Unduh PDF Unduh PDF

Menurut American Pregnancy Association, tekanan darah tinggi dialami oleh sekitar 6-8% wanita hamil. Anda mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi jika tekanan darah Anda melebihi 140 mmHg (sistol) atau 90 mmHg (diastol). Beberapa faktor risiko hipertensi selama kehamilan meliputi peningkatan berat badan, hipertensi sebelum kehamilan, hamil janin kembar, penyakit kronis, dan/atau pola makan yang buruk (tinggi asupan garam dan lemak). Hipertensi dapat memicu komplikasi lainnya (berat badan bayi yang rendah, gangguan pada ginjal, kelahiran prematur, dan preeklampsia) sehingga Anda harus mengambil langkah untuk menurunkan tekanan darah selama kehamilan. [1]

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mengubah Gaya Hidup

Unduh PDF
  1. Wanita yang jarang bergerak berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi dibandingkan dengan mereka yang berolahraga. Jadi, konsultasikan mengenai program olahraga dengan dokter baik jika Anda sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan. [2]
    • Usahakan berolahraga paling tidak 30 menit setiap hari di sebagian besar hari selama seminggu.
    • Jika Anda baru memulai, cobalah berjalan atau berenang dengan intensitas rendah.
    • Selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai program olahraga, dan pastikan keamanan aktivitas tertentu bagi Anda. [3]
  2. Berat badan berlebih adalah faktor risiko hipertensi sehingga Anda harus berusaha menjaga peningkatan berat badan selama hamil tetap dalam batasan yang sehat. Pola makan sehat dan olahraga rutin adalah beberapa cara untuk mengelola peningkatan berat badan selama kehamilan. [4]
    • Preeklampsia adalah kondisi hipertensi yang dipicu kehamilan dan dapat terjadi bila Anda mengalami peningkatan berat badan terlalu besar selama hamil. Kondisi ini dapat mengakibatkan masalah pada ginjal dan hati ibu yang mengandung, dan komplikasi pada janin dalam kandungan. [5]
    • Berat badan berlebih juga meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya selama kehamilan, misalnya nyeri punggung, kelelahan, kram, ambeien, diabetes gestasional, sensasi terbakar di dada, dan nyeri sendi.
  3. Stres dapat meningkatkan tekanan darah baik jika Anda sedang hamil maupun tidak. Berusahalah untuk menghindari pemicu stres jika mungkin.
    • Jangan bekerja terlalu keras selama hamil. Jika Anda bekerja lebih dari 41 jam seminggu, Anda akan lebih berisiko terhadap tekanan darah tinggi. [6]
    • Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, visualisasi, dan yoga. Teknik-teknik ini dapat menenangkan tubuh dan mengurangi stres.
  4. Teknik pernapasan seperti pernapasan diafragma dapat membantu menenangkan tubuh dan pikiran, serta meredakan stres. Selain itu, penggunaan otot diafragma (otot di dasar paru-paru) dapat memperkuat pernapasan dan mengurangi ketegangan otot lain di dada dan leher Anda. [7]
    • Berbaringlah telentang atau duduklah dengan nyaman. Jika berbaring, letakkan bantal di bawah lutut sehingga tetap membengkok. [8]
    • Untuk merasakan gerakan diafragma, letakkan tangan di dada dan di bawah tulang rusuk.
    • Tarik napas perlahan melalui hidung hingga terasa perut Anda menggembung.
    • Keluarkan napas perlahan melalui mulut dalam 5 hitungan sambil mengencangkan dan membiarkan otot perut kembali masuk ke dalam.
    • Ulangi dan teruskan bernapas dengan teratur dan perlahan.
  5. Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan jenis musik yang tepat sambil bernapas perlahan selama paling tidak 30 menit dapat menurunkan tekanan darah. [9]
    • Dengarkan musik yang menenangkan dan merilekskan seperti celtic , musik klasik atau India, ataupun musik kesukaan yang dapat membuat Anda rileks.
    • Hindari musik bersuara keras atau berirama cepat seperti musik rock , pop, dan heavy metal karena efeknya justru meningkatkan tekanan darah.
  6. Hipertensi merupakan efek samping dari beberapa obat. Bicarakan dengan dokter mengenai obat yang Anda gunakan dan pastikan keamanan penggunaannya selama hamil. [10]
  7. Selain berbahaya bagi janin, rokok juga dapat meningkatkan tekanan darah. Anda harus segera berhenti merokok jika sedang hamil. [11]
    • Bicarakan cara berhenti merokok yang aman bagi Anda dan janin dengan dokter.
    Iklan


Metode 2
Metode 2 dari 2:

Menjaga Pola Makan

Unduh PDF
  1. Walaupun tubuh membutuhkan sedikit natrium, mengonsumsi terlalu banyak natrium berdampak buruk bagi tubuh dan dapat memicu hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Jika Anda mengalami tekanan darah tinggi, berusahalah untuk mengurangi asupan natrium Anda: [12]
    • Jangan tambahkan garam ke dalam makanan saat memasak, gantilah dengan rempah-rempah seperti jintan, lada lemon, dan herba segar.
    • Bilas makanan kalengan untuk menghilangkan natrium.
    • Belilah makanan berlabel "rendah natrium" atau "bebas natrium".
    • Hindari makanan olahan seperti cracker , gorengan, dan kue-kue yang sering kali mengandung natrium dalam jumlah tinggi.
    • Hindari juga konsumsi makanan cepat saji dan mintalah pelayan untuk mengurangi garam saat memesan makanan di restoran.
  2. Serealia utuh kaya akan serat pangan, penelitian juga menunjukkan bahwa meningkatkan asupan serat dapat menurunkan hipertensi. [13]
    • Pastikan untuk mengonsumsi setidaknya 6-8 porsi serealia utuh setiap hari.
    • Ganti serealia giling dengan serealia utuh seperti beras cokelat dan pasta atau roti gandum utuh.
  3. Makanan kaya kalium sebaiknya dijadikan sebagai bagian pola makan sehat untuk mengendalikan hipertensi. Makanan yang dapat Anda pertimbangkan antara lain ubi manis, tomat, kacang merah, sari buah jeruk, pisang, kacang polong, kentang, buah kering, melon, dan melon kuning. [14]
    • Pertahankan kadar kalium sedang (sekitar 2.000 hingga 4.000 mg setiap hari). [15]
  4. Berdasarkan penelitian klinis, cokelat hitam mampu membantu menurunkan tekanan darah. [16]
    • Makanlah 15 gram cokelat hitam yang mengandung paling tidak 70% kakao setiap hari. [17]
    • Kandungan kalori dalam lemak cokelat tinggi. Jadi, pastikan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
  5. Selain berdampak buruk bagi tekanan darah, kafeina dan alkohol juga mempunyai dampak negatif bagi kesehatan Anda dan janin selama kehamilan. Jadi, Anda harus menghindari konsumsi keduanya, terutama jika mengalami tekanan darah tinggi.
    • Minum kafeina selama kehamilan telah dihubungkan dengan berkurangnya aliran darah plasenta dan risiko keguguran. Walaupun penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan efek kafeina, sebaiknya Anda beralih ke minuman bebas kafeina selama kehamilan. [18]
    • Konsumsi alkohol yang tinggi diketahui dapat meningkatkan tekanan darah dan berdampak negatif bagi janin dalam kandungan. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi alkohol, sekalipun hanya 1 gelas anggur. [19]
  6. Penelitian klinis menunjukkan bahwa tekanan darah sistol dapat diturunkan dengan mengonsumsi makanan seperti ini. [20]
    • Tambahkan produk olahan susu rendah lemak atau tanpa lemak (seperti susu, keju cottage , yoghurt) ke dalam pola makan Anda.
    • Jika Anda mengalami intoleransi laktosa, cobalah ganti dengan produk olahan kedelai.
    • Perhatikan jumlah keju yang Anda makan (sekalipun rendah lemak) karena kandungan natriumnya yang cukup tinggi.
    Iklan

Tips

  • Istirahat cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
  • Sertakan banyak air minum dalam pola makan Anda untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Minumlah paling tidak 8 gelas air setiap hari. [21]
Iklan

Peringatan

  • Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami hipertensi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 52.458 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan