Glutation merupakan antioksidan yang berfungi melindungi sel dan organ tubuh agar tetap sehat dan berfungi dengan baik. Berbeda dari antioksidan yang lain, glutation diproduksi oleh tubuh dan banyaknya ditentukan oleh berbagai faktor, misalnya kondisi lingkungan, gangguan kesehatan, dan usia. Artikel ini menjelaskan cara alami meningkatkan kadar glutation, misalnya mengonsumsi bahan makanan tertentu dan mengatasi stres agar tubuh tetap memproduksi glutation.
Langkah
-
Tingkatkan konsumsi daging sapi dan jeroan. Kandungan sulfur dan asam alfa lipoid dalam daging sapi dan jeroan berfungsi meregenerasi glutation yang rusak dan membentuk glutation baru. Konsumsilah 100-150 gram daging sapi dan jeroan setiap hari untuk meningkatkan produksi glutation dalam tubuh. [1] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Kebutuhan asam alfa lipoid bisa dipenuhi dengan mengonsumsi bahan makanan lain, misalnya brokoli, bayam, kubis brusel, kacang polong, dan tomat.
- Ragi pembuat bir mengandung asam alfa lipoid. Taburkan ragi pembuat bir pada makanan agar rasanya lebih lezat dan meningkatkan kadar glutation.
-
Konsumsilah 30 gram biji-bijian utuh sebagai pelengkap menu makan. Pasta atau roti biji-bijian utuh dan nasi cokelat mengandung sulfur dan selenium, yaitu kofaktor (komponen nonprotein) yang dibutuhkan untuk mengaktifkan glutation. Mengonsumi lebih banyak makanan yang mengandung selenium berguna meningkatkan produksi glutation secara alami. Lengkapi menu makan dengan mengonsumsi 30 gram biji-bijian utuh setiap kali makan. [2] X Teliti sumber
-
Tingkatkan konsumsi telur dan produk susu saat menjalankan diet. Telur dan produk susu mengandung sulfur dan protein beta kasein yang berperan penting agar tubuh mampu melakukan sintesis glutation secara alami. Konsumsilah 2-3 porsi makanan atau minuman yang menggunakan telur dan produk susu setiap hari untuk meningkatkan produksi glutation secara alami. [3] X Teliti sumber
- Susu, keju, dan yoghurt termasuk dalam kelompok produk susu.
Catatan: Jika Anda alergi laktosa, jangan mengonsumsi produk susu. Masih banyak sumber makanan lain yang mengandung beta kasein!
-
Gunakan sayur silangan saat memasak makanan. Sayur silangan, misalnya brokoli, kubis brusel, kembang kol, dan kale mampu meningkatkan kadar glutation sebab mengandung banyak antioksidan dan sulfur. Konsumsilah makanan yang menggunakan 40-50 gram sayur silangan minimal sekali sehari untuk meningkatkan asupan sulfur. [4] X Teliti sumber
- Selada air, sawi hijau, kol, lobak, dan arugula termasuk dalam kelompok sayur silangan.
-
Tingkatkan asupan vitamin C dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Vitamin C merupakan antioksidan yang berguna melindungi sel dengan menyerang radikal bebas sehingga kadar glutation tidak berkurang, bahkan meningkat. Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber vitamin C alami. Jadi, konsumsilah 200-300 gram buah-buahan dan sayuran setiap kali makan. [5] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Jeruk, stroberi, blewah, paprika, brokoli, dan kembang kol mengandung banyak vitamin C.
- Tingkatkan asupan vitamin C dengan mengonsumsi buah-buahan atau sayuran sebagai camilan.
-
Hindari alkohol untuk mempertahankan kadar glutation dalam tubuh. Alkohol mengoksidasi jaringan lever sehingga kadar glutation dalam tubuh berkurang. Jadi, jangan mengonsumsi alkohol jika ingin meningkatkan glutation. [6] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumberIklan
-
Biasakan berlatih kardio untuk menstimulasi produksi glutation. Langkah ini berguna menjaga kesehatan dan meningkatkan kadar antioksidan dalam tubuh, terutama glutation. Olahraga teratur secara konsisten berperan penting mengurangi stres oksidatif sehingga kadar glutation meningkat. Jalankan program latihan fisik secara konsisten dengan berolahraga 3 kali seminggu minimal 30 menit sehari untuk meredakan stres oksidatif sehingga kadar glutation dalam tubuh meningkat dengan sendirinya. [7] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
Tip Berolahraga: Jika Anda ingin berlatih kardio intens tanpa peralatan, lakukan latihan HIIT berdurasi 15 menit! HIIT, singkatan dari high intensity interval training , terdiri dari latihan yang menguras tenaga selama beberapa menit lalu beristirahat sejenak. Latihan ini bisa dilakukan di mana saja.
-
Minumlah shake protein whey setelah berolahraga. Sistein adalah asam amino yang sangat dibutuhkan agar tubuh mampu memproduksi glutation. Protein whey mengandung banyak sistein. Selesai berolahraga, siapkan shake dengan memasukkan beberapa sendok protein whey ke dalam air atau susu, lalu aduk rata. Selain meningkatkan kadar glutation, konsumsi shake protein whey berguna memulihkan dan membentuk jaringan otot. [8] X Teliti sumber
- Minumlah minimal 1 gelas shake protein whey setiap hari agar tubuh mampu melakukan sintesis glutation.
- Sebagai pengganti shake , konsumsilah camilan yang mengandung protein whey .
- Belilah bubuk protein whey di apotek, pasar swalayan, atau toko daring.
-
Sempatkan beristirahat setelah berolahraga untuk menstabilkan kadar glutation. Setelah berolahraga, Anda harus beristirahat yang cukup untuk memulihkan tubuh dan meningkatkan kadar glutation. Produksi glutation berkurang jika Anda kekurangan tidur setelah berolahraga. Pastikan Anda tidur malam 7-8 jam agar tubuh bisa memulihkan diri dan memproduksi glutation lebih banyak. [9] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Jangan berolahraga jika otot masih pegal atau nyeri.
Iklan
-
Konsumsilah 400 mg milk thistle . Langkah ini berguna melindungi sel dari kerusakan oksidatif sehingga kadar glutation dalam tubuh meningkat secara alami. Untuk itu, konsumsilah suplemen milk thistle setiap hari sesuai petunjuk pada kemasan agar kadar glutation dalam tubuh meningkat. [10] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Jika konsumsi suplemen milk thistle memicu reaksi negatif, misalnya gatal-gatal atau sesak napas, segera hentikan dan berkonsultasilah dengan dokter.
- Anda bisa membeli suplemen milk thistle di apotek atau toko daring.
-
Konsumsilah suplemen kunyit untuk mengurangi stres oksidatif pada lever. Kunyit merupakan tanaman herbal dan rempah yang sering digunakan dalam masakan India. Selain itu, kunyit memiliki khasiat medis, misalnya melindungi lever dari stres oksidatif yang berguna meningkatkan produksi glutation. Konsumsilah 1.000 mg suplemen kunyit setiap hari agar lever lebih sehat dan kadar glutation meningkat. [11] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Konsumsi suplemen kunyit tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi segera hentikan jika memicu reaksi negatif.
- Anda bisa membeli suplemen kunyit di apotek, pasar swalayan, atau toko daring.
-
Konsumsilah suplemen vitamin C untuk meningkatkan kadar glutation. Vitamin C mampu melawan radikal bebas dan meningkatkan kadar glutation dalam tubuh. Mengonsumsi 1.000 mg suplemen vitamin C berguna meningkatkan produksi dan kadar glutation. [12] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Bacalah petunjuk pemakaian pada kemasan agar Anda tidak mengonsumsi suplemen terlalu banyak sehingga bebas dari efek samping, misalnya sakit perut atau diare.
- Suplemen vitamin C tersedia di apotek, pasar swalayan, atau toko daring dalam bentuk pil atau bubuk untuk dilarutkan dalam air.
Peringatan: Suplemen milk thistle , kunyit, dan vitamin C bermanfaat menjaga kesehatan dan meningkatkan kadar glutation, tetapi bisa memicu interaksi negatif dengan obat lain yang sedang dikonsumsi. Sebelum mengonsumsi suplemen, temui dokter untuk memastikan boleh tidaknya Anda mengonsumsi suplemen tertentu. [13] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
Iklan
-
Temui dokter untuk mencari tahu kadar glutation melalui tes darah. Jika Anda menduga kadar glutation dalam tubuh rendah, berkonsultasilah dengan dokter, alih-alih langsung mengonsumsi suplemen atau melakukan cara lain. Biasanya, dokter menyarankan agar Anda menjalani tes darah guna mengukur kadar glutation. Berdasarkan hasil tes, ia bisa menentukan cara terbaik meningkatkan kadar glutation. Buat janji dengan dokter jika Anda ingin mencari tahu kadar glutation. [14] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Tes darah tidak menyita banyak waktu dan tidak terasa sakit. Biasanya, dokter atau petugas medis akan mengambil darah pasien untuk diperiksa di laboratorium.
- Ada kemungkinan, dokter bertanya tentang pola makan dan pola hidup yang Anda terapkan untuk mencari tahu penyebab rendahnya kadar glutation.
-
Diskusikan dengan dokter tentang opsi mengonsumsi suplemen. Ketahui bahwa suplemen belum tentu bermanfaat, terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat. Sebelum mengonsumsi suplemen, diskusikan hal ini dengan dokter dan beri tahu dokter tentang obat yang sedang dikonsumsi. Ia bisa menjelaskan terapi yang paling tepat untuk Anda. [15] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Dokter mungkin menyarankan agar Anda memulai terapi dengan mengubah pola hidup.
- Ingatlah bahwa suplemen untuk meningkatkan glutation bisa berinteraksi dengan obat tertentu.
-
Konsultasikan dengan dokter jika Anda ingin mengatasi gangguan kesehatan menggunakan suplemen glutation. Langkah ini bermanfaat mengatasi penyakit tertentu. Biasanya, dokter menyuntikkan glutation ke dalam pembuluh vena 1-3 kali seminggu. Selain itu, dokter menyarankan opsi lain, misalnya menjalani terapi dengan suplemen oral atau menjalani inhalasi. Temui dokter jika Anda ingin menjalani terapi glutation untuk mengatasi: [16] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Anemia
- Parkinson
- Aterosklerosis
- Diabetes melitus
- Kanker
- AIDS
- Sindrom kelelahan kronis
- Fibromialgia
Iklan
Peringatan
- Sempatkan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen untuk memastikan Anda menjalani terapi yang aman dan tidak berinteraksi negatif dengan obat yang sedang dikonsumsi.
- Jika Anda pernah atau baru menjalani transplantasi organ tubuh, jangan menjalani terapi glutation agar tubuh tidak menolak organ tubuh yang baru.
Referensi
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25005184/
- ↑ https://academic.oup.com/jn/article/134/3/489/4688681?utm_source=TrendMD&utm_medium=cpc&utm_campaign=J_Nutr_TrendMD_0
- ↑ https://academic.oup.com/jn/article/134/3/489/4688681?utm_source=TrendMD&utm_medium=cpc&utm_campaign=J_Nutr_TrendMD_0
- ↑ https://academic.oup.com/jn/article/134/3/489/4688681?utm_source=TrendMD&utm_medium=cpc&utm_campaign=J_Nutr_TrendMD_0
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12499341/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/6759830/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26360964/
- ↑ https://academic.oup.com/jn/article/134/3/489/4688681?utm_source=TrendMD&utm_medium=cpc&utm_campaign=J_Nutr_TrendMD_0
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25945148/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28735729/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27561811/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12499341/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29932300/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17406579/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18709289/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18709289/