Unduh PDF
Unduh PDF
Menulis bisa menjadi hobi yang seru sekaligus keahlian penting. Dari fiksi realis, fiksi ilmiah, puisi, hingga makalah akademis. Ingat, menulis lebih dari sekadar menggoreskan pena di kertas. Aktivitas ini butuh banyak membaca, riset, berpikir, dan merevisi. Memang tidak semua metode menulis cocok untuk tiap orang. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang penulis untuk meningkatkan keahlian dan menciptakan karya yang benar-benar memikat.
Langkah
-
Ketahui alasan Anda menulis. Mungkin Anda menulis karena hobi atau barangkali karena ingin menerbitkan buku. Mungkin juga Anda mendapat tugas sekolah menulis esai panjang, atau ingin meningkatkan kemampuan copywriting di tempat kerja. Apa pun alasannya, Anda bisa meningkatkan kemampuan menulis Anda. Dengan memahami tujuan menulis, Anda akan lebih mudah menentukan fokus. [1] X Teliti sumber
- Contohnya, jika Anda menulis makalah untuk jurnal ilmiah, Anda tidak perlu terlalu menggali latar belakang terlalu dalam seperti halnya novel. Memahami apa yang hendak ditulis membantu Anda menentukan pendekatan yang diambil untuk meningkatkan keterampilan menulis.
-
Bacalah karya dari penulis, genre, dan gaya menulis yang berbeda. Bacalah beragam buku dari berbagai penulis, genre, dan gaya tulisan untuk menambah wawasan tentang gaya dan suara yang berbeda-beda. Dengan banyak membaca, Anda akan terbantu dalam mengembangkan apa yang akan ditulis dan bagaimana mengeluarkan suara Anda dalam tulisan. [2] X Teliti sumber
- Jangan batasi diri Anda hanya pada satu genre khusus. Bacalah novel, buku nonfiksi, artikel berita, puisi, artikel jurnal akademi, dan bahkan materi pemasaran yang bagus. Ketika terbiasa dengan banyak gaya tulisan, Anda akan memiliki alat kerja yang lebih beragam.
- Bagus juga jika Anda membaca naskah yang dapat membantu menyelesaikan proyek menulis Anda. Jika misalnya Anda menulis novel fiksi ilmiah, artikel-artikel dalam jurnal ilmiah akan membantu Anda menguasai istilah-istilah teknis, sementara tulisan iklan yang bagus dapat mengajarkan Anda cara membangun sensasionalisme dan daya tarik emosional.
- Pertahankan jadwal membaca secara teratur. Sekalipun jatah waktu baca Anda hanya 20 menit sebelum pergi tidur, Anda akan menyadari bahwa kemampuan menulis Anda meningkat karenanya.
-
Carilah inspirasi untuk topik, plot, dan karakter yang akan digunakan dalam sebuah karya kreatif. Sebelum mulai menulis, Anda membutuhkan ide tulisan. Anda bisa menulis kisah cinta antara zombi dan mumi. Anda bisa menulis tentang planet Merkurius. Anda bahkan bisa menulis tentang diri Anda sendiri. Semua hal bisa Anda tulis. Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu Anda memulainya: [3] X Teliti sumber
- Genre apa yang Anda ingin tulis?
- Tema apa yang Anda ingin jadikan inti cerita?
- Sifat khas apa yang Anda inginkan ada pada diri tokoh utama?
- Apa yang memotivasi tokoh antagonis Anda?
- Jenis cerita apa yang akan Anda angkat (komedi, tragedi, dll.)?
- Mengapa pembaca akan menaruh minat pada plot yang Anda kembangkan?
-
Petakan subjek, topik, dan argumen untuk karya nonkreatif. Entah Anda sedang menulis artikel berita, artikel jurnal, esai tugas sekolah, ataupun buku nonfiksi, mulailah dengan mempersempit cakupan topik Anda. Pikirkan sebanyak mungkin subjek, konsep, orang, dan data terkait dan manfaatkan untuk mempersempit topik Anda menjadi subtopik. Anda juga bisa membuat peta pikiran atau sketsa kasar tentang plot cerita. [4] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
- Ajukan pertanyaan seperti: Apa argumen saya? Siapa pembaca karya saya? Penelitian apa yang perlu saya lakukan? Genre apa yang akan saya tulis?
- Contohnya, jika Anda ingin menuliskan hubungan antara dewa-dewa Yunani dan Fenisia, buatlah daftar yang terdiri atas semua dewa dari masing-masing bangsa tersebut disertai sifat-sifatnya. Kemudian, ambillah beberapa dewa yang memiliki hubungan paling jelas untuk mendukung karya tulis Anda.
- Jika subjek tulisan Anda lebih luas, seperti hubungan antarbangsa yang berbeda daratan di masa kolonial, Anda memiliki keleluasaan lebih besar. Anda bisa membicarakan bagaimana makanan melintasi samudera atau bagaimana orang biasa berkomunikasi dengan orang dari koloni berbeda di seberang lautan.
-
Cobalah menulis bebas agar ide Anda mengalir tak terbendung. Pasang pewaktu dan tulislah secara berkesinambungan hingga waktu habis. Anda tidak akan punya waktu mencemaskan kesalahan dan kekeliruan jika bergegas meluapkan kata-kata. Tidak masalah jika nantinya Anda tidak akan menggunakannya. Singkirkan saja writer’s block dengan mengisi halaman kosong dan memaksa otot-otot Anda menulis. Bahkan, tulisan ngawur pun sudah bisa dijadikan pembuka. [5] X Teliti sumber
- Menulis bebas bisa digunakan di hampir semua gaya menulis. Anda bisa mulai menulis cerita, menuangkan isi pikiran dan hasil observasi Anda, mencurahkan apa pun yang Anda ketahui tentang subjek itu. Pokoknya, biarkan kata-kata Anda mengalir bebas tanpa penghalang.
-
Kenali pembaca Anda dan sejauh mana mereka memahami subjek tulisan Anda. Penulis yang baik memahami perspektif pembacanya. Dia tahu cara memanfaatkannya hingga pembaca tertarik membaca tulisannya. Pikirkan audiens macam apa yang akan membaca tulisan Anda. Semakin Anda mengenali audiens pembaca Anda, semakin besar peluang tulisan Anda memenuhi harapan orang-orang yang akan membacanya [6] X Teliti sumber
- Dengan memahami audiens, Anda akan lebih mudah menentukan gaya bahasa yang perlu digunakan, hal-hal yang perlu dijelaskan, dan yang bisa disampaikan dalam karya Anda.
- Audiens karya akademis, misalnya, mungkin memiliki latar belakang yang serupa dengan Anda dan lebih suka penjelasan yang padat alih-alih kalimat bersayap. Anda juga tidak perlu lagi menjelaskan hal-hal dasar kepada mereka.
- Wajar sekali jika Anda menginginkan tulisan yang mampu memikat siapa pun. Namun, hasilnya akan lebih baik jika Anda bersikap realistis terhadap audiens sasaran. Orang yang hanya membaca novel roman memang masih berkemungkinan membaca novel misteri pembunuhan, tetapi penggemar genre misteri tetaplah menjadi kelompok target Anda.
-
Lakukan riset untuk topik pilihan Anda. Apa pun isi tulisan Anda, riset tetaplah penting. Untuk esai, Anda perlu melakukan riset data dan sumber spesifik terkait topik tulisan. Untuk novel, perhatikan masalah teknologi, sejarah, topik, periode waktu, karakter orang, tempat, dan apa saja di dunia yang yang memiliki kaitan dengan tulisan Anda. [7] X Teliti sumber
- Pilih informasi dari internet dengan cermat. Sejumlah sumber internet tidak bisa diandalkan. Sumber-sumber tepercaya seperti jurnal penelaahan sejawat dan buku-buku dari penerbit khusus buku akademis haruslah melewati proses pemeriksaan kebenarannya dan lebih aman dijadikan sebagai sumber. [8] X Teliti sumber
- Datanglah ke perpustakaan dan carilah informasi di sana. Anda mungkin akan menemukan informasi yang Anda cari di perpustakaan yang belum dikelola secara daring. Untuk sumber yang lebih luas, cobalah kunjungi perpustakaan universitas.
- Penelitian juga tak kalah pentingnya dalam menuliskan karya fiksi. Pastinya Anda ingin tulisan Anda terdengar masuk akal meskipun peristiwa-peristiwanya rekaan belaka. Hal-hal detail seperti tokoh cerita Anda berusia 600 tahun dan mengenal Julius Caesar (yang hidup lebih dari 2.000 tahun yang lalu) bisa membingungkan pembaca.
Iklan
-
Tentukan lini masa atau tujuan Anda. Atasan, guru, atau penerbit mungkin menetapkan tenggat untuk Anda, atau mungkin malah Anda sendiri yang harus melakukannya. Gunakan tenggat untuk menentukan tujuan seperti apa yang harus Anda selesaikan pada waktu tertentu. Tentukan waktu untuk menulis, merevisi, menyunting, meminta pendapat, dan memberikan umpan balik. [9] X Teliti sumber
- Jika Anda mencanangkan tenggat terbuka, Anda mungkin bisa menentukan tujuan seperti menulis 5 halaman sehari atau 5.000 kata per hari.
- Jika Anda memiliki tenggat khusus, seperti tugas esai sekolah, Anda harus lebih spesifik. Misalnya, Anda bisa meluangkan waktu 3 minggu untuk penelitian, 1 minggu untuk menulis, dan 1 minggu untuk menyunting.
-
Buatlah garis besar. Membuat garis besar sederhana untuk tulisan akan membantu Anda tetap sesuai jalur dan memastikan diri membahas semua poin penting. Garis besar itu akan menjadi kerangka berisi poin-poin dasar, atau Anda bisa mengisinya dengan lebih banyak fakta dan informasi. [10] X Teliti sumber
- Garis besar tulisan haruslah mengalir sesuai urutan yang Anda kehendaki. Nantinya Anda bisa mengatur ataupun menyusun ulang urutannya sembari menulis. Yang jelas, kehadiran garis besar akan membantu poin-poin cerita mengalir lebih terpadu.
- Beberapa penulis lebih suka bekerja tanpa panduan garis besar dan ini tidak masalah. Anda harus menyiapkan waktu lebih banyak untuk merevisi dan menulis ulang karena Anda tidak punya rancangan alur sebelum mulai menulis.
-
Hadirkan konflik, klimaks, dan resolusi dalam karya kreatif Anda. Penulisan kreatif memiliki begitu banyak variasi. Cerita dasar biasanya memiliki awal, konflik, klimaks, dan resolusi yang hadir berurutan. Poles cerita Anda dengan memperkenalkan protagonis Anda dan dunianya terlebih dahulu. Lalu, munculkan orang, benda, atau peristiwa yang bisa mengguncangkan dunia sang protagonis tersebut. Guncangkan dunia tersebut hingga mencapai puncak yang penuh gelora dan intens (klimaks) sebelum membawanya kembali menuju penutup dengan resolusi yang telah dipikirkan baik-baik. [11] X Teliti sumber
- Resolusi tidak selalu berarti akhir yang bahagia jika memang itu bukan gaya Anda. Resolusi sebetulnya cukup menyatukan semua keruwetan plot sehingga terasa masuk akal.
- Penggunaan konflik, klimaks, dan resolusi juga berlaku pada banyak jenis penulisan kreatif, bukan hanya fiksi. Sebagai contoh, buku sejarah populer juga kerap mengikuti format ini.
-
Untuk karya analisis, berikan pengantar, bukti, analisis, dan kesimpulan. Tentu saja cara Anda menyusun karya analisis bergantung pada macam tugas Anda dan standar yang berlaku di bidang Anda tersebut. Meskipun demikian, setidaknya tulisan analisis biasanya memperkenalkan topik dan argumen terlebih dahulu, kemudian masuk ke bukti-bukti pendukung, diikuti oleh analisis atau interpretasi penulis, kemudian kesimpulan. [12] X Teliti sumber
- Jika Anda sendiri yang melakukan penelitian atau mengumpulkan data, sebaiknya Anda mengulas dahulu metode penelitian sebelum menyajikan data-data.
- Bagian diskusi juga biasa ditemukan di antara analisis dan kesimpulan. Bagian ini membahas sejumlah interpretasi terhadap data Anda. Kemudian, interpretasi yang paling tepat ditulis belakangan untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan riset Anda.
-
Tulislah draf pertama Anda. Tuliskan apa pun yang Anda ingin masukkan ke dalam karya tersebut. Abaikan dulu semua salah eja atau salah tata bahasa. Akan ada waktunya untuk menyusun kembali dan menyuntingnya. Jadi, saat awal menulis, lebih baik fokuskan perhatian Anda untuk mengembangkan ide. [13] X Teliti sumber
- Anda dapat membuat versi lengkap tulisan secara kasar. Menentukan sistematika, seperti rangkaian bab, akan sangat membantu jika Anda menulis karya yang cukup panjang.
- Jika Anda menyiapkan garis besar, jangan beranggapan bahwa Anda harus mengikutinya mentah-mentah. Garis besar tersebut membantu Anda mengikuti alur besar tulisan. Meskipun demikian, garis besar hanyalah panduan, bukan aturan baku.
-
Sunting draf kedua Anda. Baca lagi draft pertama Anda lalu mulailah menyunting dan merombak isi tulisan. Bedah plot dan argumen yang Anda ajukan kemudian berfokuslah pada menciptakan transisi yang rapi dari poin satu ke poin lainnya. Mulailah juga memikirkan bagian mana yang kurang tepat dan layak dipangkas. [14] X Teliti sumber
- Periksalah koherensi tulisan. Perhatikan, apakah isi tulisan Anda berpadu dan bisa dipahami secara logika? Jika demikian, lanjutkan tulisan tersebut. Namun, jika tidak, mungkin Anda perlu merevisi atau memangkas bagian-bagian yang tidak sesuai.
- Periksa kebutuhan tulisan. Apakah semua bagian cerita turut berkontribusi secara proporsional? Apakah setiap bagian memberikan latar belakang yang memadai, mendukung alur atau argumen, mengembangkan karakter atau poin penting, atau memperkenalkan analisis kritis? Jika tidak memenuhi pertanyaan-pertanyaan tersebut, pangkas saja.
- Periksa kekurangan dalam naskah. Apakah semua karakter atau poin muncul sesuai porsinya? Apakah semua data atau informasi pendukung sudah ada? Apakah poin-poin yang Anda sampaikan mengalir dengan halus ataukah masih ada kesenjangan logika?
-
Tuliskan ulang sampai Anda siap mendapatkan opini pihak luar. Menulis sering kali harus melalui banyak draf dan tahap. Teruslah menulis, menata ulang susunannya, dan merevisi konten sampai Anda merasa siap untuk memperlihatkannya kepada orang lain dan mendapatkan kritik. Selalu ingat tenggat menulis Anda dan pastikan Anda juga memiliki cukup waktu untuk menyunting sebelum menyerahkan naskah final. [15] X Teliti sumber
- Tidak ada ketentuan jumlah draf yang harus ditulis sebelum sebuah karya layak ditampilkan, Jumlah draf tersebut bergantung pada lini masa yang Anda buat, tingkat kenyamanan Anda, dan gaya menulis Anda.
- Wajar saja jika Anda selalu merasa ada yang perlu ditambahkan atau direvisi. Namun, cobalah untuk tidak terlalu terpaku pada kesempurnaan. Pada beberapa titik, Anda hanya harus berhenti menulis.
Iklan
-
Periksa naskah untuk mencari kesalahan teknis. Ingat, pemeriksa ejaan tidak selalu bisa membereskan masalah teknis ini. Hanya Anda yang tahu perbedaan antara “sekalipun” dan “sekali pun” atau “ke luar” dan “keluar”. Selain mencari salah eja dan salah tata bahasa, periksalah juga pemakaian kata secara berlebihan atau secara keliru. [16] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
- Jika Anda menulis dalam bahasa Inggris, alat-alat daring seperti Grammarly dan Hemingway Editor bisa membantu memeriksa masalah yang lebih rumit seperti kejelasan makna dan penggunaan kata. Namun, seperti halnya pemeriksa ejaan pada umumnya, Anda tidak seharusnya menyerahkan seluruh masalah penyuntingan kepada alat ini.
-
Mintalah pendapat dari pihak luar. Ini langkah yang sangat penting karena orang akan melihat apa yang sesungguhnya Anda tuliskan, bukan yang Anda “anggap” telah tuliskan. Minta 2-3 orang yang Anda percaya untuk mengulas karya Anda dan memberi masukan tentang kejelasan, konsistensi, dan pemakaian tata bahasa ataupun ejaan yang benar. [17] X Teliti sumber
- Para guru, profesor, pakar topik terkait, kolega, dan penulis lain termasuk orang-orang yang tepat untuk Anda tanyai. Anda juga bisa bergabung dengan kelompok penulis untuk saling unjuk karya, membaca, dan memberi masukan.
- Minta mereka untuk memberi pendapat secara jujur dan menyeluruh. Hanya masukan jujur, sekalipun penuh kritik pedas, yang bisa membantu Anda berkembang menjadi penulis yang lebih baik.
- Jika mereka butuh sedikit panduan, berikan mereka pertanyaan yang kerap Anda lemparkan kepada diri sendiri.
-
Gabungkan semua masukan yang Anda terima. Tentu saja Anda tidak harus suka atau setuju dengan apa pun yang dikatakan orang tentang karya Anda. Akan tetapi, jika Anda menerima komentar yang sama dari banyak orang, Anda perlu mempertimbangkannya baik-baik. Jaga keseimbangan antara tetap mempertahankan hal-hal yang Anda anggap penting dalam cerita dan melakukan perubahan berdasarkan masukan dari orang-orang tepercaya. [18] X Teliti sumber
- Baca ulang karya Anda sambil mengingat baik-baik pendapat para pembaca. Catatlah celah atau bagian yang perlu dipotong atau yang perlu direvisi.
- Tuliskan ulang bagian-bagian penting dengan menggunakan pengetahuan dari para pembaca dan dari bacaan yang Anda anggap perlu.
-
Hapus kata-kata yang tidak penting. Jika sebuah kata tidaklah esensial bagi penceritaan sebuah kisah atau semantik kalimat, hapus saja. Lebih baik karya Anda hanya berisi sedikit kata alih-alih boros kata. Bagaimanapun, menggunakan terlalu banyak kata hanya membuat tulisan Anda tampak penuh-sesak, angkuh, atau tidak terbaca. Anda juga harus berhati-hati dengan:
- Kata sifat. Kata sifat mendeskripsikan kata benda dan paling efektif bila digunakan sesuai tujuan. Perhatikan kalimat berikut: "Dia keluar rumah dengan berang dan marah." Kata "berang" dan "marah" memiliki arti yang sama. Lebih baik Anda menuliskan: "Dia keluar rumah dengan berang."
- Idiom dan kata-kata slang. Idiom, seperti "membanting tulang" atau "kambing hitam," tidak selamanya cocok digunakan dalam karya tulis. Begitupun kata slang sangat terkait dengan waktu (misalnya, masihkah kata “ngeceng” dan “JJS” digunakan saat ini?) dan rentan disalahpahami oleh pembaca.
- Gunakan kata kerja. Gunakan kata kerja aktif dan lebih menggambarkan keadaan. Misalnya, jangan cuma menuliskan, “Dia lelah.” Lebih baik, tuliskan, “Dia ambruk dan tidak lagi bertenaga."
- Bijaksanalah menggunakan kata depan. Dalam bahasa Indonesia, kita sering kali tertukar dalam menggunakan kata depan “di” dan dan kata imbuhan “di-”. Perlu diketahui jika kata “di” merupakan kata depan yang mengawali kata penunjuk tempat sehingga harus ditulis terpisah, misalnya di sekolah, di rumah, dll. Sementara itu, kata imbuhan “di-” harus diikuti kata kerja dan ditulis berangkaian, misalnya dimakan, diubah, dll. Jika Anda menulis dalam bahasa Inggris, sah-sah saja menggunakan rangkaian kata depan, tetapi jangan berlebihan. Contohnya, jangan tuliskan, "The cyborg climbed on the molding above the staircase along the wall beside the throne." Lebih baik, Anda tuliskan, "The cyborg skirted the staircase molding on the wall closest to the throne." [19] X Teliti sumber
-
Gunakan kosakata sederhana. Meskipun prosa yang panjang dengan kalimat mendayu itu disukai, sering kali tulisan dengan kosakata yang jelas dan sederhana menjadi pilihan terbaik. Hindari menggunakan jargon atau kata-kata muluk hanya demi terlihat profesional atau meyakinkan. Karya tulis demikian justru kerap mendatangkan efek sebaliknya. Karya tulis yang rumit berpotensi membingungkan pembaca. Perhatikan contoh-contoh berikut dari Hemingway dan Faulkner. Menurut Anda, mana yang lebih mudah dipahami? [20] X Teliti sumber
- "Manuel meneguk brandy . Dia mengantuk. Udara terlalu panas hingga dia malas keluar. Toh memang tidak ada yang harus dikerjakannya. Dia ingin bertemu Zurito. Lebih baik dia tidur dulu sembari menunggu, " — Ernest Hemingway, Men Without Women .
- "Dia tidak merasa lemah, hanya memanjatkan syukur dalam kesedihan yang sangat menciutkan hati selama masa pemulihan; masa ketika waktu yang memaksanya untuk bergerak cepat kini tidak ada, detik-detik dan menit-menit yang berlalu dan menyatakan dengan paripurna bahwa tubuh adalah budak, baik saat terjaga maupun terlelap, kini telah dijungkirkan. Sekarang saatnya melayani kenikmatan tubuh, bukan sekadar tunduk pada dorongan mempersingkat waktu. " — William Faulkner, The Hamlet .
-
Gunakan kata kerja untuk memperkuat kalimat. Kata kerja yang digunakan secara tepat akan menciptakan kalimat yang mengesankan dan membantu mencegah pemakaian kata sifat yang berlebihan. Buatlah kalimat dengan kata kerja yang kuat kapan pun itu. [21] X Teliti sumber
- Perhatikan kalimat berikut: "Dia masuk kamar secara menyeramkan." Kalimat itu tidak keliru secara tata bahasa, tetapi terasa hambar dan bertele-tele. Anda bisa memperkuat kalimat tersebut dan menjadikannya lebih spesifik dengan memperkenalkan kata baru. Coba gunakan "mengendap-endap masuk," "berjingkat-jingkat masuk," atau "diam-diam masuk" untuk menggantikan “masuk secara menyeramkan.”
-
Perhatikan bentuk kata kerja. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan (misalnya "Anjing itu menemukan pemiliknya" ). Dalam kalimat pasif, subjek dikenai tindakan (misalnya, "Sang pemilik ditemukan oleh anjingnya" ). Gunakan kalimat aktif sebisa mungkin. Begitulah aturan yang banyak diikuti orang. [22] X Teliti sumber
- Dalam beberapa bidang dan industri, kalimat pasif menjadi suatu standar. Contohnya, makalah ilmiah akan menyebutkan “Larutan yang diberi 2 tetes aktivator” untuk mempertahankan kata “larutan” sebagai subjek kalimat. Jika kalimat pasif menjadi standar dalam penulisan dalam genre yang Anda tekuni, ikuti aturan ini.
-
Gunakan bahasa kiasan untuk memberi efek dalam karya kreatif. Bahasa kiasan meliputi majas-majas seperti simile (ibarat), metafora, personifikasi, hiperbola, perumpamaan, dan idiom. Gunakan bahasa kiasan secukupnya agar memberi efek yang mengena. Kalimat "Usahanya sia-sia belaka" akan terasa lebih menohok jika menggunakan majas simile seperti berikut: "Usahanya sia-sia belaka, seperti ingin memeluk gunung tetapi tangan tak sampai." [23] X Teliti sumber
- Penggunaan simile dan metafora memang mudah. Meskipun demikian, cobalah memasukkan majas berbeda untuk menambahkan tekstur dan kedalaman tulisan. Hiperbola, contohnya, dapat menciptakan tulisan yang meledakkan halaman.
- Contoh lain bahasa kiasan adalah personifikasi yang menempelkan sifat manusia kepada benda lain. “Sang angin menari-nari di angkasa” menciptakan gambaran kuat tentang angin yang bertiup kencang tetapi penuh keindahan tanpa harus menuliskan, “Angin bertiup kencang, tetapi indah."
-
Gunakan tanda baca yang tepat. Tanda baca membantu kita memahami arti susunan kata yang berbeda-beda. Tanda baca harus ada dan mengalir tanpa mengganggu perhatian pembaca. Orang kerap membuat kesalahan dengan memasukkan tanda baca terlalu banyak, mencolok, atau malah justru membuat orang terpaku pada tanda baca itu sendiri. Berfokuslah pada dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan tanda baca tersebut, bukan pada usaha menambahkan tanda koma sebanyak mungkin. [24] X Teliti sumber
- Gunakan tanda seru secukupnya. Orang relatif jarang berseru, begitupun seharusnya dengan kalimat. Kalimat “Jamie girang bukan main bertemu dengannya!”, contohnya, sebetulnya tidak butuh tanda seru. Toh kalimat itu sudah menyatakan bahwa Jamie girang setengah mati.
Iklan
Tips
- Temukan tempat yang nyaman untuk menulis. Masing-masing lokasi mungkin hanya cocok untuk aktivitas tertentu. Contohnya, Anda bisa maksimal mencari ide saat di berbaring di kamar dan mencurahkan pikiran sebaik mungkin saat menyunting di perpustakaan.
- Hindari menggunakan kata-kata yang tidak banyak dipakai saat ini dan bahasa yang terlalu baku. Anda akan lebih sulit menulis dan pembaca pun akan lebih sulit memahaminya.
- Jangan takut menulis di luar urutan baku. Banyak penulis memulai tulisannya dengan memaparkan bagian akhir atau analisis, lalu bergerak maju.
- Setelah menyesaikan draf pertama, tinggalkan dahulu untuk memberi Anda jarak kepada tulisan. Dengan jarak ini, Anda kemudian bisa membaca ulang dengan kacamata seorang pembaca. Anda juga mungkin akan menemukan sejumlah kesalahan dasar yang tidak terlihat saat sedang asyik menulis..
- Ingat istilah teknik. Jika Anda ingin melukiskan sebuah rumah, Anda harus tahu istilah-istilah seperti "kuda-kuda", "kolom", dan "fasad.” Istilah-istilah ini tidak memiliki padanan kata. Anda mungkin harus menyebut identitas suatu benda sebagai "dekorasi emas" atau "benda bersepuh emas pada tembok".
Iklan
Referensi
- ↑ https://writing.colostate.edu/guides/page.cfm?pageid=420&guideid=20
- ↑ https://www.bostonglobe.com/lifestyle/2016/05/30/want-write-better-read-more/pxGs6c2hhhJpfdcVWbbz1H/story.html
- ↑ http://www.writersdigest.com/editor-blogs/there-are-no-rules/how-to-brainstorm-give-your-brain-free-rein
- ↑ https://writingcenter.unc.edu/tips-and-tools/brainstorming/
- ↑ http://castle.eiu.edu/writing/freewritingexercises.pdf
- ↑ https://www.plainlanguage.gov/guidelines/audience/
- ↑ http://www.writersdigest.com/editor-blogs/guide-to-literary-agents/how-to-research-a-novel-7-tips
- ↑ https://www.press.uchicago.edu/books/turabian/tcc/topicsheet10.pdf
- ↑ https://writershelpingwriters.net/2017/04/the-efficient-writer-using-timelines-to-organize-story-details/
- ↑ https://www.albany.edu/eas/170/outline.htm
- ↑ http://www.fiction-writers-mentor.com/story-structure/
- ↑ http://advice.writing.utoronto.ca/planning/organizing/
- ↑ http://www.writersdigest.com/editor-blogs/there-are-no-rules/fruitless-first-draft-struggles
- ↑ http://www.library.dmu.ac.uk/Support/Heat/index.php?page=492
- ↑ http://www.library.dmu.ac.uk/Support/Heat/index.php?page=492
- ↑ https://writingcenter.unc.edu/tips-and-tools/editing-and-proofreading/
- ↑ https://grad.arizona.edu/ofce/articles/2016/08/five-tips-getting-helpful-feedback-your-writing
- ↑ https://grad.arizona.edu/ofce/articles/2016/08/five-tips-getting-helpful-feedback-your-writing
- ↑ http://www.fsb.miamioh.edu/fsb/content/programs/howe-writing-initiative/HWI-handout-editingforconcision.html
- ↑ https://learning.blogs.nytimes.com/2012/09/20/writing-rules-advice-from-the-new-york-times-on-writing-well/
- ↑ http://www.owlnet.rice.edu/~cainproj/writingtips/preciseverbs.html
- ↑ https://writing.wisc.edu/Handbook/CCS_activevoice.html
- ↑ https://online.maryville.edu/online-bachelors-degrees/online-literary-devices-guide/
- ↑ http://www.thepunctuationguide.com/top-ten.html
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 17.765 kali.
Iklan