Unduh PDF
Unduh PDF
Prolog terletak di bagian paling awal novel, sebelum bab pertama. Prolog yang bagus harus terasa seperti bagian penting dari sebuah novel dan bukan hanya bab bonus atau taktik penulis untuk menggenapkan halaman. Untuk menulis prolog novel yang efektif, pertama-tama Anda harus mengenali tujuan prolog. Buatlah satu (atau beberapa) draf prolog dan edit agar hasilnya rapi dan siap dicetak.
Langkah
-
Gunakan prolog untuk memaparkan kisah latar belakang. Salah satu cara untuk memanfaatkan prolog adalah mengisinya dengan kisah latar tentang satu atau beberapa tokoh. Trik ini bisa membantu Anda sebagai penulis untuk menghindari cerita yang akan mengganjal alur di tengah novel, seperti kilas balik atau latar belakang. Trik ini juga berguna terutama jika Anda kesulitan untuk menyelipkan detail masa lalu tokoh ke dalam alur novel. [1] X Teliti sumber
- Namun, banyak penulis menolak untuk menggunakan prolog sebagai cara untuk menumpahkan seluruh kisah latar atau informasi masa lalu kepada pembaca. Sebaliknya, mereka lebih suka memasukkan kisah latar ke dalam prolog yang terasa esensial bagi seluruh novel dan mengandung informasi yang tidak bisa diletakkan di tempat lain di dalam cerita.
- Prolog berat yang berisi kisah latar harus bisa mengungkapkan awal mula perjalanan atau misi tokoh dan memberi pembaca informasi mengenai masa lalu yang mengarah kepada kejadian saat ini. Jadi, isi prolog bisa berupa latar belakang di balik sebuah kejadian, seperti perang atau konflik, atau latar belakang tokoh yang berperan penting bagi isi cerita. [2] X Teliti sumber
-
Buatlah prolog yang memikat hingga pembaca mau menghabiskan seluruh novel. Banyak pengarang yang memanfaatkan prolog sebagai pemikat yang memicu rasa penasaran. Prolog jenis ini harus bisa menimbulkan pertanyaan yang menarik di pikirkan pembaca, memberi mereka alasan untuk melanjutkan dan memberi gambaran mengenai isi novel. [3] X Teliti sumber
- Untuk membuat prolog yang memikat, Anda bisa menyajikan adegan yang memperkenalkan tokoh dan peristiwa yang akan menjadi inti cerita. Anda juga bisa memberikan gambaran sekilas mengenai apa yang akan terjadi, sehingga pembaca bisa berkenalan dengan salah satu atau beberapa tokoh novel.
-
Gunakan prolog sebagai alat untuk membingkai novel secara keseluruhan. Beberapa penulis menggunakan prolog sebagai pembingkai, tempat si tokoh membuka cerita tentang novel tersebut. Tokoh inilah yang kemudian bertindak sebagai narator novel. [4] X Teliti sumber
- Cara ini efektif jika isi novel seolah diceritakan oleh seseorang dan didominasi oleh satu atau dua pencerita. Pengarang bisa menggunakan prolog dengan cara seperti ini jika dia ingin pembaca mengetahui kenapa isi novel itu perlu diceritakan.
-
Berfokuslah pada perspektif karakter yang berbeda di dalam prolog. Kadang-kadang prolog digunakan untuk memperkenalkan satu sudut pandang karakter. Sisa novel bisa saja diceritakan dengan sudut pandang lain atau beberapa sudut pandang, dan tidak pernah lagi berfokus pada tokoh di prolog. Gaya seperti ini biasanya dilakukan karena dirasa penting atau karena ada alasan yang kuat, dan Anda ingin perspektif si tokoh tersebut ikut berperan di dalam novel ketika tema/ide utama disajikan. [5] X Teliti sumber
- Prolog jenis ini memberi Anda kesempatan untuk menggunakan sudut pandang yang tidak banyak dipakai atau justru tidak digunakan sama sekali di dalam isi novel. Teknik ini juga mencegah Anda merusak sudut pandang di dalam cerita, karena Anda sudah menggambarkan perspektif si tokoh di dalam prolog.
Iklan
-
Pilihlah jenis prolog yang cocok untuk cerita Anda. Untuk menulis prolog yang efektif, pertama pertimbangkan jenis prolog seperti apa yang cocok dengan novel. Prolog sering kali ditulis setelah novel selesai atau dalam tahap akhir. Jika Anda menulis prolog sebelum menulis isi novel, buatlah prolog yang mengikat seluruh isi cerita. [6] X Teliti sumber
- Pikirkan prolog yang bisa membuat isi novel semakin menarik dan menyatu dengan seluruh cerita. Apakah isinya hendak mengungkapkan tokoh, latar belakang, atau sudut pandang tertentu? Apakah akan menggambarkan kisah latar atau membingkai seluruh cerita dengan cara tertentu?
- Jika Anda menulis prolog untuk buku yang sudah selesai dibuat, pikirkan pula cara mengaitkan prolog dengan bab pertama. Prolog harus bisa memikat pembaca. Isinya harus sekuat atau lebih baik dari detail dan peristiwa di dalam bab pertama. Prolog tidak boleh membocorkan detail atau mengulang bab pertama, karena akan jadi membosankan dan kering.
-
Buatlah adegan dengan detail yang hidup. Prolog sering kali diset di dalam sebuah adegan, terutama untuk novel aksi dan misteri. Prolog seperti ini akan memberikan paparan beralur cepat dengan tujuan membuat pembaca tertarik sesegera mungkin. Anda harus memikirkan adegan mana yang ingin dikisahkan di prolog. Anda bisa menentukannya berdasarkan sudut pandang tokoh tertentu. [7] X Teliti sumber
- Manfaatkan kelima pancaindra untuk menghidupkan peristiwa, dengan fokus yang menceritakan bagaimana bau, rasa, bunyi, dan tampilan adegan tersebut. Buatlah si tokoh menggambarkan elemen-elemen tersebut di dalam adegan dan gunakan si tokoh sebagai alat pembaca untuk merasakan langsung peristiwa di dalam cerita.
-
Buatlah prolog berisi satu atau dua adegan. Prolog dikategorikan bagus jika isinya singkat dan langsung ke inti masalah. Masukkan satu atau dua adegan saja ke dalam prolog, karena terlalu banyak adegan akan membuat prolog jadi terlalu panjang dan melebar. Memilih adegan yang kuat untuk dijadikan prolog akan menjadi cara yang efektif untuk memikat pembaca dengan segera. [8] X Teliti sumber
- Jangan membuat adegan yang terlalu banyak melompat dari satu waktu ke waktu lain, karena akan jadi membingungkan atau membuat pembaca merasa tersentak-sentak. Buatlah prolog dalam satu atau dua periode waktu saja agar tidak terlalu panjang.
-
Gunakan ujaran tokoh tertentu. Jika Anda memutuskan untuk membuat prolog sebagai cara untuk mengakses sudut pandang tokoh tertentu, pastikan Anda mengujarkannya sesuai karakter si tokoh. Pikirkan bagaimana cara si tokoh bicara kepada orang lain atau dirinya sendiri. Pertimbangkan usia, latar belakang, dan jenis kelamin si tokoh, dan bagaimana semua hal tersebut memengaruhi gaya dia bercerita. [9] X Teliti sumber
- Jika Anda menggunakan prolog sebagai cara untuk mengisahkan tokoh yang tidak muncul lagi di dalam novel atau hanya muncul sebagai tokoh figuran, gunakan prolog untuk benar-benar menjelaskan perspektif si tokoh. Ini adalah kesempatan Anda untuk menunjukkan lebih banyak hal tentang tokoh tersebut kepada pembaca dan menyelami apa yang membuat dia menjadi sangat penting.
-
Masukkan kisah latar ke dalam prolog. Jika tujuan prolog Anda adalah mengungkapkan peristiwa masa lalu dalam kehidupan si tokoh atau membahas sejarahnya, pastikan ada cukup kisah latar yang diceritakan di dalam draf. Masukkan pula detail masa lalu si tokoh dan tunjukkan kenapa detail ini berperan penting bagi isi cerita secara keseluruhan. Walaupun kisah latar ini tentang si tokoh, tetapi Anda harus tetap menghubungkannya dengan tema/ide yang lebih besar di dalam novel. [10] X Teliti sumberIklan
-
Buatlah prolog yang singkat dan tepat sasaran. Prolog yang baik biasanya tidak lebih dari tiga hingga empat halaman. Baca kembali draf dan suntinglah. Buang detail yang tidak penting atau tidak bagus bagi isi cerita secara keseluruhan. Prolog yang singkat dan padat akan lebih efektif untuk memastikan pembaca agar terus tertarik dan melanjutkan ke bab pertama. [11] X Teliti sumber
-
Pastikan alurnya cepat dan menarik. Alur prolog harus cepat dan tajam. Jangan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar atau memaparkan terlalu banyak informasi kepada pembaca, karena toh Anda bisa melakukan hal ini di sepanjang novel. Jangan menjejali prolog dengan informasi yang mungkin lebih tepat dikisahkan di tempat lain di dalam novel. Masukkan detail-detail yang esensial saja ke dalam prolog. [12] X Teliti sumber
- Salah satu cara untuk memeriksa alur prolog adalah dengan membacanya keras-keras kepada diri sendiri atau orang lain. Tandai kalimat yang melebar atau peristiwa yang canggung dan suntinglah hingga terdengar mulus dan tidak bertele-tele.
-
Periksa apakah prolog tersebut sudah sesuai dengan seluruh isi novel. Setelah prolog diedit, Anda akan meletakkannya di awal, sebelum bab 1. Jadi pertimbangkan, apakah isinya sudah sesuai? Apakah prolognya terasa seperti awal yang menarik? Apakah isinya mengandung informasi yang juga terdapat di dalam bab 1? Apakah prolog menguatkan isi cerita secara keseluruhan? [13] X Teliti sumber
- Prolog harus cukup kuat untuk bisa berdiri sendiri, terpisah dari novel. Isinya harus seperti sebuah cerita pendek yang mengandung alur cerita dan konflik. Tetapi tidak seperti cerita pendek, akhir prolog harus tetap terbuka. Prolog bisa memperkenalkan konflik yang akan dipecahkan atau dibahas di dalam novel nanti dan membuat pembaca semakin bertanya-tanya.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.foremostpress.com/authors/articles/prologue.html
- ↑ http://www.writersdigest.com/online-editor/4-approaches-for-the-first-chapter-of-your-novel
- ↑ https://www.scribendi.com/advice/how_to_write_a_prologue.en.html
- ↑ http://www.foremostpress.com/authors/articles/prologue.html
- ↑ http://www.foremostpress.com/authors/articles/prologue.html
- ↑ http://lindasclare.com/2016/01/writing-a-prologue/
- ↑ http://lindasclare.com/2016/01/writing-a-prologue/
- ↑ http://www.foremostpress.com/authors/articles/prologue.html
- ↑ http://www.foremostpress.com/authors/articles/prologue.html
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 74.084 kali.
Iklan