Unduh PDF Unduh PDF

Pernah mengalami kemunculan luka di lidah? Umumnya, luka di lidah berbentuk seperti seriawan yang berwarna putih, abu-abu, atau kuning. Meski berpotensi mengiritasi, umumnya gangguan tersebut tidak serius dan dapat sembuh dengan sendirinya setelah 1-2 minggu diobati di rumah. Beberapa penyebab kemunculan luka di lidah yang patut diwaspadai adalah faktor genetik, perilaku menggigit lidah, stres, alergen makanan tertentu, defisiensi atau kekurangan vitamin, dan dalam kasus yang sangat langka, kanker oral. Dengan mengelola penyebab luka dan mengetahui saat yang tepat untuk melakukan pengobatan medis, niscaya proses pemulihan luka dapat berlangsung dengan lancar dan cepat! [1]

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Meredakan Luka dan Ketidaknyamanan di Rumah

Unduh PDF
  1. Gantikan sikat gigi yang berbulu kasar atau sedang dengan sikat gigi yang berbahan sangat lembut. Jika perlu, cari sikat gigi yang dilabeli dengan keterangan tersebut. Ingat, bulu sikat yang kasar atau kaku dapat menggores lidah dan membuatnya teriritasi maupun terluka. [2]
  2. 2
    Gunakan pasta gigi yang tidak mengandung sodium lauryl sulfate (SLS). SLS merupakan agen pembentuk busa yang terkandung dalam berbagai merek pasta gigi dan berisiko memicu terbentuknya luka di lidah, baik untuk pertama maupun kesekian kalinya. [3] Oleh karena itu, mintalah bantuan dokter gigi untuk merekomendasikan pasta gigi yang berkualitas dan bebas dari kandungan SLS.
  3. Cobalah mengonsumsi cairan kumur yang mengandung bahan antimikrob untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegahnya terinfeksi. Konsultasikan kemungkinan mengonsumsi cairan kumur antimikrob kepada dokter dan mintalah dokter meresepkannya, jika diizinkan. Umumnya, produk semacam ini mengandung chlorhexidine , agen antimikrob yang sangat kuat, sehingga dapat membantu menyembuhkan luka meski berisiko menodai permukaan gigi secara temporer. [4]
    • Anak-anak berusia di bawah 2 tahun tidak boleh mengonsumsi cairan kumur yang mengandung chlorhexidine .
    • Cairan kumur harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter, dan sebagian besar produk tidak boleh dikonsumsi lebih dari 7 hari berturut-turut.
  4. Untuk sementara, hindari makanan yang terlalu keras seperti gula-gula atau permen bertekstur keras, serta makanan yang bercita rasa terlalu kuat seperti kudapan asam atau pedas. Seluruhnya dapat meningkatkan peradangan dan memperlambat proses pemulihan luka. Hindari pula minuman yang terlalu panas dan rentan membakar mulut, dan tenggak minuman yang sangat dingin menggunakan sedotan. Selain itu, jangan pula berbicara sambil mengunyah agar lidah Anda tidak tergigit dan luka di permukaannya semakin teriritasi. [5]
  5. Oleskan gel analgesik sebesar biji kacang polong ke area yang terluka sebanyak maksimal 4 kali sehari untuk meredakan nyeri yang muncul. Jangan menggosok gigi menggunakan pasta gigi atau mengonsumsi minuman asam, setidaknya selama satu jam setelah gel diaplikasikan. [6]
    • Gel untuk mematikan saraf di mulut dapat dibeli tanpa resep di apotek. Umumnya, produk yang dijual mengandung benzocaine atau lidocaine .
  6. Larutkan 1 sdt. garam atau soda kue dalam 120 ml air hangat. Setelah itu, berkumurlah dengan larutan tersebut dua kali sehari untuk mengurangi sensitivitas luka dan mempercepat penyembuhannya. [7]
  7. Caranya, cukup celupkan ujung cotton bud ke dalam larutan milk of magnesia , lalu menepukkannya ke area lidah yang terluka. Ulangi proses tersebut hingga tiga kali sehari untuk meredakan rasa nyeri dan ketidaknyamanan yang muncul. [8]
  8. Kulum es batu dan biarkan es mencair dengan sendirinya di area yang terluka untuk meredakan rasa nyeri yang muncul. Namun, oleh karena beberapa orang memiliki sensitivitas terhadap suhu dingin dan justru berisiko merasa semakin kesakitan setelah menerapkan metode ini, kenali terlebih dahulu karakteristik tubuh Anda. Jika merasa nyaman, terapkan metode ini sesering mungkin untuk memaksimalkan hasilnya. [9]
  9. 9
    Konsumsi suplemen untuk mencegah terbentuknya luka baru. Beberapa jenis vitamin dapat membantu menghambat pembentukan luka di mulut. Oleh karena itu, jika luka di lidah terus-menerus muncul kembali, cobalah mengonsumsi vitamin B, vitamin B kompleks, vitamin C, atau lisina.
    • Pastikan Anda selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi vitamin atau suplemen diet yang baru, terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan atau suplemen lain.
    • Konsultasikan kemungkinan defisiensi vitamin sebagai penyebab terbentuknya luka di lidah. Sejatinya, luka di lidah juga bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin B-12, seng, asam folat, atau zat besi. [10]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengatasi Penyebab Luka

Unduh PDF
  1. Konsultasikan kemungkinan berhenti merokok dan mengonsumsi tembakau dalam bentuk apa pun. Produk-produk tersebut berpotensi mengiritasi lidah dan memicu pembentukan luka. [11]
  2. 2
    Hindari makanan dan minuman yang lazim memicu kemunculan luka di lidah. Secara khusus, makanan dan minuman yang terlampau pedas, asin, atau asam dapat memicu terbentuknya luka. Beberapa jenis makanan bahkan dapat memicu terbentuknya luka jika orang yang mengonsumsinya memiliki sensitivitas berlebih terhadap makanan tersebut. Oleh karena itu, jika lidah Anda sering terluka, cobalah mengurangi asupan makanan berikut: [12]
    • Cokelat
    • Stroberi
    • Telur
    • Kopi
    • Kacang-kacangan
    • Keju
  3. Jika memungkinkan, jangan mengonsumsi lebih dari 3 gelas alkohol dalam sehari dan 7 gelas alkohol dalam seminggu. Hati-hati, asupan alkohol berlebih yang dipadukan dengan perilaku merokok dapat meningkatkan risiko kemunculan luka di lidah yang disebabkan oleh kanker oral. [13]
  4. Bermeditasilah untuk mengurangi kecemasan Anda. Cobalah bermeditasi untuk menurunkan kadar stres di dalam tubuh Anda, terutama karena sebagian besar dokter meyakini bahwa gangguan kecemasan dapat memicu timbulnya luka di lidah. Untuk melakukannya, Anda hanya perlu duduk dengan posisi nyaman di tempat yang hening, lalu berusaha menjernihkan pikiran dan memfokuskannya kepada ritme pernapasan Anda selama 5-15 menit. [14]
    • Jika memungkinkan, kosongkan jadwal dari aktivitas yang tidak esensial selama jangka waktu tertentu untuk mengurangi kadar stres dan merelakskan tubuh serta pikiran Anda.
  5. Jika perlu, bawa alat penahan gigi, gigi palsu, atau kawat gigi yang bisa dilepas milik Anda ke dokter untuk memastikan seluruh instrumen tersebut terpasang dengan benar. Ingat, posisi gigi palsu yang kurang tepat, tambalan gigi yang tidak sempurna, atau bahkan instrumen ortodontik yang memiliki tepian tajam juga dapat memicu terbentuknya luka di lidah dan terjadinya iritasi di dalam mulut. [15]
    • Dokter gigi dapat melakukan berbagai penyesuaian yang diperlukan dan memeriksa kondisi luka di lidah Anda.
  6. Jika saat in Anda masih mengalami haid secara rutin, cobalah memantau siklus haid bulanan untuk menemukan ada atau tidaknya relasi antara kemunculan luka dengan perubahan hormonal. Sejatinya, haid atau bahkan menopause juga dapat memicu terbentuknya luka di lidah, lho , terutama karena pada saat tersebut tubuh sedang berjuang untuk menyikapi perubahan hormonal yang terjadi. [16]
    • Jika keberadaan luka hormonal mulai terasa mengganggu, cobalah mengonsultasikan kemungkinan mengonsumsi pil pengontrol kehamilan atau melakukan terapi penggantian hormon demi menekan gejala tersebut.
  7. Konsultasikan gangguan medis jangka panjang yang Anda miliki dan berpotensi memengaruhi kesehatan oral Anda. Pada dasarnya, beberapa jenis antibiotik, obat penghambat beta, dan kortikosteroid yang dihirup melalui inhaler dapat memicu terbentuknya luka di lidah. [17]
    • Pengidap asma, diabetes, dan depresi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami efek samping yang negatif karena dipicu oleh obat-obatan yang menyertai penyakit tersebut.
    • Beberapa efek samping yang negatif dapat diminimalkan dengan mengubah perilaku atau kebiasaan, seperti berkumur secara menyeluruh setelah menghirup kortikosteroid melalui inhaler . Selain itu, dokter juga mungkin bisa meresepkan obat-obatan untuk meminimalkan efek samping pada masalah kesehatan yang bersifat jangka panjang.
    • Bagi Anda yang mengalami ulser atau kerusakan jaringan epitel, jangan mengonsusi obat antiradang nonsteroid ( non-steroidal anti-inflammatory /NSAID) seperti Tylenol atau Advil , terutama karena obat-obatan tersebut dapat memicu terjadinya pembentukan luka di lidah. Sampaikan kekhawatiran tersebut jika menerima resep obat-obatan NSAID dari dokter. [18]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Melakukan Pengobatan Medis

Unduh PDF
  1. Segera buat janji dengan dokter jika luka di lidah bertahan selama lebih dari 3 minggu karena kemungkinan besar, luka telah terinfeksi atau membutuhkan pengobatan tambahan. Umumnya, luka di lidah akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu jika hanya diobati di rumah. [19]
  2. Temui dokter umum atau dokter gigi jika luka mulai berdarah atau terasa sangat nyeri. Kemungkinan, penyebabnya adalah infeksi virus atau penyakit kulit yang membutuhkan pengobatan medis alih-alih sekadar obat-obatan alami. [20]
    • Luka akibat infeksi, yang umumnya disebabkan oleh virus herpes HSV-1, serta flu Singapura adalah beberapa contoh infeksi virus yang memicu munculnya luka di lidah.
  3. Hati-hati, luka lidah yang berulang dan membutuhkan waktu cukup lama untuk sembuh mungkin mengindikasikan adanya gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti iritasi saraf, penyakit Chron , kolitis ulseratif, penyakit Behcet , sindrom Reiter , dan kanker oral. Dokter dapat membantu memeriksa kondisi luka dan merekomendasikan metode pengobatan yang tepat untuk mengobatinya.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.452 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan