Unduh PDF Unduh PDF

Merasa kesulitan untuk menjalin pertemanan dengan orang baru? Menerima kenyataan tersebut memang tidak mudah, tetapi berusahalah melakukannya untuk mengenali perspektif Anda dan/atau untuk mengubah diri Anda ke arah yang lebih baik! Selagi proses penerimaan berlangsung, Anda mungkin akan menyadari bahwa preferensi yang selama ini dimiliki sejatinya tidak merugikan, terutama karena Anda sudah merasa cukup puas dan bahagia dengan lingkungan pertemanan yang saat ini dimiliki. Dengan mengubah persepsi diri, niscaya Anda pun dapat lebih mudah untuk menerima diri apa adanya, merangkul kepribadian alami yang dimiliki, dan membangun kehidupan sosial yang dapat lebih Anda nikmati.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Merombak Persepsi Diri

Unduh PDF
  1. Terus-menerus mengkhawatirkan kehidupan sosial Anda tidak akan mengubah apa pun. Oleh karena itu, cobalah untuk lebih relaks. Bangun pemikiran yang lebih positif alih-alih terus-menerus menghukum diri dengan pemikiran yang negatif. Lagi pula, Anda dapat lebih mudah untuk membuka diri kepada orang baru jika telah memperlakukan diri sendiri dengan baik. [1]
    • Misalnya, berhentilah berkata, “Aku tidak bisa mengajak orang lain mengobrol. Alih-alih, gantikan pemikiran tersebut dengan, “ Nggak masalah kok , kalau terkadang aku merasa gugup di dekat orang yang baru aku kenal.”
  2. Faktanya, Anda tidak bisa menyenangkan seluruh pihak, dan mencoba melakukannya hanya akan membuat Anda kehilangan keunikan maupun keistimewaan yang membedakan Anda dengan orang lain. Oleh karena itu, jangan menyikapi penolakan orang lain untuk berteman dengan Anda secara personal karena sejatinya, penolakan tersebut hanya menunjukkan bahwa Anda berdua memang tidak cocok untuk satu sama lain. [2]
  3. Meski semua orang terlihat berbahagia dalam menjalani kehidupan sosialnya, cobalah mengamati mereka lebih dekat. Faktanya, apa yang terlihat di luar belum tentu sama dengan apa yang terjadi di dalam. Dengan kata lain, cukup banyak hubungan pertemanan yang tidak sebahagia dan/atau sesehat kelihatannya. Jika mampu menemukan ketidaksempurnaan dalam relasi orang lain, kemungkinan besar Anda tidak akan mengurung diri dalam standar sosial yang tidak masuk akal. [3]
    • Misalnya, beberapa hubungan pertemanan sepenuhnya didasarkan pada kenyamanan daripada kesamaan minat. Sementara itu, ada pula hubungan pertemanan yang didasarkan pada keinginan untuk meraih perhatian, popularitas, atau bahkan keuntungan finansial.
  4. Beberapa orang memiliki kepribadian ekstrover, yang artinya mereka menyerap energi dari interaksi dengan orang lain. Alhasil, mereka pun cenderung lebih mudah beradaptasi dengan sekitarnya dan lebih aktif dalam menginisiasi obrolan. Sementara itu, ada pula orang dengan kepribadian introver, yang artinya mereka lebih suka menyendiri karena memandang interaksi sosial sebagai aktivitas yang melelahkan, bahkan mungkin menyulitkan. Sayangnya, masyarakat modern memiliki kecenderungan untuk memuja perilaku yang ekstrover dan terbuka. Alhasil, Anda mungkin akan merasa “tidak ideal” jika memiliki kepribadian yang lebih introver. Jika merasa demikian, sadarilah bahwa Anda bukanlah satu-satunya pemilik kepribadian introver di dunia ini, dan kaum introver pun memiliki keistimewaan yang tidak boleh dipandang sebelah mata, lo ! [4]
    • Orang-orang dengan kepribadian introver cenderung lebih kreatif, menghargai relasi yang intens, dan suka berkontemplasi. Siapa bilang kaum introver tidak bisa terlihat bersosialisasi atau tidak memiliki kharisma dalam relasi sosial? Sejatinya, keduanya pun mereka tunjukkan dengan cara yang berbeda. Dengan kata lain, umumnya mereka lebih menyukai obrolan yang lebih intim dan tidak melibatkan terlalu banyak orang. Tidak ada yang salah dengan preferensi tersebut, bukan? [5]
    • Selalu ingat bahwa kepribadian adalah spektrum, dan sebagian besar orang justru terletak di antara area ekstrover dan introver. [6]
    • Cukup banyak orang yang terlihat ekstrover atau mudah berteman dengan orang baru sesungguhnya tidak terlahir dengan karakter demikian. Dengan kata lain, mereka telah menempuh berbagai proses latihan dan tempaan sosial untuk mencapai tahap tersebut. Jika benar-benar menginginkannya, Anda pun pasti bisa melakukannya!
  5. Apakah Anda sudah merasa bahagia dengan kondisi yang ada saat ini? Pikirkan jawabannya baik-baik sebelum membuat keputusan! Faktanya, cukup banyak orang yang lebih mementingkan kualitas pertemanan daripada jumlah teman yang dimiliki. Jika Anda pun demikian, tidak perlu mengubah apa pun, terlepas dari apa pun komentar orang lain. Namun, jika Anda benar-benar ingin berubah, silakan melakukannya, sejauh perubahan tersebut dilakukan untuk menyenangkan diri sendiri, bukan memuaskan orang lain. [7]
    • Sejatinya, sebagian besar orang yang introver atau pemalu justru merasa lebih nyaman dengan lingkaran pertemanan yang tidak terlalu besar. Toh tidak semua orang harus memiliki kepribadian yang ekstrover dan suka mengobrol, bukan?
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengelola Kepribadian

Unduh PDF
  1. Bangun kepercayaan diri dengan menuliskan seluruh kualitas diri yang Anda banggakan. Ke depannya, teruslah mengingat isi daftar tersebut kapan pun Anda merasa malu di sekitar orang lain atau mulai terdorong untuk mengkritik diri sendiri. [8]
    • Jika ingin memiliki lebih banyak teman, cobalah memikirkan kualitas positif Anda sebagai seorang teman. Misalnya, Anda mungkin adalah sosok yang sangat baik hati, mudah menerima orang lain dengan apa adanya, dan bisa dipercaya.
  2. Jujurlah kepada diri sendiri dan pikirkan berbagai kemungkinan yang melatarbelakangi situasi tersebut. Menganalisis kekurangan diri memang tidak mudah untuk dilakukan. Namun, percayalah bahwa setelah mengetahui jawabannya, niscaya Anda akan terbantu untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik dengan lebih mudah. [9]
    • Umumnya, seseorang kesulitan untuk menjalin pertemanan dengan orang baru karena memiliki rasa malu yang berlebihan, mengalami gangguan kecemasan sosial , terlalu sering mengeluh, dan/atau terbiasa menyimpan ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap orang lain.
    • Jika tidak mengetahui alasan di balik sulitnya Anda untuk menjalin pertemanan dengan orang lain, cobalah meminta pendapat dari orang terdekat yang tepercaya. Namun, pastikan Anda telah menyiapkan diri untuk mendengarkan jawabannya, ya!
  3. Alih-alih berusaha melenyapkan kelemahan Anda, mengapa tidak mencoba mencari cara untuk mengubahnya menjadi kekuatan yang menguntungkan? Percayalah, mengubah kelemahan menjadi kekuatan umumnya jauh lebih mudah daripada berusaha mengubah kepribadian Anda secara keseluruhan. [10]
    • Misalnya, jika selama ini Anda kurang pandai atau kurang aktif dalam berbicara, cobalah melatih kemampuan mendengarkan secara aktif. Dengan demikian, niscaya orang lain akan merasa lebih nyaman untuk membuka diri kepada Anda.
  4. Tingkatkan rasa aman dengan menyamankan diri ketika harus menghabiskan waktu sendirian. Caranya, manfaatkan kesendirian Anda untuk melakukan aktivitas apa pun yang selama ini selalu ingin Anda lakukan secara rutin. Jadikan pula momen kesendirian tersebut sebagai peluang untuk mengontemplasikan kekuatan, kelemahan, dan harapan-harapan yang Anda miliki. [11]
    • Setelah merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan kesendirian, niscaya Anda akan selalu merasa positif, terlepas dari jumlah teman yang dimiliki. Alhasil, Anda pun tidak akan tergoda untuk memasuki hubungan pertemanan yang kurang sehat hanya demi memiliki teman baru.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membangun Kehidupan Sosial yang Sehat

Unduh PDF
  1. Tersenyumlah setiap kali Anda harus keluar dari rumah, pun setiap kali rasa gugup mulai menyerang. Perlakukan pula orang lain dengan baik dan penuh empati! Misalnya, alih-alih terus-menerus mengeluh, cobalah memberikan komentar yang bernada lebih positif karena pada dasarnya, orang yang terlihat bahagia dan menguarkan aura positif adalah sosok yang lebih menyenangkan untuk diajak berinteraksi atau dikenal secara lebih mendalam. [12]
  2. Kerap merasa malu saat harus berinteraksi dengan orang baru? Mulailah mengubah diri dengan lebih sering keluar rumah untuk melakukan hal-hal yang menarik minat Anda. Percayalah, mencairkan ketegangan dengan orang baru akan jauh lebih mudah untuk dilakukan dalam situasi yang menarik minat Anda berdua. [13]
    • Misalnya, bergabunglah dengan komunitas yang mewadahi orang-orang dengan hobi serupa, jadilah sukarelawan untuk mengatasi isu yang menarik perhatian Anda, atau daftarkan diri untuk mengikuti kompetisi yang mampu mengembangkan kemampuan Anda.
  3. Kemungkinan besar, Anda telah memiliki jaringan pendukung yang sangat kuat! Misalnya, orang-orang terdekat seperti orang tua, guru, dan kerabat mungkin merupakan sistem pendukung yang selama ini telah memotivasi anda untuk terus bertumbuh dengan semakin kuat. Jika memiliki sistem pendukung semacam itu, jangan ragu untuk meluangkan lebih banyak waktu bagi mereka, pun untuk meminta pertolongan dan nasihat mereka ketika diperlukan. [14]
  4. Jangan terburu-buru berteman dengan sosok yang baru saja Anda kenal. Dengan kata lain, kenali seseorang secara bertahap dan pada saat yang bersamaan, investasikan lebih banyak waktu dan tenaga untuk orang-orang yang memang Anda pedulikan dan telah terbukti memperlakukan Anda dengan baik selama ini. Ingat, lebih baik memiliki satu orang teman dekat yang bisa dipercaya daripada terlibat dalam banyak hubungan pertemanan yang dangkal. [15]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.769 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan