Unduh PDF Unduh PDF

Pernikahan tradisional Hindu penuh dengan upacara-upacara kecil dan ritual yang menghantarkan pengantin wanita dan pria memiliki hidup perkawinan, rezeki, dan kesuksesan sepanjang hidup. Beberapa ritual bisa bervariasi, tergantung daerah asal pasangan; karena itu, langkah-langkah di bawah ini memuat hal-hal yang paling umum terjadi sebelum, selama, dan sesudah pernikahan Hindu.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyiapkan Pernikahan

Unduh PDF
  1. Upacara ini dilaksanakan dua atau tiga hari sebelum pernikahan. Selama Haldi, pasta yang terbuat dari kunyit, tepung gram (besan), dadih, kayu cendana, dan air mawar dioleskan ke tangan, kaki, dan wajah pengantin wanita dan pria. Warna kuning dari pasta ini dipercaya bisa mencerahkan warna kulit sebelum upacara pernikahan dan membawa keberuntungan bagi kedua pengantin.
    • Pernikahan Hindu kaya akan warna dan keceriaan. Selama masa ini, kanopi bunga akan dipasang di rumah tempat pernikahan akan berlangsung dan warna-warni bermunculan di setiap sudut.
  2. Tangan dan kaki pengantin wanita dan seluruh anggota keluarga terdekatnya akan dihias oleh seniman henna profesional. Henna dipercaya bisa meningkatkan kecantikan pengantin wanita. Upacara ini biasanya dilaksanakan sehari sebelum pernikahan.
    • Upacara Mehndi mirip dengan pesta bujangan, tapi tanpa tingkah gila-gilaan dan minuman beralkohol. Upacara ini lebih bertujuan untuk merayakan perjalanan menuju perkawinan dibandingkan dekorasi dan bertingkah liar.
  3. Dahulu pengantin pria tiba dengan menunggang kuda ditemani oleh teman-teman dekat dan anggota keluarga. Prosesi besar ini dipenuhi dengan banyak nyanyian dan tarian. Hal ini melambangkan kebahagiaan pengantin pria dan keluarganya dalam menerima pengantin wanita.
    • Tentu saja, dalam pernikahan yang lebih modern pengantin pria tiba dengan iring-iringan mobil. [1]
  4. Keluarga pengantin wanita, dengan membawa kalung bunga dan gula-gula tradisional India, menyambut pengantin pria dan keluarganya. Milni adalah tradisi penting, saat keluarga pengantin pria diterima dengan hormat oleh keluarga pengantin wanita.
    • Hal ini biasanya dilakukan di tempat resepsi. Kum-kum (bubuk) merah dioleskan ke dahi setiap orang. Anggota tiap keluarga diperkenalkan satu sama lain, menciptakan perdamaian dan penerimaan.
  5. Sebelum pesta dimulai, Ganesh Puja dilakukan untuk keberuntungan. Hal ini penting karena Ganesh adalah dewa penghancur segala hambatan. Upacara ini biasanya melibatkan anggota keluarga inti kedua mempelai. Dewa ini sangat penting bagi umat Hindu dan upacara ini memberi mereka bekal menuju ke masa depan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Merampungkan Upacara Pernikahan Tradisional

Unduh PDF
  1. Yang pertama adalah pengantin pria. Ia akan dibawa ke altar berdekorasi yang disebut “mandap” dan diberikan tempat duduk serta minuman perayaan – campuran susu, ghee , yoghurt, madu, dan gula. [2]
    • Kedatangan pengantin wanita disebut “kanya” yang diambil dari Kanya Aagaman. Pengantin biasanya didampingi ayahnya ke altar pernikahan, yang melambangkan bahwa pihak wanita menyetujui pernikahan ini. Pengantin wanita dan pria dipisahkan oleh kain putih dan belum diperbolehkan melihat satu sama lain.
  2. Begitu pengantin wanita mendekati mandap (area altar tempat ritual pernikahan dilaksanakan), kain putih diturunkan. Pengantin wanita dan pria saling bertukar kalung bunga. Kalung bunga ini adalah lambang penerimaan satu sama lain.
    • Saat pengantin wanita dan pria bertukar kalung bunga ( jayamaala ), mereka berjanji, “Biarlah semua orang yang hadir di sini tahu, kami menerima satu sama lain dengan rela, tanpa paksaan, dan dengan bahagia. Hati kami seirama dan bersatu layaknya air." [3]
      • Perjodohan bukan berarti kawin paksa. Sejatinya, kawin paksa sekarang ilegal di India. Meski kedua pengantin mungkin tidak saling mengenal, mereka bersedia untuk menikah. [4]
  3. Pada ritual ini, ayah pengantin wanita menuangkan air suci ke tangan pengantin wanita lalu meletakkan tangan pengantin wanita ke dalam tangan pengantin pria. Ritual ini melambangkan sang ayah secara resmi menyerahkan putrinya. Kemudian, saudara perempuan pengantin pria biasanya mengikatkan ujung selendang pengantin pria ke sari pengantin perempuan dengan kacang betel, koin tembaga, dan beras. Benda-benda tersebut melambangkan persatuan, kemakmuran, dan kebahagiaan untuk kedua pengantin. Ikatan ini secara spesifik mencerminkan ikatan abadi yang datang bersama pernikahan.
    • Belakangan ini dalam pernikahan dilaksanakan tukar kado, seperti baju dan perhiasan. Ibu pengantin pria akan memberikan “mangala sootra”, kalung sebagai lambang kesuksesan kepada pengantin wanita. Ayah pengantin wanita kemudian akan mengumumkan bahwa putrinya telah menerima pengantin pria dan berharap keluarga pengantin pria menerima putrinya.
  4. Pada tahap ini, api suci akan dinyalakan dan Purohit (pendeta) akan mengucapkan mantra dalam bahasa Sansekerta. Selama doa berlangsung, sesajen dipersembahkan ke dalam api. “Id na mama”, yang berarti “bukan untukku”, diulang berkali-kali. Hal ini menekankan nilai tak mementingkan diri sendiri yang dibutuhkan dalam pernikahan.
  5. Selama ritual ini, sang pengantin pria memegang tangan pengantin perempuan. Bisa jadi ini adalah kali pertama mereka saling bersentuhan fisik satu sama lain. Dalam ritual ini suami menerima istrinya dan bersumpah kepada istri dan keluarganya bahwa ia akan menjaga dan melindungi istrinya sepanjang hidupnya.
    • Pengantin pria, selagi memegang tangan istrinya, akan berkata, “Aku memegang tanganmu dalam roh Dharma; kita adalah suami dan istri.” [5]
  6. Hal ini dimulai saat pengantin wanita memanjat batu, yang melambangkan kesediaan dan kekuatannya untuk melalui setiap rintangan dalam kehidupan pernikahannya.
    • Kemudian sang pasangan berjalan mengelilingi api empat kali, dengan pengantin wanita memimpin pada tiga putaran pertama. Lalu mereka akan saling bergandengan tangan dan mempersembahkan daun barley ke dalam api, melambangkan bahwa mereka akan bekerja untuk sesama dan kebaikan manusia.
    • Pada bagian ini, suami akan menandai bagian belahan rambut istrinya dengan bubuk kum-kum merah. Hal ini disebut “sindoor”. Setiap wanita yang menikah bisa dikenali dari tanda ini.
  7. Pada tahap upacara ini, pasangan akan berjalan mengelilingi api sebanyak tujuh langkah yang tiap langkahnya diiringi dengan doa dan tujuh sumpah. Ini adalah saat pernikahan diakui oleh negara.
    • Sumpah pertama adalah untuk makanan
    • Sumpah kedua untuk kekuatan
    • Sumpah ketiga untuk kemakmuran
    • Sumpah keempat untuk kebijaksanaan
    • Sumpah kelima untuk keturunan
    • Sumpah keenam untuk kesehatan
    • Sumpah ketujuh untuk persahabatan
  8. Mangalsutra adalah kalung sakral yang dipakaikan oleh pengantin pria di leher pengantin perempuan pada hari pernikahan. Setelah ia memakaikan kalung ini, pengantin pria memberikan pengantin perempuan status sebagai istrinya.
    • Pengantin perempuan diharapkan menggunakan kalung ini selama menikah. Kalung tersebut merupakan simbol pernikahan, saling cinta, dan komitmen kedua pengantin kepada satu sama lain.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Perayaan Setelah Upacara Pernikahan

Unduh PDF
  1. Setelah upacara pernikahan, pasangan yang baru menikah menerima restu dari anggota keluarga mereka. Wanita-wanita dari keluarga kedua pihak membisikkan restu mereka kepada pengantin wanita. Kemudian sang pasangan membungkuk di depan pendeta dan tetua keluarga serta orang tua menerima restu terakhir.
    • Selagi pasangan yang baru menikah berjalan melalui para tamu, mereka dihujani bunga dan beras sebagai permohonan akan pernikahan yang panjang dan bahagia.
  2. Hal ini berarti istri akan pergi ke rumah suaminya. Pengantin wanita akan mengucapkan selamat tinggal kepada anggota keluarganya. Dia akan dilepas dengan bahagia, namun dapat pula menimbulkan rasa pilu bagi pasangan pengantin serta keluarga mereka.
    • Tidak lumrah meneteskan air mata pada tahap ini. Pernikahan adalah proses perubahan yang sangat besar bagi wanita mana pun dan hal ini selalu disertai dengan berbagai emosi, sebagian bahagia, sebagian sedih.
  3. Pengantin perempuan digotong dari rumah orang tua menuju rumah suaminya. Doli adalah mimbar yang didekorasi dengan atap dan empat pegangan di tiap sisi. Doli juga dilengkapi dengan bantal duduk yang nyaman untuk pengantin wanita yang lelah. Sesuai tradisi, para paman dan saudara pria dari pihak ibu pengantin wanita menggotong doli ini.
    • Dalam banyak pernikahan modern, pengantin wanita hanya digotong dengan doli sampai ke luar rumah – bukan sampai ke rumah suami. Ia akan melanjutkan perjalanan dengan mengendarai mobil.
  4. Dengan kaki kanannya, pengantin wanita menendang kalash (kendi) yang biasanya berisi beras. Kalash diletakkan di depan pintu rumah pengantin pria. Setelah menendang kalash , pengantin wanita menginjakkan kaki ke rumah suaminya untuk pertama kali.
    • Hal ini dipercaya membawa kelimpahan makanan, kebijaksanaan, dan kekayaan, serta menjadi “sumber kehidupan”. Dalam cerita lama, hal ini dianggap membawa ramuan keabadian. [6]
  5. Resepsi adalah pesta formal yang sangat besar dengan iringan musik untuk merayakan suksesnya pernikahan. Ini adalah kemunculan publik pengantin wanita dan pria yang pertama sebagai pasangan. Tidak ada tradisi formal dalam resepsi.
    • Pernikahan tradisional tidak menyediakan alkohol dan hanya menyajikan berbagai makanan vegetarian sesuai kepercayaan tradisional agama mereka.
  6. Satyanarayana Puja adalah ritual populer yang dilakukan untuk menyembah Narayan atau Dewa Wisnu. Selama upacara ini, pengantin wanita dan pria mengucapkan sumpah kejujuran. Upacara ini bertujuan untuk memberikan kedua pengantin kedamaian abadi dan kebutuhan material mereka. Puja ini biasanya dilakukan dua atau tiga hari setelah pernikahan.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 14.877 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan