Unduh PDF Unduh PDF

Pidato kampanye yang berkualitas harus mampu memersuasi, memotivasi, dan membuat audiensi bersemangat saat mendengarnya. Idealnya, pidato yang baik juga harus mampu menyembunyikan kelemahan teks di balik kalimat yang persuasif. Tertarik untuk membuat pidato kampanye Anda sendiri? Meski terkesan tidak mudah, pada dasarnya ada beberapa teknik spesifik yang bisa digunakan untuk meningkatkan efektivitas kampanye pidato Anda di berbagai bidang.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menyusun Pidato Pengurus OSIS

Unduh PDF
  1. Ingat, audiensi sedang mendengar, bukan membaca pidato Anda. Saat menyusun pidato, selalu ingat bahwa ada perbedaan yang mendasar antara cara penyampaian pidato verbal dan pidato tertulis. [1]
    • Banyak orang masih merasa grogi saat harus berpidato; akibatnya, rasa grogi tersebut mendorong mereka untuk berbicara dengan tempo yang sangat cepat. Hati-hati, seseorang yang berbicara sangat cepat terkesan lebih sulit dipercaya. Jika Anda merasa grogi, berikan jeda cukup lama di antara setiap kata agar tempo bicara Anda tetap terjaga.
  2. Meski sesungguhnya Anda sedang bermonolog, tetaplah mengesankan seakan-akan Anda sedang mengajak audiensi berdialog. Jangan ragu menghilangkan singkatan, memisahkan kata kerja infinitif, atau mengabaikan adjektiva dan adverbia. [2] [3]
    • Jangan berbicara dengan gaya berkomunikasi yang terlampau akrab. Ingat, Anda sedang mengincar posisi seorang pemimpin; pastikan teman-teman Anda percaya bahwa Anda mampu memimpin mereka. Untuk meyakinkan mereka, tunjukkan dalam pidato Anda bahwa Anda memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada orang-orang kebanyakan. Oleh karena itu, jangan berbicara dengan bahasa atau gaya berkomunikasi yang terlalu akrab. Untuk menjaga keseimbangan, bicaralah sedikit di atas level komunikasi sehari-hari Anda.
  3. Remaja umumnya memiliki rentang perhatian yang lebih singkat dan kosakata yang terbatas. Sebaiknya, pastikan seluruh kalimat dalam pidato Anda tidak mengandung lebih dari 15 kata.
    • Alih-alih: “Kita harus memperbaiki sistem penjadwalan istirahat makan siang agar lebih adil dan masuk akal untuk semua siswa, karena peraturan yang berlaku sekarang tidak adil bagi siapa pun.".
    • Cobalah berkata: "Jam istirahat makan siang di sekolah kita adalah jam setengah 11. Bayangkan, Burger King bahkan masih menyajikan sarapan di jam tersebut! Tidak masuk akal, kan? Tidak heran jika semua siswa kelaparan pada jam 2 siang. Kita semua tahu bahwa sistem itu bisa diperbaiki."
  4. Ingat, Anda hanya memiliki kesempatan satu kali untuk berpidato! Oleh karena itu, bacakan pidato Anda sekeras dan sejelas mungkin agar mampu dipahami dengan baik oleh audiensi. Jika Anda sempat salah berucap, jangan panik, lalu ulangi dan perbaiki kata-kata Anda. [4]
    • Cobalah melatih pidato Anda di depan kaca atau kamera.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Merangkai Pidato Kampanye

Unduh PDF
  1. Sebelum mulai menyusun pidato, pikirkan siapa target audiensi Anda. [5] Apakah Anda akan berkampanye di depan seluruh siswa? Atau Anda hanya akan berbicara di depan siswa dari jurusan tertentu?
    • Jika Anda sedang berkampanye di dalam sebuah kelas, jangan hanya membicarakan isu yang sedang dihadapi oleh sekolah Anda. Alih-alih, bicarakan pula isu-isu spesifik yang sedang mengganggu kelas tersebut dan berikan solusi Anda.
    • Misalnya, jangan berkata: “Waktu pergantian kelas di sekolah kita kurang lama.”. Alih-alih, berkatalah, “Saat ini, seluruh siswa kelas IPA setidaknya menerima satu poin pelanggaran karena terlambat masuk ke kelas Biologi. Faktanya, tidak ada yang bisa berpindah dari gedung A ke gedung B hanya dalam waktu 3 menit! Pilih saya menjadi perwakilan kelas dan saya akan mengubah peraturan tersebut!”.
  2. Setiap pidato harus memiliki bagian permulaan, pertengahan, dan akhir. Membuat kerangka pikir terlebih dahulu akan membantu Anda untuk menyusun pidato dengan konsisten. [6]
    • Permulaan pidato harus mampu menarik perhatian audiensi dan membuat mereka memikirkan berbagai pertanyaan yang nantinya akan Anda jawab. Pertengahan pidato harus mampu menjawab segala pertanyaan audiensi, dan akhir pidato harus mampu kembali menghubungkan jawaban tersebut dengan pertanyaannya. Sederhananya: Sampaikan apa yang akan Anda sampaikan kepada mereka. Setelah itu, sampaikan kepada mereka. Pada akhirnya, sampaikan kembali apa yang sudah Anda sampaikan sebelumnya. [7]
  3. Awali pidato kampanye dengan tema atau ide pokok yang Anda angkat. [8] Jangan berbicara dengan berbelit-belit jika ingin memerangkap perhatian audiensi! Yakinkan mereka bahwa Anda layak didengar dengan cara:
    • Jangan berkata: “Nama saya Joe, calon anggota DPRD dari…”
    • Alih-alih, langsung sebutkan maksud Anda dengan berkata: “Tidak seorang pun menganggap kondisi tempat parkir di kota ini memadai. Tidak seorang pun.”.
    • Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan. Misalnya, Anda bisa menggunakan cerita, lelucon, tantangan, atau sekadar mendeskripsikan masalahnya secara eksplisit. Pastikan Anda berusaha meraih perhatian audiensi secepat mungkin, bukan mengharapkannya datang dengan sendirinya.
  4. Setelah berhasil menarik perhatian mereka, berusahalah mempertahankannya! Pertengahan pidato Anda harus mampu menjelaskan isu yang dibahas di bagian permulaan, dan meyakinkan audiensi bahwa Anda memiliki solusi yang nyata untuk mereka. Namun ingat, pastikan Anda memvariasikan cara yang Anda gunakan untuk mengatasi isu tersebut. [9]
    • Padukan fakta, emosi, dan aksi. Jika Anda hanya berbicara mengenai fakta, kemungkinan besar audiensi akan merasa bosan. Jika Anda hanya berbicara mengenai emosi, kemungkinan besar Anda hanya akan membuat mereka merasa lelah. Jika Anda hanya berbicara mengenai aksi, kemungkinan besar mereka akan sulit memercayai Anda karena Anda tidak banyak mengemukakan fakta pendukung dan menyelipkan dukungan emosional dalam argumentasi tersebut.
  5. Ingat, kesimpulan pidato sama pentingnya dengan permulaan pidato Anda! Ini adalah kesempatan terakhir bagi Anda untuk meninggalkan kesan kepada audiensi, jadi pastikan kesimpulan pidato mampu membuat mereka mengingat Anda.
    • Sejalan dengan contoh tempat parkir, jangan mengakhiri pidato Anda dengan membicarakan jumlah dan kapasitas tempat parkir di wilayah Anda. Buat mereka memahami gambaran yang lebih besar; buat mereka merasa lemah jika tidak mendukung Anda!
    • “Ini bukan hanya masalah tempat parkir. Situasi parkir tersebut adalah bukti bahwa ada yang salah dengan pemerintah. Kita sudah mengadu, kita sudah memohon, kita sudah melakukan apa pun yang kita bisa. Sekarang yang harus kita lakukan adalah mengirimkan pesan selantang-lantangnya kepada mereka agar mereka tidak lagi mengabaikan kita!”. Melalui pendekatan tersebut, Anda berhasil menempatkan audiensi pada dua posisi yang berseberangan: posisi yang didengar dengan syarat mereka harus memilih Anda, atau posisi yang diabaikan jika mereka tidak memilih Anda. Percayalah, sebagian besar orang akan memilih pilihan pertama.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menyusun Pidato Kampanye Politis

Unduh PDF
  1. Hanya karena Anda sedang mengejar karier sebagai politikus, bukan berarti Anda boleh mengabaikan prinsip dasar penyusunan pidato! [10]
    • Pidato Anda harus memiliki permulaan, pertengahan, dan akhir yang jelas.
    • Permulaan pidato harus mampu memikat perhatian audiensi hingga mereka bersedia mengikuti sampai pertengahan, pertengahan pidato harus mampu menjaga ketertarikan mereka, dan akhir pidato harus mampu membuat mereka mengangguk dan bertepuk tangan tanda setuju.
  2. Jangan biarkan pidato Anda mengalir tanpa tujuan. Percayalah, Anda hanya akan membuat audiensi – dan bahkan diri Anda sendiri – kebingungan. Seorang calon pemimpin tidak seharusnya terlihat kebingungan, bukan?. [11] [12]
    • Jangan terus-menerus mengulangi kalimat Anda hingga terdengar berbelit-belit. Pastikan Anda selalu berfokus pada masalah yang spesifik dan menawarkan solusi yang spesifik pula. [13] Jika yang Anda angkat adalah masalah kesehatan, cobalah memilih masalah kesehatan yang spesifik karena area tersebut sangatlah luas. Jangan lupa pula menawarkan solusi yang spesifik.
    • Misalnya, mulailah dengan menyampaikan masalahnya: “Biaya obat-obatan dewasa ini terlalu mahal!”. Setelah itu, berikan beberapa detail atau anekdot untuk mengilustrasikan tingkat kepentingan masalah tersebut, lalu tawarkan solusi Anda. Misalnya, Anda bisa berkata, “Inilah mengapa kami akan bernegosiasi langsung dengan perusahaan obat-obatan untuk menurunkan harga produk mereka di pasaran.”.
  3. Pendekatan asosiatif adalah pendekatan berdasarkan asas persamaan atau kekuasaan. Pada dasarnya, pendekatan asosiatif memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga bisa Anda gunakan kapan pun memiliki kesempatan. [14]
    • Politikus yang menekankan pengalaman militernya sedang berusaha menjaring kelompok berdasarkan pengaruh dan kekuatan yang mereka miliki. [15]
      • Mereka adalah bagian dari kita dan berhak menerima kesetiaan kita karena mereka sudah melindungi kita.
    • Politikus yang mengemukakan fakta bahwa keluarganya “sudah tinggal di sini selama lima generasi” atau bahwa dia adalah “anak dari ibu tunggal” sesungguhnya sedang berusaha meraih perhatian kelompok tertentu menggunakan asas persamaan (kesamaan pengalaman hidup, kesamaan situasi, dsb.).
      • Mereka menjalani hidup yang serupa dengan saya. Itulah mengapa mereka adalah bagian dari kita dan mampu memahami kita. .
  4. Pendekatan emosional adalah salah satu bentuk pendekatan yang paling kuat, terutama jika Anda ingin membuat audiensi berbalik melawan sesuatu atau seseorang. [16] [17] [18]
    • Pendekatan emosional dapat mendorong audiensi berbalik melawan sesuatu hanya karena mereka merasa marah atau takut. Ingat, kemarahan dan ketakutan adalah emosi yang paling mudah dipancing keluar. [19]
    • Jika seorang politikus berkata, “Sistem kita sudah kacau! Mereka pikir Anda semua bisa dicurangi, tapi saya tahu sesungguhnya tidak begitu.”. Saat mengatakan kalimat tersebut, sesungguhnya politikus tersebut sedang melakukan pendekatan emosional berdasarkan kemarahan audiensi. Saat dia mengatakan bahwa “mereka” berpikir para audiensi bisa dicurangi, sesungguhnya dia sedang memancing kemarahan audiensi untuk berada di posisi yang berseberangan dengan “mereka”.
  5. Pada dasarnya, pendekatan logis adalah pendekatan terkuat meski efeknya lambat. Bayangkan ini: jika seseorang mengalami masalah, reaksi apa yang lebih dahulu muncul? Kemungkinan besar, mereka akan terlebih dahulu marah (menggunakan pendekatan emosional) daripada mencoba memahami masalahnya (menggunakan pendekatan logis). Analogi yang sama juga berlaku untuk pendekatan logis dalam sebuah pidato; umumnya, audiensi butuh waktu lebih lama untuk diyakinkan bahwa Anda adalah bagian dari mereka. [20]
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Sebagian besar dari kita, atau mungkin semuanya menyepakati pernyataan 99/3=33. Mengapa demikian? Pada dasarnya, kesepakatan itu muncul karena kita sudah diyakinkan secara logis bahwa proposisi tersebut benar. Hampir tidak ada yang bisa dilakukan untuk meyakinkan sebaliknya, dan di situlah letak kekuatan pendekatan logis. Namun umumnya kita membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami konsep pembagian atau memahami bahwa kita adalah bagian dari sebuah kelompok. Umumnya, kita selalu terlebih dahulu mengedepankan emosi.". [21]
  6. Cobalah mengidentifikasi pendekatan seperti apa yang lebih sesuai untuk Anda, lalu gunakan pendekatan tersebut dengan porsi yang lebih besar dalam pidato Anda. Jika Anda sangat beruntung dan memiliki ketiganya, cukup pastikan kata-kata dalam pidato Anda berada di urutan yang benar. Jangan khawatir, sebagian besar argumentasi pasti akan terasa lebih kuat di satu area dan lebih lemah di area lainnya.
    • Jika Anda memilih pendekatan asosiatif, berikan argumentasi yang lebih berfokus kepada Anda. Cobalah mendesain pidato Anda sedemikian mungkin untuk menekankan biografi Anda dan mengapa audiensi harus memercayai Anda. Ingat, yang akan mereka pilih adalah orang, bukan sekumpulan ide. [22]
    • Jika Anda memilih pendekatan emosional, jangan menyampaikan pidato yang terlalu panjang agar kesalahan logika Anda tidak disadari oleh audiensi. Ingat, sesuaikan pula energi Anda dengan energi audiensi. Jika mereka terlihat gelisah, mulailah dengan tempo bicara yang lambat. Jika sebaliknya mereka terlihat bosan, mulailah dengan lebih berenergi. Secara bertahap, pastikan Anda berusaha meningkatkan energi di dalam ruangan tempat Anda bicara; jangan mengawali pidato dengan tingkat emosi yang seharusnya berfungsi sebagai klimaks di akhir pidato.
    • Jika Anda memilih pendekatan logis, pastikan Anda tetap menyampaikannya dengan santai dan menyenangkan. Tentunya Anda tidak ingin membuat audiensi merasa bosan, bukan? Oleh karena itu, bagi proposisi logis Anda ke dalam potongan-potongan kecil. Anggap saja proposisi logis tersebut adalah sesendok gula yang akan membantu obat-obatan mengalir turun dengan lebih mudah di tenggorokan audiensi. [23]
  7. Jangan menyampaikan pidato seakan-akan Anda sedang menghafalkan tabel perkalian. [24] [25] Pastikan Anda terdengar seperti sedang berdialog, meskipun yang Anda lakukan adalah bermonolog. Sebaiknya, jangan membawa berlembar-lembar kertas berisi keseluruhan teks pidato Anda; jangan pula menghafal pidato Anda kata per kata (setidaknya ini pantang Anda lakukan di permulaan pidato). Alih-alih, bawalah catatan kecil berisi rangkuman berbagai informasi penting yang perlu disampaikan.
    • Jika Anda akan berbicara di podium, catat segala informasi penting di kertas atau buku catatan, bukan kartu informasi! Hati-hati, sebagian besar orang kesulitan mengacak kartu sembari tetap terlihat profesional.
    • Jika Anda tidak akan berbicara di podium namun harus membawa catatan, pastikan Anda sudah merangkum segala informasi penting dalam selembar kartu informasi.
  8. Jika kampanye Anda membosankan, jangan heran jika Anda akan mudah dilupakan; oleh karena itu, jangan menyusun pidato yang berbelit-belit! Pastikan pidato Anda mudah diingat dan membuat audiensi penasaran untuk mendengarnya sampai selesai. [26] [27]
    • Sebuah kalimat akan terasa berjiwa jika dikemas dengan cerdas oleh komunikatornya. Ingat, tidak ada seorang pun yang akan mengingat kalimat panjang berisi 60 kata! Oleh karena itu, pastikan Anda menyampaikan segala sesuatunya dengan ringkas, lugas, dan menarik agar isi pidato Anda membekas di benak audiensi. [28] Jangan berusaha berlebihan hingga terdengar konyol, namun jangan pula ragu menggunakan aliterasi (perulangan), asonansi, dan kalimat yang berima yang mudah diingat oleh audiensi.
    • Contohnya, “Jangan bertanya apa yang bisa dilakukan negara untuk Anda, bertanyalah apa yang bisa Anda lakukan untuk negara” mengandung perulangan kata unik yang sebagian di antaranya hanya mengalami perubahan bentuk.
    Iklan
  1. http://gopcampaigner.com/blog/10-rules-speech-writing-political-candidates/
  2. http://www.localvictory.com/communications/stump-speech-guide.html
  3. http://theaccidentalcommunicator.com/create/how-to-write-a-good-political-speech
  4. http://www.scholastic.com/teachers/article/tips-insiders-how-write-political-speech
  5. http://www.european-rhetoric.com/ethos-pathos-logos-modes-persuasion-aristotle/
  6. http://www.jrmyprtr.com/build-authority-and-persuade/
  7. http://www.european-rhetoric.com/ethos-pathos-logos-modes-persuasion-aristotle/
  8. http://theaccidentalcommunicator.com/create/how-to-write-a-good-political-speech
  9. http://www.communicationcache.com/uploads/1/0/8/8/10887248/the_effects_of_anger_sadness_and_happiness_on_persuasive_message_processing-a_test_of_the_negative_state_relief_model.pdf
  10. http://www.jrmyprtr.com/using-emotion-to-persuade/
  11. http://www.european-rhetoric.com/ethos-pathos-logos-modes-persuasion-aristotle/
  12. http://www.jrmyprtr.com/facts-and-figures/
  13. http://www.jrmyprtr.com/build-authority-and-persuade/
  14. http://www.jrmyprtr.com/facts-and-figures/
  15. http://www.scholastic.com/teachers/article/tips-insiders-how-write-political-speech
  16. http://www.scholastic.com/teachers/article/tips-insiders-how-write-political-speech
  17. http://www.localvictory.com/communications/stump-speech-guide.html
  18. http://www.scholastic.com/teachers/article/tips-insiders-how-write-political-speech
  19. http://theaccidentalcommunicator.com/create/how-to-write-a-good-political-speech

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 13.562 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan