PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Dua otot yang bekerja sama di tungkai bagian bawah (atau betis) adalah otot soleus bagian dalam dan otot gastrocnemius yang lebih terlihat karena letaknya lebih dekat dengan kulit. Otot-otot ini menghubungkan tumit ke bagian belakang lutut dan berperan dalam gerakan plantar fleksi pergelangan kaki serta pada perpanjangan gerakan lutut, yang dibutuhkan saat kita berjalan, berlari, melompat, dan menendang. Cedera akibat robek otot betis biasanya terjadi di bagian tengah betis dan/atau lutut di dalam “perut” otot. Robek otot dikategorikan menjadi tingkat I (otot yang robek), tingkat II (kerusakan lebih besar yang terjadi pada serat otot), atau tingkat III (otot yang sudah putus). [1] Mendapatkan diagnosis yang pasti mengenai kondisi robek otot betis Anda adalah penting, karena hal itu menentukan jenis dan langkah-langkah penanganan yang harus Anda jalani.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Berkonsultasi dengan Ahlinya

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda mengalami nyeri betis selama beberapa hari, jadwalkan sebuah pertemuan dengan dokter keluarga Anda. Dokter akan memeriksa otot kaki dan betis Anda, bertanya mengenai gaya hidup Anda dan meneliti proses cedera Anda, serta mungkin akan melakukan rontgen pada tungkai bagian bawah Anda (untuk memeriksa keretakan tulang tibia dan fibula ). Jika perlu, dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis otot dan tulang (ahli musculoskeletal ), yang memiliki keahlian dan pendidikan khusus di bidang tersebut.
    • Bidang ahli kesehatan lainnya yang dapat membantu mendiagnosis dan menangani cedera otot adalah termasuk terapis osteopati, chiropractor , fisioterapis, dan terapis pijat. Namun, Anda harus selalu memulai proses ini dengan dokter Anda, karena dokter dapat menemukan faktor-faktor lainnya yang berpotensi menimbulkan/menunjukkan kondisi yang lebih serius, seperti pembekuan darah, cedera vaskuler (pembuluh darah), kista ( Baker’s cyst ), atau kemungkinan kondisi darurat bedah seperti sindroma kompartemen.
  2. Cedera otot betis biasanya hanya terjadi karena ketegangan ringan tingkat I, tetapi kadang membutuhkan tindakan pembedahan jika otot tersebut mengalami robek yang serius. Bahkan, kondisi medis yang serius dapat menyebabkan nyeri betis atau nyeri lainnya di area tersebut, seperti keretakan tulang, kanker tulang, infeksi tulang ( osteomyelitis ), insufisiensi vena, sciatica akibat hernia piringan tulang belakang atau komplikasi lain yang terkait dengan diabetes. [2] Pada kasus-kasus seperti ini, tenaga medis seperti seorang dokter spesialis ortopedi (ahli tulang dan sendi), neurologi (ahli saraf) atau seorang physiatrist (ahli otot dan tulang) diperlukan untuk menemukan penyebab paling serius dari nyeri betis Anda.
    • Rontgen, pemindaian tulang, MRI, pemindaian CT dan USG adalah sarana-sarana yang digunakan para tenaga medis untuk membantu mendiagnosis nyeri pada tungkai bawah Anda.
    • Cedera otot betis adalah hal yang biasa di kalangan pemain tenis, bola basket, sepakbola, dan bola voli, juga pada atlet lari dan atlet lapangan lainnya.
  3. Pastikan bahwa dokter Anda memberikan penjelasan dan diagnosis yang jelas, terutama mengenai penyebabnya (jika memungkinkan), dan memberikan Anda bermacam-macam pilihan penanganan sesuai kondisi Anda. Beristirahat dan menjalani perawatan di rumah (seperti dengan menggunakan es batu) boleh dilakukan untuk penanganan robek otot betis yang ringan.
    • Lakukan penelitian mandiri di internet mengenai cedera betis (namun hanya gunakan referensi dari situs-situs web yang memiliki reputasi medis yang jelas saja) agar Anda lebih mengerti kondisi tersebut dan lebih memahami penanganan dan hasil yang dapat diharapkan.
