Unduh PDF Unduh PDF

Apakah Anda sering bersinggungan dengan sosok yang egois, intoleran, kasar, dan arogan? Sifat-sifat negatif tersebut mungkin sudah terlihat sejak awal perkenalan, mungkin juga tidak. Jangan biarkan penampilan luar menipu Anda! Agar tidak telanjur berhubungan dengan orang-orang semacam ini, ada baiknya Anda belajar untuk lebih selektif dalam memilih teman. Percayalah, mereka bisa benar-benar menjadi duri dalam daging di kehidupan Anda.

Langkah

Unduh PDF
  1. Tidak perlu sengaja menguping; ketika mereka sedang berbicara di dekat Anda, dengarkan baik-baik apa yang mereka bicarakan. Apakah mereka selalu berbicara seputar kehidupannya? Apakah mereka terlihat kesal atau terganggu jika perhatian orang-orang teralihkan dari mereka? Jika jawabannya ya, maka hampir pasti mereka adalah sosok yang arogan.
    • Sering kali, sifat arogan dan gila hormat justru menunjukkan bahwa orang-orang tersebut minim pengalaman. Di benak mereka, muncul kekhawatiran bahwa orang-orang yang lebih berpengalaman dapat kapan saja ‘menjatuhkan mereka’. Alih-alih menimba ilmu dan pengalaman (tindakan yang menurut mereka justru menunjukkan kelemahan seseorang), mereka justru memaksakan diri untuk menjejalkan pengalaman dan cara pandang mereka yang terbatas pada orang lain.
    • Rasa iri pada gaya hidup atau pencapaian orang lain juga dapat memicu timbulnya sifat arogan; mereka berpikir bisa melakukan atau memiliki sesuatu yang lebih dari orang tersebut.
    • Orang-orang arogan merasa perlu memiliki citra baik di mata orang lain. Mereka akan sangat marah jika ada tindakan atau kata-kata Anda yang (menurut mereka) bisa memperburuk citra tersebut. Ini biasanya terjadi jika Anda mempertanyakan (atau terlihat meragukan) tindakan, perkataan, kecerdasan, kemampuan, atau apa pun yang berhubungan dengan citra diri mereka.
  2. Tidak perlu terlalu agresif––cukup tunjukkan rasa skeptis dan penasaran Anda. Jika mereka terlihat marah, ukurlah kadar kemarahannya. Jika kemarahan mereka tidak berlebihan, bisa jadi suasana hati mereka memang sedang buruk. Namun jika mereka terlihat benar-benar marah atau bahkan sampai membentak Anda, bisa jadi mereka merasa Anda sedang mempertanyakan ‘hidup mereka yang sempurna’. Reaksi kedua merupakan salah satu indikator arogansi.
    • Pada satu titik, biasanya orang-orang akan menyadari bahwa dunia tidak hanya berputar di sekitar mereka. Kenyataan itulah yang enggan diterima oleh orang-orang arogan. Mereka cenderung ‘melawan’ kenyataan tersebut dengan menciptakan atmosfer baru yang hanya berputar di sekitar mereka. Jika ada yang mengingatkan mereka tentang kenyataan hidup, mereka bisa benar-benar marah.
    • Kerancuan adalah hal yang paling ditakuti orang-orang arogan, karena kerancuan memberikan ruang untuk ketidaksempurnaan, perubahan, dan ketidakpastian (kenyataan hidup yang harus sebisa mungkin kita hadapi). Dengan demikian, alih-alih menerima bahwa hidup tidak bisa diprediksi, mereka justru akan melakukan berbagai cara untuk mengontrol segala hal di sekitar mereka (yang tentu saja, tidak mungkin bisa mereka lakukan).
    • Kenyataan memang menyakitkan; inilah mengapa, orang-orang arogan cenderung enggan berintrospeksi dan sulit melihat kekurangan mereka. Ketika berhasil meraih pencapaian, mereka akan langsung memuji diri secara berlebihan lalu mengabaikan kritik dan saran dari orang lain.
  3. Orang-orang arogan biasanya sulit memahami makna persahabatan. Mereka bisa berteman baik dengan seseorang hari ini, lalu menjauh dan membencinya hari esok. Ini adalah salah satu indikator adanya sifat arogan dalam diri seseorang; tidak ada yang mau berteman dengan sosok yang terjebak dalam dirinya sendiri, bukan? Orang-orang dengan harga diri yang kelewat tinggi merasa tidak memerlukan bantuan orang lain. Berteman baik dengan seseorang akan menuntut mereka untuk ‘membantu’ dan ‘dibantu’. Tentu saja mereka tidak menginginkannya.
    • Ironisnya, orang-orang arogan sering kali tidak paham mengapa mereka tidak punya teman dekat yang bisa diandalkan.
  4. Amati cara mereka menyikapi orang-orang dengan agama, budaya, dan cara pandang yang berbeda. Jika sikap dan respon mereka selalu negatif, bisa jadi mereka sedang terlalu antusias, ignoran, atau berupaya menghindari orang-orang yang berpotensi ‘merusak’ dunia fantasi mereka. Analisislah berdasarkan karakterisik mereka dan lawan interaksi mereka.
    • Sering kali, orang-orang yang harga dirinya kelewat tinggi menganggap segala sesuatunya harus berjalan sesuai kehendak mereka. Sikap tersebut merupakan cara mereka melindungi citra diri yang susah payah mereka tampilkan.
  5. Apakah mereka cenderung ‘dingin’ dan cuek? Apakah mereka justru sangat cerewet? Apakah mereka bersikap layaknya seorang bos besar? Apakah mereka selalu terlihat berusaha keras membentuk citra dirinya?
    • Orang-orang arogan biasanya memiliki karisma ‘palsu’ yang sepintas sulit terdeteksi. Sisi kejam mereka baru akan benar-benar terlihat jika mereka sedang berhadapan dengan orang yang tidak mereka sukai.
    • Teman-teman dan kerabat mereka biasanya akan memilih untuk diam ketika sisi kejam tersebut muncul; mereka cenderung takut diperlakukan buruk jika memilih untuk bertindak.
  6. Lakukan ini bukan untuk memicu konflik, melainkan untuk mengukur rasa bersaing dan kebencian mereka terhadap nama-nama tersebut. Reaksi dan ekspresi yang normal bukan merupakan indikator arogansi. Sebaliknya, jika respon mereka terlampau kasar, kemungkinan besar mereka memang arogan.
    • Sering kali, orang-orang arogan melihat orang yang tidak mereka sukai sebagai ‘ancaman’ terhadap dunia buatan mereka. Makin besar kebencian mereka terhadap seseorang, makin besar pula ancaman yang dibawa orang tersebut. Makin kuat rasa terancam mereka, makin negatif pula respon mereka terhadap orang tersebut.
  7. Jika ternyata dia sering membicarakan hal-hal buruk mengenai Anda, berarti dia memang tidak menyukai Anda. Namun jika di depan Anda dia bersikap manis dan bersikap sebaliknya di belakang, bisa jadi memang harga dirinya yang bermasalah.
    • Biasanya, alam bawah sadar mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki sahabat. Kenyataan ini mereka tebus dengan menciptakan kesan bahwa mereka memiliki banyak teman – mereka biasanya memiliki mentalitas ‘kuantitas, bukan kualitas’. Inilah mengapa mereka bisa dengan mudah membicarakan hal-hal buruk di belakang teman-temannya.
  8. Jika Anda gemar menghakimi orang-orang arogan, maka Anda tidak ada bedanya dengan mereka. Sering kali, mereka bersikap demikian karena ingin menyembunyikan kerentanan dan ketakutan mereka. Akibatnya, mereka merasa perlu membentuk citra diri yang kokoh. Tidak perlu diambil hati jika mereka kerap merasa lebih superior dari Anda. Tetaplah pada pendirian Anda untuk tidak berhubungan terlalu dekat dengan mereka, tetapi pastikan Anda juga bisa (dan mau) melihat kualitas baik dalam diri mereka. Terkadang, dibutuhkan orang-orang yang mau ‘menembus pertahanan mereka’ untuk membebaskan mereka dari rasa takut dan tidak aman yang selama ini membelenggu mereka bak perisai.
    • Di balik arogansi, biasanya tersembunyi rasa tidak aman yang luar biasa besar. Akibatnya, mereka cenderung bersikap berlebihan untuk menekan ketakutan dan rasa tidak aman tersebut. Contohnya, ada seorang pengusaha kaya yang sangat arogan; setelah diselidiki, rupanya sang pengusaha lahir dan tumbuh di keluarga yang sangat miskin. Kebiasaannya menyombongkan diri kemungkinan besar bersumber dari rasa takut akan kemiskinan di masa lalu yang terus-menerus menghantuinya.
    Iklan

Tips

  • Orang-orang yang arogan juga sangat sulit memaafkan orang lain.
    • Mereka akan sulit memaafkan Anda, terutama jika Anda mempertanyakan ‘dunia fantasi’ atau citra diri mereka.
  • Ingat, ada perbedaan yang sangat besar antara perilaku asertif dan arogan. Ada beberapa orang yang saking gelisahnya, cenderung mendominasi percakapan demi membuktikan bahwa mereka sebaik (atau lebih baik) dari Anda. Amati reaksi susulan mereka. Orang-orang yang gelisah atau bersikap asertif biasanya akan mengamati respon Anda; mereka bahkan akan mengajukan pertanyaan. Sebaliknya, orang-orang yang arogan akan sepenuhnya mengabaikan respon dan perspektif Anda.
  • Gejala-gejala arogansi yang perlu Anda amati: intoleran terhadap orang yang ‘berbeda’ dari mereka, tidak mampu (dan tidak mau) melihat sudut pandang yang berbeda, gemar melontarkan kritik keras pada orang-orang yang tidak mereka sukai, tidak mampu menjalin hubungan jangka panjang, dan narsisme berlebihan.
  • Apakah mereka kerap bercanda mengenai orang-orang yang tidak seharusnya dijadikan bahan candaan? Itu menunjukkan bahwa mereka hanya ingin dianggap lucu dan ditertawakan, tanpa memedulikan perasaan orang lain.
    • Orang-orang yang harga dirinya kelewat tinggi biasanya enggan memedulikan perasaan orang lain; mereka hampir selalu sulit berempati dengan orang lain.
    • Biasanya, target lelucon mereka adalah orang-orang yang sedang mengalami kesulitan. Namun, lelucon-lelucon itu hanya akan mereka lontarkan kepada orang-orang yang ‘mereka tahu’ akan menoleransi mereka.
  • Amati popularitas mereka. Mengapa mereka populer? Apakah karena mereka memperlakukan orang lain dengan baik, atau karena mereka memang ‘cukup oke’ untuk dijadikan teman?
    • ’Cukup oke’ untuk dijadikan teman tidak lantas berarti mereka mampu memperlakukan orang lain dengan baik. Faktor utama yang membuat seseorang terlihat ‘oke’ sangatlah klise: entah karena mereka kaya, pandai berolahraga, kepribadiannya menarik (tentu saja untuk orang-orang tertentu), atau memiliki karisma palsu (yang cepat atau lambat akan terkuak jika mereka marah). Orang-orang arogan biasanya memiliki semua (atau beberapa) faktor di atas.
  • Sebisa mungkin, jangan menjalin hubungan dengan orang-orang yang arogan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mereka bisa benar-benar menjadi duri dalam daging di hidup Anda. Meski demikian, keberadaan mereka tidak bisa Anda hindari, sehingga ada baiknya Anda tetap mempelajari cara menangani mereka. Jika terpaksa harus berinteraksi dengan mereka, jangan menghindar! Hadapi dan tunjukkan bahwa Anda enggan menoleransi segala bentuk kesombongan mereka.
  • Pastikan Anda tidak bersikap sama arogannya. Cobalah untuk menyikapi situasi secara objektif.
  • Meski sulit, jangan membenci orang-orang yang arogan. Sikap mereka biasanya dipicu oleh trauma masa lalu yang masih menghantui.
    • Ingat, mereka juga manusia bisa terluka. Bedanya, mereka kerap mengekspresikan kesedihan dengan cara yang salah (tidak sehat). Alih-alih menyelesaikan masalah yang dihadapi, mereka memilih untuk menyembunyikannya. Bagi orang-orang semacam itu, kesedihan dan rasa sakit dapat menjadi cikal bakal arogansi.
  • Orang-orang arogan hampir selalu sedang melindungi sesuatu, entah citra diri atau perhatian orang-orang terhadap mereka. Jika Anda mengganggu gugat apa pun yang mereka lindungi, bersiaplah dibenci mati-matian. Tidak perlu khawatir; ini bukan tentang Anda, ini tentang ketidakmampuannya untuk mengontrol Anda.
  • Orang-orang arogan biasanya tidak memiliki teman sejati. Selalu ingat ini kapan pun Anda berharap bisa sepopuler mereka.
Iklan

Peringatan

  • Jika mereka menyerang Anda secara personal, abaikan. Menanggapi mereka hanya akan membuat mereka merasa senang dan puas. Mereka sedang berusaha meninggikan ego; melecehkan atau mendebat mereka hanya akan makin melancarkan niat tersebut. Satu-satunya yang mereka inginkan adalah perhatian Anda, pastikan Anda tidak memberikannya.
    • Meski sangat bergantung pada situasi komunikasi yang terjadi, meninggalkan mereka akan membuat mereka terlihat bodoh. Kemungkinan besar mereka akan membenci Anda; namun itu bukan masalah, kan?
  • Jangan menanggapi celotehan mereka mengenai ‘dunia kecil mereka yang sempurna’. Tunjukkan reaksi yang jujur; mungkin saja Anda justru akan membantu mereka melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda.
    • Jangan ‘menyerang’ dunia fantasi mereka secara langsung. Sebaiknya, katakan hal-hal seperti “Aku tidak setuju denganmu” atau “Pendapatku sedikit berbeda”. Mereka mungkin akan tetap marah, tetapi tidak semarah ketika merasa diserang dengan kata-kata yang ofensif.
    • Alih-alih berkata “Kalau saja kamu mau lebih rendah hati, mungkin pendapatmu tidak akan begitu”, cobalah bertanya “Apa yang membuatmu berkata begitu?” atau “Kenapa kamu mempertahankan pendapat itu?”. Berikan reaksi yang lugas, faktual, dan tidak subjektif.
  • Ingat, arogansi juga dapat mengakar pada gangguan psikologis (gemar menyendiri, tertutup, atau merasa tidak aman). Dalam beberapa kasus, orang-orang yang arogan mengidap sindrom bipolar, gangguan kepribadian ambang ( borderline personality disorder ), atau fobia sosial. Berbagai trauma masa lalu (menjadi korban kekerasan atau mengidap penyakit yang tak kunjung sembuh) juga bisa menjadi pemicunya. Beberapa orang tidak sadar bahwa perilaku mereka menjauhkan mereka dari orang-orang di sekitarnya. Hati-hati, menggeneralisasi kepribadian seseorang dan menyebutnya arogan memang mudah. Namun Anda juga perlu mempertimbangkan banyak hal seperti suasana hati Anda, suasana hatinya, lingkungan sosial di sekitarnya, dan kondisi kehidupannya. Terkadang, apa yang mereka lakukan atau katakan tidak ada hubungannya dengan Anda. Jangan lantas berprasangka bahwa tindakan atau kata-katanya bertujuan untuk membuat Anda kesal. Jadilah lebih cerdas dari mereka.
  • Sebesar apa pun keinginan Anda untuk memaki atau mencemooh mereka, jangan melakukannya! Tindakan tersebut tidak akan menguntungkan siapa-siapa. Jangan mengucapkan kata-kata basi seperti “Arogansi adalah sikap yang buruk”. Berikan respon dan pengertian yang tegas; buat mereka paham bahwa Anda tidak menginginkan mereka dalam hidup Anda. Bersikap dan bertuturlah dengan bijak.
    • Jika mereka menusuk Anda dari belakang, sampaikan rasa keberatan Anda dengan tegas. Tidak ada satu pun orang – bahkan ‘sahabat’ mereka sekalipun – yang mau diperlakukan seperti itu.
  • Ironisnya, jika argumen Anda menang, mereka akan mulai berpura-pura menjadi korban di depan semua orang. Bukan hanya agar mereka merasa lebih baik, tetapi juga agar Andalah yang terlihat buruk di mata orang lain.
    • Jika mereka dipandang ‘keren’ oleh banyak orang, maka kepura-puraan mereka justru akan makin mengasingkan Anda dari pergaulan. Lakukan perlawanan yang cerdas dan ‘tidak kentara’ jika Anda harus berhadapan dengan orang-orang semacam ini beserta para pengikutnya.
  • Jika Anda merasa harus mencurahkan isi hati kepada orang lain, pilih orang-orang yang memang bisa Anda percaya. Konflik besar bisa terjadi jika cerita Anda tersebar.
    • Kemungkinan besar, mereka tidak akan mampu memahami rasa tidak suka Anda. Jika mereka mulai bertindak kasar, abaikan. Namun jika Anda merasa perlu bertindak, gunakan langkah yang lugas dan cerdas.
  • Salah satu gejala gangguan kepribadian antisosial ( antisocial personality disorder ) seperti psikopat dan sosiopat adalah arogansi dan ketidakmampuan menghargai hak orang lain . Ini adalah salah satu sisi yang berbahaya dari orang-orang arogan. Jika Anda (apa pun alasannya) terpaksa hidup bersama orang-orang semacam ini, mintalah bantuan profesional .
    • Inilah mengapa orang-orang yang arogan rawan berakhir sebagai pelaku kriminal.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 30.186 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan