Unduh PDF Unduh PDF

Sejatinya, mengakui kecenderungan homoseksual kepada orang lain adalah proses yang sangat personal. Sejalan dengan pemahaman tersebut, sadarilah bahwa satu-satunya nakhoda dalam perjalanan Anda untuk menemukan identitas diri yang paling sahih adalah diri Anda sendiri. Setelah meyakini bahwa homoseksualitas adalah aspek yang tidak terpisahkan dari hidup Anda, tidak ada salahnya menceritakan hasil pencarian tersebut kepada orang-orang terdekat. Namun, lakukan itu hanya ketika Anda merasa benar-benar ingin dan aman, sekalipun orang-orang terdekat mungkin akan memberikan reaksi yang suportif dan terbuka. Yang terpenting, berusahalah untuk tetap relaks dan tetap mencintai diri sendiri, terlepas dari apa pun reaksi mereka setelahnya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Memilih Waktu yang Tepat

Unduh PDF
  1. Berusahalah untuk menerima orientasi seksual atau identitas gender Anda. Percayalah, Anda perlu terlebih dahulu merasa nyaman dengan diri sendiri agar bisa lebih mudah menyampaikan pengakuan terkait orientasi seksual kepada orang-orang terdekat. Sejatinya, merasa kebingungan adalah hal yang wajar. Oleh karena itu, tidak perlu merasa terbebani untuk mengetahui jawaban atas segala hal! Alih-alih, cukup terima kenyataan bahwa orientasi seksual atau identitas gender tersebut adalah bagian dari diri Anda, dan ketahuilah bahwa Anda tidak memiliki alasan untuk merasa malu karenanya. [1]
    • Mengakui orientasi homoseksual kepada diri sendiri memang tidak mudah, tetapi penting untuk dilakukan. Cobalah berkata, “Aku gay ,” “Aku biseksual,” “Aku transgender,” atau “Aku masih mempertanyakan orientasi seksualku, dan itu adalah hal yang wajar. Aku nggak punya alasan untuk merasa malu atau bersalah.”
    • Untuk mempermudah prosesnya, selalu ingat bahwa Anda tidak sendirian. Cobalah membaca buku atau artikel daring terkait perjalanan seseorang untuk mengakui orientasi seksualnya, seperti yang terangkum dalam laman http://www.hrc.org/explore/topic/coming-out .
    KIAT PAKAR

    Lauren Urban, LCSW

    Psikoterapis Berlisensi
    Lauren Urban adalah pakar psikoterapi di Brooklyn, New York, dengan lebih dari 13 tahun pengalaman terapi bersama anak-anak, keluarga, pasangan, dan individu. Dia meraih gelar Master dalam Kerja Sosial dari Hunter College pada 2006, dan bekerja dengan memberdayakan klien-kliennya untuk mengubah keadaan dan hidup mereka.
    Lauren Urban, LCSW
    Psikoterapis Berlisensi

    Takut mengakui orientasi seksual adalah hal yang wajar. Lauren Urban, psikoterapis dan pekerja sosial klinis berlisensi, berujar: "Sekalipun era dewasa ini sudah modern, banyak orang masih kesulitan untuk mengakui orientasi seksual kepada kerabatnya, pun untuk mengukur respons mereka dan menentukan ekspektasinya, terutama karena sebagian besar masyarakat masih berpegang pada anggapan bahwa konsep yang normal adalah heteroseksualitas."

  2. Dengan kata lain, jangan biarkan siapa pun memaksa Anda untuk melakukannya! Jangan izinkan sahabat atau kerabat memaksa Anda untuk menyampaikan pengakuan kepada orang tua, rekan kerja, atau teman-teman Anda di sekolah. Ingat, Anda berhak untuk menentukan pendengar yang tepat berikut waktu yang tepat untuk mengaku. Jalani prosesnya secara bertahap dengan tempo Anda sendiri! [2]
    • Jika memiliki teman yang memiliki orientasi seksual serupa dan sudah membuka identitas seksualnya kepada semua orang beberapa tahun yang lalu, jangan memaksakan diri untuk mengikuti waktunya. Apa yang baik baginya belum tentu baik untuk Anda!
    • Mengakui orientasi seksual dapat melenyapkan beban yang sangat besar dari bahu Anda! Selain itu, melakukannya pun ampuh mendekatkan Anda kepada orang-orang terdekat yang mampu bersikap suportif. Namun, pahamilah pula bahwa tindakan tersebut juga mengantongi risiko yang negatif. Oleh karena itu, lakukan itu hanya ketika Anda sudah merasa siap dan aman! [3]
  3. Anda boleh mengadopsi label tertentu, seperti “ gay ” atau “biseksual” setelah merasa nyaman untuk melakukannya. Jika masih merasa kurang yakin atau belum siap untuk mengadopsi label apa pun, jangan biarkan orang lain yang melakukannya untuk Anda! Ingat, tekanan atau paksaan tersebut bisa muncul dari orang-orang yang memiliki orientasi heteroseksual atau bahkan homoseksual. [4]
    • Misalnya, Anda mengakui orientasi biseksual kepada seorang teman dan menerima tanggapan, “Aku yakin sebenarnya kamu gay , sih , walaupun mungkin kamu merasa lebih nyaman dengan label biseksual sekarang.” Ingat, tidak seorang pun benar-benar mengenal Anda kecuali diri Anda sendiri. Sekalipun ucapan teman Anda benar, tidak seorang pun bisa memaksa Anda untuk mengadopsi label tertentu!
    • Kaum LGBTQ+ yang lain mungkin akan meminta Anda untuk mendefinisikan orientasi seksual atau identitas gender yang spesifik demi mencapai citra diri yang paling autentik. Namun, pahamilah bahwa tidak seorang pun, baik penganut homofobia maupun mereka yang memiliki orientasi seksual serupa, memiliki hak untuk mendikte orientasi seksual atau identitas seksual Anda. [5]
    • Ingat, orientasi gay , biseksual, atau queer adalah bagian dari identitasmu, sebagaimana orang-orang yang heteroseksual tidak sepenuhnya didefinisikan oleh orientasi seksualnya. Itulah mengapa, Anda tidak perlu mengubah identitas tersebut untuk menyesuaikan diri dengan stereotip standar yang berlaku di dalam masyarakat. [6]
  4. Berusahalah semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa pendengar pertama Anda adalah sosok yang berpikiran terbuka dan suportif. Untuk mengetahuinya, cobalah mengangkat isu-isu LGBTQ+ di hadapan mereka, seperti isu terkait pernikahan sesama jenis atau remaja transgender yang diusir dari rumahnya. Atau, Anda juga bisa menyinggung film mengenai homoseksualitas atau karakter TV yang memiliki orientasi seksual tersebut. [7]
    • Anda bisa berkata, “Tadi aku baca berita soal pernikahan sesama jenis. Gimana pendapatmu soal isu itu?”
    • Sebelum mengakui orientasi seksual kepada seseorang yang spesifik, pertimbangkan kemungkinan reaksinya. Apakah dia memiliki orang terdekat yang memiliki orientasi seksual serupa dan secara terang-terangan telah mengakui orientasi tersebut? Jika iya, apakah dia memperlakukan orang tersebut dengan baik, penuh dukungan, dan penuh penghargaan? Atau, apakah dia justru kerap melontarkan lelucon dan komentar yang bernada merendahkan?
    • Jika memiliki teman yang tepercaya sekaligus memiliki orientasi seksual serupa, sebaiknya pilih orang tersebut sebagai sosok pertama yang Anda beri tahu. Ingat, dia pernah berada dalam situasi serupa dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk bereaksi negatif.
  5. Ingat, orang pertama yang Anda beri tahu harus bisa dipercaya! Kepada mereka, tegaskan bahwa informasi tersebut harus dirahasiakan dari orang lain. [8]
    • Sebelum menyampaikan pengakuan kepada siapa pun, pertimbangkan kemungkinan mereka untuk bergosip. Apakah mereka pernah merusak kepercayaan Anda di masa lalu? Apakah mereka pernah menceritakan rahasia Anda kepada orang lain?
  6. Jika menyampaikan pengakuan secara langsung terasa terlalu menakutkan, atau jika Anda khawatir tidak bisa berbicara dengan lancar, cobalah melakukannya melalui surat. Awalilah dengan menegaskan bahwa Anda memercayai mereka dan ingin membagi informasi yang penting kepada mereka. Kemudian, jelaskan orientasi seksual atau identitas gender Anda menggunakan kalimat yang jelas dan sederhana. [9]
    • Misalnya, Anda bisa menulis, “Sebetulnya, aku sudah cukup lama menyukai sesama jenis, tapi aku sempat takut untuk mengakui itu. Sebagian dari diriku sudah mengetahui itu sejak awal, tapi sebagian diriku yang lain terus menolak untuk menerima itu sampai baru-baru ini.”
    • Jangan memberikan surat itu di tempat yang terlalu ramai seperti di sekolah atau kantor.
    • Setelah itu, mintalah mereka membaca surat tersebut di tempat yang privat. Atau, Anda juga bisa menyerahkan surat tersebut di tempat yang privat dan meminta mereka membacanya di depan Anda. Jika segala hal yang ingin Anda sampaikan sudah tertulis di dalam surat, seharusnya proses percakapan akan berlangsung dengan lebih mudah setelahnya.
    • Menulis surat adalah metode yang layak untuk dicoba jika Anda tidak berani menyampaikan pengakuan secara langsung kepada orang tua.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Menyampaikan Pengakuan kepada Teman yang Tepercaya

Unduh PDF
  1. Sejatinya, teman yang mampu berpikiran terbuka dan memahami situasi Anda adalah orang yang paling tepat untuk menjadi sistem pendukung, pun memotivasi Anda untuk bergerak maju. Jika pengakuan pertama Anda berakhir positif, niscaya Anda tidak lagi merasa terlalu cemas untuk melakukan hal yang sama di kemudian hari kepada orang lain. [10]
    • Kemungkinan besar, Anda akan merasa lebih mudah untuk mengakui orientasi seksual kepada teman-teman terdekat sebelum melakukannya kepada kerabat. Namun, selalu ingat bahwa keputusan tetap terletak di tangan Anda. Jika merasa lebih nyaman untuk mengaku kepada orang tua terlebih dahulu, jangan ragu melakukannya!
    • Ingat, orang lain belum tentu sanggup memenuhi ekspektasi Anda, dan Anda tidak bisa mengontrol reaksi siapa pun. Oleh karena itu, jangan putus asa jika reaksinya tidak sejalan dengan keinginan Anda. Terkadang, orang-orang yang memberikan respons terkejut atau kesal dapat menunjukkan penerimaan yang lebih baik setelah diberi kesempatan untuk mencerna informasi tersebut.
  2. Meski tidak ada cara yang paling ideal untuk mengakui orientasi seksual, setidaknya carilah tempat yang privat dan bebas dari gangguan untuk mempermudah situasinya. Dengan kata lain, jangan melakukannya ketika teman Anda sedang stres, kesal, atau sibuk, agar Anda memiliki peluang untuk mengekspresikan diri dengan lebih jelas, dan agar dia pun memiliki waktu untuk memproses pengakuan Anda dengan lebih baik. [11]
    • Misalnya, jangan menyampaikan pengakuan ketika teman Anda 10 menit lagi harus bertanding basket, atau ketika dia sudah terlambat untuk pergi ke kantor.
    • Tidak perlu bersikap berlebihan! Cukup ajak teman Anda untuk bertemu, dan sampaikan bahwa ada sesuatu yang ingin Anda ceritakan kepadanya.
  3. Tarik napas dalam-dalam dan ucapkan, “Jadi, sejujurnya aku gay . Aku bilang begini karena percaya sama kamu dan tahu kalau kamu pasti bisa mendukungku.” Jika sebelumnya Anda belum menyampaikan pengakuan yang sama kepada orang lain, tegaskan bahwa dia adalah orang pertama yang mendengarnya karena Anda memercayainya dan meyakini bahwa dia bisa diandalkan. [12]
    • Meski ini adalah momen yang sangat penting bagi Anda, jangan bersikap seakan-akan Anda sedang mengidap penyakit kronis yang mematikan. Ingat, proses ini dapat semakin memperkuat hubungan persahabatan Anda berdua. Oleh karena itu, jaga nada bicara Anda agar tetap positif!
  4. Kemungkinan besar, teman Anda akan memerlukan waktu untuk memproses pengakuan tersebut. oleh karena itu, bersabarlah. Berikan waktu beberapa menit baginya untuk bereaksi, dan tegaskan bahwa dia boleh mengajukan pertanyaan apa pun kepada Anda. [13]
    • Kemungkinan, teman Anda tidak ingin menanyakan apa pun atau bahkan mengaku tidak terkejut ketika mendengar pengakuan tersebut. Jika situasi percakapan terasa sedikit canggung, atau jika dia mengaku tidak tahu harus berkata apa, jangan khawatir. Cukup berikan waktu yang dia perlukan untuk memproses informasi tersebut.
  5. Percayalah, mengetahui bahwa Anda tidak lagi sendirian dan memiliki sosok yang bisa diandalkan akan sangat mempermudah proses yang perlu ditempuh di kemudian hari. Jujurlah kepadanya bahwa dukungannya sangatlah diperlukan untuk mempermudah perjalanan pengakuan Anda di kemudian hari. [14]
    • Ucapkan, “Terima kasih ya, karena sudah mau menanggapi pengakuanku dengan positif. Sejujurnya, aku masih takut menceritakan ini ke orang lain, jadi aku harap kamu mau jadi tempat sampahku waktu diperlukan. Serius deh , aku merasa lebih mudah mengakui ini ke orang lain kalau tahu bahwa aku nggak sendirian.”
    • Sayangnya, Anda mungkin tidak akan menerima dukungan yang diharapkan dari orang-orang terdekat. Jika mereka memerlukan waktu untuk memproses pengakuan Anda, atau jika reaksi mereka negatif, jangan putus asa! Ingat, akan selalu ada orang lain yang bersedia memberikan dukungan tersebut.
  6. Misalnya, Anda bisa menyampaikan pengakuan kepada beberapa teman terlebih dahulu untuk meningkatkan kepercayaan diri. Jika tidak bisa membaca reaksi orang tua Anda, sebaiknya milikilah orang-orang yang tepercaya dan bisa memberikan dukungan emosional maupun praktis ketika diperlukan. [15]
    • Jika Anda berusia di bawah 18 tahun dan masih bergantung kepada orang tua, sebaiknya tahan pengakuan yang berisiko menghentikan dukungan finansial mereka.
    • Jika Anda tetap ingin mengakui orientasi seksual kepada orang tua tanpa memedulikan dampaknya, setidaknya mintalah bantuan kerabat atau teman yang suportif untuk menampung Anda seandainya situasi di rumah mulai memburuk.
    • Jika merasa belum siap untuk mengakui orientasi seksual kepada orang tua, tegaskan kepada teman Anda bahwa informasi tersebut belum diketahui oleh keluarga Anda, dan mintalah mereka untuk menyimpan rahasia tersebut.
    KIAT PAKAR

    Lauren Urban, LCSW

    Psikoterapis Berlisensi
    Lauren Urban adalah pakar psikoterapi di Brooklyn, New York, dengan lebih dari 13 tahun pengalaman terapi bersama anak-anak, keluarga, pasangan, dan individu. Dia meraih gelar Master dalam Kerja Sosial dari Hunter College pada 2006, dan bekerja dengan memberdayakan klien-kliennya untuk mengubah keadaan dan hidup mereka.
    Lauren Urban, LCSW
    Psikoterapis Berlisensi

    Berfokuslah pada hubungan yang terjalin dengan orang-orang yang bersedia menerima Anda. Lauren Urban, pekerja sosial klinis berlisensi, berkata: "Mencari komunitas yang suportif adalah salah satu cara terbaik yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesejahteraan selagi berusaha mengakui homoseksualitas kepada orang-orang terdekat. Ingat, keluarga yang Anda pilih dapat menjadi sistem pendukung yang sempurna, terutama jika keluarga asli Anda tidak bisa melakukannya. Secara khusus, orang-orang di komunitas tersebut dapat memberikan cinta dan penerimaan yang Anda perlukan selagi mengeksplorasi identitas seksual tersebut."

    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Menyampaikan Pengakuan kepada Orang Tua

Unduh PDF
  1. Kemungkinan terbaiknya, mereka dapat benar-benar menerima orientasi seksual Anda, sudah menyadarinya sejak lama, dan tidak akan membuat percakapan berlangsung dengan menegangkan. Namun, kemungkinan terburuknya, percakapan justru akan berakhir negatif, terutama jika mereka pernah menunjukkan perilaku fobia terhadap homoseksualitas di masa lampau. [16]
    • Jika orang tua Anda merupakan sosok yang berpikiran terbuka, memiliki pemahaman yang positif mengenai komunitas LGBTQ+, atau terang-terangan mendukung kaum LGBTQ+ untuk keluar dari cangkangnya, kemungkinan besar mereka akan menyikapi pengakuan Anda dengan suportif.
    • Selalu ingat bahwa meskipun orang tua Anda tidak fobia terhadap homoseksualitas atau bahkan memiliki teman yang memiliki orientasi seksual tersebut, reaksi yang keras tetap bisa mereka tunjukkan ketika mendengar pengakuan tersebut dari mulut anak mereka.
  2. Sayangnya, dalam beberapa situasi, mengakui orientasi seksual kepada orang tua sebaiknya menjadi opsi terakhir yang bisa Anda tempuh. Misalnya, jangan melakukannya jika orang tua Anda kerap mengekspresikan pandangan homofobia, atau jika Anda masih bergantung secara finansial kepada mereka. Alih-alih, lakukan itu jika Anda sudah bisa hidup dengan lebih mandiri. [17]
    • Pertimbangkan kemungkinan mereka untuk menarik seluruh bantuan finansialnya, berhenti membayar uang sekolah Anda, atau bahkan mengusir Anda dari rumah. Meski menyembunyikan orientasi seksual di hadapan orang tua memang menyulitkan, berusahalah melakukannya jika keamanan dan kesejahteraan Anda sedang dipertaruhkan.
  3. Apa pun reaksi orang tua Anda nantinya, sebaiknya tetaplah memiliki sistem pendukung lain yang bisa diandalkan. Misalnya, jika Anda sudah mengakui orientasi seksual kepada beberapa sahabat atau kerabat, jelaskan bahwa Anda ingin menyampaikan pengakuan yang sama kepada orang tua. Percayalah, mereka dapat menyediakan bahu untuk bersandar jika nantinya situasi berjalan di luar keinginan Anda. [18]
    • Jika khawatir orang tua Anda akan marah setelah mendengar pengakuan tersebut, mintalah bantuan mereka untuk menampung Anda sementara di rumahnya jika situasinya memburuk.
  4. Secara khusus, pilih waktu ketika orang tua Anda sedang tidak stres, sibuk, atau terganggu. Selain itu, pastikan tidak ada peristiwa besar yang sedang terjadi di dalam hidup Anda dan mereka, misalnya ketika salah seorang kerabat baru saja meninggal atau sesaat sebelum saudara kandung Anda menikah. [19]
    • Pastikan iklim emosional di rumah sedang stabil. Jika orang tua Anda sedang bertengkar, atau jika Anda sedang dihukum oleh mereka, sebaiknya tunggu hingga situasinya stabil terlebih dahulu.
  5. Sebesar apa pun godaan untuk menjadikan pengakuan tersebut sebagai senjata untuk memenangkan perdebatan dengan orang tua, jangan melakukannya! Percayalah, situasi tersebut akan semakin menyulitkan mereka untuk menerima identitas gender atau orientasi seksual Anda. [20]
  6. Awali pengakuan dengan menjelaskan bahwa Anda ingin memiliki hubungan yang terbuka dan positif dengan mereka. Tegaskan keinginan Anda untuk melibatkan mereka di dalam hidup Anda, dan bahwa dukungan serta cinta mereka sangatlah penting untuk Anda. [21]
    • Tarik napas dalam-dalam dan kontrol diri Anda. Mengkhawatirkan reaksi yang negatif memang wajar, tetapi mungkin saja mereka justru akan berterima kasih atas kejujuran yang berani Anda lontarkan, lho ! Oleh karena itu, berusahalah semampu Anda untuk menjaga kepositifan dan mengucapkan “Aku gay ,” atau “Aku biseksual,” dengan kalimat yang sederhana dan lugas.
  7. Orang tua yang paling liberal sekalipun sejatinya tetap akan terkejut ketika mendengar pengakuan tersebut! Misalnya, mereka khawatir bahwa Anda harus menjalani hidup yang lebih menyulitkan, atau bahwa Anda tidak bisa menikah dan memiliki anak setelah ini. Meski ketakutan mereka terdengar tidak benar pun tidak beralasan, berusahalah untuk tetap berempati dan tidak menyikapinya secara personal. [22]
    • Cobalah berkata, “Aku tahu situasi ini sulit untuk dicerna, dan perasaan Ayah dan Ibu pasti sangat kompleks sekarang. Tapi , inilah aku, dan aku bahagia dengan diriku yang seperti ini. Ini bukan situasi yang negatif, jadi tolong jangan marah atau menyalahkan diri sendiri. Orientasiku nggak berhubungan dengan Ayah dan Ibu atau dengan cara mendidik kalian.”
    • Yakinkan mereka bahwa Anda benar-benar sehat dan bahagia, dan bahwa hidup sejatinya menantang bagi semua orang, terlepas dari identitas gender atau orientasi seksual mereka.
    • Ingatkan mereka bahwa secara umum, masyarakat dewasa ini telah lebih membuka diri terhadap gaya dan pilihan hidup yang berbeda. Jika pemerintah pusat atau lokal telah memiliki kebijakan nondiskriminatif terhadap aturan menikah sesama jenis, sampaikan pula informasi tersebut kepada orang tua Anda.
  8. Terkadang, orang tua sudah menyadari orientasi seksual anaknya sedari awal dan bisa langsung memberikan dukungannya. Namun, ada pula orang tua yang baru bisa menerima situasi tersebut setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Beberapa orang tua bahkan tidak bisa menerimanya sampai hidup mereka berakhir! Bersabarlah, dan bersiaplah untuk menjawab seluruh pertanyaan yang mungkin akan mereka ajukan. [23]
    • Selagi menunggu mereka memproses informasi tersebut, utamakan keamanan Anda. Kemungkinan besar, situasi di dalam rumah Anda akan terasa sedikit menegangkan dan tidak nyaman setelahnya. Namun, sejauh keamanan Anda tidak diganggu gugat, tidak perlu meninggalkan rumah.
    • Dekatkan diri pula kepada teman-teman Anda. Faktanya, menghabiskan waktu bersama orang-orang yang positif dapat membantu Anda untuk melewati masa-masa yang menyulitkan bersama orang tua di rumah.
  9. Meski awalnya tawaran tersebut mungkin akan mereka tolak, seharusnya cepat atau lambat kekerasan hati mereka akan luluh. Namun, pastikan Anda tidak menggunakan terminologi yang melampaui batas kemampuan mereka, ya! Alih-alih, cukup berikan informasi umum yang disediakan oleh berbagai komunitas atau LSM yang memperjuangkan hak-hak LGBTQ+. [24]
    • Misalnya, mintalah mereka untuk mengecek situs web yang secara khusus ditujukan untuk orang tua, kerabat, dan sahabat kaum lesbian dan gay pada laman https://pflag.org/ .
  10. Setelah mengaku kepada orang tua, tegaskan bahwa pengakuan tersebut akan Anda sampaikan kepada kerabat yang lain ketika waktunya sudah tepat. Jika tidak ingin situasi tersebut diketahui oleh orang lain dalam waktu dekat, mintalah orang tua Anda untuk merahasiakannya terlebih dahulu. Ingat, Anda memiliki hak penuh untuk memilih pendengar yang tepat berikut waktunya. [25]
    • Tentu saja, Anda boleh mengizinkan orang tua untuk membocorkan pengakuan tersebut kepada kerabat lain demi mengurangi beban mereka. Yang terpenting, selalu ingat bahwa Andalah yang memegang kendali. Oleh karena itu, pilih langkah yang terasa paling nyaman untuk Anda!
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Membuka Diri kepada Masyarakat

Unduh PDF
  1. Misalnya, Anda boleh menyampaikan pengakuan kepada sahabat dan kerabat terdekat, tetapi tetap menyembunyikan fakta tersebut dari rekan kerja atau teman-teman di sekolah. Ingat, Anda tidak memiliki kewajiban untuk mengaku kepada semua orang, bahkan setelah beberapa orang terdekat sudah mengetahui fakta tersebut. [26]
    • Tidak merasa aman untuk mengakui kecenderungan homoseksual di kantor atau sekolah? Jangan melakukannya! Jika sesama kaum LGBTQ+ berusaha mendorong Anda untuk mengakui orientasi seksual kepada semua orang, ingatkan mereka bahwa Anda mengetahui keputusan yang terbaik.
  2. Beberapa kelompok masyarakat sejatinya memiliki kadar penerimaan yang lebih baik. Oleh karena itu, nilai terlebih dahulu iklim lokal di wilayah tempat tinggal Anda. Jika Anda tinggal di komunitas yang toleran, kemungkinan besar pengakuan tersebut tidak akan dipermasalahkan oleh tetangga, rekan kerja, atau teman sekelas Anda di sekolah. Namun, jika lingkungan tempat tinggal Anda dipenuhi oleh orang-orang yang menganut homofobia atau transfobia, sebaiknya prioritaskan keamanan Anda di atas segala-galanya! [27]
    • Jika homofobia dan perundungan adalah hal yang lazim terjadi di kantor atau institusi pendidikan Anda, atau jika memiliki kecenderungan homoseksual adalah hal yang dianggap ilegal di negara Anda, tidak perlu merasa wajib untuk membuka diri kepada masyarakat dan mengubah cara pandang mereka. Meski masyarakat perlu belajar untuk memperlakukan orang lain dengan hormat dan setara, bukan berarti Anda harus mengorbankan keamanan pribadi demi mengajarkan itu kepada mereka. [28]
  3. Sebelum menyampaikan pengakuan di kantor, pastikan pengakuan tersebut akan dilindungi oleh kebijakan nondiskriminatif yang diikat oleh hukum. Tanpa jaminan tersebut, pihak perusahaan dapat dengan mudah memecat Anda setelah mendengarnya! [29]
    • Selain itu, amati pula iklim bekerja di kantor Anda. Apakah rekan kerja Anda kerap melontarkan lelucon yang ofensif kepada satu sama lain? Apakah hubungan Anda dan mereka tergolong akrab? Jika ada rekan kerja Anda yang memiliki orientasi seksual serupa, cobalah meminta nasihatnya terlebih dahulu.
    • Jika merasa benar-benar perlu untuk mengakui orientasi seksual kepada rekan kerja di kantor, cobalah menyampaikan pengakuan tersebut kepada setiap orang secara terpisah. Jika ingin, pengakuan tersebut bahkan bisa disampaikan secara implisit dengan sesekali mengajak pasangan resmi Anda untuk menghadiri acara kantor.
  4. Bagi beberapa orang, mengakui homoseksualitas di media sosial sejatinya jauh lebih mudah daripada melontarkan pengakuan yang sama di dunia nyata. Jika ingin menerapkan metode ini, Anda bisa menyampaikan pengakuan melalui perubahan status, perubahan konten pada kolom “ketertarikan”, atau membiarkan orang-orang menarik kesimpulan sendiri melalui foto yang diunggah atau ditandai di profil Anda. [30]
    • Meski Anda memiliki hak penuh untuk menentukan waktu dan cara mengaku yang paling tepat, kemungkinan besar orang-orang terdekat akan merasa lebih dihargai jika pengakuan tersebut Anda sampaikan secara privat kepada mereka sebelum diunggah ke media sosial.
  5. Tidak perlu terburu-buru untuk langsung mengakui orientasi seksual kepada seluruh teman Anda yang heteroseksual! Alih-alih, habiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang menghadapi tantangan hidup serupa untuk meningkatkan kepercayaan diri dan ketahanan Anda. [31]
    • Jika Anda tidak memiliki cukup banyak teman dengan orientasi seksual serupa, cobalah menelusuri laman internet untuk menemukan organisasi atau lembaga sosial lokal yang mampu menghubungkan Anda dengan komunitas LGBTQ+. Bahkan, mungkin saja Anda bisa menemukan sosok dengan orientasi seksual serupa di tempat kerja atau universitas, lho !
  6. Sekalipun Anda tinggal di lingkungan yang bebas dan terbuka, kemungkinan besar akan selalu ada orang-orang yang menyikapi pengakuan Anda secara negatif. Jika seseorang melontarkan komentar yang sarat akan kebencian, jangan membuang-buang waktu dan tenaga Anda untuk mendebatnya. [32]
    • Jangan biarkan komentar tersebut menggores harga diri Anda. Ingat, Anda tidak akan pernah bisa mengontrol sikap, pemikiran, dan kata-kata orang lain. Namun, Anda selalu bisa mengontrol reaksi pribadi untuk menyikapi ketiganya. Apa pun komentar yang mereka berikan, berusahalah untuk tetap mencintai dan menghargai mereka.
    • Jika rasa kesal atau frustrasi Anda sudah menumpuk, jangan ragu melampiaskannya kepada sosok yang suportif.
    • Jika orang tersebut sejatinya hanya kurang memahami situasi Anda, tetapi tetap menginginkan yang terbaik untuk Anda, seharusnya Anda tetap bisa mengajaknya berdiskusi secara rasional. Misalnya, mintalah dia untuk menempatkan diri pada posisi Anda.
    Iklan

Tips

  • Ingat, Anda tidak wajib mengakui orientasi seksual jika tidak merasa aman dan nyaman untuk melakukannya. Oleh karena tidak ada cara yang paling benar atau salah untuk melakukannya, selalu ikuti insting Anda dan sampaikan pengakuan tersebut hanya ketika merasa saatnya sudah tepat.
  • Terapis ahli dapat membantu memudahkan proses pengakuan Anda, pun membantu Anda untuk menyikapi tanggapan negatif dari orang-orang terdekat dengan lebih baik. Jika ingin, ajak orang tua Anda untuk mengikuti proses terapi yang sama demi memperluas perspektif mereka.
  • Jika khawatir pengakuan Anda tidak akan bisa disampaikan dengan lancar, cobalah menuliskan hal-hal yang ingin Anda ucapkan di atas secarik kertas, lalu melatihnya di depan kaca. Namun, pastikan privasi Anda terjaga ketika melakukannya, ya!
  • Jika ingin menyampaikan pengakuan melalui media sosial, cobalah melakukan perubahan yang kecil tetapi menonjol, seperti mengganti latar foto profil Anda dengan warna pelangi.
  • Mintalah nasihat dan saran dari kaum homoseksual lain yang sudah mengakui orientasi seksual tersebut kepada orang-orang terdekat mereka.
  • Jika orang lain terus-menerus mempersulit hidup Anda setelah mendengar pengakuan tersebut, selalu ingat bahwa sejatinya, tidak ada yang salah dengan memiliki kecenderungan homoseksual maupun biseksual. Alih-alih, kesalahan justru terletak pada mereka yang menyimpan fobia terhadap kondisi Anda tersebut!
Iklan

Peringatan

  • Selalu utamakan keamanan Anda dalam menentukan orang yang tepat untuk mendengar pengakuan Anda berikut waktunya. Jika merasa keamanan Anda sedang terancam, segeralah menghubungi orang terdekat dan tinggallah bersamanya sampai situasinya kembali ideal. Namun, jika situasinya sangat darurat, sebaiknya segeralah menghubungi layanan darurat terdekat .
  • Sedang menjadi korban perundungan atau merasa muak dengan kebencian yang terus-menerus ditunjukkan oleh orang-orang di sekitar Anda? Jangan putus asa! Jika tidak bisa mendapatkan dukungan yang diperlukan dari orang-orang terdekat, Anda selalu bisa menghubungi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memperjuangkan hak-hak kaum LGBT atau menelepon hotline pencegahan bunuh diri yang disediakan oleh pemerintah.
  • Jika Anda menjadi target perundungan dan/atau korban ancaman di kantor atau sekolah, segeralah meminta bantuan dari konselor, guru, atau departemen SDM, atau pihak otoritas lain.
  • Daftar hotline internasional bisa Anda temukan di laman http://www.suicide.org/international-suicide-hotlines.html .
Iklan
  1. http://www.advocatesforyouth.org/publications/publications-a-z/724-i-think-i-might-be-bisexual-now-what-do-i-do
  2. http://www.hrc.org/resources/resource-guide-to-coming-out
  3. http://www.hrc.org/resources/resource-guide-to-coming-out
  4. http://www.hrc.org/resources/resource-guide-to-coming-out-as-bisexual
  5. https://www.washington.edu/counseling/resources/resources-for-students/thinking-of-coming-out/
  6. https://www.psychologytoday.com/us/blog/gay-and-lesbian-well-being/201103/should-you-come-out-your-parents
  7. https://www.psychologytoday.com/us/blog/gay-and-lesbian-well-being/201103/should-you-come-out-your-parents
  8. https://www.psychologytoday.com/us/blog/gay-and-lesbian-well-being/201507/is-it-ok-not-come-out
  9. http://www.hrc.org/resources/resource-guide-to-coming-out-as-bisexual
  10. https://www.psychologytoday.com/us/blog/gay-and-lesbian-well-being/201103/should-you-come-out-your-parents
  11. https://www.stonewall.org.uk/help-advice/coming-out/coming-out-adult-1
  12. https://www.psychologytoday.com/us/blog/gay-and-lesbian-well-being/201103/should-you-come-out-your-parents
  13. https://www.psychologytoday.com/us/blog/gay-and-lesbian-well-being/201103/should-you-come-out-your-parents
  14. http://www.hrc.org/resources/resource-guide-to-coming-out
  15. http://www.psychologytoday.com/blog/gay-and-lesbian-well-being/201103/should-you-come-out-your-parents
  16. https://www.washington.edu/counseling/resources/resources-for-students/thinking-of-coming-out/
  17. https://www.washington.edu/counseling/resources/resources-for-students/thinking-of-coming-out/
  18. https://psychcentral.com/news/2013/01/30/coming-out-may-have-mental-physical-benefits/50989.html
  19. https://www.theatlantic.com/national/archive/2013/10/on-national-coming-out-day-dont-disparage-the-closet/280469/
  20. http://www.hrc.org/resources/coming-out-at-work
  21. http://content.time.com/time/nation/article/0,8599,1901909,00.html
  22. http://www.apa.org/topics/lgbt/orientation.aspx
  23. http://www.hrc.org/resources/resource-guide-to-coming-out-as-bisexual

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.498 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan