Unduh PDF Unduh PDF

Menyimpan perasaan untuk seseorang memang tidak pernah mudah, terutama saat hubungan Anda dengan orang yang bersangkutan sedang bermasalah atau berakhir. Meskipun sulit, bersikap jujur kepadanya merupakan pilihan terbaik. Terlepas dari hasilnya, Anda akan merasa lebih baik setelah mengungkapkan perasaan. Anda juga akan sadar bahwa Anda sudah mencurahkan segala upaya untuk menunjukkan perasaan yang ada tentangnya.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mempertimbangkan Perasaan Sendiri secara Bijak

Unduh PDF
  1. Saat ingin memberi tahu seseorang bahwa Anda masih menyayanginya, pastikan Anda memang masih menyayanginya. Coba lihat situasi dari sudut pandang yang lebih jelas. Jelaskan alasan Anda mengungkapkan hal tersebut dan coba bayangkan reaksinya. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang ingin didapatkan dari momen tersebut. Mungkin Anda ingin memenangkan kembali hati seseorang, meminta maaf atas sesuatu yang pernah dilakukan, atau sekadar menegaskan kembali perasaan yang ada.
  2. Cari sosok teman yang mampu bersikap dewasa dan bisa dipercaya. Idealnya, pilih teman yang sudah berpengalaman dalam menghadapi dan menangani urusan percintaan. Mintalah saran darinya. Uji apa yang ingin Anda katakan. Bahas situasi yang ada dengannya untuk menjelaskan pikiran Anda.
    • Jangan terima saran darinya tanpa mempertimbangkan situasi yang ada!
    • Ada baiknya Anda berkeluh kesah kepada teman yang secara personal mengenal sosok yang Anda sayangi. Namun, berhati-hatilah agar Anda tidak sampai bercerita kepada seseorang yang akan membicarakan dan menyebarkan rahasia Anda!
  3. Coba lakukan curah pendapat dan tuliskan pikiran Anda apa adanya untuk menelusuri pikiran yang ada secara lebih efektif. Pastikan Anda tidak menginginkannya kembali karena tersiksa oleh kesendirian, rasa bersalah, kekuasaan, atau ketakutan, atau alasan lain kecuali cinta. Jujurlah kepada diri sendiri dan orang yang Anda sayangi. [1]
    • Pada akhirnya, Anda harus bisa memaafkan diri sendiri dan pasangan. Namun, jangan berikan maaf yang bersyarat. Lupakan dan relakan apa yang terjadi.
    • Pikirkan apa yang diinginkan, termasuk hal yang dibutuhkan dalam hubungan. Jika rasa sayang Anda bersyarat (mis. “Aku menyayangimu, tetapi aku ingin kamu berhenti meminum minuman keras”), Anda membutuhkan konselor pihak ketiga, teman, atau kerabat yang bisa membantu Anda dan pasangan. Pada akhirnya, keputusan untuk berubah berada di tangan pasangan. Anda tidak bisa mengubahnya secara langsung.
  4. Pikirkan situasi yang ada dari sudut pandang orang yang Anda sayangi. Tanyakan kepada diri sendiri apakah ia masih menyayangi Anda, dan apakah ia mau menerima pengakuan Anda. Cinta bersifat dua arah sehingga pastikan Anda tidak peduli atau terpaku kepada perasaan sendiri!
    • Sadari dampak dari ucapan Anda. Mungkin Anda bisa membuat perasaan yang lama bersemi kembali dan merusak keseimbangan dalam kehidupan barunya. Tanyakan kepada diri sendiri apakah Anda mau dan siap memegang ucapan Anda.
    • Ingatlah bahwa terkadang akan lebih baik jika Anda membiarkan situasi berjalan apa adanya. Jika hubungan Anda dengannya sudah berakhir cukup lama, mungkin mengungkapkan perasaan yang ada bukanlah hal yang tepat. Hal ini penting diingat, terutama jika ia sedang membangun hubungan dengan orang lain.
  5. Kesalahan atau masalah sederhana (mis. melupakan tanggal perayaan hubungan atau terlambat/sering tidak menghadiri acara penting) bisa saja terjadi dalam hubungan, tetapi biasanya masalah atau kesalahan tersebut dapat diatasi saat pihak yang bersalah memiliki penjelasan yang logis dan bijak. Oleh karena itu, jangan terburu-buru mengejar kembali orang yang disayangi dan mengungkapkan perasaan Anda tanpa memahami hal yang membuat hubungan Anda kandas.
    • Pikirkan apakah jarak menjadi penyebab kandasnya hubungan. Ketidakjelasan dapat mendorong Anda untuk menduga-duga apa yang sedang pasangan lakukan, atau dengan siapa ia meluangkan waktunya. Jika Anda harus terpisah dengannya selama beberapa bulan, mungkin Anda perlu membuat rencana agar hubungan tetap berjalan. Anda bisa “beristirahat” sejenak dari hubungan, menjalani hubungan terbuka, atau justru pindah ke tempat atau kota yang ditinggali pasangan.
    • Mungkin Anda berdua sering bertentangan pada hal-hal tertentu yang dirasa penting dalam hubungan, seperti agama, pandangan politik, kondisi keluarga, atau gaya hidup. Mungkin pasangan Anda ingin memiliki anak, sementara Anda tidak. Anda berdua mungkin pernah bertengkar mengenai calon presiden yang dipilih pada pemilu yang akan datang. Pikirkan apakah aspek-aspek tersebut jauh lebih penting daripada rasa sayang Anda untuknya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Merencanakan Momen Pengungkapan

Unduh PDF
  1. Pastikan terlebih dahulu bahwa Anda mengetahui penyebab hancurnya hubungan, harapan Anda di masa mendatang, dan apakah Anda benar-benar masih menyayanginya. Setelah itu, tentukan waktu dan tempat untuk bertemu dengannya dan mengungkapkan perasaan Anda. Jika memungkinkan, temui ia secara langsung. Jika Anda merasa kurang percaya diri atau tidak bisa bertatap muka secara langsung, Anda bisa menghubunginya, mengirimkan surel, atau menulis surat untuknya.
  2. Tanyakan kepadanya apakah ia bisa menemui Anda di tempat-tempat yang bersifat “netral” seperti kedai kopi, taman kota, atau restoran kesayangan Anda. Jika ia tidak mau menemui Anda, coba metode komunikasi tak langsung, seperti telepon, surel, atau surat tertulis.
    • Jangan ungkapkan perasaan Anda melalui pesan singkat atau pesan instan. Sebisa mungkin, ungkapkan perasaan Anda sebijak dan seserius mungkin. Jika ada platform atau media yang dulu biasa digunakan untuk berkomunikasi, gunakan platform atau media tersebut.
    • Jika ia tidak ingin bertemu dengan Anda, hormati keputusannya. Jangan datangi tempat tinggal atau tempat kerjanya. Jangan mengikutinya atau memerintahkan seseorang untuk mengikutinya.
  3. Anda bisa berharap dan berdoa bahwa ia akan membalas cinta yang ada, tetapi pastikan Anda mempersiapkan diri untuk menerima penolakan. Jika Anda pernah melakukan sesuatu yang melukai perasaannya atau membuatnya marah, ia mungkin belum siap untuk kembali menerima Anda. Jika ia telah menemukan seseorang yang lain, ia mungkin ingin berfokus kepada hubungan barunya daripada meluruskan atau memperbaiki hubungan lamanya. Anda memang perlu bersikap berani dan jujur saat mengatakan apa yang dirasakan dan dipikirkan. Namun, Anda perlu melakukannya tanpa syarat, dengan keyakinan bahwa Anda memang perlu mengungkapkan perasaan yang ada, terlepas dari hasilnya.
    • Bersiaplah untuk menghormati keputusannya. Terlepas dari keinginannya untuk membalas cinta atau menginginkan Anda (atau justru tidak), berikan ia kesempatan untuk menjelaskan keputusannya. Jika Anda tidak mampu menghormatinya dan keputusannya, mungkin Anda sebenarnya tidak mencintainya. [2]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Memberi Tahu Seseorang bahwa Anda Masih Menyayanginya

Unduh PDF
  1. Anda tidak perlu memainkan drama apa pun, terutama jika sudah pernah menjalin hubungan dengannya sebelumnya. Katakan dengan jelas apa yang dirasakan. Ungkapkan perasaan Anda secara terbuka. Jelaskan ekspektasi Anda dalam hubungan dan sebutkan apa yang Anda inginkan. Jika Anda ingin membangun kembali hubungan dengannya, sangat penting bagi Anda untuk menetapkan komunikasi yang terbuka dan sehat.
    • Jika Anda ingin kembali menjalin hubungan dengannya, utarakan keinginan tersebut. Jika Anda hanya ingin ia tahu bahwa Anda masih menyayanginya, tegaskan hal tersebut. Jika Anda memiliki visi terkait apa yang diinginkan selanjutnya, jelaskan visi tersebut.
  2. Jangan menunggu terlalu lama dan jangan ragu untuk menunjukkan perasaan Anda. Makin lama Anda terobsesi, makin sulit bagi Anda untuk mengungkapkan perasaan. Bangun keberanian, bicaralah dengannya, dan jelaskan apa yang dirasakan. Coba tanyakan hal ini kepada diri sendiri: “Jika aku tidak melakukannya, apakah aku akan menyesalinya nanti?"
  3. Sebenarnya, yang perlu Anda katakan adalah “Aku masih menyayangimu.” Namun, jangan tertawa atau menatap matanya terlalu lama setelah mengatakannya karena hal tersebut justru menyampaikan pesan yang salah dan memberikan kesan bahwa Anda sedang bergurau. Bersikaplah secara serius, tetapi tunjukkan kepribadian atau karakter Anda yang ia sukai. Jelaskan apa yang membuat Anda masih menyayanginya jika bisa, atau katakan berapa lama Anda telah menyayanginya. [3]
    • Jika Anda perlu meminta maaf atas sesuatu, ungkapkan permohonan maaf Anda secara jelas. Anda tidak perlu merendahkan diri agar bisa memenangkannya kembali.
  4. Jika Anda sudah sepakat untuk bertemu dengannya di suatu tempat, jangan langsung mengatakan “Aku masih menyayangimu.” Nikmati obrolan kecil terlebih dahulu. Tanyakan kabarnya, ceritakan kabar Anda sendiri, dan bangun suasana yang positif. Meskipun demikian, jangan bertele-tele atau berbelit-belit. Sejak awal, ia mungkin menebak-nebak alasan Anda ingin bertemu dengannya, dan ia menunggu apa yang ingin Anda katakan sebenarnya. Bersabarlah, tanpa harus membuang-buang waktu dan bertele-tele. [4]
    Iklan

Tips

  • Hormati sosok yang Anda sayangi. Bersabarlah dan tunjukkan keramahan, serta perlakukan ia seperti halnya Anda ingin diperlakukan. Jika ia tidak lagi menyayangi Anda, belajarlah untuk merelakannya.
  • Terlepas dari situasi yang ada, bersikaplah secara jujur. Jika Anda ingin memulai hubungan baru, ungkapkan keinginan Anda secara terbuka dan terus terang.
  • Jujurlah mengenai perasaan Anda saat berbicara dengannya. Jika Anda ingin menjalani hubungan baru dengannya, ada baiknya Anda memulai hubungan tersebut sebagai teman, seperti saat kali pertama Anda bertemu dengannya dan mengembangkan persahabatan yang dijalani. Namun, ingatlah untuk tetap berpikiran terbuka dan bersikap jujur mengenai perasaan Anda untuknya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 791 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan