Unduh PDF
Unduh PDF
Jika teman-teman suka memperolok kamu, sebaiknya pertimbangkan kembali hubungan persahabatan kalian. Hal ini berbeda dengan bully yang memang dilakukan untuk menyerang seseorang. Teman sejati tidak akan melakukan hal-hal yang membuat kamu benar-benar sedih. Wajar jika sesama teman saling berseloroh, tetapi jika tampaknya selalu berat sebelah, atau terjadi setiap saat, sebaiknya kamu mencoba menghentikannya. Ada juga beberapa teknik untuk menangkal ejekan teman agar kamu tidak perlu terlalu sering mengalaminya.
Langkah
-
Belajar menertawakan diri sendiri. Hal ini mungkin sulit dilakukan jika kamu merasa malu atau perasa, tetapi langkah ini sangat penting. Anak-anak terkadang sangat kejam, dan tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain layaknya orang dewasa. Jika kamu terlihat merasa sangat sedih, sebagian orang justru makin terpicu dan semakin mengejekmu.
- Belajar menertawakan diri sendiri sangat penting ketika kamu melakukan kesalahan di depan umum, misalnya menumpahkan minuman, tersandung sesuatu, atau menjatuhkan barang bawaan.
- Perhatikan cara anak-anak populer menangani situasi ini. Biasanya, mereka akan langsung membuat lelucon (“Maklum, masih ngantuk. Nyawa aku masih belum ngumpul.”) Mereka mungkin masih akan diejek karena ceroboh, tetapi tidak lama kemudian mereka akan bosan dan meminta teman-temannya untuk menyudahinya, lalu mulai membicarakan hal lain.
- Lupakan kesalahanmu. Semua orang pasti pernah melakukan hal memalukan. Namun, coba tegakkan kepala dan lanjutkan kegiatan kamu. Orang-orang di sekitar kamu akan berhenti mempermasalahkan kesalahanmu.
- Awalnya memang terasa aneh, jadi paksakan diri untuk melakukannya. Kamu akan terbiasa dengan banyak berlatih!
-
Bersikap percaya diri. Bukan berarti kamu harus selalu merasa percaya diri, tetapi lakukan yang terbaik untuk selalu terlihat percaya diri. Dengan demikian, kamu tidak terlalu mudah diledek. Orang-orang terintimidasi oleh orang yang percaya diri. Jika tidak bisa mengira-ngira apa yang akan kamu ucapkan, mereka akan urung untuk mengejek kamu. Mereka tahu bahwa mereka akan tampak seperti orang bodoh kalau kamu bisa membalas ejekannya dengan cerdas.
- Coba lambatkan ucapanmu. Ketika gugup, orang cenderung berbicara lebih cepat. Jadi cobalah melambatkannya, dan kamu akan tampak lebih percaya diri. [1] X Teliti sumber
- Perhatikan bahasa tubuhmu. Mungkin terdengar klise, tetapi berdirilah tegap, tarik bahu ke belakang, dan tinggikan dagumu. Kamu akan tampak dan merasa lebih percaya diri. [2] X Teliti sumber
- Mengobrollah dengan nenek atau kakek tetangga sebelah, atau salah satu teman ibumu, atau adik temanmu. Bicaralah dengan orang yang tidak akan mengejekmu, dan ketika tidak ada teman yang membuatmu gugup. Semakin banyak latihan, semakin mudah untuk berbicara kepada orang lain dalam situasi yang lebih menegangkan.
- Perlu diingat bahwa orang lain mungkin tidak terlalu memerhatikan kamu. Semua anak-anak di sekitarmu, termasuk anak-anak populer, terobsesi dengan dirinya sendiri. Mereka terlalu sibuk mengkhawatirkan hal-hal sepele seperti takut berkata bodoh di depan orang yang disukai, atau rambut yang sedang jelek. Jadi, jangan langsung khawatir ketika semua orang melihatmu saat masuk ruangan.
-
Kuasai ledekan. Terkadang, ejekan justru bisa jadi keuntungan, jika kamu tidak terlalu tersinggung olehnya, atau kamu merasa diejek karena seseorang cemburu kepada kamu. Contohnya, ketika cowok-cowok mengejek temannya karena berdandan, terutama saat akan mengesankan cewek. Daripada merasa risih, dia bisa menguasai ejekan dengan berkata “Yap, topi baru ini memang keren...dan aku pun jadi tampak keren!”
-
Tepiskan ledekan. Pendekatan ini memiliki trik, yang jika bisa kamu kuasai, akan sangat efektif dalam berbagai situasi sosial yang canggung. Ketika diejek, alih-alih bersedih, bersikaplah santai dan berikan ekspresi agak kesal, tetapi tidak marah. Dalam hati, batinkan kalimat, “Oke, anak-anak, sudah cukup senang-senangnya. Dewasa dong sedikit.”
- Jangan abaikan ejekan mereka sepenuhnya. Kalau tidak, kamu akan tampak marah dan terlalu serius.
- Jangan mengakuii ejekan mereka dan merendahkan diri. Mereka justru akan semakin terpicu dan kejam.
Iklan
-
Belajar cara mengejek balik. Salah satu keterampilan hidup adalah kemampuan mengembalikan ejekan tanpa terdengar terlalu kejam. Membuat lelucon adalah bagian dari hidup. Jika kamu bisa sedikit melucu, baik memberi maupun menerima lelucon, orang lain tidak akan terlalu mengejek kamu. [3] X Teliti sumber
- Sebagian orang mengejek teman atau pacar karena sayang. Mereka benar-benar merasa lucu. Mereka akan kagum pada kamu jika bisa membalas ejekan tanpa merasa marah.
-
Kembalikan ejekan dengan jenaka. Jika seorang teman tiba-tiba mengejek kamu, misalnya tentang cowok, katakanlah, “Kenapa tiba-tiba kamu mau tahu aku naksir siapa?” Atau, jika penampilan baru kamu diusili teman-teman, katakan “Segitu kerennya ya rambutku sampai harus dibahas?” [4] X Teliti sumber
-
Perhatikan orang lain. Lihatlah ketika orang lain yang jago menangani kritik mengembalikan ejekan dengan pintar. Catat cara mereka menyikapinya, hal-hal yang diucapkan, dan reaksi yang diterima. Ketika kamu diejek, kamu bisa berpikir, “Apa yang dia lakukan jika berada di situasiku saat ini?”
-
Gunakan metode “Iya, dan...”. Mungkin kamu diejek karena teman-temanmu merasa kamu berubah dan menjadi jauh lebih dewasa dibandingkan mereka. Kamu diejek karena lebih mudah turut menjadi dewasa. Perubahan memang menakutkan. Jika kamu bisa membalas ejekannya, temanmu akan tahu kamu masih sama seperti yang dulu dan tidak ada yang perlu ditakuti. [5] X Teliti sumber
- Teman kamu mengejek karena mengenakan jaket kulit baru dan berkata “Halo Charli ST12.” Jawablah dengan “Ya, dan ....sekarang, aku akan menyanyikan Isabella.”
- Kalau kamu mengenakan syal, dan temanmu berkata, “Oi, itu syal nenekmu ya?” Jawablah dengan, “Iya, aku juga dipinjamkan celana dalamnya.”
Iklan
-
Katakan bahwa kamu terganggu. Sedikit ejekan memang biasa, tetapi jika terlalu sering dan membuatmu terganggu, mungkin hal ini sudah di luar kendali. Temanmu mungkin tidak tahu seberapa terganggunya kamu. Pastikan kalian membicarakan masalah ini berdua saja. Jika kamu coba menghentikan ejekan ketika sedang berlangsung, kemungkinan temanmu akan menjadi-jadi.
- Ungkapkan ekspektasimu dengan jelas. Apakah ada kejadian yang mengganggumu? Bagaimana sikap teman yang kamu inginkan?
- Cobalah menjawab singkat, "Itu nggak lucu." saat temanmu mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaanmu.
- Jangan lupa bahwa berseloroh adalah bagian dari kepribadian seseorang. Temanmu mungkin tidak akan bisa berhenti mengejek kamu. Jangan paksakan temanmu berjanji yang pasti tidak bisa ditepati. Kalian justru akan saling membenci.
- Utarakan secara spesifik. Jika ada subjek tertentu yang tidak ingin kamu ungkit, minta teman untuk tidak mengejek topik tersebut. Atau, jika ada seseorang yang tampaknya selalu memaksa teman kamu, tanyakan apakah temanmu pernah memperhatikannya, dan minta dia untuk memperhatikannya di kemudian hari.
- Hindari menyalahkan temanmu karena dia justru akan bersikap defensif. Jangan katakan hal seperti, “Kenapa kamu kejam sekali kepada aku?” Lebih baik, katakan “Aku sebenarnya terganggu ketika tinggi badanku diejek. Tolong bela aku ketika diledek teman-teman lain.”
- Biarkan temanmu tahu bahwa kamu akan membiarkan ejekannya asalkan dia berusaha memperbaiki perilakunya. Katakan, “Kita kan sudah lama banget berteman. Aku cuma terganggu sama satu hal ini saja. Kalau kamu bisa mengendalikannya, kita gak ada masalah.”
- Jika kamu sadar terkadang bersikap berlebihan atau suatu ejekan, atau kesulitan menertawakan diri sendiri, ungkapkan bahwa kamu akan berusaha memperbaikinya. Katakan, “Aku tahu kadang aku terlalu sensitif dan sekarang aku sedang berusaha memperbaikinya. Maukah kalian mengurangi ledekan sampai aku cukup sabar?” [6] X Teliti sumber
- Namun, jangan biarkan mereka lolos begitu saja, jika ejekannya berlebihan. Terkadang, orang-orang menutupi bully dengan berkata “Santai saja lah!” atau “Namanya juga bercanda.” Jangan salahkan diri kamu, jika hal ini terjadi.
-
Tanyakan apakah ada yang mengganggu mereka. Sebagian orang mengejek karena memiliki masalah denganmu tetapi tidak cukup berani untuk berkata langsung. Mereka akan mencoba menyelipkannya dalam obrolan, dan pura-pura sedang bercanda. Jika kamu curiga situasi ini terjadi, minta temanmu untuk bicara berdua saja dan tanyakan apakah ada hal yang perlu dibicarakan. Katakan bahwa leluconya belakangan ini agak kejam dan kamu ingin tahu alasannya. [7] X Teliti sumber
- Gunakan pendekatan ini kepada teman yang tiba-tiba mulai mengejek kamu, atau lelucon ringannya semakin kejam.
- Mungkin, telah terjadi salah pengertian di antara kalian. Setelah dijelaskan, seharusnya ejekan akan berhenti.
-
Cari tahu alasan ejekan teman kamu. Terkadang, teman mengejek karena merasa kamu menjadi lebih populer dibandingkan dia sehingga merasa terancam. Mereka mencoba menarik perhatian, walaupun perhatiannya negatif. Mereka berpikir jika bisa membuatmu merasa kecil, mereka akan terlihat lebih baik. [8] X Teliti sumber
- Jika kamu tiba-tiba diledek lebih sering dari biasanya, dan kamu tidak tahu kenapa, mungkin alasannya karena kamu sekarang terlihat lebih menarik dan percaya diri dari sebelumnya. Jika benar, bergembiralah!
- Pikirkan apakah terjadi sesuatu di kehidupan teman yang membuatnya merasa risih. Mungkin, mereka sedang mengalihkan perhatian dari diri mereka sendiri. Mungkin, bukan kamu yang jadi penyebabnya.
-
Jangan berkeras kepala. Hindari terlalu melebih-lebihkan masalah ini dan jangan harapkan permintaan maaf. Teman yang baik akan minta maaf tanpa diminta, jika menyadari bahwa kamu benar-benar sedih dibuatnya. Namun, jika kamu memaksakan teman untuk merasa bersalah walau sebenarnya masalahnya sepele, kamu justru akan dibenci. Jika ingin tetap berteman, katakan bahwa asalkan ledekannya selesai, tidak ada masalah di antara kalian.
- Jika mereka terus meledek kamu setelah setuju mau berubah, sebaiknya pertimbangkan untuk mengakhiri pertemanan kalian. Orang-orang jahat hanya akan mempersulit hidup kamu.
Iklan
-
Bersikap menyerang. Sesuai peribahasa, “menyerang adalah pertahanan terbaik.” Jika kamu merasa sanggup, salah satu cara menghindari ledekan adalah menghentikannya sebelum dimulai. Misalnya, jika kamu selalu diledek seseorang di sekolah, coba utarakan dengan kasual dan sedikit berkelakar, misalnya, "Oh iya, sudah jam istirahat siang. Sudah waktunya menggosipkan rambut aku lagi." Triknya adalah membuat si peledek tampak membosankan dan gampang ditebak.
- Jika kamu bisa membuat orang lain tertawa bersamamu, Kamu bisa menangkal ledekan kembali menuju si bully . Seorang bully biasanya datang berkelompok sesama orang yang suka saling meledek.
- Pelaku Bully sangat tidak suka dipermalukan di depan teman-temannya.
-
Raih kendali situasi. Jika kamu merasa mampu melaksanakan taktik yang lebih agresif, cobalah ambil kendali percakapan. Mungkin, kamu bisa menenangkan mereka jika menemukan motif terselubung untuk meledek kamu. Selain itu, jika kamu juga bisa menemukan alasan pelaku bully suka mengejek, ada kemungkinan masalah bisa diselesaikan secara damai. [9] X Teliti sumber
- Setiap kali 'pelaku 'bully bertanya, balas dengan meminta penjelasan. (“Kenapa kamu percaya?” atau “Kenapa kamu pikir aku melakukannya?”)
- Berhati-hatilah jangan sampai kehilangan emosi atau terdengar sarkastik, karena akan menambah kemarahan pelaku bully .
-
Usahakan untuk tidak mengejek orang lain. Kamu akan segera kehilangan respek jika tertangkap mengejek orang lain, walaupun kepada orang yang mengejek kamu dengan kejam. Jika kamu mulai meledek, dia hanya akan merasa menjadi bagian dari permainan. Sebagian anak sesungguhnya suka meledek dan mau diledek. Biasanya, anak ini adalah perempuan kuat yang memiliki banyak saudara laki-laki. Begitu kamu mulai meledek orang lain, permainannya menjadi adil. Pertahankan diri kamu, tetapi jangan sampai kelewatan.
-
Laporkan. Jika situasinya terlalu parah, dan kamu tidak bisa mengendalikannya, bicaralah dengan orang tua atau guru. Mereka mungkin mampu menemukan cara menangani situasi tanpa seorang pun tahu bahwa kamu yang telah melaporkannya. [10] X Sumber Tepercaya American Psychological Association Kunjungi sumber
- Pendekatan ini harus dilakukan secara hati-hati karena jika pelaku bully sampai tahu, kamu mungkin diperlakukan lebih parah.
- Keselamatan dan kesehatan mental kamu lebih penting dari reputasimu. Jika kamu merasa pelaku bully akan memakai kekerasan, kamu berkewajiban pada diri sendiri dan anak-anak lain yang tertindas, untuk melaporkan tindakannya kepada guru.
Iklan
Tips
- Ingatlah bahwa pelaku bully "mengharapkan" reaksi besar dari kamu. Cobalah untuk menyembunyikan perasaan kesalmu atas apa yang mereka katakan.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.inc.com/jayson-demers/7-conversational-tricks-to-appear-more-confident.html
- ↑ https://dash.harvard.edu/bitstream/handle/1/9547823/13-027.pdf?sequence=1
- ↑ http://marriage.about.com/cs/humor/a/teasingstop.htm
- ↑ http://restartyourstyle.com/406/how-to-stop-your-friends-from-mocking-your-new-look/
- ↑ http://restartyourstyle.com/406/how-to-stop-your-friends-from-mocking-your-new-look/
- ↑ http://www.succeedsocially.com/tease
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/passive-aggressive-diaries/201403/7-reasons-why-people-use-passive-aggressive-behavior
- ↑ http://www.seventeen.com/life/friends-family/a40140/signs-someone-isnt-really-your-friend/
- ↑ http://kidshealth.org/en/teens/bullies.html?ref=search# kha_31
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 89.647 kali.
Iklan