PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Tak ada gading yang tak retak. Itulah mengapa, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali kamu. Jika sosok yang kamu buat tersinggung atau kesal adalah seseorang dengan wewenang, seperti guru di sekolah, segeralah meminta maaf dan berjanji untuk memperbaiki kesalahanmu. Meski dibutuhkan keberanian yang sangat besar, percayalah bahwa permintaan maafmu ampuh memperbaiki hubungan yang telah terjalin, berikut kualitas interaksimu dan guru tersebut di kemudian hari.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyusun Rencana

PDF download Unduh PDF
  1. Agar permintaan maafmu terdengar tulus, tentu saja kamu harus terlebih dahulu memahami kesalahanmu. Ingat, ada perbedaan yang sangat jelas antara meminta maaf karena telah membuat gurumu marah dan meminta maaf karena tidak mengerjakan tugas yang pada akhirnya membuat gurumu marah. Dengan memahami kesalahanmu, niscaya kamu akan terbantu untuk mengetahui kata-kata yang paling tepat digunakan saat meminta maaf. [1]
    • Misalnya, ungkapan yang digunakan ketika meminta maaf akibat mengacau di dalam kelas tentu saja berbeda dengan ungkapan yang digunakan ketika meminta maaf akibat lupa mengerjakan tugas.
  2. Jika merasa benar-benar gugup saat harus meminta maaf kepada gurumu, cobalah melatih kata-katamu dari jauh-jauh hari. Caranya, tuliskan hal-hal yang ingin kamu sampaikan dan cobalah melatihnya di depan kaca, atau di depan sahabat, kerabat, maupun orang tuamu. Dengan cara tersebut, kamu bisa mempelajari berbagai variasi permintaan maaf sebelum menyampaikannya di hadapan gurumu. [2]
    • Mulailah dengan mengucapkan kalimat yang sederhana, seperti, “Saya minta maaf karena sudah mengganggu ketertiban kelas Bapak/Ibu." Ketika kamu sudah mulai merasa lebih nyaman, cobalah menambahkan, “Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi ya, Pak/Bu."
  3. Waktu terbaik untuk meminta maaf adalah ketika gurumu tidak sedang sibuk atau sedang mengajar, umumnya sebelum atau sesudah kelas, pada jam makan siang, atau pada jam bebas pada hari itu. Ingat, sangat penting bagimu untuk meminta maaf sesaat setelah peristiwa yang bersangkutan terjadi (idealnya satu atau dua hari setelah kamu melakukan kesalahan), bukan tiga bulan setelahnya. [3]
    • Mintalah waktu kepada gurumu, “Mohon maaf Pak Smith, boleh bicara sebentar?”
    • Sebagian besar guru akan menuliskan jam kerjanya dalam lembar kurikulum. Sebaiknya, kunjungi gurumu dan sampaikan permintaan maafmu pada jam-jam tersebut.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Meminta Maaf dengan Tulus

PDF download Unduh PDF
  1. Jangan berbicara dengan berbelit-belit agar gurumu tidak merasa bingung atau frustrasi. Alih-alih, langsung ucapkan “Saya minta maaf” atau “Maaf ya, Pak/Bu.” Jangan pula berbicara dengan tergagap-gagap. Ucapkan permintaan maafmu dengan suara jelas dan lakukan kontak mata dengan gurumu! Dengan kata lain, jangan berbicara sambil menunduk atau mengedarkan pandangan ke arah lain. [4]
    • Bicaralah dengan suara yang jelas dan lakukan kontak mata agar permintaan maafmu terdengar lebih tulus.
  2. Dengan kata lain, jangan sekadar mengucapkan kata maaf dan berharap akan dimaafkan. Alih-alih, jelaskan alasan di balik permintaan maafmu dan penyebab kesalahanmu, jika ada. Jelaskan segala sesuatunya dengan spesifik, ya!
    • Ucapkan kalimat seperti, “Ibu Peter, saya benar-benar minta maaf atas perilaku saya kemarin. Tidak seharusnya saya mengobrol keras-keras dengan Steve ketika Ibu sedang menjelaskan materi.” [5]
    • Kamu juga bisa berkata, “Ibu Steven, saya minta maaf karena lupa mengerjakan tugas yang Ibu berikan. Kalau diizinkan, saya masih ingin mengumpulkan tugas itu, walaupun saya juga mengerti jika Ibu tidak bersedia memberikan nilai."
  3. Tunjukkan kepada gurumu bahwa kamu menyadari letak kesalahanmu. Sampaikan permintaan maafmu dengan jujur dan tulus, serta jangan menyalahkan orang lain. [6]
    • Jangan berkata, “Saya minta maaf karena sudah mengobrol dengan Steve ketika Bapak/Ibu mengajar, tapi dia duluan yang mengajak saya mengobrol.” Alih-alih, cukup katakan, “Saya minta maaf karena sudah mengobrol dengan Steve ketika seharusnya mendengar penjelasan Bapak/Ibu."
    • Jangan mengucapkan kata “jika/kalau” di dalam permintaan maafmu, seperti, “Saya minta maaf kalau sikap saya dianggap kurang ajar oleh Bapak/Ibu.” Alih-alih, katakan, “Saya minta maaf karena telah bersikap kurang ajar kepada Bapak/Ibu.” [7]
  4. Akui kesalahanmu dan jangan coba-coba menjustifikasinya dengan menyampaikan beraneka alasan yang tidak perlu. Misalnya, jika kamu meminta maaf karena tidak mengerjakan tugas, akui kesalahanmu tanpa perlu menambahkan alasan apa pun agar permintaan maafmu terdengar lebih tulus. Selain itu, gurumu pun pasti akan menyadari bahwa kamu telah memahami kesalahanmu dan bersedia mempertanggungjawabkannya. [8]
    • Jangan berkata, “Maaf ya, Pak/Bu, saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Tapi, saya terpaksa begitu karena harus mengikuti kompetisi sepak bola kemarin.”
    • Alih-alih berkata, “Maaf ya, Pak/Bu, saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Saya tahu mencari waktu untuk mengerjakan tugas adalah salah satu tanggung jawab saya sebagai murid.”
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memperkuat Makna Permintaan Maaf

PDF download Unduh PDF
  1. Akhiri permintaan maafmu dengan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Kemudian, yakinkan gurumu bahwa kamu akan menepati janji tersebut. Percayalah, permintaan maafmu tidak akan ada artinya jika hanya diikuti oleh janji-janji manis yang palsu. Misalnya: [9]
    • Jika kamu meminta maaf karena tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, pastikan kamu mengubah perilaku tersebut mulai sekarang.
    • Jika kamu terbiasa mengobrol dengan suara keras di dalam kelas, berusahalah memperbaiki perilaku tersebut! Ke depannya, jangan lagi berbicara dengan suara keras ketika gurumu sedang mengajar. Jika ada hal yang ingin ditanyakan, angkat tanganmu terlebih dahulu.
    • Secara umum, tunjukkan perilaku yang positif di dalam kelas dengan selalu menghargai gurumu, mengerjakan tugasmu, dan menyelesaikan seluruh tanggung jawabmu.
  2. Pada dasarnya, sebuah permintaan maaf akan terdengar lebih tulus dan bermakna jika dilakukan secara langsung. Dengan kata lain, perilaku semacam itu menunjukkan bahwa kamu memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan. Selain itu, gurumu pun dapat melihat keseriusanmu melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuhmu ketika meminta maaf. Misalnya: [10]
    • Jangan berkacak pinggang atau menyilangkan tangan di depan dada. Bahasa tubuh semacam itu menunjukkan bahwa kamu tidak serius untuk meminta maaf atau bahkan terkesan menantang gurumu.
    • Bersikaplah santai dan lakukan kontak mata dengan gurumu. Gantung kedua tangan di sisi tubuh dan tegakkan punggungmu. Postur tubuh semacam itu akan membuat permintaan maafmu terdengar lebih tulus dan serius.
  3. Meski tidak dapat menggantikan permintaan maaf yang disampaikan secara langsung, setidaknya menulis surat akan menunjukkan kepedulianmu terhadap guru. Percayalah, gurumu tetap akan merasa tersanjung ketika membaca surat atau kartu ucapan berisi permintaan maafmu. [11]
    • Gunakan kata-kata yang sama dengan yang akan kamu ucapkan ketika meminta maaf secara langsung. Artinya, jangan mengarang alasan atau membebankan kesalahan di bahu orang lain.
    • Gunakan tata bahasa dan ejaan yang benar. Misalnya, jangan menulis, “Maaf deh, klo udh bikin Bapak marah :(” Alih-alih, cobalah menulis, “Saya meminta maaf karena sudah mengganggu ketertiban kelas yang Bapak ajar. Saya berjanji kesalahan yang sama tidak akan terjadi lagi ya, Pak."
  4. Akhiri pengakuanmu dengan meminta maaf, tetapi jangan berekspektasi apa-apa setelahnya. Ingat, bagian yang terpenting adalah berhenti melakukan kesalahan yang sama setelah meminta maaf! Itulah mengapa, kamu perlu berjanji untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. [12]
    • Sampaikan permintaan maafmu dengan singkat, lugas, tetapi tetap tulus. Misalnya, kamu bisa sekadar berkata, “Semoga Bapak/Ibu mau memaafkan saya, ya.”
    • Jangan khawatir jika gurumu tidak langsung memberikan maafnya. Kemungkinan, dia hanya membutuhkan waktu untuk merenungkan ucapanmu.
    Iklan

Tips

  • Jangan meminta maaf melalui surat atau surel, terutama karena permintaan maaf yang dilakukan secara langsung akan terdengar jauh lebih tulus dan bermakna.
  • Menangislah, sejauh tangisanmu tidak dibuat-buat.
  • Meminta maaf menunjukkan bahwa kamu memahami letak kesalahanmu dan bersedia mengakuinya.
  • Hargai gurumu.
  • Ketika meminta maaf, gunakan postur tubuh yang baik dan lakukan kontak mata dengan gurumu.
  • Cari waktu yang tepat untuk meminta maaf secara langsung kepada gurumu.
  • Selalu tunjukkan nilai-nilai hidup positif yang kamu yakini dan bersikaplah baik kepada semua orang . Tunjukkan keberanian dan kebaikan hatimu kepada semua guru di sekolah.
  • Jangan mengulangi kesalahan yang sama agar permintaan maafmu dianggap serius oleh gurumu.
  • Jangan meminta maaf dengan tergagap-gagap, dan pastikan nada bicaramu terdengar bersungguh-sungguh.
Iklan

Peringatan

  • Jika kesalahanmu benar-benar menyakiti hati gurumu, kemungkinan besar gurumu tidak akan serta-merta memaafkanmu. Bersabarlah!
  • Jika kesalahanmu tidak terlalu berat dan/atau melanggar peraturan sekolah, kemungkinan besar kamu tidak akan menerima konsekuensi administrasi yang berisiko memengaruhi kelangsungan pendidikanmu. Meski demikian, tetaplah bersiap diri untuk menerima segala bentuk konsekuensi yang mengikuti kesalahanmu!
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 47.831 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan