Unduh PDF
Unduh PDF
Kematian biasanya dianggap hal yang tabu. Kematian memang tidak terelakkan, tetapi kita cenderung hidup seakan kita dan orang-orang terkasih tidak akan pernah mati. Saat kita dipertemukan dengan kematian orang lain, atau kematian kita mendatang, kita merasa terkejut dan putus asa. Meskipun begitu, kematian adalah satu-satunya hal yang pasti di kehidupan kita—dan menerima kematian adalah bagian terpenting untuk menjadi manusia.
Langkah
-
Berikan waktu untuk berduka. Kenyataan bahwa kematian itu abadi akan membutuhkan waktu untuk bisa diresapi, meskipun Anda sudah menyangka bahwa orang tersebut akan meninggal dunia. Tidak ada batasan waktu yang “normal” untuk berduka; berduka adalah perjalanan pribadi. [1] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber Biarkan emosi yang Anda rasakan meresap ke dalam diri Anda, dan jangan memendamnya.
- Banyak orang merasa bahwa ia tidak boleh menangis, marah, atau menunjukkan emosi apa pun saat seseorang meninggal dunia. Tetapi, berduka adalah bagian alami dan sehat dari menangani kematian. Jika Anda harus memendam emosi, sediakan waktu untuk sendirian.
- Saat Anda sendirian, lakukan apa saja yang dibutuhkan untuk membebaskan emosi dan tekanan yang Anda rasakan. Berteriak, menangis, menulis, dan merenunglah; Teriakkan kehampaan dari puncak gunung; Tinjulah samsak dengan kepalan tangan Anda sampai tidak bisa merasakan apa pun lagi. Beberapa orang merasa bahwa menuliskan perasaannya pada sebuah jurnal atau buku harian bisa membantu. Buku harian bisa menjadi sarana yang bagus jika Anda tidak suka berbagi perasaan Anda dengan orang lain.
-
2Pertimbangkan untuk beristirahat. Anda mungkin membutuhkan waktu untuk berduka dan memproses situasi tersebut tanpa harus berhadapan dengan kerumitan kehidupan sehari-hari. Jika Anda membutuhkan beberapa hari untuk cuti dari kantor Anda, bicaralah kepada atasan Anda dan jelaskan situasinya. Katakan bahwa Anda membutuhkan beberapa hari untuk memulihkan diri dari kehilangan yang Anda rasakan, dan kemungkinan besar atasan Anda akan memahaminya.[Image:Deal With Death Step 2 Version 2.jpg|center]]
- Jika Anda tidak bisa cuti, manfaatkan waktu sepulang kerja Anda. Jika Anda memiliki anak-anak, pertimbangkan untuk menyewa pengasuh untuk mengawasi mereka. Jika anak-anak Anda membutuhkan waktu untuk berduka, pengasuh bisa memastikan bahwa mereka diawasi oleh seseorang, dan jika Anda yang membutuhkan waktu untuk berduka, hal ini bisa menyediakan waktu untuk Anda sendirian.
- Cuti dari pekerjaan adalah hal yang sehat dan normal pada masa-masa berduka seusai kematian seseorang. Tetapi, keluar dari pekerjaan, menutup diri, dan menjauhkan diri dari sekitar Anda adalah hal-hal yang tidak sehat. Anda tidak harus melupakan orang yang telah meninggal dunia tersebut, tetapi Anda tidak bisa terus-menerus dilingkupi kesedihan selamanya.
-
Ingatlah. Orang tersebut mungkin pergi untuk selamanya, tetapi Anda masih memiliki memori bersamanya. Pikirkan memori yang membahagiakan atau lucu yang Anda berdua lakukan. Pikirkan tentang apa yang Anda sukai dari dirinya, dan mengapa Anda sangat menyukai hal tersebut.
- Anda bisa membuat album foto tentang mereka dan melihatnya kapan pun Anda merindukannya. Album foto bisa membawa perasaan yang menyedihkan tetapi bisa juga membuat Anda mengingat kembali memori-memori bahagia tersebut.
- Jika orang tersebut sangat spesial bagi Anda, pertimbangkan untuk menceritakan dampak yang ditinggalkan orang tersebut terhadap Anda kepada rekan, anak, atau teman Anda. Anda bahkan bisa menginspirasi seseorang untuk berperilaku baik, sopan, dan penuh semangat seperti orang tersebut.
-
Carilah pendengar yang baik. Anda mungkin merasa lebih baik jika membicarakannya. Carilah seseorang yang akan mendengarkan tanpa menilai Anda. Orang ini bisa jadi anggota keluarga, teman dekat yang Anda percayai, atau ahli terapi tepercaya. Membicarakannya dengan seseorang yang tidak berkaitan dengan situasi tersebut bisa membantu.
- Saat Anda merasa sakit, mungkin mencurahkan perasaan itu dari dada Anda bisa membantu. Terkadang Anda hanya membutuhkan seorang pendengar untuk mendengarkan cerita Anda. Pendengar tidak harus banyak berbicara.
- Seseorang yang Anda ajak bicara haruslah seseorang yang bisa Anda percayai yang tidak akan menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Orang ini haruslah seseorang yang akan menyimpan cerita Anda rapat-rapat. Anda telah melalui pengalaman yang traumatik, dan Anda berhak atas privasi Anda. Jika Anda merasa bahwa tidak ada seorang pun yang bisa dipercaya, kunjungilah ahli terapi atau konselor.
Iklan
-
Mulailah melangkah maju. Hiduplah di masa kini, bukan di masa lalu. Sangat penting untuk berduka sepeninggal seseorang yang dekat dengan Anda. Tetapi, melanjutkan hidup juga sangat penting bagi Anda. Lanjutkan mengejar impian dan berfokuslah pada target yang ingin Anda raih di kehidupan Anda. Jika ada hal yang bisa Anda pelajari dari kematian, itu adalah Anda tidak boleh meremehkan kehidupan Anda. Hiduplah dengan gairah, kebahagiaan, dan tujuan hidup seakan hari ini adalah hari terakhir Anda.
-
Cobalah untuk melepaskan penyesalan yang melekat di diri Anda. Anda akan berdamai dengan diri sendiri jika Anda bisa menghargai waktu-waktu berharga tanpa memikirkan hal yang seharusnya terjadi. Cobalah untuk menerima kesalahan yang Anda buat. Lagipula, kita hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Jika Anda benar-benar menyesali sesuatu, Anda tidak bisa melakukan apa pun untuk memperbaikinya.
- Cobalah untuk berpikir secara rasional: apakah hal tersebut benar-benar kesalahan saya, atau adalah sesuatu yang mencegah saya melakukannya? Adakah yang bisa saya lakukan sekarang, atau sudah terlanjur?
- Jika Anda masih merasa bersalah, cobalah berbicara kepada seseorang yang juga dekat dengan orang tersebut; ia akan membuat Anda nyaman dan meyakinkan Anda bahwa itu bukan kesalahan Anda.
-
Hadirlah untuk orang lain. Jika Anda bersedih, ada kemungkinan orang lain juga merasakan hal yang sama. Anda harus berada di samping orang lain. Bicarakan tentang orang yang telah tiada itu, hidupkan kembali memori bersamanya, dan dukunglah satu sama lain untuk melalui masa-masa sulit di depan mata. Cobalah untuk tidak menjauhi semua orang dari kehidupan Anda, meskipun Anda merasa harus sendirian. Anda akan membutuhkan dukungan emosi yang lebih besar pada masa-masa ini.
-
Pertimbangkan untuk membersihkan rumah. Buanglah atau simpanlah semua hal yang dimiliki orang atau binatang peliharaan tersebut: foto, kartu, kertas, catatan, surat, kasur, seprai, pakaian, sepatu, dan aksesori. Pertimbangkan untuk merenovasi atau mengecat ulang kamar tidurnya. Jika Anda tidak dikelilingi oleh hal-hal yang mengingatkan Anda terhadap masa lalu, Anda akan lebih mudah untuk melanjutkan hidup.
- Anda bisa menyimpannya di loteng, ruang bawah tanah, garasi, atau gudang. Hal terpenting adalah menyingkirkan segala hal yang mengingatkan Anda terhadap orang/binatang kesayangan Anda dari kehidupan Anda secepat mungkin.
- Pertimbangkan untuk menyimpan beberapa benda sebagai pengingat sentimental. Menyimpan perhiasan, cangkir, atau buku favorit orang yang sudah meninggal akan membantu Anda mengingatnya; menyimpan semua pakaian di dalam lemari hanya akan membuat Anda terjebak di masa lalu.
-
Pertimbangkan untuk mendapat bantuan profesional. Jika Anda merasa depresi, terjebak dalam bayang-bayang masa lalu, atau tidak mampu menahan emosi Anda, lebih baik hubungilah ahli kesehatan mental. Carilah ahli terapi atau konselor yang memiliki ulasan bagus di daerah Anda, dan kunjungilah ia. Sangat penting untuk menemukan seseorang yang bisa diajak bicara, dan teman saja biasanya tidak cukup. Seorang ahli tepercaya mungkin dapat membantu Anda menangani perasaan Anda dan menemukan cara untuk kembali ke jalur yang benar.
- Anda mungkin merasa enggan untuk mengunjungi ahli terapi. Tidak ada hal yang memalukan dari berusaha mencari nasihat saat Anda tidak tahu cara untuk melanjutkan hidup. Anda tidak harus menceritakan kepada siapa pun tentang ahli terapi Anda jika merasa tidak nyaman dengan hal itu.
- Bacalah ulasan beberapa ahli kesehatan mental sebelum mengunjunginya. Carilah profil ahli terapi di daerah Anda di internet. Anda bisa membaca tentang keahlian khusus ahli terapi tersebut, kualifikasinya, dan bayarannya.
Iklan
-
Pertimbangkan kelima tahapan duka. Pada tahun 1969, psikiater berkebangsaan Swiss yang bernama Elisabeth Kübler-Ross menerbitkan sebuah buku yang berjudul Death and Dying tentang pekerjaannya dengan pasien-pasiennya. Ia mengembangkan sebuah model yang ia sebut sebagai “ Five Stages of Grief " atau Lima Tahapan Kedukaan, yaitu: penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Semua orang berduka cita dengan cara yang berbeda, dan tahapan ini tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama—tetapi model ini bisa memberikan Anda pandangan mengenai proses yang sedang Anda jalani. [2] X Teliti sumber
-
Identifikasilah fase penyangkalan. Reaksi pertama saat mengetahui kematian seseorang yang Anda kasihi adalah dengan menyangkal situasi yang terjadi. Merasionalisasikan emosi yang berlimpah adalah reaksi yang normal; tentu saja, penyangkalan adalah mekanisme pertahanan yang mengurangi keterkejutan tiba-tiba ini. Hal ini membawa Anda masuk ke dalam ombak pertama berisi rasa sakit dan kekacauan.
-
Sadarilah fase kemarahan. Ketika efek penyangkalan mulai berkurang, Anda mungkin akan tenggelam di dalam realitas situasi yang terjadi. Jika Anda tidak siap dengan rasa sakit ini, Anda mungkin akan melampiaskannya kepada orang lain: teman-teman, keluarga, orang asing, atau benda tak bernyawa. Cobalah untuk menjaga sudut pandang dan mengenali pelampiasan ini. Anda tidak bisa mengendalikan perasaan Anda, tetapi Anda bisa memilih apakah Anda mau membiarkan perasaan itu mengontrol Anda. [3] X Teliti sumber
-
Pahamilah fase penawaran. Banyak orang berusaha mendapatkan kembali kontrol sebagai reaksi dari perasaan ketidakberdayaan dan kerentanan yang Anda rasakan. Dalam kasus pasien dengan penyakit berat, fase ini muncul sebagai bentuk dari langkah-langkah putus asa untuk berpegang teguh pada kehidupan. Dalam berduka cita, fase ini biasanya ditunjukkan dalam bentuk perenungan: “Coba saya bisa ada di sampingnya.. Coba saja kita lebih cepat ke rumah sakit..”. Fase ini dipenuhi dengan kata-kata “coba saja”.
-
Atasilah fase depresi. Saat proses penawaran mulai menurun, Anda tidak akan bisa menghindar dari kenyataan yang terjadi. Anda mungkin memikirkan biaya penguburan atau merasakan penyesalan yang berat. Anda akan merasa hampa, sedih, dan kesepian; Anda akan merasa putus asa untuk melanjutkan hidup. Ini adalah bagian dari proses penyembuhan. Jangan terburu-buru.
-
Terimalah situasi yang terjadi. Bagian akhir dari berduka cita adalah saat Anda mulai melanjutkan hidup. Fase ini dicirikan oleh penarikan diri dan ketenangan. Terimalah bahwa orang terkasih Anda sudah melanjutkan perjalanannya, dan ketahuilah bahwa Anda juga harus melanjutkan perjalanan Anda di dunia. Terimalah masa kini sebagai realitas baru Anda, dan berdamailah dengan keabadian yang baru saja terjadi. [4] X Teliti sumber
- Penerimaan tidak terjadi dengan cepat. Proses ini tidak berarti Anda bahagia—proses ini hanya menunjukkan bahwa Anda telah melewati fase penyangkalan, kemarahan, penawaran, dan depresi. Seperti halnya hutan yang baru saja dibakar, hutan itu membutuhkan waktu untuk pulih, mulai berkecambah, dan mekar kembali. Kehidupan Anda pun akan mekar kembali dengan harapan yang baru. Berilah sedikit waktu untuk mewujudkannya.
Iklan
Tips
- Baik Anda sudah mempersiapkan kematian seseorang atau tidak, keduanya tidak akan terasa mudah bagi Anda. Jangan berpikir bahwa ini semua adalah kesalahan Anda dan Anda mulai menyalahkan apa pun karena Anda merasa bersalah. Menangis dan mencurahkan emosi memang baik untuk kesehatan mental Anda. Anda akan merasa sedih dan sulit untuk melanjutkan hidup. Melangkahlah sedikit demi sedikit setiap hari dan cobalah alihkan perhatian Anda.
Iklan
Referensi
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 3.557 kali.
Iklan