, 2000, 14, 59–70.
- Berikan pertanyaan terbuka. Daftar 36 pertanyaan yang disusun Dr. Arthur Aron dapat membantu Anda menelusuri pandangan terhadap kehidupan, impian, harapan, dan ketakutan pasangan Anda. Pertanyaan seperti "Apa unsur-unsur hari yang sempurna untuk Anda?" atau "Apakah kenangan Anda yang paling berharga?" telah dirancang secara khusus untuk mendukung keintiman dan "kedekatan interpersonal". [6] X Teliti sumber [7] X Teliti sumber Relationship Research Institute yang diprakarsai Dr. John Gottman juga menyediakan berbagai alat bantu untuk memicu perbincangan antara pasangan. [8] X Teliti sumber
- Jadilah pendengar yang baik. Jangan sekadar mendengarkan kata-kata pasangan Anda dengan sambil lalu. Dengarkan baik-baik. Memperhatikan saat pasangan Anda berbicara akan membantu Anda mengingat informasi penting kelak. Sebagai contoh, jika pasangan Anda bercerita tentang pembicaraan tidak menyenangkan antara dirinya dan kakaknya terakhir kali mereka berhubungan, Anda akan memahami alasan dia enggan berkunjung ke rumah saudaranya saat libur tiba. Dengan menjadi pendengar yang sungguh-sungguh saat pasangan berbicara dengan Anda, Anda bisa memberikannya dukungan dengan lebih baik.
-
Tingkatkan kualitas hubungan intim . Adalah hal yang alami jika kegirangan awal yang Anda rasakan terhadap seks memudar seiring dengan bertambah lamanya waktu Anda hidup bersama -- badan Anda tidak bisa terus-menerus memompa zat kimia yang memicu Anda untuk berhubungan intim. [9] X Teliti sumber [10] X Teliti sumber Meskipun demikian, menelusuri kebutuhan dan hasrat seksual Anda dan pasangan dapat menghidupkan kembali pernikahan Anda dan membuat hubungan Anda makin erat. [11] X Teliti sumber
- Bersikaplah terbuka dan tidak menghakimi saat membicarakan seks dengan pasangan Anda. Seks dapat menjadi bahasan yang menakutkan dan menimbulkan rasa bersalah. Pastikan bahwa pasangan Anda tahu bahwa Anda sungguh-sungguh berminat mengetahui fantasi dan hal yang membuat dia terangsang.
- Hasil penelitian membuktikan bahwa pasangan memiliki kehidupan seks yang lebih utuh ketika mereka berminat memenuhi kebutuhan seksual pasangannya -- meskipun hal-hal tersebut bukanlah hal yang mereka sendiri butuhkan. Gejala ini disebut sebagai "kekuatan komunal seksual ( sexual communal strength )" dan merupakan penanda hubungan yang dimiliki pasangan dengan kehidupan seks yang sehat dan aktif.
- Lakukan eksplorasi bersama. Bahas fantasi Anda secara bersama-sama. Cobalah teknik atau mainan seks yang baru. Simak tontonan yang merangsang atau bacalah cerita erotis bersama. Fokuskan seks sebagai pengalaman yang Anda bagi bersama dan memberikan kenikmatan bagi Anda maupun pasangan.
Iklan
-
Sisihkan waktu untuk pasangan Anda. Jika perhatian Anda atau pasangan Anda (atau Anda berdua) senantiasa teralihkan, Anda atau pasangan tidak akan merasa sebagai prioritas dalam kehidupan pihak yang satunya. Lalai menyisihkan waktu untuk pasangan, entah itu malam yang menyenangkan di bioskop atau waktu untuk hubungan intim, dapat menimbulkan rasa terputusnya hubungan dan frustrasi. [12] X Teliti sumber
- Hubungan intim sering kali menjadi hal pertama yang dituju ketika Anda sibuk. Jika Anda menemukan bahwa Anda tidak memiliki hubungan seksual seerat dulu, cobalah jadwalkan waktu khusus untuk bercinta. Meskipun tindakan ini terkesan sebagai hal yang bisa mematikan sisi romantis hubungan, penelitian justru membuktikan sebaliknya. 80% pasangan yang telah menikah menjadwalkan waktu untuk bercinta, dan hal ini justru bisa memberikan Anda sesuatu yang Anda tunggu-tunggu. [13] X Teliti sumber
-
Ciptakan ritual bersama. Sebuah ritual memiliki bentuk pengalaman bersama antara Anda dan pasangan Anda. Pengalaman bersama jenis ini amatlah penting karena mampu menciptakan perasaan bahwa Anda memiliki hubungan yang intim dan akrab dengan orang spesifik tersebut. [14] X Teliti sumber [15] X Teliti sumber Gottman, JM, The Marriage Clinic, A Scientifically Based Marital Therapy, 1999, Bab 3 Ritual tidak harus bersifat rumit, namun harus andal dan membantu Anda dan pasangan menjalin koneksi lebih erat. Ritual harus dilakukan dengan sengaja dan dipandang sebagai hal yang sakral. Jangan lewatkan ritual kecuali dalam keadaan yang sungguh-sungguh darurat. Ingat, pernikahan adalah suatu investasi: yang Anda peroleh tidak lepas dari yang Anda berikan.
- Cobalah memberikan pasangan Anda pelukan di akhir hari kerjanya dan tanyakan harinya. Cobalah mengungkapkan betapa Anda menghargai pasangan Anda, misalnya dengan mengucapkan, "Aku benar-benar suka saat kamu menjemputku dari kantor" atau "Kamu sudah membelikan makan malam? Kamu baik sekali!".
- Renungkan berbagai ritual yang kemungkinan besar pernah Anda alami pada saat awal berkencan atau berhubungan. Mungkin Anda harus mengatur waktu khusus untuk berjumpa, merencanakan kegiatan, bersiap-siap untuk pertemuan, dan berinteraksi dengan satu sama lain dengan cara yang tidak rutin Anda lakukan. Cobalah tinjau, barangkali ada sebagian dari ritual lampau yang bisa Anda kembalikan ke dalam interaksi sehari-hari Anda.
- Mulailah tradisi "malam kencan". Hal ini tidak harus membuat Anda tertekan. Pada dasarnya, "malam kencan" adalah waktu bagi Anda dan pasangan untuk berkumpul dan melewati waktu bersama, menghargai keberadaan pihak satunya.
-
Temukan hobi bersama yang baru. Menemukan suatu kegiatan yang Anda nikmati bersama bisa memberikan sebuah cara berharga menjalani waktu bersama sekaligus bersantai. Cobalah kegiatan yang juga memiliki manfaat lain, seperti olahraga, atau kegiatan yang membuat Anda merasa menggairahkan dan muda, seperti memainkan game .
-
Mulai terapkan "Sebulan Kencan Pertama" atau ritual serupa. Kurang lebih setiap tahun sekali, ada baiknya Anda menyisihkan waktu untuk mengulang kembali saat Anda pertama jatuh cinta dengan pasangan Anda. Tinjau perubahan Anda masing-masing sebagai manusia dan arah yang ingin dituju bersama dalam kehidupan Anda berdua. Cobalah jalani beberapa minggu bersandiwara seakan-akan Anda baru memulai hubungan Anda berdua untuk pertama kalinya. Anda akan terkejut terhadap besarnya manfaat kebiasaan ini terhadap pernikahan Anda.
- Biasanya hal ini dilakukan pada bulan Februari, namun ini tidak wajib. Anda bisa melakukannya pada saat lain yang sesuai bagi Anda!
-
Cobalah beberapa permainan bersama. Papan permainan mulai kembali populer dan bisa menjadi cara yang bagus untuk mempererat ikatan dan bersenang-senang dengan pasangan Anda. Tentu saja, ada permainan klasik seperti Scrabble, Monopoli, dan lainnya, namun banyak permainan baru yang sama menyenangkannya.
- Anda juga tidak harus bermain berdua saja. Kumpulkan kawan-kawan Anda untuk malam permainan mingguan atau bulanan!
-
Ciptakan malam berkumpul rutin. Bersama orang-orang yang Anda berdua anggap teman, berkumpullah untuk malam permainan, pesta makan malam, sesi tonton film, atau ide menyenangkan lainnya. Hal ini membantu Anda bersenang-senang bersama sekaligus bersosialisasi dan merasakan sensasi baru! Anda juga bisa memiliki waktu berkumpul khusus bagi Anda dengan teman-teman Anda (dan pasangan dengan teman-temannya).
-
Bacalah buku bersama. Cobalah membaca buku bersama, baik pada saat bersamaan secara terpisah maupun dengan satu buku yang sama. Hal ini bisa memberikan Anda bahan pembicaraan dan memulai perbincangan yang tidak mungkin Anda peroleh dengan cara lain. Anda bisa membaca buku tentang peristiwa terkini, strategi membesarkan anak, sejarah, atau karya fiksi yang mengasyikkan!
- Jika Anda menyukai televisi atau bioskop, tontonlah beberapa tayangan kesukaan pasangan. Pergilah ke bioskop untuk menonton film terbaru atau bahaslah hal yang terjadi dalam acara televisi kesukaan Anda. Anda akan memperoleh landasan untuk berbincang tentang hal yang sama-sama Anda gemari.
-
Geluti seni tertentu. Mengikuti kelas dansa bersama, mempelajari cara memainkan alat musik, atau mempelajari cara menggambar dapat memberikan Anda cara mempererat ikatan sekaligus menjadi wadah meluapkan hasrat kreatif Anda. Mempelajari kemampuan baru seperti seni yang telah disebutkan akan membuat Anda merasa bangga terhadap diri sendiri maupun pasangan.
-
Kunjungi berbagai tempat. Jelajahi berbagai tempat bersama-sama ketika Anda bisa. Bahkan, Anda tidak perlu pergi ke luar negeri; Anda akan terkejut oleh petualangan yang bisa Anda temukan, bahkan di pekarangan rumah sendiri. Pada dasarnya, yang utama adalah Anda meninggalkan rumah. Melakukan ini akan membangun pengalaman baru yang bisa saling Anda bagikan dan mempererat hubungan.
-
Buatkan hidangan untuk satu sama lain. Cobalah memasak santapan malam yang lezat untuk satu sama lain secara bergiliran, ikuti kursus masak bersama, atau temukan bantuan dari internet. Memasak bisa menjadi cara mempererat ikatan bagi Anda yang memiliki jadwal sibuk (Anda tetap perlu makan, kan ?).Iklan
-
Pelajari cara menangani konflik. Konflik adalah hal yang biasa dalam setiap hubungan. Konflik bahkan dapat menjadi cara untuk mendekatkan Anda dan pasangan dengan mendorong Anda berdua berkolaborasi dalam hubungan Anda dan memperoleh sesuatu yang lebih baik di akhir. Semua bergantung pada cara Anda menangani perselisihan yang muncul. Mengembangkan kebiasaan yang membantu Anda menangani konflik dengan cara yang sehat dan membantu akan meningkatkan kualitas pernikahan Anda. [16] X Teliti sumber Gottman, JM, Principia Amoris, The New Science of Love, Bab 13, 208-213, 2015 [17] X Teliti sumber
- Jangan membahas masalah saat Anda marah. Terlepas dari nasihat umum yang menyatakan bahwa Anda sebaiknya tidak "tidur dengan membawa amarah", mencoba membahas sesuatu ketika salah satu atau Anda berdua merasa kesal bisa memperburuk keadaan. Penyebabnya, ketika Anda merasa kesal, badan Anda memicu sebuah respons "lawan atau kabur" dengan membanjiri tubuh dengan adrenalin. Hal ini akan menghambat kemampuan Anda untuk berpikir dan berbicara secara tenang dan rasional. Anda harus memiliki kesadaran terhadap tubuh Anda. Jika Anda merasa detak jantung Anda meningkat, Anda kesulitan bernapas, atau amarah sudah memuncak, Anda perlu mengambil jeda waktu. [18] X Teliti sumber Gottman, J.M., & Levenson, R.W, The Social Psychophysiology of Marriage. In P. Noller and M.A. Fitzpatrick (Eds.), Perspectives on Marital Interaction, 1988. [19] X Teliti sumber Gottman, J., Ryan, K., Swanson, C., and Swanson, K., "Proximal Change Experiments with Couples: A Methodology for Empirically Building a Science of Effective Interventions for Changing Couples’ Interaction," Journal of Family Communication, (2005) 5 (3), 163-190).
- Ajukan jeda waktu untuk menyendiri dan hormati kebutuhan pasangan. Salah satu dari Anda berdua dapat mengajukan jeda waktu jika Anda merasa kesal berlebihan. Hal yang utama adalah melakukan ini dengan cara yang menghormati pasangan. Ketimbang mengatakan "Sudah tidak mungkin mengajakmu bicara ketika kamu begini", bicarakan perasaan Anda sendiri, serta akui bahwa permasalahan ini penting dan pasti akan Anda bahas nanti. Sebagai contoh: "Saat ini aku sedang merasa sangat kesal dan aku butuh sedikit waktu untuk mengumpulkan pikiran. Aku setuju, hal ini penting untuk dibahas. Mari kita bicarakan setelah satu jam ketika emosiku sudah mendingin." Dengan cara ini, pasangan Anda mengetahui bahwa Anda tidak berusaha mengabaikan pembicaraan. Sebaliknya, saat pasangan meminta jeda waktu, hormatilah. Jangan mencoba mengejar-ngejar tanggapannya atau menimpa ucapannya.
-
Ceritakan kebutuhan Anda. Hal yang penting adalah tidak menyapu segala keresahan Anda dan menyembunyikannya -- pada akhirnya, hal ini bisa membuat Anda "tersandung". Bahas hal yang membuat Anda merasa terganggu atau hal yang Anda butuhkan secara terbuka dan ramah. Jangan harap bahwa pasangan Anda akan "langsung tahu" kebutuhan Anda. Dia bukan pembaca pikiran, dan demikian pula Anda!
- Jangan gunakan sindiran atau mencoba membuatnya bersalah saat menceritakan tuntutan Anda. Nyatakan permasalahan secara sederhana menggunakan pernyataan yang berpusat pada "aku" ketika memungkinkan. Sebagai contoh, "Akhir-akhir ini, aku merasa kesepian karena kita jarang bersama. Ketika kita tidak memiliki koneksi yang cukup, aku merasa aku tidak penting bagimu, dan hal itu membuat aku sedih". [20] X Teliti sumber
- Setelah Anda menceritakan kebutuhan Anda, ajak pasangan untuk melakukan hal yang sama. Jangan jadikan hal ini dialog satu arah. Ketimbang itu, mintalah pendapat pasangan Anda. "Bagaimana menurutmu?" atau "Bagaimana perasaanmu tentang ini?" adalah contoh pertanyaan bagus untuk membantu Anda memulai.
- Carilah "kekhawatiran bersama" yang Anda dan pasangan sama-sama miliki. Ada kemungkinan bahwa Anda memiliki kebutuhan sama yang sebelumnya tidak Anda ketahui. Atau, mungkin Anda masing-masing memiliki suatu kebutuhan yang belum terpenuhi.
- Jangan menghitung kesalahan. Jangan mengungkit-ungkit kesalahan yang dilakukan pasangan di musim lampau pada masa sekarang atau mengingat-ingat daftar segala kejengkelan kecil yang Anda alami. Menghitung kesalahan seolah menghitung skor permainan membuat pasangan Anda menjadi lawan Anda. Jangan pernah lupa, Anda bermain di tim yang sama!
- Pembicaraan mingguan untuk "pemrosesan konflik" bisa sangat membantu. Diskusi ini bisa menjadi ruang aman bagi Anda untuk memaparkan keresahan Anda dengan keyakinan bahwa Anda masing-masing akan didengarkan dengan hormat dan baik. Anda bisa menggunakannya sebagai ruang bagi Anda berdua untuk bekerja sama mencari solusi untuk menangani isu-isu tersebut.
- Cari waktu dan tempat yang tepat. Mungkin Anda tidak akan selalu bisa menemukan waktu dan tempat yang ideal untuk mengadakan pembicaraan serius, namun setidaknya hindari pengalihan sebisa mungkin. Jangan mencoba melaksanakan pembicaraan mendalam mengenai keresahan yang Anda miliki ketika salah satu dari Anda berdua merasa kelelahan atau teralihkan oleh hal lain. Cari waktu yang memungkinkan Anda berdua fokus untuk mendengarkan dan berbagi.
-
Ulas setiap masalah secara terpisah. Jika pasangan Anda membahas sesuatu yang menjadi masalah baginya, jangan mencoba memutarbalikkannya dengan ucapan seperti "Ya, mungkin kemarin aku ____ tetapi kemarin kamu ____". Jika Anda juga mempermasalahkan sesuatu dari pasangan, Anda bisa membahas masalah itu pada lain kesempatan. Dengan pengecualian isu yang saling berkaitan, sebaiknya tidak lebih dari satu masalah dibawa-bawa ke dalam suatu argumen.
- Demikian pula, jika Anda ingin membagikan keresahan Anda, jangan membanjiri pasangan Anda dengan serangkaian keluhan. Fokus saja pada satu hal yang Anda resahkan. Hal ini akan membantu Anda berdua merasa mampu untuk menghadapi isu tersebut.
KIAT PAKARTerapis Perkawinan dan KeluargaAllen Wagner adalah terapis perkawinan dan keluarga berlisensi di Los Angeles, California. Dia menerima gelar Master dalam bidang Psychology dari Pepperdine University pada 2004. Saat ini dia mengkhususkan diri mendampingi individu dan pasangan untuk memperbaiki hubungan. Bersama istrinya, Talia Wagner, dia menulis Married Roommates.Pahami bahwa setiap hubungan pastilah penuh lika-liku, dan pernikahan bukanlah perkara mudah . Terapis pernikahan dan keluarga, Allen Wagner, mengatakan: "Ada banyak tekanan dalam pernikahan yang terasa sangat menyerupai pekerjaan dan sangat logistik. Lihat saja kalimat-kalimat ini: 'Jangan lupa kita sudah merencanakan ini untuk besok Kamis, jangan lupa besok Sabtu kamu harus membelikan hadiah untuk ini, dan kita perlu lebih banyak lampu, kita juga perlu melakukan ini ....' Jika Anda memasuki dunia pernikahan sambil berpikir bahwa semua akan berjalan dengan mudahnya seperti yang terlihat di televisi atau halaman Facebook kawan-kawan maka Anda keliru. Anda harus bekerja sama dengan pasangan untuk mendapatkan pernikahan yang bahagia."
-
Hindari menyalahkan pasangan. Bahasa yang menunjukkan sifat menyalahkan membuat pasangan Anda cenderung membela diri, dan kecil kemungkinan dia akan mendengarkan bahkan saran yang masuk akal ketika dia merasa diserang. Saat mengungkit keresahan Anda, pastikan bahwa Anda tidak lantas menyalahkan pasangan secara langsung maupun tersirat.
- Sebagai contoh, ketimbang mengatakan "Mengapa kamu tidak bermesraan lagi denganku?", ucapkan hal seperti "Aku sangat senang bermesraan denganmu. Aku ingin melakukannya lebih sering, menurutmu bagaimana?" Cara pertama menyalahkan pasangan Anda dan terkesan sebagai serangan. Cara kedua menyatakan bahwa Anda sangat menikmati sesuatu dari pasangan Anda sampai Anda ingin melakukannya lebih lagi.
-
Selesaikan masalah dengan segera. Adalah sangat penting memperhatikan cara interaksi antara Anda berdua berkembang, terutama ketika membahas isu yang sensitif atau membuat kesal. Jika Anda menyadari bahwa emosi salah satu atau kedua dari Anda mulai "meluap-luap", mundurlah sedikit. Menyimak baik-baik konflik yang Anda alami akan menyelamatkan Anda dari pertengkaran atau penghindaran yang tidak produktif atau melukai hati. [21] X Teliti sumber Gottman, JM, Principia Amoris, The New Science of Love, Bab 10, 175-6 [22] X Teliti sumber The Timing of Divorce: Predicting When a Couple Will Divorce Over a 14-Year Period. Gottman, J.,& Levenson, R.W. (2000). Journal of Marriage & the Family, 62, 737-745
- Curahkan perhatian pada pendekatan yang ampuh bagi Anda. Setiap pasangan berbeda, dan solusi yang ampuh untuk menyelesaikan konflik juga akan berbeda-beda untuk tiap pasangan.
- Candaan adalah cara yang umum digunakan untuk membelokkan amarah. Pastikan Anda tidak melontarkan candaan yang sarkastis/menyindir karena hal ini cenderung memperburuk keadaan. [23] X Sumber Tepercaya American Psychological Association Kunjungi sumber
- Validasi adalah pengakuan bahwa suatu hal yang dikatakan oleh pasangan Anda masuk akal. Anda tidak harus sepenuhnya memahami atau menyepakati pernyataan pasangan untuk bisa membuatnya tahu bahwa Anda sudah "menangkap" alasan dia merasa demikian. [24] X Teliti sumber Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan hal seperti ini, "Rasanya memang masuk akal jika kamu kesal ketika aku tidak memberikan kecupan selamat tidur, tindakan itu membuatmu merasa tidak penting bagiku". Ingat: Anda tidak harus sepakat dengan pernyataan bahwa pasangan Anda "benar" atau bahwa Anda bermaksud melukai perasaannya. Anda hanya perlu memberi pengakuan bahwa dia memang merasakan hal itu. Tindakan sederhana ini bisa membantu membuat pasangan merasa dipedulikan bahkan di tengah konflik.
- Minta pengucapan ulang. Jika pasangan Anda menyatakan hal yang melukai perasaan Anda, minta dia mengucapkannya ulang dengan susunan kata yang lain. Jangan tunjukkan amarah dan cukup komunikasikan perasaan Anda: "Hal tadi melukai perasaanku. Bisakah kamu menyampaikan maksud yang sama dengan cara yang lain?"
- Sudilah bertanggung jawab. Dalam hampir semua kasus, masalah dan isu yang timbul tidak disebabkan oleh satu sisi saja. Sudi untuk bertanggung jawab atas bahkan bagian kecil dari masalah yang Anda hadapi bisa memiliki manfaat berarti dalam membuat pasangan Anda merasa diakui.
-
Terimalah bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa diubah. Jika Anda dan pasangan terus mengalami konflik yang sama, mungkin hal ini disebabkan aspek kepribadian Anda berdua yang pada dasarnya sulit diubah. Sebagai contoh, jika Anda seorang ekstrovert yang senang berjalan-jalan dengan teman dan pasangan Anda adalah seorang introvert sejati, Anda bisa memiliki konflik yang sama tentang kegiatan akhir minggu berulang-ulang kali. [25] X Teliti sumber Terkadang seperti itulah demikian adanya, dan Anda berdua harus mengembangkan sifat penuh penerimaan dan kelenturan agar perbedaan tidak menjadi sumber konflik.
- Hindari personalisasi masalah. Salah satu alasan perbuatan pasangan dapat menimbulkan konflik adalah karena kita menganggap bahwa tindakan tersebut berasal dari dendam pribadi ketika kenyataannya tidak. Sebagai contoh, jika pasangan Anda tidak terlalu peduli tentang liburan dan tidak terlihat begitu menikmati perjalanannya, pendekatan personalisasi memandang bahwa semua berpusat pada Anda: "Jika dia benar-benar cinta, semestinya dia akan lebih menikmati liburan ini". Pendekatan semacam ini tidak adil bagi Anda maupun pasangan: dampaknya, Anda bisa merasa terlukai oleh perbuatan-perbuatan yang tidak dimaksudkan untuk melukai Anda, dan dapat membuat Anda menyalahkan diri sendiri untuk hal yang sebenarnya bukan salah Anda. [26] X Teliti sumber
-
Ajukan pertanyaan. Jangan berasumsi bahwa Anda bisa langsung "tahu" pemikiran atau perasaan pasangan Anda. Godaan untuk mencoba "membaca pikiran", yaitu berusaha membaca sebuah situasi dengan tafsir dan bias sendiri, bisa menjadi sangat besar. Hal ini bisa sangat merusak suatu hubungan. [27] X Teliti sumber
- Ketimbang berusaha menjadi "yang benar" atau "mempertahankan" pendirian Anda, cobalah bersikap lebih ingin tahu terhadap pemikiran dan perasaan pasangan. Kenali bahwa hampir semua keadaan itu subjektif dan bahwa Anda berdua bisa memiliki tafsir yang sangat berbeda. Kemungkinan, tidak ada yang "benar" atau "salah" di antara Anda berdua. Mendengarkan satu sama lain sangat penting untuk menghindari keadaan saling tidak mau mengalah.
- Pertanyaan juga bisa sangat bermanfaat sebagai bentuk pendengaran aktif. Ketika pasangan sedang membagikan perasaan atau pemikirannya dengan Anda, gunakan kesempatan untuk mengembalikan yang telah Anda dengar ke dirinya. Mintalah klarifikasi untuk memastikan. Sebagai contoh, "Aku dengar kamu bilang bahwa kamu marah karena aku melupakan kencan kita kemarin malam. Apakah itu yang kamu maksud?" [28] X Teliti sumber
-
Pelajari cara berkompromi. Sering kali, orang memandang kompromi sebagai keadaan "dia menang, aku kalah". Pada kenyataannya, kompromi adalah unsur wajib dari pernikahan yang kukuh dan bahagia. Kompromi adalah pencarian landasan yang sama bagi Anda berdua dan perlu ada dalam penyelesaian masalah. [29] X Teliti sumber Kompromi bukan berarti melepaskan hal-hal yang sungguh penting bagi Anda -- hal ini akan menimbulkan kebencian dan penyesalan. Kompromi berarti menentukan hal-hal yang bisa Anda toleransi tetap ada dan hal-hal yang bisa "memutus kontrak".
- Dr. John Gottman menyarankan tiap orang dalam hubungan untuk menggambar dua lingkaran, yang satu berada di dalam yang lainnya. Pada lingkaran lebih kecil yang berada di dalam lingkaran lain, tuliskan hal-hal yang Anda mutlak butuhkan . Hal-hal inilah yang dituntut oleh nilai-nilai dasar Anda, yang tanpanya Anda tidak bisa hidup. Pada lingkaran lebih besar, tuliskan hal-hal yang bisa ada berdampingan dengan Anda [30] X Teliti sumber
- Tunjukkan gambar lingkaran Anda pada pasangan. Carilah titik temu antara isi lingkaran yang besar. Bagian-bagian inilah yang bisa dijadikan landasan untuk berkompromi.
- Bicarakan dengan pasangan Anda hal-hal yang bisa dinegosiasi dan tidak bisa dinegosiasi. Berbagi dengan pasangan bisa menginspirasi Anda untuk memperluas bidang negosiasi Anda, atau membantu pasangan Anda memahami alasan sesuatu menjadi sangat penting bagi Anda. [31] X Teliti sumber Gottman, JM, The Marriage Clinic, A Scientifically Based Marital Therapy, 1999, Bab 2, 60, Bab 3, 110
-
Simak contoh berikut. Sebagai ilustrasi dari teknik-teknik komunikasi di atas, simak contoh berikut. Anda ingin mencurahkan waktu luang Anda untuk mengembangkan proyek nirlaba yang sangat penting bagi Anda. Pasangan Anda ingin menghabiskan waktu luang yang ada untuk berlibur. Percabangan keinginan ini bisa menimbulkan konflik, tetapi ketika ditangani secara sehat bisa membantu Anda berdua bekerja sama untuk memahami satu sama lain dan menemukan solusi. [32] X Teliti sumber (Gottman, JM, The Marriage Clinic, A Scientifically Based Marital Therapy, Bab 6, 186-9
- Mulailah dengan memberi tahu pasangan bahwa Anda ingin berbincang agar Anda berdua bisa memahami landasan pemikiran yang satunya. Jangan menuduh atau menggunakan bahasa yang menyalahkan. Ketimbang itu, ucapkan sesuatu seperti, "Sepertinya ada perbedaan opini di sini. Mari kita bicarakan alasan kita berdua bersikeras tentang hal-hal ini".
- Undang pasangan untuk mengajukan pertanyaan tentang pandangan Anda. Sebagai contoh, pasangan Anda bisa menanyakan pertanyaan terbuka tentang alasan Anda ingin mengerjakan proyek tersebut, hal yang akan dicapai dari proyek tersebut, kekhawatiran yang Anda miliki tentangnya, dan sebagainya. Pasangan Anda bisa mempraktikkan kemampuan pendengaran aktifnya dan menerangkan kepada Anda hal-hal yang telah dia dengar. Anda juga dapat memberikan opini Anda tentang hal tersebut.
- Berikutnya, tanyakan pandangan pasangan Anda kepada dirinya. Telusuri pendiriannya yang ingin berlibur. Gunakan pertanyaan dan kemampuan pendengaran aktif untuk menyimak opininya, sama seperti dirinya yang mendengarkan opini Anda
- Setelah Anda sudah cukup memahami kedudukan pihak satunya dan maknanya, cobalah menemukan cara agar kebutuhan Anda berdua terpenuhi. Hal ini berarti mencapai suatu kompromi, atau salah satu dari Anda berdua menunda rencananya untuk pasangannya. Yang utama adalah bahwa Anda saling bekerja sama dalam membahas hal yang akan Anda masing-masing lakukan, dan bahwa pasangan mengetahui bahwa Anda akan selalu ada untuk mendukungnya.
Iklan
-
Ciptakanlah aturan bersama-sama. Menetapkan beberapa aturan dasar dapat memangkas permasalahan sebelum mekar. Bahaslah bersama-sama cara Anda berdua akan menangani masalah seperti menentukan kerabat yang akan dikunjungi untuk liburan panjang, pihak mana yang bertanggung jawab membersihkan hal mana, dan lainnya. Membahas berbagai pengandaian kasus sebelum terjadi (dan mungkin menuliskan hasilnya) bisa membantu Anda mengetahui respons pasangan terhadap sejumlah keputusan dan menyelamatkan Anda berdua dari masalah yang timbul jika tidak sengaja mengecewakan pihak satunya.
- Khususnya, tanggung jawab rumah tangga biasa menjadi biang masalah. Banyak rumah tangga memiliki dua orang pencari nafkah, namun norma sosial biasa mendikte agar wanita bertanggung jawab atas hal seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, memasak, mengurus anak, dan lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa dalam hubungan antara pria dan wanita, wanita melakukan 67% pekerjaan rumah tangga dan memasak 91% hidangan rumah [33] X Teliti sumber Anda bisa mencapai keseimbangan yang sehat melalui membicarakan dengan pasangan bagian yang masing-masing akan dikerjakan oleh Anda dan dirinya.
- Penelitian membuktikan bahwa pasangan yang mendirikan sistem untuk mengatur tanggung jawab secara signifikan lebih bahagia ketimbang mereka yang tidak. Hal ini bisa disebabkan karena tiap orang merasa bahwa mereka berbagi tanggung jawab dan bekerja sama sebagai satu tim. [34] X Teliti sumber
- Gunakan pendekatan bahwa ini adalah kolaborasi, bukan satu pihak menyuruh yang lainnya. Tentukan hal-hal yang Anda masing-masing kerjakan berdasarkan kemampuan, keahlian, dan ketersediaan. Anda juga bisa menggunakan sistem rotasi, yaitu pembagian bergilir melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak disukai Anda berdua. Hal ini akan membantu Anda berdua agar tidak merasa dibebani secara tidak adil.
-
Jadilah sebuah barisan yang bersatu. Hal ini terutama penting ketika Anda memiliki anak. Bahas setiap hal dalam-dalam dan tentukan cara menangani berbagai situasi berbeda agar Anda berdua bisa bersatu dalam hal-hal yang Anda kerjakan. Merasa bahwa pasangan secara terbuka membatalkan keputusan Anda bisa mempermalukan Anda dan menimbulkan ketegangan. [35] X Teliti sumber [36] X Teliti sumber
- Gaya membesarkan anak Anda dan pasangan mungkin tidak selalu sama, dan hal itu sudah sewajarnya. Yang penting, Anda harus mengoordinasi pendekatan Anda masing-masing agar anak tidak merasa bingung akibat informasi bertentangan atau memandang bahwa Anda berdua tidak bekerja sama.
-
Milikilah waktu sendiri. Penting bagi Anda berdua untuk mengingat bahwa Anda adalah sosok masing-masing dengan kebutuhan yang mungkin hanya dapat dipenuhi oleh diri sendiri. Memiliki waktu sendiri untuk mencurahkan perhatian pada diri sendiri dan kebutuhan sendiri adalah penting. Pastikan bahwa kedua dari Anda memiliki kesempatan untuk melakukannya.
- Bagi orang tua, hal ini kemungkinan berarti bahwa salah satu dari Anda berdua harus mengasuh anak agar pihak satunya bisa beristirahat sejenak.
-
Berkolaborasilah dalam hal keuangan . Masalah keuangan merupakan salah satu alasan yang sering disebutkan sebagai alasan perceraian. [37] X Teliti sumber Bekerjasamalah untuk membentangkan beberapa aturan dasar yang bisa disepakati semua pihak. Bekerjalah hingga uang tidak menjadi kekhawatiran lagi bagi Anda dan permasalahan Anda akan berkurang drastis.
- Perdebatan tentang uang tidak dibatasi pada kalangan dengan pemasukan tertentu. Jumlah uang yang Anda hasilkan atau jumlah utang yang Anda miliki tidak meramal keberhasilan pernikahan Anda. Pendekatan yang Anda gunakan untuk berkolaborasi dalam hal keuangan dan cara Anda membahas uang akan menentukan apakah hal ini akan merusak hubungan atau tidak.
Iklan
-
Carilah jasa ahli konseling pernikahan. Terkadang, masalah pernikahan Anda terkesan terlalu besar untuk Anda tangani sendiri. Beruntungnya, konseling pernikahan dari seorang ahli yang terlatih bisa membantu Anda mempelajari cara menangani konflik dan perselisihan pendapat, berbicara secara produktif tanpa bertengkar, dan menunjukkan cinta dan penghargaan untuk pasangan. [38] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber Jika Anda merasa mencapai salah satu tahapan perilaku bermasalah ini, kemungkinan besar Anda akan diuntungkan oleh jasa konseling profesional. [39] X Teliti sumber Gottman, J, & Silver, N, What Makes Love Last, 2012, Bab 2, 37-40
- Mengkritik. Mengkritik dalam hal ini adalah serangan secara pribadi terhadap karakter seseorang, seperti "Kamu selalu melakukan ini dengan salah" atau "Kamu tidak pernah ingat mengerjakan ini". Konseling dapat membantu Anda mengekspresikan kebutuhan Anda dengan cara yang baik hati.
- Membela kesalahan. Taktik membela kesalahan termasuk menunjukkan rasa tersinggung ("Aku tidak percaya kamu mengatakan itu!"), menyerang balik ("Tetapi X yang kamu kerjakan sama buruknya dengan Y yang aku kerjakan!"), atau merengek ("Ini bukan salahku!"). Obat untuk sikap defensif adalah validasi, seperti "Aku paham asal pandanganmu" atau "Aku memang bisa melakukan X dengan lebih baik".
- Memandang hina. Sikap memandang hina dapat menjadi bentuk kekerasan dan tidak memiliki tempat dalam hubungan yang bahagia. Perbuatan seperti menggulirkan mata, tersenyum mencemooh, mencerca, atau merendahkan bisa mematikan suatu hubungan. Daripada itu, tunjukkan rasa cinta dan penghargaan.
- Membentengi diri. Sikap ini muncul ketika pendengar tidak lagi mendengarkan pasangannya karena luapan adrenalin sehingga tidak sanggup lagi fokus. Konseling dapat membantu Anda mempelajari cara mencerna konflik agar Anda bisa kembali mendengarkan dan belajar dari satu sama lain.
- Beberapa jenis ahli menyediakan layanan terapi pernikahan atau pasangan. Pemberi jasa ini umumnya meliput psikiater, psikolog, pekerja sosial klinik berlisensi, dan ahli terapi pernikahan dan keluarga berlisensi. Pastikan bahwa penyedia jasa yang Anda gunakan memiliki lisensi dan pengalaman dalam konseling pernikahan. [40] X Teliti sumber
- Retret dan lokakarya akhir minggu bisa cukup mahal, namun bisa pula menjadi cara untuk membantu membangkitkan kembali beberapa kebiasaan baru. Namun, jangan andalkan satu akhir minggu untuk menangani segala isu yang Anda miliki. Anda harus terus bekerja keras dan belajar.
-
Peroleh bantuan untuk menangani trauma. Para peneliti mulai memahami besar komplikasi yang dapat ditimbulkan trauma masa lampau pada suatu pernikahan. Jika salah satu atau kedua dari Anda memikul trauma yang belum tuntas Anda proses, hal tersebut bisa memicu rasa murka atau gelisah dan membuat komunikasi sehat sulit dilakukan. Carilah bantuan dari seorang ahli kesehatan mental.
- Gangguan stres pascatrauma (PTSD) dapat menimbulkan kesukaran tersendiri bagi pasangan, khususnya bagi mereka yang pernah menjadi bagian militer. [41] X Teliti sumber Namun, terapi pernikahan dan keluarga sudah terbukti sebagai penanganan efektif dalam membantu pasangan dan individu menangani trauma ini. [42] X Teliti sumber
-
Peroleh bantuan untuk mengatasi kecanduan. Kecanduan, entah itu terhadap alkohol, judi, atau penyalahgunaan obat-obatan, tidak dapat bercampur dengan baik dengan pernikahan. Kecanduan adalah penyakit yang secara berangsur-angsur bisa bertambah parah dengan waktu. Carilah bantuan seorang ahli medis dan/atau konseling. [43] X Teliti sumber [44] X Teliti sumber
- Jika perilaku kecanduan pasangan Anda menempatkan Anda atau keluarga Anda dalam bahaya, ingatlah bahwa Anda memiliki hak untuk merasa aman. Lakukan hal yang perlu untuk melindungi kesehatan dan keselamatan Anda, dan jangan biarkan pasangan Anda membuat Anda merasa bersalah atas melindungi diri sendiri.
- Tersedia beberapa program untuk anggota keluarga seorang pecandu. Jika anggota keluarga tersayang Anda menolak memperoleh bantuan atas kecanduannya, sejumlah organisasi-organisasi bisa membantu Anda. Carilah program konseling serta layanan khusus untuk anggota keluarga pecandu.
-
Kenali KDRT. Dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tidak ada pengaruhnya meskipun Anda sudah menerapkan kemampuan dan taktik dari artikel ini sebaik mungkin. Jika Anda mengalami kekerasan dari pasangan Anda, hal ini bukan salah Anda. Anda tidak "membuat" pasangan Anda memperlakukan Anda dengan kasar dan Anda tidak bisa "memperbaikinya" dengan tetap bersamanya. Carilah bantuan. Kekerasan dapat berupa kekerasan emosi, mental, atau fisik. [45] X Sumber Tepercaya US Office on Women's Health Kunjungi sumber
- Hubungi saluran telepon hotline atau orang yang Anda percayai agar Anda bisa meluapkan masalah Anda. Jika Anda berada dalam sebuah hubungan dengan KDRT, Anda harus waspada atas keselamatan pribadi Anda. Pelaku KDRT kerap kali akan memantau kegiatan pasangannya dengan sangat dekat, maka carilah referensi di perpustakaan umum atau gunakanlah telepon milik seorang teman.
- Anda bisa menghubungi Mitra Perempuan - Women's Crisis Center untuk memulai. Anda bisa menghubungi hotline Mitra Perempuan di (021) 837 90010. [46] X Teliti sumber Daftar nomor telepon internasional tersedia di HelpGuide.org. [47] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- Taraf terjadi KDRT pada hubungan sesama jenis setara dengan pada hubungan berlawanan jenis. [48] X Teliti sumber
Iklan
Tips
- Jangan pernah mengharapkan agar pasangan Anda menjadi lebih dari yang Anda tuntut terhadap diri sendiri.
- Biarkan pasangan Anda menjadi sosok yang dia inginkan.
- Nikmatilah keberadaan satu sama lain. Laksanakan kegiatan untuk dilakukan sederhana, dan juga lakukan kegiatan terpisah yang membuat diri Anda merasa terpenuhi.
Peringatan
- Jika Anda mengalami KDRT, segera carilah bantuan.
Referensi
- ↑ Baucom, Epstein, et al, Assessing Relationship Standards: The Inventory of Specific Relationship Standards. Journal Of Marriage and The Family. 10, 72-88. 1996
- ↑ Gottman, J.M. & Driver, J.L., 2005, Dyssfunctional Marital Conflict and Everyday Marital Interaction, Journal of Divorce & Remarriage, 43(3-4), 63-78
- ↑ Gottman, J.M., Driver, J.L, Dysfunctional Marital Conflict and Everyday Marital Interaction. Journal of Divorce & Remarriage, Vol. 43(3/4) 2005.
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/gg_live/greater_good_gratitude_summit/speaker/sara_algoe/how_does_gratitude_affect_romantic_relationships/
- ↑ Shapiro, A. F., Gottman, J. M., & Carrère, S. The Baby and the Marriage: Identifying Factors That Buffer Against Decline in Marital Satisfaction After the First Baby Arrives. Journal of Family Psychology, 2000, 14, 59–70.
- ↑ http://www.nytimes.com/2015/01/11/fashion/modern-love-to-fall-in-love-with-anyone-do-this.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/open-gently/201310/36-questions-bring-you-closer-together
- ↑ https://www.gottman.com/shop/love-map-cards-for-couples/
- ↑ http://www.webmd.com/sex-relationships/features/8-things-no-one-tells-you-marriage
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/ambigamy/201409/making-relationships-last-past-the-honeymoon-period
- ↑ http://www.wsj.com/articles/SB10001424127887324874204578438713861797052
- ↑ http://psychcentral.com/lib/how-can-i-improve-intimacy-in-my-marriage/
- ↑ http://www.wsj.com/articles/SB10001424052702304840904577426600963764604
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/smart-relationships/201310/co-creating-rituals-the-couple
- ↑ Gottman, JM, The Marriage Clinic, A Scientifically Based Marital Therapy, 1999, Bab 3
- ↑ Gottman, JM, Principia Amoris, The New Science of Love, Bab 13, 208-213, 2015
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/communication-success/201212/how-successful-couples-resolve-conflicts
- ↑ Gottman, J.M., & Levenson, R.W, The Social Psychophysiology of Marriage. In P. Noller and M.A. Fitzpatrick (Eds.), Perspectives on Marital Interaction, 1988.
- ↑ Gottman, J., Ryan, K., Swanson, C., and Swanson, K., "Proximal Change Experiments with Couples: A Methodology for Empirically Building a Science of Effective Interventions for Changing Couples’ Interaction," Journal of Family Communication, (2005) 5 (3), 163-190).
- ↑ http://www.rd.com/advice/relationships/14-ways-resolve-conflicts-and-solve-relationship-problems/
- ↑ Gottman, JM, Principia Amoris, The New Science of Love, Bab 10, 175-6
- ↑ The Timing of Divorce: Predicting When a Couple Will Divorce Over a 14-Year Period. Gottman, J.,& Levenson, R.W. (2000). Journal of Marriage & the Family, 62, 737-745
- ↑ http://www.apa.org/topics/anger/control.aspx
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201204/understanding-validation-way-communicate-acceptance
- ↑ http://www.rd.com/advice/relationships/14-ways-resolve-conflicts-and-solve-relationship-problems/2/
- ↑ http://psychcentral.com/lib/15-common-cognitive-distortions/2153/
- ↑ http://psychcentral.com/lib/15-common-cognitive-distortions/2153/
- ↑ http://www.mindtools.com/CommSkll/ActiveListening.htm
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2012/01/08/7-research-based-principles-for-making-marriage-work/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2012/01/08/7-research-based-principles-for-making-marriage-work/
- ↑ Gottman, JM, The Marriage Clinic, A Scientifically Based Marital Therapy, 1999, Bab 2, 60, Bab 3, 110
- ↑ (Gottman, JM, The Marriage Clinic, A Scientifically Based Marital Therapy, Bab 6, 186-9
- ↑ http://www.theatlantic.com/sexes/archive/2013/03/the-difference-between-a-happy-marriage-and-miserable-one-chores/273615/
- ↑ http://www.theatlantic.com/sexes/archive/2013/03/the-difference-between-a-happy-marriage-and-miserable-one-chores/273615/
- ↑ http://www.sylviarimm.com/article_unitedparents.html
- ↑ http://www.pbs.org/thisemotionallife/blogs/parenting-struggling-teen-forming-united-front
- ↑ http://psychcentral.com/news/2013/07/13/money-arguments-are-top-predictor-of-divorce/57147.html
- ↑ http://www.mayoclinic.org/tests-procedures/marriage-counseling/basics/definition/prc-20012741
- ↑ Gottman, J, & Silver, N, What Makes Love Last, 2012, Bab 2, 37-40
- ↑ http://daily.psychotherapynetworker.org/daily/couples-therapy/bad-couples-therapy-2
- ↑ http://www.ptsd.va.gov/public/family/partners-of-vets.asp
- ↑ http://www.aamft.org/iMIS15/AAMFT/Content/Consumer_Updates/Post-Traumatic_Stress_Disorder.aspx
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/contemplating-divorce/201109/so-youre-married-addict-is-divorce-inevitable
- ↑ http://www.aamft.org/iMIS15/AAMFT/Content/Consumer_Updates/Substance_Abuse_and_Intimate_Relationships.aspx
- ↑ http://www.womenshealth.gov/violence-against-women/am-i-being-abused/
- ↑ http://perempuan.or.id/program/konseling-hotline/
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/domestic-violence-and-abuse.htm
- ↑ http://www.avp.org/storage/documents/ncavp_2012_ipvreport.final.pdf