PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Manusia sesungguhnya tidak dapat berkekurangan. Kekurangan sama artinya dengan ketidaksempurnaan. Tidak ada manusia yang sempurna, maka tidak ada manusia yang berkekurangan. Namun, mungkin ada beberapa aspek kepribadian, keterampilan, atau kebiasaan Anda yang kurang menyenangkan bagi Anda. Kalau Anda sudah memahami dan mencintai diri sendiri, Anda takkan menganggap diri Anda berkekurangan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menciptakan Imaji Diri yang Realistis

PDF download Unduh PDF
  1. 1
    Hentikan penggunaan kata "kekurangan". Jangan sebut kekurangan diri Anda sebagai "kekurangan". Kekurangan Anda sesungguhnya adalah karakteristik diri Anda, yang tidak perlu Anda nilai dengan begitu tegas. Berbaikhatilah pada diri sendiri. Anggaplah kekurangan Anda sebagai "keunikan", "kebiasaan", atau "perilaku saya".
    • Jangan menganggap karakteristik Anda sebagai kekurangan. Ketimbang memberi nama pada sifat Anda (seperti "pemalu" atau "pendiam", yang rasanya buruk), berilah gambaran. Alih-alih menyebut diri Anda pemalu, gambarkanlah bahwa diri Anda perlu waktu untuk ramah dengan orang baru.
    • Gunakanlah perkataan yang detail dan lembut terhadap diri sendiri. Hindari perkataan yang tidak jelas dan kasar. Setiap hari, lihatlah bayangan Anda di cermin, kemudian katakanlah, "Saya benar-benar mencintai diri saya sendiri." Katakanlah dengan lantang. Pergilah ke puncak sebuah gedung, lalu berteriaklah, "Saya bangga dengan diri sendiri!" Kita misalkan saja, Anda orang yang sangat jelek. Panjatlah atap rumah Anda, lalu teriakkan dengan lantang: "Saya jelek dan saya bangga!" Orang-orang akan menghormati keberanian Anda.
    • Bisa jadi, "kekurangan" Anda sebenarnya adalah keunikan. Kekurangan yang tidak berbahaya tidak perlu Anda perbaiki. Anda hanya perlu belajar menerima perbedaan.
    • Apakah "kekurangan" Anda sesuatu yang berguna? Ada sifat diri yang bisa jadi baik atau buruk, tergantung situasinya. Ini bukanlah kekurangan, melainkan sifat diri yang perlu Anda atur waktu munculnya dan sejauh apa manifestasinya. Misalnya:
    • Keras kepala bisa berarti baik, bisa buruk. Kalau seseorang tetap keras kepala meskipun sudah terbukti salah, tentu itu hal yang buruk. Akan tetapi, kalau keras kepala ini terwujud sebagai keuletan kerja, tentunya menjadi hal yang baik.
    • Perfeksionisme. Seorang perfeksionis biasanya akan mengatur semua hal dengan sangat mendetail dan tepat, dan akan sebal sekali kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Akan tetapi, mereka dapat berkembang dengan baik dalam pekerjaan yang memang menuntut kesempurnaan, misalnya dokter bedah, atlet Olimpiade, serta pekerjaan teknik seperti insinyur atau arsitek.
  2. 2
    Daftarkan seluruh kekuatan dan kemampuan Anda. Masukkan semua hal yang terpikirkan oleh Anda. Jangan mencoret kemampuan apa pun walaupun menurut Anda tidak penting atau tidak unik. Daftarkan semua hal: kesabaran, kebaikan hati, keberanian, keuletan, selera, inteligensi, atau loyalitas Anda. Kadang kita terlalu menempatkan fokus pada kekurangan hingga kelebihan kita menjadi terlupakan. Kalau Anda punya imaji diri yang lebih lengkap, pandangan diri Anda pun akan lebih seimbang. [1]
    • Jika Anda merasa terlalu rendah diri untuk menuliskan sebuah daftar, mulailah dengan mengarang bebas.
    • Anda juga dapat menanyakan teman dan keluarga Anda. Kadang ada kekuatan dan kemampuan kita yang hanya terlihat oleh orang lain, tetapi tidak terlihat oleh diri sendiri dan tidak sampai kepada diri sendiri.
  3. 3
    Daftarkanlah hal-hal yang Anda banggakan. Tuliskan berbagai pencapaian yang Anda banggakan, misalnya berbagai sasaran yang tercapai, momen-momen mengejutkan bagi diri Anda, dan berbagai kesulitan yang berhasil Anda atasi. Anda juga dapat membanggakan pengalaman Anda membantu orang lain yang sedang kesulitan, menyelesaikan proyek-proyek tertentu di kantor atau sekolah, atau hal-hal yang sudah Anda pelajari. Tuliskanlah berbagai hal yang Anda kuasai. [2]
  4. 4
    Daftarkanlah, dan sadarilah, kecenderungan atau kebutuhan unik Anda. Tuliskanlah dengan bebas, keluarkan semua hal-hal yang Anda lakukan yang sebenarnya tidak ingin Anda lakukan. Daftarkanlah berbagai hal mengenai diri Anda yang ingin Anda ubah. Tuliskanlah sedetail mungkin, misalnya "Saya tak suka ketika saya ganti kulit", dan bukan "Penampilan saya". Jika Anda membahas suatu peristiwa tertentu, masukkanlah sebanyak mungkin konteks yang relevan.
  5. 5
    Pikirkanlah pengalaman masa lalu Anda. Cari tahu asal muasal berbagai kebiasaan dan persepsi diri Anda. Apakah berbagai kebiasaan dan persepsi diri Anda terbentuk oleh faktor-faktor budaya? Atau keluarga? Biologis? Kapan kiranya kebiasaan atau imaji diri tertentu itu muncul? Apakah Anda pernah diejek atau dikritik orang lain? Apakah Anda menyerap pesan bahwa Anda tak sempurna dari iklan berbagai perusahaan yang mencoba mencari untung dari rasa kurang percaya diri Anda? Kalau Anda mengatakan sesuatu yang belakangan Anda sesali, pertimbangkan apakah reaksi salah bicara tersebut dipelajari dari kebiasaan keluarga Anda, atau memang hanya reaksi Anda terhadap situasi-situasi tertentu. [3]
    • Kalau Anda senang menghambur-hamburkan uang, cari tahu apa penyebabnya: apa saja yang memicu Anda membeli terlalu banyak barang, bagaimana mulanya ketika Anda baru belajar mengatur keuangan, serta apa sesungguhnya yang Anda harapkan ketika berbelanja.
    • Akan semakin mudah bagi Anda untuk memaafkan diri sendiri kalau sudah paham tentang berbagai faktor di masa lalu tersebut. [4]
  6. 6
    Tinjau ulang pikiran Anda. [5] Kenapa Anda berpikir bahwa hal-hal yang Anda sebutkan di atas adalah "kekurangan"? Apakah ada sisi positif dari hal-hal tersebut? Lihatlah daftar kekuatan Anda dan bercerminlah: apakah ada kekuatan yang berhubungan dengan sifat-sifat yang Anda anggap sebagai "kekurangan"? [6] Anda harus mulai meninjau ulang berbagai karakteristik Anda dengan cara yang positif. [7]
    • Misalnya Anda merasa diri Anda terlalu emosional. Tinjau ulang pikiran ini. Ingatkan diri Anda bahwa sentimentalitas Anda yang tinggi ini adalah alasan di balik kemampuan berempati Anda yang selalu berhasil menenangkan orang-orang yang sedang dalam kesulitan. Itu juga alasan banyak orang datang ke Anda untuk "curhat".
    • Atau mungkin Anda merasa terlalu bersemangat, tetapi itu mungkin berhubungan dengan intensitas jiwa kreatif Anda yang juga tinggi.
    • Tentu saja, peninjauan ulang pikiran-pikiran tersebut takkan mengubah sifat yang sudah ada. Akan tetapi, Anda akan mengubah perspektif mengenai berbagai sifat tersebut dan perubahan perspektif ini memudahkan penerimaan diri. [8]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mempraktikkan Penerimaan Diri Total

PDF download Unduh PDF
  1. 1
    Hindari kritik diri. Perlakukan diri Anda dengan kasih sayang dan hormat. Ketimbang menghina diri Anda sendiri, bicaralah kepada diri Anda dengan tenang. Berilah sebutan bagi pikiran dan perasaan negatif yang timbul. Misalnya, "Ah, ini dia si pikiran saya-terlalu-gendut datang lagi!" atau, "Wah, malam ini saya didatangi pikiran 'semua orang tahu lebih banyak daripada saya'." [9]
  2. 2
    Terimalah pujian dari orang lain. Ketika Anda dipuji, jawablah dengan "Terima kasih." Kalau sebuah pujian itu disampaikan dengan itikad baik dan ketulusan hati, Anda tidak patut menolaknya. Lagi pula, apabila Anda menolak suatu pujian, Anda menolak kesempatan untuk berhubungan secara positif dengan orang lain dan mendapatkan afirmasi positif dari orang tersebut. Izinkanlah keluarga dan teman Anda memberikan afirmasi positif untuk diri Anda.
    • Jika Anda sedang benar-benar merasa stres, mintalah seseorang yang Anda sayangi untuk menggambarkan suatu sifat baik yang Anda miliki. Kembalikan pujian itu, katakanlah "terima kasih."
  3. 3
    Sadarilah ketika ada orang yang mencoba menghina Anda. Kejahatan kadang samar sebagai kebaikan. Apakah ada teman yang selalu mencoba menunjukkan kejelekan diri Anda? Apakah ada orang dalam hidup Anda yang selalu mengejek atau menghina Anda, baik di depan umum maupun secara pribadi? Kalau Anda sedang bangga mengenai sesuatu, apakah ada orang yang mencoba mencela Anda dengan bersikap sok tidak peduli atau bahkan mencibir?
    • Singkirkan orang-orang ini dari kehidupan Anda. Setidaknya, kurangi waktu Anda bersama dengannya hingga seminimal mungkin. [10]
  4. 4
    Cintai diri sebelum mengubah diri. Sebelum membuat perubahan besar dan mendasar, Anda perlu menerima kondisi diri Anda yang sekarang. Jika Anda mencoba memperbaiki diri tanpa mengakui berbagai sifat yang sudah ada dalam diri Anda, Anda malah akan menyakiti diri sendiri. Perbaikan diri memang berguna, akan tetapi Anda perlu mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Perlakukanlah diri Anda sebagaimana sebuah kebun indah yang perlu diberi air, dipangkas, ditanami bunga, dan dirawat. Bukan sebagai bencana yang perlu ditanggulangi. [11]
    • Misalnya, kalau Anda ingin nilai yang lebih bagus, pertama-tama katakan: "Saya orang yang pintar, mampu bekerja keras, punya mimpi serta ambisi. Saya dapat melakukan hal yang saya targetkan sebelumnya."
    • Ketimbang mengatakan: "Saya terlalu bodoh dan pemalas. Lihat saja, pada ujian terakhir saya gagal lulus. Ujian selanjutnya pasti akan gagal lagi."
    • Setelah pemikiran positif ini terbangun, susunlah sebuah rencana untuk mencapai sasaran yang Anda harapkan.
  5. 5
    Tinjau ulang pemahaman Anda mengenai pengembangan diri. Kalau ada sesuatu yang ingin Anda perbaiki, Anda bukan menghilangkan atau menyembunyikan suatu kelemahan, melainkan mempelajari keterampilan baru.
    • Ketimbang mengatakan "Saya akan berhenti jadi orang yang begitu bawel", katakanlah "Saya akan belajar cara menjadi pendengar yang lebih baik."
    • Daripada mengatakan "Saya akan berhenti menjadi orang yang penuh prasangka terhadap orang lain", katakanlah "Saya akan mulai mencoba memahami berbagai perspektif dan gaya hidup yang berbeda dari yang saya jalani."
    • Alih-alih mengatakan "Saya akan menurunkan berat badan", katakanlah "Saya akan mencoba merawat tubuh saya lebih baik, lebih banyak olahraga, makan yang lebih baik, dan mengurangi stres."
  6. 6
    Kenalilah standar yang tidak realistis. Ada banyak gambar, kepercayaan, serta konsep, yang titik tolaknya tidak realistis bagi Anda maupun kebanyakan orang di dunia ini. Standar-standar ini menyusup ke dalam pikiran Anda melalui media, lewat organisasi seperti sekolah, atau dari teman dan keluarga. Apabila Anda merasa kurang puas dengan diri Anda, mungkin ada standar seperti ini yang harus Anda lawan. Misalnya:
    • Berpenampilan seperti supermodel . Hanya sedikit sekali orang yang dapat berpenampilan seperti artis, model, atau profesi lain yang sejenis. Kebanyakan orang tidak lahir tampan/cantik, kurus, atau mode tampilan apa pun yang sedang tren. Selain itu, mereka juga biasanya punya sekelompok seniman rias, desainer, dan seniman grafis yang membantu mereka menciptakan gambar yang Anda lihat. Anda tak berkekurangan hanya karena Anda tak tampak seperti mereka -- Anda normal, dan itu tidak apa-apa. Kalau Anda mengambil titik tolak yang tidak realistis, tentu saja Anda akan merasa tidak bahagia.
    • Menjadi murid paling sempurna. Pendidikan banyak berfokus pada matematika, sains, dan inteligensi umum. Tentu semua itu penting, tetapi tidak semua orang memiliki kekuatan yang sama. Bahkan orang-orang yang paling jenius sekalipun pernah gagal lulus ujian atau melupakan tenggat waktu. Memang adalah sebuah fakta yang menyedihkan bahwa sekolah tidak memberi nilai pada sifat penyayang Anda sebagai seorang teman, kemampuan artistik atau atletik Anda, keuletan Anda, atau jiwa petualang Anda yang kuat. Tidak menjadi murid yang sempurna itu bukan kekurangan! Mungkin saja kekuatan Anda terletak di bidang lain. Anda bisa menjadi orang dewasa yang sukses walaupun Anda bukan siswa yang jenius.
    • Pencapaian Anda "tidak sebanding" dengan anggota keluarga lainnya. Mungkin Anda merasa berkekurangan karena Anda tidak memiliki sifat yang dibangga-banggakan keluarga Anda. Bisa jadi, Anda hanya berbeda. Keluarga yang seimbang dan pengasih akan menerima fakta ini. Akan tetapi, mungkin Anda merasa sulit menjadi diri sendiri kalau Anda begitu berbeda dari anggota keluarga yang lain, misalnya dalam bidang-bidang berikut ini:
      • Kemampuan/minat atletik
      • Inteligensia
      • Kecenderungan politik
      • Kepercayaan
      • Minat meneruskan bisnis keluarga
      • Keterampilan seni
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mengusahakan Penerimaan Diri Berkesinambungan

PDF download Unduh PDF
  1. 1
    Ketahuilah perbedaan antara pengembangan dan penerimaan diri. Bukan berarti karena Anda menerima diri secara total (yang baik maupun yang buruk), Anda berhenti dan tidak berkomitmen pada pengembangan diri. Penerimaan diri hanya berarti Anda menerima diri sendiri, seluruh diri Anda. Anda mengakui bahwa diri Anda baik-baik saja, walaupun ada kekurangannya. [12] Anda menerima diri Anda sendiri di saat ini, diri Anda yang tak sempurna dan unik, tanpa syarat apa pun.
    • Kalau Anda terus berpikir, "Saya bisa menerima diri sendiri kalau saya sudah berhenti makan banyak dan berat saya turun", itu artinya Anda mensyaratkan sesuatu sebelum menerima diri sendiri. Syarat ini selalu dapat berubah. [13] Anda boleh mengejar pengembangan atau perbaikan diri, tetapi jangan jadikan hal itu sebagai sebuah syarat untuk penerimaan diri Anda.
  2. 2
    Ketahui berbagai cara mencari bantuan. Kadang-kadang perasaan rendah diri datang secara alami. Bicarakanlah dengan orang lain, mintalah dukungan dari mereka. Anda tak harus sendirian, dan Anda pantas diberi dukungan.
    • Misalnya, apabila Anda mengalami kesulitan di sekolah atau kantor, bicarakanlah dengan orang lain. Mereka dapat mendengar Anda dan membantu Anda memperbaiki situasinya.
    • Kalau Anda sering merasa negatif mengenai diri sendiri, kunjungilah seorang dokter untuk mengetahui apakah Anda mengidap gangguan kegelisahan, depresi, atau gangguan dismorfik tubuh. Semua ini dapat diobati. Langkah pertamanya adalah mengunjungi seorang dokter.
  3. 3
    Pandang diri Anda sendiri sebagai sebuah proyek yang belum selesai. Seiring jalannya waktu, dan seiring bertambahnya pengalaman, Anda akan semakin memahami makna pengembangan diri. Tentu, untuk menjadi dewasa dan bijak, Anda perlu waktu dan banyak sekali kegagalan. Ini bisa makan waktu bertahun-tahun. Bersabarlah. Anda akan terus kecewa kalau semua kekurangan harus selesai saat ini juga. Manusia belajar, bertumbuh, dan berkembang, dalam satu masa hidup. Misalnya:
    • Si anak remaja yang kurang ajar berkembang menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
    • Anak kelas 3 SD yang nilainya jelek berubah menjadi bintang kelas setelah mempelajari beberapa teknik belajar.
  4. 4
    Carilah kelompok dukungan. Terdapat banyak kelompok dukungan untuk berbagai kepentingan, dari belajar pidato hingga penyembuhan gangguan pola makan. Kalau ada sesuatu yang ingin Anda ubah, carilah kelompok dukungan di lingkungan Anda atau ruang-ruang diskusi yang positif di internet. Dengan kelompok ini, Anda akan belajar memahami dan menerima sifat-sifat Anda dan tidak merasa begitu sendirian.
    • Di Indonesia terdapat banyak kelompok dukungan untuk berbagai hal, seperti Yayasan Pulih (pemulihan trauma pemerkosaan), Orang dengan HIV/AIDS Berhak Sehat, dan seterusnya.
  5. 5
    Bergaullah dengan orang-orang positif. Habiskan waktu Anda dengan orang-orang yang membuat Anda merasa nyaman terhadap diri sendiri. Batasi kontak dengan orang-orang yang membuat Anda merasa down . Anda perlu menghabiskan waktu bersama orang-orang yang mendukung Anda dan membuat Anda bahagia.
    • Berinisiatiflah. Ajaklah teman Anda pergi main. Ajak mereka pergi jalan-jalan, mengobrol, atau rencanakanlah sesuatu dengan mereka.
  6. 6
    Maafkanlah diri Anda sendiri. Meskipun kita sangat ingin, kita memang tidak dapat mengubah masa lalu. Hindari mengingat-ingat kesalahan Anda di masa lalu, baik yang merupakan hasil dari keputusan maupun perilaku Anda. [14] Anda hanya dapat mengakui bahwa kesalahan itu terjadi dan belajar darinya.
    • Kalau Anda tak bisa berhenti memikirkan suatu kesalahan, katakanlah kepada diri Anda sendiri: "Saya melakukan keputusan terbaik berdasarkan informasi (atau kemampuan) yang saya miliki pada waktu itu)." [15] Kini, setelah Anda memaklumi kesalahan itu, Anda punya informasi baru yang dapat dijadikan pijakan untuk pembuatan keputusan di masa depan.
    Iklan

Tips

  • Ada "kekurangan" yang merupakan gejala suatu gangguan, seperti autisme, disleksia, atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Jika Anda punya banyak keunikan, mungkin ada baiknya Anda mencari tahu mengenai gangguan-gangguan tersebut dan berkonsultasi dengan seorang dokter. Dengan demikian, Anda akan lebih mengenal diri sendiri, mencari tahu jalan perkembangan diri yang lebih efektif, dan berhubungan dengan kelompok dukungan yang suportif.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 12.405 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan