Unduh PDF Unduh PDF

Apakah kamu merasa orang-orang melihatmu dengan tatapan aneh? Apakah sahabatmu tidak lagi sering mengajakmu beraktivitas seperti sebelumnya? Kamu mungkin bertanya-tanya apakah orang lain menganggapmu sebagai sosok yang menyebalkan. Untuk mencari tahu hal ini, mulailah dengan melihat perilakumu secara objektif. Kamu juga bisa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan orang lain. Jangan khawatir jika kamu perlu berubah. Ada beberapa cara untuk melakukannya!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengamati Perilaku

Unduh PDF
  1. 1
    Pikirkan apakah kamu sering melemparkan tugasmu kepada orang lain. Awali dengan mengamati caramu berinteraksi dengan orang lain. Perhatikan kebiasaanmu dan amati apakah kamu cenderung sering melemparkan tanggung jawabmu kepada seseorang. Jika ya, ada kemungkinan orang lain merasa kesal dengan kebiasaanmu. [1]
    • Pikirkan apakah kamu sering meminta rekan kerjamu membantu mengerjakan tugasmu. Jika ya, ada kemungkinan mereka merasa kesal dengan sikapmu.
    • Mungkin kamu sadar bahwa kamu sering menghindari beban kerja atau tanggung jawabmu saat mengerjakan proyek kelompok di sekolah. Teman-temanmu mungkin jengah dengan sikap ini.
    • Mungkin tugasmu di rumah adalah membuang sampah. Jika kamu selalu menyuruh saudaramu untuk melakukannya, tentunya ia akan merasa kesal.
  2. 2
    Amati seberapa nyaring kebisingan yang kamu buat. Mungkin kamu tidak pernah memikirkan apakah selama ini kamu sering berisik atau tidak. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk memperhatikan kebiasaanmu. Sepanjang hari, catat atau perhatikan situasi yang memungkinkanmu untuk mengganggu orang lain dengan kebisingan. Luangkan waktu selama seminggu untuk mencatat momen-momen saat orang lain terganggu dengan kebisinganmu. Beberapa contoh kebisingan yang menyebalkan antara lain: [2]
    • Mengganggu tetangga dengan memutar musik terlalu kencang.
    • Berbicara saat film diputar di bioskop atau saat kamu menonton tayangan di Netflix bersama teman.
    • Memotong ucapan orang lain dalam situasi sosial.
    • Mengatakan sesuatu saat orang lain masih berbicara dalam rapat atau kelas.
    • Mengobrol dengan seseorang dengan suara nyaring melalui ponsel di tempat umum.
  3. 3
    Pertimbangkan apakah tubuhmu berbau menyengat. Bau dapat menjadi hal yang sangat menyebalkan bagi sebagian besar, baik aroma yang harum maupun bau tak sedap. Bau-bauan ini antara lain bau badan, bau napas, dan aroma parfum atau kolonye yang menyengat.
    • Apakah kamu menggunakan terlalu banyak parfum, kolonye, produk semprotan tubuh, atau losion tubuh?
    • Apakah kamu sering mengonsumsi makanan berbau menyengat?
    • Apakah kamu rajin mandi?
    • Apakah kamu menggunakan deodoran dan/atau produk perawatan tubuh lainnya?
    • Apakah kamu rajin berganti pakaian setiap hari?
    • Apakah kamu mencuci pakaianmu sebelum mengenakannya kembali?
    • Apakah hewan peliharaanmu sempat mengotori pakaianmu (dengan kotorannya) sebelum kamu mengenakannya?
  4. 4
    Perhatikan seberapa sering kamu berpikir atau bersikap negatif. Jika kamu sering mengatakan hal-hal negatif, orang-orang lain di sekitarmu akan mulai terganggu. Kamu mungkin tidak menyadari sikapmu sehingga berusahalah memperhatikan caramu berbicara.
    • Keluhan terkadang membantumu menghadapi perasaan yang ada, tetapi pastikan kamu tidak sering mengeluh. Jika kamu sering mengeluh, orang-orang tidak akan senang mengobrol denganmu.
    • Kamu akan terkesan menyebalkan jika sering mengatakan hal-hal seperti “Ya, tetapi...” Sebagai contoh, jika rekan kerjamu memberikan saran dan kamu menjawabnya dengan, “Ya, tetapi klien sepertinya tidak akan suka,” tanggapanmu akan membuatnya merasa saran atau idenya tidak dihargai.
    • Sikapmu juga dipandang negatif jika tidak bisa menerima pujian. Ketika seseorang memujimu, jangan katakan, misalnya, “Terima kasih pujianmu untuk masakanku, tapi sebenarnya ayamnya terlalu kering dan sausnya hambar!"
  5. 5
    Perhatikan caramu berbicara. Caramu berbicara dan apa yang kamu katakan dapat membuat orang lain di sekitarmu merasa kesal. Jika kamu berbicara terlalu cepat atau membahas topik-topik yang tidak senonoh, orang-orang akan merasa dongkol. Selain itu, terlalu sering menggunakan slang, bahasa yang kasar, atau kata-kata kotor akan membuat orang lain terganggu. Perhatikan perilaku-perilaku menyebalkan seperti ini: [3]
    • Terlalu sering menggunakan kata tertentu secara tidak tepat (mis. kata “ kayak ” dalam kalimat seperti “Itu tuh , ya, kayak apa ya? Kayak gitu deh!”).
    • Menggunakan bahasa SMS.
    • Mengakhiri pernyataan dengan cara tertentu sehingga terdengar seperti pertanyaan.
    • Menggunakan pronomina yang kurang tepat (mis. “ lo ”, dan bukan “kamu” atau “Anda”).
    • Terlalu sering mengoreksi orang lain.
    • Terlalu sering menggunakan frasa-frasa tertentu (mis. “Ya gitu deh!” atau “ Wew banget! ”).
    • Selalu berbicara mengenai diri sendiri.
    • Memberikan saran yang tidak diinginkan.
    • Berbicara dalam kalimat yang terlalu panjang tanpa jeda.
  6. 6
    Perhatikan sikapmu. Jika kamu sering melupakan sikap atau tata krama, ada kemungkinan orang-orang merasa kesal denganmu. Kamu memang tidak perlu bersikap sopan secara berlebihan, tetapi berusahalah untuk memahami dan menunjukkan sopan santun atau tata krama yang baik. Awali dengan selalu ingat untuk mengucapkan “tolong” dan “terima kasih”.
    • Bicaralah dengan volume suara yang tepat, bahkan saat kamu merasa kesal. Jangan naikkan volume suaramu saat sedang berdebat dengan orang lain.
    • Sapa orang yang kamu temui. Sebagai contoh, jika kamu duduk di samping teman sekelasmu saat istirahat makan siang, coba katakan, “Hai, Via! Apa kabar?"
    • Jangan memotong ucapan seseorang dalam obrolan. Jika kamu perlu memotong ucapan seseorang, coba katakan, “Maaf, aku harus memotong ucapanmu. Bisa kamu jelaskan lagi apa yang kamu katakan sebelumnya?"
  7. 7
    Luangkan waktu untuk bercermin kepada diri sendiri setiap hari. Saat melakukan refleksi diri, kamu perlu melihat diri sendiri secara lebih dekat. Biasakan diri untuk duduk dan memikirkan jalannya harimu. Pertimbangkan tindakanmu dan reaksi orang lain. Dengan demikian, kamu bisa memahami diri sendiri lebih baik. [4]
    • Luangkan 20 menit setiap hari untuk bercermin kepada diri sendiri. Kamu bisa menuliskan hasil refleksi diri dalam jurnal atau berpikir sambil berjalan-jalan.
    • Pikirkan bentuk interaksi yang kamu alami pada satu hari. Jika interaksimu bersifat positif, catat hal-hal yang membangun keberhasilan interaksi tersebut. Jika tidak, pikirkan apa yang bisa kamu lakukan agar ke depannya interaksimu menjadi lebih baik atau positif.
  8. 8
    Mintalah umpan balik dari seseorang yang kamu percaya. Salah satu cara termudah untuk mengetahui apakah kamu adalah sosok yang menyebalkan adalah dengan bertanya. Jika kamu merasa hubunganmu dengan seseorang mulai renggang, beri tahu ia bahwa kamu menyadarinya. Kamu bisa mengatakan kepada sahabatmu, “Kurasa akhir-akhir ini kita tidak sering meluangkan waktu bersama. Apakah aku melakukan sesuatu yang membuatmu kesal?” [5]
    • Untuk rekan kerja, kamu bisa mengatakan, “Apakah menurutmu orang lain terganggu saat aku menikmati durian di ruang istirahat?”
    • Jika seseorang memberimu umpan balik yang bermanfaat, ucapkan terima kasih dan berusahalah membuat perubahan yang diperlukan.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menangkap Petunjuk

Unduh PDF
  1. 1
    Perhatikan ekspresi wajah lawan bicara. Kamu bisa melihat wajah seseorang untuk mengetahui apakah ia merasa kesal. Jika ia tampak santai dan tersenyum, ada kemungkinan ia tidak merasa terganggu. Beberapa tanda-tanda kekesalan yang ditunjukkan seseorang antara lain: [6]
    • Mengernyitkan dahi
    • Mengerlingkan mata
    • Mengangkat alis
    • Menutup mulutnya (dengan tangan) atau mengatupkan bibirnya dengan rapat
  2. 2
    Perhatikan tanda-tanda ketidaknyamanan. Selain ekspresi wajah, kamu juga bisa mengamati bahasa tubuh orang lain. Sebagian orang secara tidak sadar menunjukkan “sinyal” saat merasa tidak nyaman atau kesal. Perhatikan tanda-tanda sebagai berikut: [7]
    • Kurangnya kontak mata, atau tatapan yang mengawang-awang
    • Menggaruk-garuk leher
    • Mengusap wajah
    • Melihat ke arah pintu atau jam
    • Kaki yang diarahkan menjauh dari lawan bicara
    • Lengan yang terlipat
    • Rasa gelisah
  3. 3
    Bertanyalah jika kamu tidak mengerti. Tidak masalah jika kamu meminta klarifikasi saat tidak memahami apa yang seseorang pikirkan atau rasakan. Jika kamu merasa tak yakin, beri tahu apa yang kamu perhatikan, kemudian tanyakan apa artinya. Sebagai contoh, kamu bisa menanyakan hal-hal seperti ini:
    • "Kuperhatikan kamu sering melihat jam. Apakah kamu harus pergi?"
    • "Kamu tampak gelisah. Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"
    • "Kamu tampak tak nyaman. Apa kita perlu mengganti topik obrolan?"
    • "Apakah aku membuatmu kesal?"
  4. 4
    Perhatikan perubahan dalam hubungan. Jika kamu ingin tahu apakah kamu membuat seseorang merasa kesal, luangkan waktu untuk berpikir dan melihat hubunganmu dengannya secara objektif. Apakah perubahan itu baru saja terjadi? Ada kemungkinan orang yang bersangkutan merasa kesal denganmu.
    • Apakah rekan kerjamu tidak lagi mengobrol denganmu saat menikmati kopi di pagi hari? Cobalah tanyakan kepadanya apakah semuanya baik-baik saja.
    • Jika sahabatmu tidak lagi mengajakmu menonton film, tanyakan apa yang terjadi.
    • Apakah orang-orang sering tiba-tiba pergi atau mengakhiri obrolan saat kamu datang?
    • Saat kamu mulai berbicara, apakah orang-orang sering mencoba mengakhiri obrolan secepat mungkin?
  5. 5
    Jangan berprasangka buruk. Ada kemungkinan orang lain sedang mengalami masalahnya sendiri. Mungkin saudaramu akhir-akhir ini sangat sibuk sehingga tidak memiliki waktu untukmu. Wajar jika kamu beranggapan bahwa perubahan sikap orang lain berkaitan denganmu. Namun, bisa saja kamu tidak ada kaitannya dengan perubahan tersebut. Ingatlah bahwa setiap orang pasti memiliki masalahnya sendiri, dan orang yang kamu curigai mungkin sedang merasa tertekan akibat pekerjaan atau kehidupan sekolahnya.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membuat Perubahan Positif

Unduh PDF
  1. 1
    Latih pola pikir positif. Jika kamu menyadari bahwa selama ini kamu sering membuat orang lain kesal, coba ubah beberapa aspek pada perilakumu. Mulailah dengan berpikir secara lebih positif. Jika pikiranmu positif, ada kemungkinan kamu pun akan menunjukkan sikap yang lebih optimis, ramah, dan hangat. [8]
    • Setiap malam sebelum tidur, pikirkan tiga hal baik yang terjadi. Bangun rasa syukur agar kamu merasa lebih baik, dan bagikan perasaan positif tersebut dengan orang lain.
  2. 2
    Pastikan kamu dikelilingi oleh orang-orang yang bersikap positif. Jika seseorang merasa kesal terhadapmu, sebenarnya kamu tidak sepenuhnya bersalah. Mungkin saja kalian berdua memang tidak cocok. Hal ini bukanlah masalah. Cobalah berinteraksi dan bergaul dengan orang-orang yang bersikap dan berpikiran positif. [9]
    • Jika seseorang tidak ingin duduk bersebelahan denganmu saat jam istirahat makan siang, jangan terlalu memikirkannya. Coba bergabung dengan teman-teman yang lain.
    • Jika ada seorang teman yang sering mengkritikmu, luangkan waktumu dengan teman-teman yang lain. Cobalah bergaul dengan orang-orang yang memiliki sikap positif.
  3. 3
    Minta bantuan seseorang yang bisa membantumu saat kamu mulai menunjukkan sikap menyebalkan. Jika kamu memiliki teman atau rekan kerja yang bisa dipercaya dan mampu memberimu “sinyal” saat perilakumu mulai menyebalkan, kamu bisa menghilangkan kebiasaan burukmu secara lebih aktif. Mintalah sahabat atau kerabat terdekat untuk membantumu mengenali perilaku-perilaku negatif.
    • Kamu bisa mengatakan, “Kuperhatikan orang-orang tidak ingin mengobrol denganku di pesta. Kurasa aku akan mencoba mengubah kebiasaan berbicaraku. Bisakah kamu membantuku menunjukkan kebiasaan burukku?"
  4. 4
    Ikuti kelas etiket, komunikasi efektif, atau kemampuan berbicara. Pemandu bisa membantumu mengenali perilaku-perilaku yang perlu diubah dan hal yang bisa kamu lakukan. Kamu pun bisa berlatih berkomunikasi dalam lingkungan positif bersama siswa-siswa lain yang sama-sama ingin memperbaiki kemampuan komunikasi mereka.
    • Carilah informasi kelas, seminar, atau lokakarya di kotamu melalui internet.
    • Kamu juga mungkin bisa mengikuti kelas komunikasi di sekolah.
    • Tanyakan kepada terapismu untuk mengetahui apakah ia menawarkan lokakarya grup.
  5. 5
    Bersikaplah secara sopan kepada orang lain. Salah satu penyebab umum seseorang merasa kesal adalah karena ia diperlakukan dengan kasar. Berusahalah untuk selalu menunjukkan sikap baik agar kamu tidak sampai membuat seseorang kesal. Jangan memotong perkataan seseorang, selalu ucapkan “tolong” dan “terima kasih”, serta sapa orang lain dengan hangat. Kamu juga bisa bersikap sopan dengan menghormati ruang pribadi seseorang.
    • Cerminkan perhatian kepada orang lain. Tunjukkan bahwa kamu mendengarkan lawan bicara dengan menjaga kontak mata (atau melihatnya) dan mengajukan pertanyaan pada momen yang tepat. [10]
  6. 6
    Luangkan waktu untuk menyimak pendapat orang lain. Mungkin kamu diminta untuk tidak banyak berbicara saat rapat. Permintaan ini muncul karena pendapatmu kurang valid, dan kamu sering memonopoli percakapan. Jangan khawatir! Kamu bisa menangani masalah ini. Berusahalah untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Ini artinya untuk obrolan selama 10 menit, kamu tidak boleh berbicara selama lebih dari 5 menit. [11]
    • Pastikan kamu hanya berbicara jika memang memiliki sesuatu yang berharga untuk ditambahkan atau diungkapkan. Sebagai contoh, jika teman-temanmu sedang mengobrol mengenai kecintaan mereka terhadap yoga, jangan memotong obrolan dan mengatakan, “Hmm... Sebenarnya, spinning jauh lebih baik!"
    • Jangan merasa bahwa kamu harus selalu berbicara. Sebagai contoh, jika penumpang yang duduk di sampingmu di bis sedang membaca buku, jangan mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti “Buku apa itu? Apakah bukunya bagus? Mengapa gambar sampulnya seperti itu?"
    • Kamu memang boleh bersikap ramah, tetapi pastikan kamu pun memperhatikan penerimaan orang lain. Terkadang, orang lain membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan lebih ingin menyendiri.
  7. 7
    Terima dan akui perasaan orang lain. Perhatikan saat orang lain bercerita mengenai perasaannya, dan tanggapi dengan serius. Orang-orang sangat menghargai sosok yang mampu mendengar mereka merasa didengarkan dan dipahami. Membiasakan diri menerima dan mengakui perasaan orang lain bisa memberikan dampak positif untuk jangka panjang. Orang lain akan merasa nyaman denganmu dan senang meluangkan waktu bersamamu.
  8. 8
    Kurangi obrolan mengenai diri sendiri. Tentunya menyebalkan ketika seseorang terus berbicara tentang dirinya sendiri. Jika kamu sadar bahwa kamu sering melakukannya, cari cara untuk memperbaiki masalah yang ada. Sebagai contoh, ajukan pertanyaan kepada lawan bicara mengenai dirinya sendiri. Jika kamu bercerita mengenai kecintaanmu terhadap acara Tonight Show , coba tanyakan acara televisi kesukaan lawan bicaramu.
    • Jika kamu sadar sudah banyak berbicara mengenai diri sendiri, tahan diri dan ajukan pertanyaan mengenai lawan bicara, seperti, “Hmm... Bagaimana kabarmu?”
    • Saat seseorang menceritakan sesuatu, cobalah untuk tidak langsung bereaksi dan mengatakan, misalnya, “Aku juga pernah mengalaminya!” Kamu memang boleh berempati, tetapi pastikan kamu membiarkan lawan bicara mengarahkan obrolan.
    • Perhatikan apakah lawan bicaramu mengajukan pertanyaan. Seseorang yang memang tertarik kepadamu akan memintamu untuk tetap bercerita mengenai diri sendiri. Dalam situasi seperti ini, tetap ceritakan sesuatu tentangmu hingga topik obrolan berganti atau berubah secara natural.
  9. 9
    Berusahalah untuk tidak terlalu keras kepada diri sendiri. Kamu mungkin sudah membuat orang lain kesal. Tidak masalah karena hal tersebut bisa terjadi kepada siapa pun. Namun, jangan menyiksa diri hanya karena kesalahan tersebut. Sesekali membuat seseorang kesal tidak lantas membuatmu menjadi sosok yang buruk. Cobalah berusaha untuk memperbaiki situasi dengan meminta maaf kepada seseorang yang merasa kesal (jika memungkinkan) dan kembali menjalani kehidupanmu seperti biasa. [12]
    Iklan

Tips

  • Tunjukkan sikap sadar diri di media sosial. Jangan unggah lelucon atau komentar yang tidak senonoh.
  • Mintalah maaf jika kamu membuat seseorang kesal.
  • Jangan ajukan terlalu banyak pertanyaan kepada orang lain karena ia pada akhirnya bisa merasa kesal. Kamu justru akan tampak seperti ingin selalu mengetahui segala hal, dan orang-orang tidak menyukai sosok seperti itu.
  • Budaya dan disabilitas dapat berperan pada bahasa tubuh. Sebagai contoh, kontak mata merupakan hal yang tidak sopan di beberapa daerah. Selain itu, disabilitas seperti autisme dapat memicu perbedaan bahasa tubuh, seperti kurangnya kontak mata atau munculnya rasa gugup. Dalam situasi seperti ini, bandingkan sikapnya terhadap perilaku aslinya.
Iklan

Peringatan

  • Jika seseorang selalu mengatakan bahwa kamu adalah sosok yang menyebalkan dan mengkritik perilakumu, ada kemungkinan hubunganmu dengannya beracun. Jika kamu terpaku dengan orang yang selalu bersikap negatif dan kasar, perlu diingat bahwa justru ialah yang memiliki pandangan yang salah tentangmu.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.984 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan