Unduh PDF
Unduh PDF
Tidak aneh jika kakak perempuan bisa begitu menyebalkan. Ia memiliki misi pribadi untuk menggoda atau menjaili adiknya. Kamu tidak perlu mengikuti permainannya. Meskipun kamu tergoda untuk membalas dendam, berusahalah untuk menyelesaikan masalah yang ada dengannya.
Langkah
-
Coba selesaikan masalah yang ada dengannya. Meskipun kalian sudah menetapkan batasan yang ketat, setiap orang mungkin terkadang ingin menguji batas kesabaran masing-masing. Saat hal ini terjadi, berusahalah menyelesaikan konflik yang ada sebelum salah satu dari kalian mencapai batas kesabaran.
- Jelaskan masalah yang ada kepadanya menggunakan kalimat yang diawali dengan kata “Aku”. Sebagai contoh, “Aku merasa diremehkan saat kamu berbicara kepadaku seperti seorang anak kecil” atau “Aku merasa marah saat kamu tidak bisa menghormati pilihan pakaianku.”
- Hindari kata “tetapi”. Kata tersebut memutarbalikkan apa pun yang kamu katakan sebelumnya. Sebagai contoh, daripada mengatakan “Aku tahu kamu sudah berpengalaman, tetapi kurasa kamu salah”, coba katakan “Kita tidak bisa sepakat dalam hal ini.”
-
Cari kompromi. Jika kamu tidak bisa menyelesaikan masalah, coba berkompromi. Ubah satu hal dalam perilakumu dan mintalah ia melakukan hal yang sama. Seiring berjalannya waktu, kerelaan seperti ini akan memberikan dampak besar bagi hubungan kalian berdua.
- Sebagai contoh, kamu bisa berjanji untuk mengetuk pintu setiap kali ingin masuk ke kamarnya, dan ia harus menyapamu saat melihatmu di sekolah.
-
Menjauhlah dari situasi jika perlu. Ketika konflik memuncak, jauhkan diri dari situasi. Ini merupakan cara yang tepat untuk mengendalikan kemarahanmu. Jauhi kakakmu dan tenangkan diri. Saat kalian berdua merasa lebih tenang, coba bicara kembali dengannya.
-
Libatkan orang tuamu. Jika kamu tidak bisa menyelesaikan masalah dengannya sendiri, minta orang tuamu untuk menengahi. Setelah kamu dan kakakmu menceritakan situasi dari sudut pandang masing-masing, biarkan orang tuamu membantu kalian berdua mencapai kesepakatan.
- Ambil tanggung jawab atas peranmu dalam masalah yang ada. Hal ini menunjukkan kepada orang tuamu bahwa kamu bisa bersikap dewasa.
Iklan
-
Amati perilakumu sendiri. Sebelum menangani perilaku menyebalkan kakakmu dan ucapan kasarnya, luangkan waktu untuk memikirkan tindakanmu sendiri. Diakui atau tidak, kamu tidak sepenuhnya bebas dari kesalahan. Kakakmu mungkin memulai pertengkaran, tetapi tanggapanmu pun memperpanjang masalah yang ada. Coba pikirkan pertanyaan-pertanyaan ini:
- Apakah kamu melakukan atau mengatakan sesuatu yang memancing kemarahannya?
- Apakah kamu menunjukkan kemarahanmu?
- Apakah tindakan dan ucapan yang kamu lakukan memang disengaja atau tidak disengaja? [1] X Teliti sumber
-
Kendalikan reaksimu. Meskipun kamu tergoda untuk membalas dendam, keputusan tersebut biasanya memperburuk keadaan. Daripada mengembalikan hinaannya, akhiri masalah dengan tanggapan yang tulus. Jika ia masih mengganggumu, bangkit dan menjauhlah daripada melakukan kekerasan fisik.
- Jangan biarkan ucapannya memengaruhimu. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan “Lucu banget , Mega. Aku saja sudah lupa hal itu. Terima kasih sudah mengingatkan lagi.”
- Berbesar hati menjadi pilihan terbaik. Sikap ini akan menjauhkanmu dari masalah. [2] X Teliti sumber
-
Jujurlah kepada kakakmu. Saat ia melukai perasaanmu, jangan tunjukkan kemarahanmu. Sebaliknya, beri tahu ia bahwa tindakannya melukai perasaanmu. Ini merupakan cara yang tepat untuk memulai obrolan serius dengannya mengenai hubungan yang kalian jalani.
- Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Mega, tolong jangan mengejekku di depan teman-temanku. Aku merasa tersinggung dan risi.”
-
Kendalikan interaksimu. Terlepas dari usahanya, terkadang kedua saudara memang tidak bisa akur dengan satu sama lain. Jika situasi ini terjadi kepadamu dan kakakmu, batasi waktu yang diluangkan bersamanya. Selain mengurangi pertengkaranmu dengannya, jarak yang ada akan membuat kalian berdua lebih mengapresiasi kehadiran satu sama lain.
- Habiskan waktu luangmu di ruangan lain di rumah.
- Jika kalian menggunakan kamar mandi yang sama, masukkan barang-barangmu ke dalam tas dan mandi atau persiapkan dirimu di kamar mandi (atau ruangan) lain.
- Jika kalian menempati tempat tidur yang sama, tanyakan kepada orang tuamu apakah kamu bisa tidur di kamar lain. [3] X Teliti sumber
Iklan
-
Kenali batasan pribadimu. Pikirkan konflik-konflik yang pernah dialami bersama kakakmu. Kenali sumber masalah dan pikirkan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari konflik tersebut. Coba ingat momen saat ia menguji batas kesadaranmu dan apa yang sebenarnya bisa kamu lakukan untuk menghindari masalah agar tidak memuncak. Informasi atau hal seperti ini bisa membantumu mengenali batasan-batasan pribadimu—titik dasar dan batas akhir toleransimu terhadapnya.
- Daripada memanipulasimu untuk melakukan sesuatu, kamu bisa menyuruhnya untuk meminta bantuan darimu secara langsung.
- Sebagai contoh, saat ia mulai memarahimu, apakah kamu akan menjauhinya? Atau, saat ia menindasmu, apakah kamu akan melaporkannya kepada orang tuamu?
-
Jelaskan batasan-batasan pribadimu kepadanya. Jika kamu merasa nyaman untuk berbicara dengannya, ada baiknya kamu menjelaskan batasan-batasanmu kepadanya. Pastikan ia memahami bahwa kamu menetapkan batasan-batasan tersebut karena ingin menjalani hubungan yang sehat dengannya. Setelah menegaskan batasan-batasanmu, tanyakan apakah ia bisa atau mau menghormati batasan-batasan tersebut.
- Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, "Linda, aku ingin menetapkan beberapa batasan denganmu. Aku tidak akan menoleransi penindasanmu lagi. Jika kamu melakukannya, aku akan langsung memberi tahu ibu, ayah, atau orang lain."
-
Hormati batasannya. Seperti halnya kamu, kakakmu pun memiliki batasan. Tanyakan apakah ada yang bisa atau perlu kamu lakukan untuk menghindari konflik di masa mendatang. Ingatlah bahwa jika kamu ingin ia menghormati batasanmu, kamu pun harus mau menghormati batasannya.
- Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, "Linda, apa kamu punya batasan untuk hubungan kita?"
Iklan
Tips
- Jangan berusaha memicu atau memancing kemarahannya.
- Jika ia melakukan kekerasan verbal, emosional, atau fisik, segera laporkan tindakannya kepada orang dewasa.
Iklan
Referensi
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 3.037 kali.
Iklan