    • Faktor-faktor yang dapat membuat seseorang mudah terkena robek otot (atau “tertarik”) adalah berusia lanjut, pernah mengalami cedera otot sebelumnya, kurangnya kelenturan, otot yang lemah, dan keletihan. [3]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Menangani Robek Otot Betis Tingkat I

PDF download Unduh PDF
  1. Kebanyakan robek otot betis adalah cedera ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu minggu – tingkat rasa nyeri, berkurang/hilangnya fungsi otot, dan memar adalah faktor-faktor indikator yang baik untuk menentukan tingkat keseriusannya. Robek otot betis tingkat I termasuk robek kecil pada otot, yaitu sampai 10% dari serat otot. [4] Ciri-cirinya adalah denyut nyeri ringan di bagian belakang tungkai bawah, biasanya di area tungkai bagian tengah sampai di dekat lutut. Penderita akan mengalami sedikit hilang/berkurangnya kekuatan tungkai dan tungkai menjadi agak sulit digerakkan. Anda mungkin masih dapat berjalan, berlari, atau berolahraga, walaupun terasa tidak nyaman dan sedikit kaku.
    • Robek otot terjadi saat terjadi paksaan pada otot yang menyebabkan jaringannya robek, yang biasanya terjadi pada sendi di antara letak sambungan otot yang menempel pada tendon.
    • Kebanyakan ketegangan tungkai bagian bawah tingkat I menyebabkan rasa tidak nyaman selama antara dua sampai lima hari setelah mengalami cedera, tetapi mungkin memerlukan beberapa minggu untuk pemulihan hingga tuntas, tergantung pada seberapa besar bagian dari serat otot yang terkena dan jenis penanganannya.
  2. Protokol penanganan yang paling efektif untuk kebanyakan kasus keseleo/cedera robek otot disingkat menjadi R.I.C.E. dengan kepanjangan “ rest (istirahat)” , “ ice (es batu)” , “ compression (kompres)” , dan “ elevation (pengangkatan)”. [5] Langkah pertama adalah beristirahat – hentikan semua aktivitas untuk sementara agar cedera Anda dapat ditangani. Lalu, penanganan dilakukan dengan terapi dingin (menggunakan es batu yang dibungkus dengan handuk tipis atau kantong gel beku sebagai metode kompres) pada cedera sesegera mungkin untuk menghentikan pendarahan bagian dalam dan mengurangi pembengkakan, dan selanjutnya lebih baik lagi jika kaki Anda dinaikkan ke bangku atau tumpukan bantal (sehingga juga membantu mengatasi pembengkakan). Kompreskan es selama 10-15 menit setiap jam, lalu kurangi frekuensinya dalam beberapa hari setelah rasa nyeri dan bengkak berkurang. Kompreskan es pada cedera Anda dengan pembalut kompres atau bahan lainnya yang elastis yang juga membantu penghentian pendarahan dari serat otot yang robek dan mengurangi bengkak.
    • Jangan ikatkan pembalut kompres terlalu erat, dan letakkan saja alat kompres itu selama lebih dari 15 menit sekali pakai, karena aliran darah yang sangat terbatas dapat menyebabkan kerusakan yang lebih serius pada tungkai Anda.
  3. Dokter Anda dapat merekomendasikan obat antibengkak seperti ibuprofen , naproxen , atau aspirin , atau mungkin obat penahan nyeri yang biasa seperti acetaminophen yang membantu mengatasi bengkak dan nyeri akibat cedera betis. [6]
    • Ingatlah bahwa obat-obatan ini secara umum tidak baik untuk perut, lever dan ginjal Anda, maka jangan mengkonsumsi obat selama lebih dari dua minggu sekaligus, atau konsumsilah sesuai petunjuk dokter.
  4. Robek otot yang ringan akan berespons baik terhadap peregangan yang ringan pula, karena latihan semacam ini meredakan robek otot dan membantu lancarnya peredaran darah. Setelah fase pembengkakan akibat cedera robek otot, jaringan baru terbentuk menggantikan yang luka, namun jaringan baru ini tidak selentur serat otot yang asli. Peregangan membantu pembaharuan jaringan akibat luka dan membuatnya menjadi lebih fleksibel. Maka, ambillah handuk atau pembalut kompres dan bungkuskan di bawah kaki Anda dekat jari-jarinya. Lalu, ambil masing-masing ujungnya dengan tangan Anda dan dengan perlahan tarik ke belakang sambil ulurkan kaki Anda. Perhatikan peregangan yang terjadi pada bagian dalam otot betis Anda, tahan posisi ini selama 20-30 detik lalu kendurkan kembali perlahan-lahan. Lakukan latihan peregangan ini sebanyak tiga sampai lima kali dalam sehari selama satu minggu, sepanjang nyeri betis Anda tidak menjadi lebih parah karenanya.
  5. Konsultasikan dengan dokter atau fisioterapis Anda sebelum melakukan latihan ini dan berhati-hatilah, karena latihan ini terkadang dapat memperburuk keadaan dan memperlambat proses penyembuhan serta pemulihan Anda.
    • Lakukan pemanasan lalu peregangan pada otot betis Anda sebelum melakukan aktivitas olahraga, agar Anda terhindar dari cedera robek otot, keseleo dan kram otot. [7]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Menangani Robek Otot Betis Tingkat II

PDF download Unduh PDF
  1. Pada robek otot yang lebih serius, penting untuk mengetahui otot mana yang menimbulkan rasa sakit yang semakin serius: otot soleus bagian dalam atau “kepala” otot gastrocnemius yang dangkal. MRI atau USG perlu dilakukan agar mendapatkan diagnosis terbaik dalam menentukan lokasi dan tingkat cedera tersebut. Robek otot tingkat II melibatkan kerusakan yang lebih serius, dengan kemungkinan sampai dengan 90% serat otot yang robek. Cedera ini akan membuat rasa sakit yang lebih serius (biasanya rasa sakit ini dikatakan dengan istilah “lebih tajam”), dan hilangnya kekuatan otot serta jangkauan gerak yang cukup serius. Terjadi percepatan pembengkakan dan memar yang lebih parah karena pendarahan bagian dalam akibat serat otot yang robek.
    • Pada robek otot tingkat II ini, terjadi keterbatasan dalam kemampuan beraktivitas, terutama melompat dan berlari, maka Anda harus beristirahat untuk sementara (selama beberapa minggu atau lebih).
    • Dalam hal kasus robek otot, otot gastrocnemius termasuk otot yang berisiko tinggi karena letaknya melewati dua sendi (lutut dan pergelangan kaki) dan memiliki proporsi yang tinggi dalam hal kecepatan kejang serat otot jenis 2. [8]
    • Pangkal bagian tengah otot gastrocnemius lebih sering mengalami ketegangan daripada pangkal bagian sampingnya. [9]
  2. Protokol ini masih sesuai untuk robek otot tingkat II, walaupun Anda harus menahan es batu pada bagian betis lebih lama (hingga selama 20 menit setiap kalinya) jika otot soleus dalam adalah lokasi cedera yang utama. Alih-alih menggunakan protokol R.I.C.E. selama beberapa hari seperti pada kasus robek otot ringan, pada kasus robek otot yang lebih parah akan diperlukan durasi dan perhatian lebih yaitu satu minggu atau lebih.
    • Kebanyakan kasus robek otot tungkai bawah tingkat II menyebabkan rasa tidak nyaman yang signifikan selama satu sampai dua minggu setelah cedera, tergantung pada seberapa besar area serat otot yang cedera dan jenis penanganannya. Jenis-jenis cedera otot ini membutuhkan waktu pemulihan selama satu sampai dua bulan agar penderitanya dapat mampu melakukan aktivitas olahraga lagi. [10]
    • Pada kasus robek otot sedang sampai parah, batasi penggunaan obat-obatan antiradang selama 24-72 jam awal, agar tidak menambah risiko pendarahan dari efek obat anti-platelet (obat-obatan pengencer darah). [11]
  3. Robek otot tingkat II termasuk cedera musculoskeletal yang cukup serius yang melibatkan formasi luka jaringan yang serius serta berkurangnya jangkauan gerak dan kekuatan secara nyata. Maka, setelah bengkak, memar, dan nyeri telah berkurang, mintalah dokter Anda untuk mereferensikan ahli pengobatan olahraga atau fisioterapis yang dapat memberikan pelatihan, peregangan, teknik pijat, dan terapi-terapi lainnya seperti terapi USG (untuk mengurangi pembengkakan dan mengobati luka jaringan) dan stimulasi elektronik untuk otot (untuk menguatkan jaringan otot dan meningkatkan peredaran darah), yang bertujuan untuk mengembalikan kekuatan pada otot Anda yang telah mengalami cedera.
    • Kembali beraktivitas penuh biasanya diperbolehkan saat Anda sudah tidak lagi merasakan nyeri, tungkai bagian bawah telah memiliki jangkauan gerak penuh kembali, dan otot betis Anda sudah kembali kuat. Pemulihan ini dapat memerlukan waktu beberapa minggu atau lebih. [12]
    • Robek otot betis biasanya terjadi pada pria yang berusia antara 30 dan 50 tahun. [13]
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Menangani Robek Otot Betis Tingkat III

PDF download Unduh PDF
  1. Robek otot tingkat III berarti “tubuh” otot atau otot besar sudah putus. Ini akan menyebabkan rasa nyeri yang amat sangat (seperti rasa terbakar yang sangat tajam), pembengkakan langsung, memar yang serius, kejang otot, dan terkadang suara “krak” saat otot cedera. [14] Terdapat juga lebam kembung yang dapat diraba pada betis akibat kontraksi kuat dari bagian yang mengalami sakit parah. Ketidakmampuan untuk berjalan adalah karakteristik khas pada kasus robek otot betis tingkat III, maka diperlukan pertolongan orang lain saat membawa penderita ke rumah sakit atau klinik. Serat otot tidak dapat terhubung kembali dengan sendirinya, bahkan dengan pembentukan jaringan baru setelah luka, maka pada kasus ini diperlukan penanganan darurat.
    • Otot besar yang robek dengan tiba-tiba (seperti otot besar Achilles) seringkali terasa menyiksa dan bagaikan Anda tertembak senjata api atau tertusuk benda tajam dari belakang.
    • Robek otot betis yang parah sangat mungkin akan menyebabkan memar, yang akan terpusat pada kaki Anda dan membuatnya menjadi berwarna kehitaman dan kebiruan.
  2. Robek otot tingkat III (dan beberapa kasus tingkat II) mungkin memerlukan pembedahan untuk memulihkan dan menghubungkan kembali otot betis dan/atau otot besar yang rusak. Waktu menjadi pertaruhan yang penting pada kasus semacam ini, karena semakin rusak otot itu dan semakin parah benturannya, semakin sulit pula untuk dapat mencapai pemulihan kekenyalan otot hingga seperti normal kembali. Lebih dari itu, pendarahan bagian dalam dapat menyebabkan nekrosis lokal (jaringan yang mati di sekitar area otot yang cedera) dan mungkin (walaupun jarang) bahkan dapat menyebabkan kasus anemia (kekurangan darah) akibat banyaknya darah yang keluar. Kerusakan otot besar pada bagian “perut’ otot akan pulih lebih cepat karena volume aliran darah yang besar di area itu, sedangkan kerusakan otot pada area tendon memerlukan waktu yang lebih lama untuk pemulihan karena tidak menerima banyak aliran darah. Kembali lakukan protokol “R.I.C.E.” setelah pembedahan selesai.
    • Pada kasus kerusakan otot total, pemulihan otot betis akan memerlukan waktu sekitar tiga bulan atau lebih setelah pembedahan dan rehabilitasi. [15]
    • Setelah pembedahan, Anda mungkin perlu menggunakan supportive compression boot (sepatu bot yang memberikan kompresi untuk membantu pemulihan kaki akibat cedera otot atau patah) dan harus menggunakan tongkat selama jangka waktu sementara sebelum pelatihan dari fisioterapi.
  3. Seperti pada kasus robek otot tingkat II, fisioterapi diperlukan untuk pemulihan robek otot tingkat III, terutama jika diperlukan tindakan pembedahan. Di bawah pengawasan fisioterapis atau physiatrist , pelatihan isometrik, isotonik, dan terapi olahraga yang dinamis yang kesemuanya dirancang secara khusus sesuai kondisi Anda dapat dilakukan secara bertahap dan berturut-turut setiap kalinya sebagai bentuk latihan tanpa disertai rasa sakit sama sekali. [16] Latihan ini akan menguatkan otot betis dan mengembalikannya ke bentuk semula. Untuk dapat kembali melakukan aktivitas olahraga, dibutuhkan waktu antara 3-4 bulan, walaupun ada risiko besar terjadinya cedera kembali di masa mendatang.
    • Biomekanisme atau postur kaki yang buruk adalah akibat dari cedera betis, maka Anda perlu mengenakan alas kaki khusus sesuai dengan kondisi kaki Anda setelah selesai rehabilitasi, demi menghindari masalah di waktu-waktu mendatang.
    Iklan

Tips

  • Kenakan alas kaki di dalam sepatu Anda selama beberapa hari, untuk menaikkan tumit Anda dan memperpendek otot betis yang cedera, sekaligus melegakan rasa tegang/nyerinya. Tetapi jangan lupakan bahwa jika terlalu lama dikenakan, alas kaki semacam ini dapat menimbulkan kondisi kontraktur fleksi (perpendekan otot) pada otot besar achilles dan pergelangan kaki, sehingga menjadi kaku secara permanen.
  • Setelah sepuluh hari pascacedera, jaringan baru yang timbul karena luka memiliki kekuatan tarik yang sama dengan otot-otot yang bersebelahan dengannya, sehingga rehabilitasi progresif dapat mulai dilakukan di bawah pengawasan dokter dan terapis fisik Anda. [17]
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 28.897 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan