Unduh PDF Unduh PDF

Melamar pasangan yang sudah sekian lama mendampingi hidup Anda, baik dalam momen yang menyenangkan maupun menyulitkan, mungkin akan menjadi salah satu momen paling membahagiakan sekaligus menegangkan dalam hidup Anda, terutama karena beban untuk menciptakan kenangan yang berkesan bagi pasangan tidak akan hilang hingga momen tersebut terlewatkan. Faktanya, pahamilah bahwa tidak ada cara yang paling sempurna untuk melamar pasangan. Meski demikian, ada beberapa kiat yang bisa Anda ikuti untuk menciptakan proses lamaran yang berkesan bagi pasangan, seperti dengan merancang konsep lamaran yang terasa personal bagi Anda berdua. Setelah itu, latih kata-kata yang akan Anda ucapkan, dan berusahalah menenangkan diri agar setiap proses yang perlu ditempuh bisa Anda nikmati!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Merancang Konsep Lamaran yang Terasa Personal

Unduh PDF
  1. Ingat, konsep lamaran Anda harus sejalan dengan preferensi pasangan! Oleh karena itu, alih-alih meniru konsep lamaran yang dilakukan oleh pasangan lain, cobalah menanyakan pertanyaan berikut: “Apakah dia akan menyukainya?” di sepanjang proses merancang konsep. [1]
    • Misalnya, jika tahu bahwa pasangan tidak suka menjadi pusat perhatian, jangan coba-coba melamarnya di layar stadion saat Anda berdua sedang menonton pertandingan sepak bola bersama. Di sisi lain, jika merasa pasangan justru akan menikmati seluruh perhatian tersebut dan tetap akan menerima lamaran Anda setelahnya, silakan melakukannya!
  2. Ingat, tradisi melamar sebelum menikah di setiap negara sejatinya berbeda. Itulah mengapa, metode ini wajib dilakukan, terutama jika pasangan berasal dari negara atau latar belakang budaya yang berbeda dengan Anda. Gali informasi sebanyak-banyaknya dan pastikan konsep lamaran Anda mampu menghargai budaya pasangan, serta memenuhi berbagai kaidah yang diterapkan oleh keluarganya. [2]
    • Misalnya, cincin lamaran atau pertunangan bukanlah simbol universal, pun berlutut dengan satu kaki selagi melamar.
    • Jika memungkinkan, mintalah nasihat terkait konsep lamaran yang paling tepat kepada keluarga pasangan. Meski keluarga pasangan tergolong berpikiran modern dan tidak menuntut Anda untuk meminta izin kepada mereka sebelum melamar pasangan, tetaplah menginformasikan keinginan tersebut. Percayalah, mereka pasti akan menghargainya.
  3. Jika tradisi adalah aspek yang penting dalam hidup pasangan, jangan ragu melibatkan aspek tersebut ketika merancang konsep lamaran. Misalnya, Anda mungkin harus terlebih dahulu meminta izin kepada orang tua pasangan, lalu mengajak pasangan bersantap di restoran yang mewah sebelum berlutut di hadapannya dan bertanya, “Maukah kamu menikah denganku?” [3]
    • Jika tidak yakin bahwa pasangan menginginkan konsep lamaran yang tradisional, cobalah mengamati tanggapannya terhadap proses lamaran orang-orang terdekatnya (atau bahkan selebritas). Kemudian, tanyakan kepadanya, “Lamaran mereka bagaimana menurutmu?”
  4. Tidak semua orang menginginkan lamaran bak kisah cinta di negeri dongeng yang sejalan dengan seluruh tradisi dalam budaya yang berlaku. Oleh karena itu, manfaatkan pemahaman yang Anda miliki untuk menyelami perspektif dan preferensi pasangan saat merancang konsep lamaran. Ingat, tujuan Anda adalah untuk menciptakan momen yang sempurna dan berkesan bagi pasangan! [4]
    • Misalnya, jika pasangan tidak mau mengenakan cincin berlian dengan pertimbangan moral atau ekonomi, silakan memilih desain cincin yang lebih sederhana untuk salah satu atau seluruh pihak. Jika ingin, Anda bahkan boleh mengabaikan penggunaan cincin, lho !
    • Sejauh konsep tersebut sejalan dengan preferensi pasangan, tidak ada yang salah dengan melamar pasangan menggunakan konsep yang paling sederhana sekalipun, seperti dalam bentuk diskusi intim terkait berbagai kelebihan dan kekurangan menikah sambil duduk bersama di kedai kopi. Jika ingin, Anda juga boleh menggabungkan konsep lamaran modern ini dengan perayaan yang lebih tradisional setelah Anda berdua sudah bersepakat untuk menikah.
    • Sebagian besar budaya masih menyepakati bahwa dalam hubungan heteroseksual, pihak yang harus mengajukan lamaran adalah pria. Namun, selalu ingat bahwa ini adalah hidup Anda berdua. Dengan kata lain, jangan ragu memilih konsep lamaran yang menurut Anda cocok untuk Anda dan pasangan, meski mungkin tidak sejalan dengan budaya setempat.
  5. Bagi banyak pasangan, cincin merupakan aspek yang sangat penting dalam setiap proses lamaran. Untuk memastikan Anda tidak memilih cincin yang salah, cobalah mengajak pasangan untuk mencari cincin bersama, meski perilaku ini tentu saja dapat merusak kejutan Anda jika tidak direncanakan dengan benar. [5]
    • Agar pasangan tidak curiga, cobalah mengamati preferensi perhiasan (terutama cincin) pasangan ketika Anda berdua sedang berjalan melewati toko perhiasan di mal, atau perhatikan desain cincin pertunangan orang-orang terdekat pasangan yang terus-menerus dia bahas.
    • Jika memiliki waktu dan kesempatan, cobalah menjiplak lingkaran terdalam cincin yang dimiliki oleh pasangan di atas secarik kertas. Kemudian, bawa hasilnya ke toko perhiasan agar petugas toko dapat mengestimasikan ukuran cincin pasangan.
  6. Jika ingin seluruh momen yang berlangsung terekam secara profesional, silakan menyewa fotografer/videografer, atau meminta bantuan orang-orang terdekat yang akrab dengan dunia fotografi, untuk mengabadikan seluruh prosesnya. Namun, sebaiknya lakukan ini hanya jika Anda yakin akan diterima oleh pasangan, ya! [6]
    • Jika benar-benar kesulitan untuk menemukan cara melamar yang tepat, cobalah menyewa perencana pernikahan untuk membantu merancang konsep lamaran Anda. Meski menggunakan cara ini, tetaplah memastikan bahwa konsep lamaran akan terasa personal bagi pasangan.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memilih Waktu dan Lokasi yang Tepat

Unduh PDF
  1. Jangan merancang konsep lamaran sampai Anda berdua benar-benar mampu membayangkan kemungkinan membangun masa depan berdua secara alami. Jika Anda berdua mampu membayangkan masa depan sebagai “rumah untuk berdua”, artinya ini merupakan fase yang tepat bagi Anda untuk melamarnya. Namun, jika masa depan Anda berdua masih diisi oleh “aku” dan “kamu”, sebaiknya tunggulah sampai hubungan Anda berdua lebih mapan untuk melakukannya. [7]
    • Ketika mendiskusikan berbagai keputusan hidup yang berdampak besar bagi masa depan Anda dengan pasangan, seperti membeli rumah, berganti pekerjaan, memelihara hewan, berpindah tempat tinggal, dsb., apakah Anda memperlakukan hasil diskusi sebagai keputusan bersama yang akan memengaruhi hidup Anda dan pasangan?
    • Misalnya, jika ingin menukar mobil lama dengan unit yang baru, apakah Anda tetap meminta pendapat pasangan sekalipun sepenuhnya sadar bahwa keputusan akhir tetap terletak di tangan Anda?
  2. Sekalipun banyak ahli percintaan berkata, “jangan takut mengambil kesempatan dan berharaplah pasangan akan berkata ‘iya’”, pahamilah bahwa Anda tidak akan merasa terlalu gugup dan dapat lebih menikmati seluruh prosesnya jika telah yakin dengan jawaban pasangan. Oleh karena itu, lamar pasangan ketika Anda yakin bahwa dia akan berkata “iya” karena memang benar-benar ingin menikahi Anda, bukan karena merasa terkejut atau segan untuk memberikan penolakan. [8]
    • Misalnya, jangan bertanya, “Eh, kalau aku mengajak kamu menikah, kira-kira kamu mau nggak , ya?” Alih-alih, nilai status hubungan Anda sebaik-baiknya untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk melamar pasangan.
    • Proses melamar atau meminang pasangan seharusnya merupakan titik kulminasi yang terjadi secara organik dalam setiap hubungan romantis, sekaligus langkah pertama untuk mengawali fase hidup yang baru bagi seluruh pihak di dalamnya.
  3. Ingat, prioritas utama Anda adalah untuk menjadikan pasangan sebagai teman hidup Anda, bukan untuk menciptakan lamaran terbaik sepanjang masa. Oleh karena itu, jika hasrat untuk mewujudkan konsep lamaran yang istimewa lebih membuat Anda bersemangat daripada tujuan melamar itu sendiri, cobalah mempertimbangkan kembali kesiapan Anda untuk mengambil langkah besar ini. [9]
    • Pikirkan ini: setiap lamaran yang diakhiri dengan kata “iya” akan menjadi kisah yang istimewa untuk diceritakan. Sementara itu, seistimewa apa pun proses melamar Anda, tidak akan ada kisah yang menarik untuk diceritakan jika pasangan menolaknya, bukan?
  4. Tidak yakin lamaran Anda diterima jika diajukan secara privat? Jangan coba-coba meningkatkan persentase diterima dengan mengajukan lamaran di tempat umum, dan dikelilingi oleh banyak orang. Dalam situasi semacam itu, kemungkinan besar pasangan akan terdesak untuk berkata “iya”, terlepas dari keraguan yang mungkin masih dimilikinya. Percayalah, penerimaan yang dipaksakan tidak akan berujung pada pernikahan (jika Anda berdua berhasil tiba di jenjang tersebut) yang sukses. [10]
    • Melamar pasangan di depan umum sejatinya boleh dilakukan, sejauh Anda tahu pasangan akan menikmatinya dan dia tetap akan berkata “iya” sekalipun dilamar secara privat.
  5. Misalnya, lamar dia di lokasi pertemuan atau kencan pertama anda berdua. Jika ingin, Anda juga bisa melamarnya di lokasi yang menurutnya romantis atau ingin dia kunjungi, seperti di puncak Menara Eiffel, mungkin? Manfaatkan pengetahuan yang Anda miliki tentang pasangan untuk memilih lokasi yang bermakna untuknya. [11]
    • Ingat, tidak semua orang menyukai lokasi yang eksotis atau restoran yang mewah. Jika pasangan lebih suka dilamar di lokasi yang privat, seperti di dalam apartemennya, lakukan itu! Percayalah, momen tersebut akan tetap berkesan bagi pasangan.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Melamar Pasangan dengan Yakin dan Percaya Diri

Unduh PDF
  1. Seberapa pun yakinnya Anda dengan jawaban yang akan diberikan oleh pasangan, rasa gugup tetap tidak bisa semudah itu diusir. Itulah mengapa, Anda perlu beberapa kali meluangkan waktu untuk melatih kata-kata yang akan diucapkan di depan kaca agar pinangan Anda terdengar natural ketika harinya tiba. [12]
    • Dalam banyak kasus, lamaran yang berkualitas adalah yang tidak terlalu panjang. Oleh karena itu, pastikan Anda hanya menyiapkan 2-4 kalimat singkat, yang ditutup dengan pertanyaan klasik, “Maukah kamu menikah denganku?”.
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Ani, dua tahun terakhir adalah momen-momen yang paling membahagiakan dalam hidupku karena ada kamu di sana. Itulah mengapa, aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan berusaha sekuat tenaga untuk membuat kamu bahagia. Maukah kamu menikah denganku?”
    • Kalimat lain yang juga bisa kamu ucapkan: “Ketika mengingat masa-masa sebelum kamu mampir ke hidupku, entah mengapa aku merasa seperti sedang memasuki ingatan orang lain. Ani, aku merasa kamu bisa membuatku berubah menjadi orang yang jauh lebih baik, dan aku nggak mau membayangkan masa depanku tanpa ada kamu di sana. Aku sayang kamu, maukah kamu menikah denganku?”
  2. Namun, pahamilah bahwa cara ini belum tentu berhasil untuk semua orang, terutama jika pasangan lebih suka menyaksikan proses lamaran yang dilakukan secara langsung, sekalipun hasilnya tidak sempurna, alih-alih melalui rekaman video. Meski demikian, jika Anda khawatir tidak bisa mengutarakan kata-kata yang telah disusun dengan benar, dan/atau jika merasa pasangan tidak keberatan dilamar melalui video, silakan merekam video yang tentu saja berkualitas baik untuk ditayangkan selagi proses lamaran berlangsung. [13]
    • Setelah makan malam, misalnya, Anda bisa mengajak pasangan menonton film bersama di rumah. Alih-alih menayangkan film favoritnya, putar video lamaran Anda, lalu berlututlah di hadapannya sambil memegang kotak cincin selagi video tersebut diputar.
  3. Terapkan berbagai teknik untuk menenangkan diri dan meredakan rasa gugup Anda sebelum melamar pasangan. Perlahan, tarik napas dalam-dalam untuk meredakan rasa gugup yang menyerang sesaat sebelum Anda melamar pasangan. Selain itu, cobalah meluangkan waktu untuk melakukan berbagai aktivitas yang menenangkan sebelum bertemu dengan pasangan. Beberapa opsi yang layak untuk dicoba adalah:
  4. Terlepas dari beragam momen lamaran yang bertaburan di media sosial dan terkesan “sempurna”, selalu ingat bahwa proses lamaran Anda tidak harus bebas dari kecacatan! Alih-alih, berfokuslah kepada satu tujuan yang utama, yaitu untuk menunjukkan rasa sayang Anda, dan hidup berdampingan selamanya, dengan pasangan, serta untuk membuat pasangan menerima lamaran Anda!
    • Alih-alih berfokus untuk mengingat-ingat setiap detail lamaran yang telah Anda siapkan, tarik napas dalam-dalam dan tatap mata pasangan. Kemudian, ungkapkan isi hati Anda dengan sejujur-jujurnya, dan dengarkan tanggapannya baik-baik. Tenggelamkan diri Anda dalam momen yang hanya akan berlangsung satu kali seumur hidup tersebut!
    Iklan

Peringatan

  • Jangan melamar pasangan dalam keadaan mabuk! Ingat, proses lamaran tersebut harus bisa menjadi momen yang sampai selamanya akan dikenang oleh Anda dan pasangan.
  • Jangan melamar pasangan jika Anda belum benar-benar siap untuk menikah. Hati-hati, hubungan yang dipaksakan atau diburu-buru berisiko lebih tinggi untuk gagal, dan tidak mempertimbangkan risiko tersebut adalah bentuk penghinaan terbesar untuk pasangan!
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 12.249 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan