Artikel ini disusun bersama Lena Dicken, Psy.D
. Dr. Lena Dicken adalah Psikolog Klinis di Santa Monica, California. Dengan pengalaman lebih dari 8 tahun, Dr. Dicken mengkhususkan diri dalam terapi kecemasan, depresi, transisi hidup, dan kesulitan dalam hubungan. Dia menggunakan pendekatan integratif yang menggabungkan terapi berbasis Psikodinamik, Perilaku Kognitif, dan Kesadaran. Dr. Dicken memiliki gelar BS Pengobatan Integratif dari University of Hawaii at Manoa, gelar MA Psikologi Konseling dari Argosy University Los Angeles, dan gelar Doktor Psikologi (Psy.D) dalam Psikologi Klinis dari Chicago School of Professional Psychology at Westwood. Karya Dr. Dicken pernah ditampilkan di GOOP, The Chalkboard Magazine, dan di banyak artikel dan podcast lainnya. Dia adalah psikolog berlisensi di negara bagian California.
Artikel ini telah dilihat 8.939 kali.
Keinginan kita untuk menghibur sahabat yang baru putus cinta merupakan hal yang wajar. Akan tetapi, hiburan seperti apa yang bisa kita diberikan lewat teks? Kamu bisa memberikan dukungan yang besar dengan mengingatkan dia bahwa kamu hadir menemani dan bisa menjadi sahabat yang bisa dia andalkan (bahkan meskipun kamu jauh dan tidak bisa bertemu langsung dengan sahabatmu). Oleh karena itu, kami sudah membuat daftar cara untuk menghibur sahabatmu yang baru saja putus lewat pesan teks. Kalau kamu ingin membantu sahabatmu agar dia bisa bangkit lagi, teruskan membaca!
Langkah
-
Sahabatmu mungkin takut menjadi rapuh ketika hatinya sedang hancur. Itulah sebabnya mereka hanya berkata, “Aku baik-baik saja” ketika kamu menanyakan kabarnya. Sampaikan bahwa kamu ingin tahu lebih jauh dengan bertanya seperti ini, “Bagaimana perasaanmu?” Pertanyaan ini jarang dilontarkan, tetapi dengan bertanya seperti ini, tampak jelas bahwa kamu peduli pada perasaannya. Cobalah bertanya:
- ”Bagaimana perasaanmu saat ini?”
- ”Bagaimana keadaanmu hari ini dibandingkan kemarin?”
- ”Kalau aku jadi buku harianmu, kamu mau cerita bagaimana tentang perasaanmu?”
Iklan
-
Kedengarannya hal ini klise, tetapi sahabat yang baru putus cinta perlu tahu bahwa kamu menemaninya. Kadang-kadang, hanya itu yang bisa kamu katakan untuk menghiburnya, terutama kalau dia baru saja putus. Tunjukkan padanya bahwa kamu hadir untuk mendukungnya, kapan pun dia membutuhkannya. Kirimi pesan yang menghibur seperti berikut:
- ”Kamu boleh kirim pesan atau meneleponku kapan pun kamu butuh. Aku selalu siap untuk jadi teman bicara ❤️”
- ”Aku mau lho mengajakmu jalan-jalan atau jadi bahu tempatmu menangis. Bilang saja apa yang kamu butuhkan!”
- ”Aku akan mendukungmu sebisaku. Kamu selalu bisa datang kepadaku untuk curhat, nangis, teriak-teriak, joget-joget, atau terserah deh kamu maunya apa.”
-
Setiap orang boleh merasa sedih atas berakhirnya hubungan mereka dengan cara masing-masing. Katakan kepada sahabatmu bahwa dia boleh sesaat merasa sedih, lalu detik berikutnya marah—semua itu boleh. Jika tindakan mereka itu di luar karakter (misalnya mereka jadi impulsif atau terlalu sering keluar), katakan bahwa tindakan mereka itu tidak mendefinisikan diri mereka sebagai pribadi dan suatu bentuk belas kasih terhadap diri sendiri. Kirim pesan seperti ini:
- ”Bisa dimengerti kalau suasana hatimu berubah-ubah. Biarkan dirimu merasakan perasaan-perasaan itu.”
- ”Apa pun yang kamu rasakan saat ini benar, entah kamu marah, sedih, atau bingung.”
- ”Jangan khawatir dengan perilakumu saat ini. Reaksi orang saat putus cinta bisa bermacam-macam.”
Iklan
-
Untuk mengatasi putus cinta, kita tidak bisa menentukan seberapa tepatnya waktu yang dibutuhkan. Banyak orang berusaha seolah-olah luka hatinya sudah sembuh dengan cepat atau dia merasa bersalah karena butuh waktu lama untuk pulih. Katakan kepada temanmu bahwa tidak ada yang mengharuskan dia untuk pulih dalam waktu seminggu dan beri kesempatan padanya untuk pulih sesuai caranya sendiri. [1] X Teliti sumber Kirim pesan yang mendukungnya seperti berikut ini:
- ”Kamu pasti mengalami hari baik maupun yang buruk. Pakailah waktu yang kamu butuhkan untuk merasa lebih baik.”
- ”Kamu boleh memakai waktu sampai kapan pun untuk memulihkan diri, entah seminggu atau enam bulan.”
- ”Sesuaikan dengan kecepatan langkahmu sendiri. Hanya karena sepertinya orang lain bisa mengatasi luka hatinya dengan lebih cepat, kamu tidak harus seperti itu!”
-
Temanmu mungkin merasa tidak enak hati entah dia yang memutuskan putus atau tidak. Wajar kalau dia merasa keputusannya keliru atau merasa pesimis dengan kehidupan cintanya. Semangati dia dan katakan bahwa dia sosok yang tangguh. Semangati dia untuk melihat hal itu dalam dirinya. Kirimi pesan berisi pujian seperti ini:
- ”Kamu akan makin kuat dan makin dekat dengan pemulihan seiring berjalannya waktu!”
- ”Aku kagum kamu bisa melalui percakapan yang berat dan menanganinya dengan penuh kelembutan.”
- ”Bercerminlah sekarang dan bangun dirimu seperti yang kamu lakukan padaku!”
Iklan
-
Kalau temanmu putus cinta, mereka mungkin merasa bersalah atau disalahkan. Pasangan yang dicampakkan biasanya akan mudah merasa dirinya kurang cakap atau menganggap perpisahan itu terjadi karena kesalahannya. Yakinkan temanmu bahwa perpisahan itu sudah terjadi dan tidak ada yang harus disalahkan—terkadang mereka putus karena tidak cocok, dan dia akan lebih mudah untuk move on kalau dia mampu melepaskan rasa bersalah. Kirimi pesan kepadanya demikian:
- ”Ini bukan salahmu. Kadang-kadang hubungan putus karena tidak cocok. Tidak apa-apa.”
- ”Kamu tidak bersalah! Kalau hubungan kalian tidak bisa dilanjutkan, sebaiknya putus sekarang daripada besok-besok.”
- ”Jangan salahkan dirimu sendiri. Sebagai pasangan, kamu adalah sudah lebih dari cukup. Tidak semua relasi bisa awet dan kamu tidak perlu merasa bersalah kalau hubungan kalian tidak bisa berlanjut.”
-
Temanmu masih membutuhkan cinta dan dukungan bahkan setelah dia tampak "sudah melupakan masalahnya". Terus jalin kontak dengannya untuk mengetahui kabarnya dan menunjukkan bahwa kamu peduli padanya dalam jangka panjang. Kalau temanmu merasa kesepian, kehadiranmu yang dapat dia andalkan ini akan menghibur dirinya (meskipun lewat teks saja). Kirimkan pesan demikian:
- ”Besok kuhubungi lagi, ya. Kabari kalau kamu butuh berbicara denganku sementara ini.”
- ”Halo, sahabatku 💛. Aku masih memikirkanmu, lho.”
- ”Selamat tidur, ya!” (kirim pesan “selamat tidur” untuk menciptakan rutinitas yang menghibur).
Iklan
-
Perpisahan dapat memengaruhi kemampuan temanmu dalam mengerjakan tugas sehari-hari. Dia mungkin perlu berusaha lebih keras untuk membersihkan kos, beres-beres, atau memasak untuk dirinya sendiri. Kalau kamu tinggal di dekatnya, tawarkan untuk membantu mengerjakan hal-hal kecil. Hal ini menunjukkan kepadanya bahwa kamu mau membantunya secara fisik dan bahwa kamu peduli dengan apa yang perlu dia lakukan. [2] X Teliti sumber Kirim pesan padanya untuk menawarkan bantuan atau memberi bantuan spesifik seperti:
- ”Eh, aku mau ke toko swalayan, nih. Kamu mau titip apa?”
- ”Apa yang bisa kubantu? Aku mau bantu cuci piring kalau kamu perlu!”
- ”Aku buat lasagna besar banget malam ini. Nanti kubawakan untuk makan malam, ya!”
-
Setiap orang beda-beda waktunya dalam menceritakan perasaannya setelah putus cinta. Ada orang yang langsung bisa bercerita setelah dia putus, tetapi orang lain butuh waktu beberapa hari atau minggu untuk mengolah perasaannya. Tanyakan kepada temanmu secara terbuka, apakah dia siap bercerita atau dia masih butuh waktu. Kirim pesan pertanyaan seperti:
- ”Apakah kamu mau membahas perasaanmu?”
- ”Apakah kamu masih butuh waktu untuk merenungkan sendiri apa yang kamu alami?”
- ”Apakah kamu akan terbantu kalau membicarakannya sekarang? Atau kamu lebih terbantu kalau diberi waktu untuk menyendiri?”
Iklan
-
Temanmu akan merasa lebih baik kalau dia mau fokus memperhatikan kesehatannya sendiri. Tidak apa-apa jika dia masih ingin bergelung di tempat tidur dan makan es krim seharian, tetapi jangan biarkan dia terus-terusan begitu. Anjurkan dia untuk memasak makanan sehat atau berolahraga. Dia akan merasa lebih sehat dan lebih mampu menjalani hari. Cobalah:
- ”Hari ini indah sekali. Ayo kita jalan-jalan untuk cari keringat dan bikin kepalamu jadi lebih enteng.”
- ”Bagaimana kalau aku datang ke tempatmu, lalu kita memasak bersama?”
- ”Ayo bangun, yuk! Lalu, kita nikmati hari.”
-
Temanmu mungkin butuh bantuan supaya tidak terus-menerus memikirkan mantannya. Mengirim pesan, menelepon mantan, atau membuka profil media sosial sang mantan malah membuat temanmu lebih lama merasa terluka dan sedih. Ajak dia untuk melakukan aktivitas yang membuatnya jauh dari telepon atau dorong mereka untuk puasa sementara dari dunia maya . Cobalah demikian:
- ”Ayo kita makan bersama nanti malam! Tak usah membawa telepon, ya 🙂.”
- ”Mari kita puasa media sosial bersama. Aku tidak akan membuka media sosial 3 hari kalau kamu juga juga mau.”
- ”Bagaimana kalau kamu mengeblok atau menghapus nomor mantanmu? Pasti kamu akan merasa lebih baik kalau godaan menghubunginya hilang.”
Iklan
-
Buat temanmu sibuk sehingga untuk sementara dia bisa mengalihkan perhatian dari perpisahan. Untuk seseorang yang sedang terluka hatinya, menghabiskan waktu bersama teman dapat menghubungkan kembali dia dengan jati dirinya sendiri dan membuat dia lebih bersemangat selama proses pemulihan. Rencanakan aktivitas yang dia sukai—misalnya jalan-jalan di kota pada malam hari atau menikmati piza di rumah. Kalau kamu jauh, coba rencanakan nonton film virtual pada malam hari atau makan malam bersama lewat Zoom .
- ”Ayo kita bersenang-senang malam minggu besok supaya kamu lebih semangat. Kamu pengin apa? Kita bisa coba kafe baru yang kamu ceritakan minggu lalu!”
- ”Aku pengin ketemu kamu. Bagaimana kalau aku datang dan kita pergi keluar bersama?”
- ”Kamu pengin melakukan apa hari ini? Coba katakan. Nanti kita lakukan bareng-bareng!”
-
Temanmu butuh mencurahkan perasaan kepada seseorang yang dia percayai tanpa merasa dihakimi. Hadirlah untuk mendengarkan tanpa menawarkan saran atau nasihat (kecuali dia memintanya) dan biarkan dia mencurahkan apa ingin dia ceritakan. Ketika temanmu merasa aman untuk terbuka, dia akan merasa didengarkan dan dicintai setelah mengalami putus cinta. Katakan padanya:
- ”Aku siap mendengarkanmu kalau kamu mau butuh teman curhat atau mau melepaskan beban di dada.”
- “Anggap saja nomor kontakku itu seperti sambungan telepon untuk curhat bebas dari komentar. Aku mau mendengarkanmu 24/7.”
- ”Kamu bisa bicara blakblakan kepadaku. Kamu bisa mengatakan apa saja supaya merasa lebih baik. Aku bisa paham!”
Iklan
Tips
- Kalau kamu melihat temanmu berjuang keras mengolah perasaannya atau perpisahan itu mengganggu pekerjaan, kesehatan, atau hubungan lainnya, kamu bisa menyarankan dia menemui konselor atau terapis. Seorang tenaga profesional bidang kesehatan mental dapat membimbingnya melalui proses pemulihan dan menyarankan cara-cara sehat untuk mengatasi rasa sakit itu dan tumbuh dari pengalaman tersebut.