Unduh PDF Unduh PDF

Faktanya, hubungan yang paling stabil dan sehat sekalipun dapat goyah ketika salah satu pihak memutuskan untuk berteman dekat dengan lawan jenisnya. Apakah pasangan Anda juga memiliki teman wanita dan status hubungan mereka mulai Anda pertanyakan atau khawatirkan? Jika iya, pahamilah bahwa perasaan tersebut sangatlah wajar, terutama jika pasangan memang sering menghabiskan waktunya dengan wanita tersebut. Namun, pastikan Anda tetap memercayai pasangan dan tidak serta-merta memikirkan kemungkinan yang terburuk. Cobalah menerima wanita tersebut sebagai teman pasangan dan tidak membesar-besarkan hubungan mereka. Jika sulit melakukannya, cobalah meluangkan waktu untuk merefleksikan situasi hubungan Anda dan pasangan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menerima Eksistensinya

Unduh PDF
  1. Manfaatkan peluang tersebut untuk mengamati ada atau tidaknya perubahan yang dilakukan pasangan ketika wanita tersebut berada di dekatnya. Lakukan ini untuk memastikan bahwa status hubungan mereka memang hanyalah berteman.
    • Jika pasangan tiba-tiba enggan menunjukkan rasa sayangnya kepada Anda di hadapan wanita tersebut, kemungkinan besar memang ada masalah yang patut Anda waspadai.
    • Jika pasangan hanya berteman biasa dengan wanita tersebut, seharusnya kedua belah pihak harus menunjukkan penghormatannya kepada Anda. Jika Anda bertiga bepergian bersama dan tidak ada nuansa negatif yang muncul, kemungkinan besar mereka memang hanya berteman dan tidak ada yang perlu Anda khawatirkan. [1]
  2. Jika mengkhawatirkan intensi teman wanita pasangan, mengapa tidak mencoba meluangkan waktu untuk mengenalnya lebih dekat dan menghabiskan waktu bersamanya tanpa ditemani oleh pasangan? Kemungkinan, dengan melakukannya Anda akan menyadari bahwa kekhawatiran yang muncul sejatinya tidak berdasar.
    • Ketika Anda berdua menghabiskan waktu bersama, cobalah memandangnya dari kacamata pasangan. Apakah dia memiliki kepribadian yang menyenangkan? Apakah leluconnya menarik? Apakah dia merupakan pendengar yang baik? Berikan kesempatan untuknya dan jangan langsung mencari kekurangannya.
    • Jika hubungan mereka memang murni pertemanan, seharusnya dia tidak akan keberatan mengenal Anda lebih dekat. Namun, jika dia terlihat cemburu karena memiliki peran yang berbeda dengan Anda dalam hidup pasangan, artinya Anda patut waspada! [2]
  3. Jika Anda benar-benar merasa kesulitan untuk menerima pertemanan mereka, cobalah berefleksi. Perilaku pasif-agresif umumnya akan muncul ketika seseorang takut berkata jujur atau mengekspresikan pemikirannya. [3] Misalnya, Anda mungkin sengaja tidak mendengarkan cerita pasangan mengenai teman wanitanya, atau merencanakan acara ulang tahun pasangan tetapi “lupa” mengundangnya.
    • Tujuan Anda mungkin akan tercapai melalui perilaku demikian, tetapi sayangnya hubungan Anda justru bisa rusak karenanya. [4] Oleh karena itu, ketika merasa berperilaku demikian, cobalah memikirkan cara yang lebih adaptif untuk mengekspresikan pemikiran dan memenuhi kebutuhan Anda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengajak Pasangan Berkomunikasi

Unduh PDF
  1. Selain membantu Anda untuk mengelola berbagai pemikiran yang muncul, melakukannya juga dapat membantu Anda untuk berfokus dan tidak memberikan tanggapan yang emosional. Ingat, pasangan harus mendengar keluhan, bukan hanya tangisan atau teriakan, Anda.
    • Berfokuslah pada perilaku atau peristiwa spesifik yang menurut Anda patut untuk diwaspadai, meliputi kebiasaan pasangan untuk berkomunikasi melalui telepon dengan wanita tersebut setiap malam, perilaku bersolek pasangan sebelum bertemu dengan wanita tersebut, atau gerak-gerik pasangan yang terlihat menyembunyikan sesuatu dari Anda. [5]
  2. Kemudian, tanyakan apakah kekhawatiran Anda tersebut memang berdasar. Misalnya, jika pasangan dan teman wanitanya tinggal di negara yang berbeda serta hanya bertemu sesekali, tentunya kekhawatiran Anda tidak perlu sama besarnya dengan ketika mereka menghabiskan waktu bersama hampir setiap hari.
    • Kemungkinan, orang ketiga tersebut dapat memberikan pandangan yang tidak terpikir di benak Anda sebelumnya. Selain itu, dia juga mampu memperjelas mengenai ada atau tidaknya masalah nyata yang sejatinya perlu Anda khawatirkan.
    • Proses tersebut juga akan melatih kemampuan Anda untuk mengomunikasikan keluhan. Alhasil, Anda pun akan merasa lebih siap ketika harus berdiskusi dengan pasangan.
    • Dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan pendapat orang ketiga, sesungguhnya Anda memiliki jeda untuk menenangkan diri sebelum menyampaikan keluhan kepada pasangan. Sebaiknya, berikan waktu sedikitnya 24 jam bagi diri Anda untuk menenangkan dan menyiapkan diri setelah melalui peristiwa yang mengesalkan. [6]
  3. Jangan berkata, “Kita perlu bicara…” yang dapat membuatnya bersikap defensif karena merasa ada yang salah. Alih-alih, angkat topik tersebut secara kasual ketika Anda berdua sedang berkendara atau melakukan aktivitas lain bersamanya. Ingat, pria mungkin akan terintimidasi ketika melakukan diskusi yang melibatkan kontak mata intens. Oleh karena itu, duduklah di sebelahnya dan jangan mengonfrontasinya.
    • Awali dengan percakapan yang kasual untuk mengukur perasaannya terhadap situasi tersebut. Jika dia tiba-tiba bersikap defensif atau terlampau melindungi teman wanitanya, kemungkinan besar memang ada masalah lebih serius yang patut Anda waspadai.
    • Seharusnya, percakapan berfokus pada Anda berdua, bukan pada pembelaan pasangan ketika berusaha menjustifikasi kebiasaannya menghabiskan waktu berdua dengan wanita tersebut. Jika seluruh percakapan dihabiskan untuk membicarakan mengapa pasangan perlu menghabiskan waktu dengan wanita tersebut atau sebaliknya, kemungkinan besar memang sudah timbul perasaan yang romantis di antara mereka berdua. [7]
  4. Sampaikan keluhan Anda sespesifik mungkin. Mungkin, Anda merasa pasangan tidak menyadari bahwa wanita tersebut menyukainya. Atau, mungkin Anda merasa pasangan lebih sering menghabiskan waktu dengannya daripada dengan Anda. Apa pun itu, sampaikan keluhan Anda dengan jelas. Dengan mengakui perasaan yang muncul, sejatinya Anda telah membantu memfokuskan percakapan pada keinginan Anda, bukan kepada wanita tersebut. Beberapa contoh ujaran “aku” adalah:
    • “Aku merasa diabaikan kalau kamu dan dia melakukan aktivitas yang pernah kepingin kita lakukan bersama, karena sepertinya kamu enggak kepingin aku ada di sana.”
    • “Aku merasa sedih kalau kamu membatalkan janji tapi akhirnya pergi sama dia, seakan-akan beraktivitas sama dia lebih menyenangkan daripada sama aku.”
    • “Aku merasa kesal kalau melihat pose kalian berdua waktu berfoto, apalagi teman-teman kita bertanya kenapa kamu berpose begitu dengannya.” [8]
  5. Jika dia benar-benar tidak tertarik kepada wanita tersebut, mungkin ini merupakan caranya untuk mengakhiri topik. Dalam beberapa kasus, mungkin saja pihak yang menginisiasi interaksi bukanlah pasangan, tetapi wanita tersebut. Oleh karena itu, berikan waktu kepada pasangan untuk merefleksikan hubungan pertemanannya secara mandiri.
    • Membuat pasangan menyadari keanehan perilaku teman wanitanya juga dapat membantunya untuk menyadari perasaan romantis yang dimiliki oleh wanita tersebut. Misalnya, jika pasangan tidak mengangkat telepon dari wanita tersebut ketika sedang bersama Anda, apakah wanita tersebut akan terus-menerus menelepon sampai ditanggapi? Jika iya, perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai “keanehan” yang patut diwaspadai dari pihak wanita itu, bukan dari pihak pasangan. [9]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menentukan Batasan

Unduh PDF
  1. Tindakan seperti apa yang Anda dan pasangan kategorikan sebagai perselingkuhan? Faktanya, pria dan wanita kerap memiliki pandangan yang berbeda mengenai isu tersebut. Dalam banyak kasus, pria menganggap perselingkuhan terjadi jika ada aktivitas seksual di dalamnya. Sementara, wanita menganggap perselingkuhan sudah terjadi jika ada kedekatan emosional dan rayuan di antara pasangannya dan wanita lain. [10]
    • Definisi perselingkuhan yang sudah disepekati akan menjadi tolok ukur mengenai perilaku yang bisa, dan tidak bisa, ditoleransi di dalam hubungan. Oleh karena itu, pastikan isu tersebut didefinisikan dengan sejelas mungkin untuk memastikan pasangan tidak melanggar batas dalam pertemanannya dengan wanita lain.
  2. Apakah hubungan Anda berdua tergolong eksklusif? Atau, apakah pasangan merasa sah berkencan dengan wanita lain pada saat yang bersamaan? Pastikan Anda berdua memiliki perspektif yang sama mengenai hubungan untuk mempertegas ekspektasi dan batasan satu sama lain, terutama dalam hal memiliki teman yang berlainan jenis.
    • Jika Anda berdua sepakat untuk menjalani hubungan dengan serius, komunikasikan komitmen tersebut kepada teman wanita pasangan agar informasi tersebut juga dipahami olehnya. [11]
  3. Mungkin, Anda lebih suka jika pasangan tidak bepergian berdua dengan temannya. Jika pasangan terlihat keberatan menegosiasikan aturan tersebut, kemungkinan ada hal lebih besar yang sedang dia sembunyikan. Seharusnya, dia tidak akan keberatan dengan aturan tersebut jika tidak menyimpan ketertarikan apa pun kepada teman wanitanya.
    • Pertimbangkan pula aturan mengenai frekuensi pertemuan mereka, cara mereka menghabiskan waktu bersama, atau cara pasangan menyikapi telepon dan pesan teks dari teman wanitanya ketika sedang bersama Anda. [12]
  4. Amati apakah pasangan tidak keberatan jika melihat Anda memiliki teman pria. Mungkin, selama ini dia hanya kesulitan memahami kecemburuan Anda. Oleh karena itu, cobalah mengangkat kemungkinan tersebut dan dengarkan pendapatnya. Ingat, ini bukan cara Anda untuk membalas dendam, ya! Artinya, jangan dengan sengaja mendekatkan diri kepada pria lain untuk membuatnya cemburu. Alih-alih, manfaatkan peluang ini untuk membantunya memahami perspektif Anda. [13]
  5. Dengan kata lain, Anda harus menghargai pasangan dan tidak menyembunyikan apa pun darinya! Selain itu, Anda berdua juga harus meyakini bahwa seluruh pihak pasti akan mengontribusikan hal yang positif di dalam hubungan, seperti apa pun situasinya.
    • Jika pasangan menyembunyikan informasi mengenai pertemanannya dengan wanita lain, kemungkinan besar ada hal lebih besar yang sedang dia sembunyikan. Jelaskan kepada pasangan bahwa tindakannya tersebut sejatinya telah merusak kepercayaan yang terjalin di antara Anda berdua.
    • Percayalah bahwa pasangan tidak akan mengkhianati Anda. Oleh karena itu, jangan membesar-besarkan masalah jika pasangan tidak menunjukkan tanda-tanda perselingkuhan atau pengkhianatan yang jelas.
  6. Tentu saja Anda harus memercayai pasangan! Namun, jika rasa curiga yang ganjil tak kunjung hilang, tidak ada salahnya mengikuti insting tersebut. Jika hubungan Anda dan pasangan mulai terasa kurang nyaman, dan/atau jika pasangan menolak menjaga jarak dengan wanita tersebut, jangan ragu mengakhiri hubungan yang terjalin di antara Anda berdua.
    • Hubungan juga mungkin perlu diakhiri jika Anda terus-menerus merasa cemburu dan kesulitan menerima pertemanan mereka. Mungkin, selama ini Anda memang tidak bisa "membagi" waktu pasangan dengan orang lain. Cobalah mengevaluasi ekspektasi Anda dan jika perlu, berkonsultasi kepada konselor ahli, sebelum menjalin hubungan romantis yang baru dengan orang lain.
    Iklan


Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.984 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan