Unduh PDF
Unduh PDF
Asma adalah penyakit kronis paling umum yang menyerang anak-anak usia sekolah. Tercatat sekitar 7 juta anak di Amerika terserang penyakit ini. [1] X Teliti sumber Summary Health Statistics for U.S. Children: National Health Interview Survey, 2012, table 1 Asma adalah suatu kondisi yang mana inflamasi menyebabkan saluran pernapasan menyempit sehingga menyulitkan pernapasan Selain itu, penderita juga mengalami “serangan” secara periodik yang menandakan gejalanya memburuk. Asma harus dirawat secepatnya karena dapat berlanjut menjadi penyakit yang lebih serius dan bahkan kematian. Oleh karenanya, orang tua harus mengenali serangan asma yang terjadi pada anak sesegera dan seakurat mungkin.
Langkah
-
Perhatikan keluhan anak terkait kesulitan bernapas. Anak yang agak dewasa atau pernah mengalami serangan asma mungkin dapat merasakan serangan yang akan datang. Jika anak memberi tahu langsung bahwa dia “tidak bisa bernapas” atau mengalami kesulitan bernapas, segera tindak lanjuti! Selama fase serangan asma yang ringan, anak mungkin akan mengalami bengek, walaupun pada fase yang lebih parah bengek belum tentu akan muncul.
-
Tanggapi keluhan sakit dada anak dengan serius. Anak yang mengalami serangan asma mungkin akan merasakan sakit atau sesak di dada. Sakit dada umum terjadi selama serangan asma karena udara terperangkap pada saluran pernapasan yang menyempit sehingga tekanan dalam dada menjadi meningkat. Anda juga mungkin akan menyadari pengurangan suara napas akibat terhalangnya saluran pernapasan.
-
Ketahui batasan anak Anda. Anak kecil atau belum pernah menderita serangan asma mungkin kesulitan mendeskripsikan atau melaporkan napas yang memendek atau sakit dada. Alih-alih, anak mungkin panik dan menggambarkannnya secara rancu, misalnya “aku merasa tidak enak” atau “sakit”. Perhatikan anak penderita asma secara saksama untuk mencari petunjuk datangnya serangan asma, misalnya napas yang pendek atau bengek. Jangan berasumsi bahwa jika anak tidak melaporkan sesak napas atau sakit dadanya, berarti anak tidak terkena serangan asma.
-
Periksa tingkat pernapasan anak. Bayi dan anak kecil (anak berusia sampai umur 6 tahun) memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi. Oleh karenanya, tingkat pernapasannya juga semakin tinggi. Anak-anak pada usia ini belum bisa melaporkan gejala-gejala serangan asma dengan baik, maka perhatikanlah napas anak secara saksama. Adanya ketidakwajaran saat bernapas membutuhkan perhatian lebih lanjut dari orangtua. Rata-rata pernapasan anak sangat bervariasi, tetapi petunjuk umumnya adalah sebagai berikut: [2] X Teliti sumber
- Bayi (dari lahir – 1 tahun) 30–60 napas/menit
- Batita (1–3 tahun) 24–40 napas/menit
- Anak TK (3-6 tahun) 22–34 napas/menit
-
Waspadai pemicu serangan asma dari alam. Sebagian besar anak mulai menunjukkan gejala reaksi terhadap pemicu serangan asma ( asthma trigger ) pada usia 5 tahun. [3] X Teliti sumber Pemicu serangan asma adalah semua hal yang menyebabkan gejala asma meningkat. [4] X Sumber Tepercaya American Lung Association Kunjungi sumber Pemicu pada setiap anak bervariasi, maka waspadalah terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan serangan asma pada anak, terutama jika Anda curiga serangan akan datang dalam waktu dekat. Beberapa pemicu (misalnya debu atau bulu hewan peliharaan) dapat dibersihkan, tetapi hal-hal lain (seperti polusi udara) hanya bisa diawasi sebaik mungkin. Pemicu asma pada umumnya adalah hal-hal berikut: [5] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Bulu hewan peliharaan: gunakan penyedot debu atau pel dengan kain basah untuk membersihkan bulu-bulu rontok secara teratur.
- Debu rumah: gunakan matras dan sarung bantal untuk melindungi anak dari debu. Cucilah seprai secara teratur dan jangan taruh boneka di kamar anak Anda. Selain itu, hindari bantal atau guling yang berisi bulu.
- Kecoak: kecoak dan kotorannya adalah pemicu umum serangan asma. Untuk mengusir kecoak dari dalam rumah, jangan tinggalkan makanan dan minuman terbuka begitu saja. Sapukan semua remah dan partikel makanan dengan segera, dan bersihkan rumah secara teratur. Berkonsultasilah dengan pengusir hama profesional.
- Lumut: lumut tumbuh karena adanya kelembapan, maka gunakan higrometer untuk memeriksa kelembapan lingkungan rumah Anda. Gunakanlah alat pengatur kelembapan ruangan untuk mencegah datangnya lumut di rumah.
- Asap: semua jenis asap dapat memicu serangan asma. Walaupun Anda pergi ke luar untuk merokok, sisa-sisa asap di pakaian dan rambut masih membahayakan anak Anda.
- Makanan tertentu: telur, susu, kacang, olahan kedelai, gandum, ikan, kerang, salad , dan buah segar dikenal sebagai pemicu asma bagi anak yang alergi terhadap makanan tersebut. [6] X Teliti sumber
- Polusi udara dan perubahan cuaca yang ekstrim.
-
Awasi tingkah laku anak. Mungkin, hanya menghindari pemicu serangan saja tidak cukup. Ketika anak merasa sangat emosional, misalnya sedih, gembira, takut, dan sebagainya, mereka rentan terhadap serangan asma. Selain itu, olahraga berlebihan juga dapat membuat anak kekuarangan udara dan menarik napas dalam-dalam sehingga memicu datangnya serangan asma.
-
Rawatlah infeksi pernapasan anak dengan baik. Infeksi bakteri atau virus pada sistem pernapasan atas dan bawah dapat memicu serangan asma. Pastikan anak dievaluasi oleh dokter anak jika menunjukkan gejala infeksi pernapasan. Dokter mungkin akan memberikan obat untuk mengendalikan gejala infeksi supaya reda dengan cepat.
- Waspadalah terhadap antibiotik yang digunakan untuk mengobati infkesi bakteri. Infeksi virus pada sistem pernapasan mungkin memerlukan pendekatan dari perspektif manajemen alih-alih perawatan.
Iklan
-
Perhatikan apakah anak bernapas dengan cepat. Tingkat pernapasan normal orang dewasa adalah tidak lebih dari 20 napas per menit. Tergantung usianya, anak-anak dapat memiliki tingkat respirasi istirahat yang lebih cepat. Sebaiknya waspadai semua gejala umum dari napas cepat yang tidak wajar. [7] X Teliti sumber
- Anak-anak berusia 6-12 tahun biasanya memiliki 18-30 napas per menit.
- Anak-anak 12-18 tahun biasanya memiliki 12-20 napas per menit.
-
Lihatlah apakah anak kesulitan bernapas. Anak yang bernapas secara normal utamanya menggunakan diafragma untuk bernapas. Anak yang mengalami serangan asma, mungkin menggunakan otot-otot lain untuk mengambil udara. Carilah tanda-tanda di otot leher, dada, dan perut anak yang bekerja lebih keras dari biasanya.
- Anak yang sulit bernapas mungkin akan membungkuk, dengan kedua lengan menggenggam lutut atau tepi meja. [8] X Teliti sumber Jika Anda mengenali postur ini, mungkin anak sedang mengalami serangan asma.
-
Dengarkan bengek anak. Anak yang mengalami serangan asma sering kali membuat suara siulan pelan dan bergetar saat bernapas. Hal ini dikarenakan udara dipaksakan melalui saluran napas yang menyempit saat mengembuskan napas. [9] X Teliti sumber
- Anda mungkin dapat mendengar bengek ketika anak menarik dan mengembuskan napas. Perlu diingat, pada serangan asma ringan atau permulaan serangan asma parah, bengek hanya terdengar saat napas diembuskan.
-
Perhatikan apakah anak batuk-batuk. Asma adalah penyebab utama batuk kronis pada anak-anak. Batuk-batuk menyebabkan tekanan di dalam saluran pernapasan meningkat. Oleh karenanya, saluran pernapasan dipaksa terbuka dan udara dapat mengalir untuk sementara. Jadi, walaupun membantu pernapasan anak, batuk merupakan pertanda masalah yang lebih serius. Anak-anak mungkin juga batuk ketika tubuhnya mencoba menangkal pemicu serangan asma dari lingkungan. [10] X Teliti sumber
- Batuk juga bisa menjadi pertanda infeksi pernapasan, yang akan memicu serangan asma.
- Batuk-batuk yang terus-menerus di malam hari adalah gejala umum asma persisten ringan atau menengah pada anak-anak. Namun, jika anak batuk berulang-ulang dalam waktu lama, mungkin serangan asma sedang terjadi.
-
Carilah retraksi ( retraction ). Retraksi adalah “penarikan” yang kasatmata di antara dan persis di bawah tulang-tulang rusuk atau tulang selangka ketika anak sedang bernapas. Hal ini terjadi karena otot bekerja keras menarik udara, tetapi udara tidak dapat masuk dengan cepat karena salurannya terhalang.
- Jika retraksi antara tulang rusuk tampaknya cukup ringan, bawalah anak ke dokter sesegera mungkin. Jika retraksi tampak sedang atau parah, hubungi pertolongan darurat. [11] X Teliti sumber
-
Periksa lubang hidung yang melebar. Ketika anak berusaha keras untuk bernapas, bisa diperhatikan lubang hidungnya akan melebar. Pertanda ini sangat berguna saat mencari gejala serangan asma pada bayi dan anak yang masih sangat kecil. Anak pada usia tersebut tidak akan bisa memberi tahu gejala atau membungkuk seperti anak-anak lain yang usianya lebih tua.
-
Awasi “dada diam” ( silent chest ) pada anak. Jika anak tampaknya menderita tetapi Anda tidak mendengar bengek, anak mungkin mengalami “dada diam.” Hal ini terjadi pada beberapa kasus, ketika saluran udara sangat terhambat sehingga tidak cukup udara untuk menghasilkan bengek. “Dada diam” harus segera diberikan pertolongan medis darurat. [12] X Teliti sumber Anak mungkin sangat lelah dari semua usahanya untuk bernapas sehingga tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida maupun menghirup oksigen.
- Gejala lain yang menunjukkan anak tidak memperoleh cukup oksigen dan perlu diberikan pertolongan darurat adalah anak tidak bisa mengucapkan satu kalimat penuh.
-
Gunakan alat Peak Flow Meter untuk menentukan keparahan serangan asma. Alat ini sederhana dan digunakan untuk mengukur “tingkat aliran ekspirasi puncak” ( peak expiratory flow rate atau PEFR). Ukurlah secara harian untuk mengetahui PEFR normal anak Anda. Hasil pengukuran yang tidak wajar menandakan gejala awal dan menolong Anda memprediksi serangan asma. Rentang normal PEFR tergantung pada usia dan tinggi badan anak. Konsultasikanlah dengan dokter perihal angka pada “zona” dan tindakan apa yang harus diambil jika anak berada pada zona kuning atau merah. Namun, peraturan umumnya: [13] X Sumber Tepercaya National Heart, Lung, and Blood Institute Kunjungi sumber
- 80-100% dari angka PEFR terbaik anak menempatkannya dalam “zona hijau” (risiko serangan asma kecil)
- 50-80% dari angka PEFR terbaik anak menempatkannya dalam “zona kuning” (risiko serangan asma sedang, teruskan pengawasan dan berikan obat yang diresepkan dokter untuk zona ini)
- Angka PEFR yang kurang dari 50% dari angka PEFR terbaik anak menempatkannya dalam “zona merah” yang berarti risiko serangan asma sangat tinggi. Berikan anak obat untuk pertolongan darurat dan segera cari pertolongan medis.
Iklan
-
Periksa penampilan anak secara keseluruhan. Anak yang menderita serangan asma sering kali terlihat jelas sedang mengalami kesulitan bernapas. Percayakan insting Anda jika merasa anak kesulitan bernapas atau ada “suatu masalah” pada anak. Berikan inhaler atau obat darurat lain yang diresepkan dokter lalu cari pertolongan medis secepatnya.
-
Periksa kulit yang pucat dan lembap. Ketika anak menderita serangan asma, tubuhnya bekerja keras hanya untuk bernapas. Sebagai akibatnya, kulit anak tampak berkeringat atau lembap. Namun, kulit akan tampak putih atau pucat selama serangan asma, alih-alih berwarna merah muda seperti orang yang baru selesai berolahraga. Darah berwarna merah hanya jika terpapar oleh oksigen, maka jika anak tidak mendapatkan cukup oksigen, warna merah muda dari aliran darah tidak akan terlihat. [14] X Teliti sumber
-
Waspadai kulit bersemburat biru. Jika Anda menyadari semburat biru pada kulit anak, atau jika bibir dan kuku anak menjadi biru, anak menderita serangan asma serius. Anak sangat kekurangan oksigen dan membutuhkan pertologan medis darurat sesegera mungkin. [15] X Teliti sumberIklan
-
Berikan obat asma. Jika anak sudah pernah mengalami serangan asma, seharusnya anak sudah diresepkan obat asma, mungkin dalam bentuk inhaler. Berikanlah obat dengan segera saat anak mengalami serangan asma. Walaupun sederhana, jika inhaler cara penggunaannya salah, efektivitasnya akan berkurang. Berikut adalah cara menggunakan inhaler yang benar:
- Buka tutupnya dan kocok dengan kuat.
- Lakukan tes jika diperlukan. Jika inhaler masih baru atau sudah lama tidak digunakan, lepaskan sedikit obat ke udara sebelum digunakan.
- Suruh anak mengembuskan seluruh napas, lalu tarik napas sedalamnya saat Anda memberikan satu semprotan obat.
- Minta anak untuk terus menghirup udara secara perlahan dan sedalam yang anak bisa selama 10 detik.
- Selalu gunakan spacer atau chamber yang menolong obat masuk ke dalam paru-paru alih-alih ke belakang tenggorokan saat digunakan. Tanyakan cara penggunaan inhaler yang benar kepada dokter.
-
Periksa label inhaler sebelum memberikan dosis obat kedua. Label di kemasan obat akan memberi tahu waktu yang dibutuhkan untuk menunggu sebelum pemberian dosis kedua. Jika Anda mengunakan β2- agonist misalnya albuterol , tungglah selama satu menit penuh sebelum memberikan dosis obat kedua.
-
Lihatlah apakah obat bekerja dengan baik. Hasil pengobatan seharusnya muncul satu menit setelah penggunaan inhaler . Jika tidak ada perbedaan muncul, berikan obat kembali kepada anak. Gunakan dosis yang dicantumkan pada label kemasan obat atau ikuti petunjuk dokter Anda (mungkin, dokter akan menyarankan obat diberikan kembali dengan segera). Jika gejala serangan tidak kunjung membaik, segera cari pertolongan medis.
-
Hubungi dokter jika gejala ringan terjadi terus menerus. Gejala ringan dapat berupa batuk-batuk, bengek, atau agak sulit bernapas. [16] X Teliti sumber Stead, L., & Kaufman, M. (2011). Respiratory Disease. In First aid for the pediatrics clerkship(3rd ed., p. 174). New York: McGraw-Hill Medical. Hubungi dokter anak jika serangannya ringan, tetapi gejala tidak kunjung sembuh oleh obat. Dokter mungkin akan merawat anak di kliniknya dan memberikan beberapa instruksi spesifik kepada Anda.
-
Segera pergi ke UGD jika gejala parah terjadi terus menerus. “Dada diam” atau bibir dan kuku membiru mengindikasikan anak tidak memperoleh cukup oksigen. Anak yang memiliki gejala ini harus dirawat segera untuk mencegah kerusakan otak atau kematian. [17] X Teliti sumber
- Jika Anda memiliki obat asma untuk anak, berikanlah selama perjalanan menuju UGD. Namun, jangan tunda membawa anak ke ruang UGD.
- Pertolongan darurat yang terlambat selama serangan asma parah akan menyebabkan kerusakan otak permanen dan bahkan kematian.
- Segera hubungi ambulans jika ada warna biru pada tubuh anak dan tidak kunjung membaik walau sudah diberi obat atau warna biru sudah menyebar melebihi kuku dan bibir saja.
- Hubungi ambulans jika anak hilang kesadaran atau sulit bangun.
-
Hubungi ambulans jika serangan asma dipicu oleh reaksi alergi. Jika asma pada anak dipicu oleh alergi makanan, sengatan serangga, atau obat, hubungi ambulans dengan segera. Jenis reaksi ini berkembang dengan sangat cepat dan dapat menutup saluran pernapasan anak.
-
Ketahuilah hal-hal yang akan dihadapi di ruang Unit Gawat Darurat. Dokter akan mengenali gejala dan pertanda asma. Saat anak tiba di UGD, staf medis akan memberikan oksigen jika dibutuhkan dan mungkin pula memberikan obat tambahan. Jika serangan asma cuku parah, anak mungkin akan diberikan corticosteroid melalui IV. Sebagian besar pasien akan membaik di bawah pengawasan ahli, dan Anda dapat emmbawanya pulang dalam waktu dekat. Tetapi, jika kondisi anak tidak membaik dalam beberapa jam, sebaiknya anak dirawat inap.
- Dokter mungkin akan melakukan rontgen pada dada, menggunakan oksimetripulsa, atau mengambil darah anak.
Iklan
Tips
- Waspadalah terhadap kondisi yang dapat memicu dan memperparah asma. Di antaranya, paparan dengan alergen, aktivitas fisik yang berlebihan, asap rokok pasif, infeksipernapasan, dan emosi yang kuat.
Iklan
Peringatan
- Serangan asma dapat menjadi berbahaya dan berpotensi menghilangkan nyawa. Selalu cari bantuan medis jika anak mengalami gejala parah, termasuk sulit bernapas, warna kebiruan, denyut nadi meningkat, banyak berkeringat, atau kebingungan atau kegelisahan yang serius dan tiba-tiba.
Iklan
Referensi
- ↑ Summary Health Statistics for U.S. Children: National Health Interview Survey, 2012, table 1
- ↑ http://www.webmd.com/children/normal-breathing-rates-for-children
- ↑ http://www.webmd.com/asthma/guide/children-asthma
- ↑ http://www.lung.org/lung-disease/asthma/taking-control-of-asthma/reduce-asthma-triggers.html
- ↑ http://www.cdc.gov/asthma/triggers.html
- ↑ http://www.webmd.com/asthma/guide/food-allergies-and-asthma
- ↑ https://www.health.ny.gov/professionals/ems/pdf/assmttools.pdf
- ↑ http://www.ssmedcenter.com/health_resources/asthma_warning.cfm
- ↑ http://www.uptodate.com/contents/asthma-symptoms-and-diagnosis-in-children-beyond-the-basics
- ↑ http://www.healthline.com/health/asthma-asthma-cough
- ↑ http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003322.htm
- ↑ http://emedicine.medscape.com/article/2129484-clinical
- ↑ http://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/public/lung/asthma_tipsheets.pdf
- ↑ Skin discoloration - bluish: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved April 20, 2015, from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003215.htm
- ↑ Skin discoloration - bluish: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved April 20, 2015, from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003215.htm
- ↑ Stead, L., & Kaufman, M. (2011). Respiratory Disease. In First aid for the pediatrics clerkship(3rd ed., p. 174). New York: McGraw-Hill Medical.
- ↑ http://www.uichildrens.org/childrens-content.aspx?id=228741#damage
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 2.127 kali.
Iklan