Semua orang yang punya cerita bisa menulis buku, mungkin untuk dinikmati sendiri saja atau dipubikasikan agar bisa dinikmati banyak orang. Bagian yang paling sulit biasanya adalah memulai. Jadi, Anda perlu memiliki area kerja yang mendukung, membuat jadwal menulis rutin, dan menjaga motivasi untuk terus menulis setiap hari. Berfokuslah untuk mengembangkan “ide hebat” yang menggerakkan narasi, dan ciptakan setidaknya satu tokoh yang tak terlupakan lengkap dengan konflik realistis. Setelah selesai menulis dan merevisi naskah, pertimbangkan beberapa opsi penerbitan supaya buku Anda bisa dinikmati oleh pembaca.
Langkah
-
Tentukan alasan Anda menulis buku. Sebelum mulai menulis atau mengetik, atau memikirkan buku ini sampai mendalam, jujurlah mengenai alasan Anda menulisnya. Apakah Anda berharap jadi kaya dan terkenal? Apakah buku ini diperlukan untuk memajukan karier? Apakah Anda bermimpi melihat nama Anda tertulis di sampul buku? Apakah karena Anda punya cerita bagus yang ingin dibagikan kepada dunia? [1] X Teliti sumber
- Menulis buku adalah hiburan sekaligus kesibukan, yang berarti gabungan antara pekerjaan dan minat. Ketahui mengapa Anda harus menulis dan ingin menulis.
- Jadikan tujuan sebagai motivasi. Akan tetapi, tujuan Anda harus realistis. Mungkin dengan novel pertama ini, Anda belum bisa menjadi J.K. Rowling generasi berikutnya.
-
Buatlah area kerja yang cocok untuk Anda. Tidak ada area kerja yang ideal untuk semua penulis. Beberapa menyukai meja tenang di ruang tertutup, sementara yang lain lebih produktif di antara ramainya kedai kopi. Akan tetapi, kebanyakan penulis cenderung bekerja paling baik dengan gangguan minimal dan akses mudah ke materi yang mereka butuhkan. [2] X Teliti sumber
- Walaupun Anda bisa menulis dengan berpindah dari kafe ke taman lalu ke perpustakaan, pertimbangkan untuk membuat area kerja sendiri yang selalu dan hanya digunakan untuk menulis.
- Atur segala sesuatunya agar semua perlengkapan dan referensi yang dibutuhkan dapat dijangkau. Dengan demikian, Anda tidak akan kehilangan fokus ketika mencari pulpen, tinta, atau tesaurus.
- Pilih kursi kerja yang kuat dan suportif. Kursi kerja yang tepat sangat penting karena jika sakit punggung, Anda akan mudah kehilangan fokus.
-
Jadwalkan menulis dalam rutinitas sehari-hari. Memang, pekerjaan menulis digerakkan oleh inspirasi sehingga Anda harus siap meninggalkan semua kegiatan dan menulis ketika kreativitas datang. Akan tetapi, ada risiko tulisan tidak akan pernah selesai karena hanya mengandalkan dorongan inspirasi. Sebaliknya, usahakan menentukan waktu khusus untuk menulis dan masukkan dalam jadwal harian. [3] X Teliti sumber
- Penulis buku rata-rata perlu meluangkan waktu 30 menit sampai 2 jam setidaknya dalam 5 hari per minggu, dan idealnya setiap hari.
- Khususkan waktu saat Anda cenderung paling segar dan produktif. Misalnya, pukul 10.30–11.45 setiap hari.
- Menjadwalkan waktu menulis mungkin berarti menjadwalkan hal lain juga. Selama Anda tidak mengurangi waktu bersama orang tercinta atau waktu tidur, penyesuaian itu akan sepadan.
-
Tentukan jumlah kata harian dan mingguan yang harus ditulis. Daripada berharap menghasilkan 10 halaman sekaligus saat kreativitas datang, cobalah menetapkan tujuan untuk menulis 1 halaman setiap hari. Tentukan tujuan berdasarkan kecepatan menulis dan tenggat spesifik, dan usahakan tidak mengubahnya setelah ditetapkan. [4] X Teliti sumber
- Misalnya, jika Anda menentukan tenggat 1 tahun untuk menulis draf pertama novel 100.000 kata, Anda harus menulis sekitar 300 kata (sekitar 1 halaman ketik) setiap hari.
- Atau, jika Anda harus menyerahkan draf disertasi yang panjangnya sekitar 350 halaman dalam 1 tahun, Anda juga perlu menulis sekitar 1 halaman per hari.
-
Tulis tanpa mengkhawatirkan pengeditan. Ini adalah salah satu komponen penting pada jadwal yang sudah ditentukan. Anda hanya perlu berfokus menulis sesuatu, masalah bagus tidaknya atau apakah perlu perbaikan dapat dipikirkan nanti. Untuk menyelesaikan buku, terapkan moto “tulis cepat, edit pelan-pelan.” [5] X Teliti sumber
- Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk mengedit hampir sama dengan waktu menulis. Jadi, pikirkan tentang pengeditan nanti. Untuk sekarang, fokus saja menulis sesuatu yang nanti perlu diedit.
- Jika Anda tidak bisa mengabaikan pengeditan sambil menulis, luangkan sedikit waktu pada akhir tiap sesi. Misalnya, Anda dapat menggunakan 15 menit terakhir dari 90 menit jadwal menulis harian untuk melakukan pengeditan ringan pada hasil hari itu.
-
Minta masukan sejak awal dan sering-sering. Jangan tunggu sampai buku selesai baru Anda menunjukkannya kepada orang lain. Biarkan orang yang Anda percaya melihat tiap bab dan memberikan masukan “umum”. Artinya, pendapat umum tentang kejelasan dan kualitas, bukan tentang gaya dan gramatika. [6] X Teliti sumber
- Tergantung situasinya, mungkin Anda bekerja dengan editor, dengan anggota komite yang dapat meninjau draf bab, atau sesama penulis yang berbagi karya dalam progres. Atau, tunjukkan kepada teman atau keluarga yang suka membaca dan pendapatnya Anda hargai.
- Anda akan melalui banyak masukan dan revisi sebelum buku dipublikasikan. Jangan berkecil hati, itu semua bagian dari proses menulis buku terbaik.
Iklan
-
Mulailah dengan ide hebat dan menarik. Memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, tetapi ide hebat sangat penting untuk menulis buku yang bagus. Dalam penulisan fiksi maupun nonfiksi, dibutuhkan konsep yang mampu mempertahankan minat Anda di sepanjang proses menulis dan mengedit, dan yang juga akan menarik pembaca. [7] X Teliti sumber
- Awali dengan “”gambaran besar”, setelah itu baru masukkan detail.
- Cari tema, skenario, atau ide menarik. Tuliskan, pikirkan beberapa lama, dan tentukan mana yang paling membuat Anda tertarik.
- Misalnya: “Bagaimana jika seseorang pergi ke negeri yang dihuni orang-orang kecil dan dia raksasa, dan kemudian ke negeri lain yang orang-orangnya raksasa dan dia kecil?
-
Lakukan riset tentang ide hebat Anda untuk mengasah keahlian. Jika Anda menulis buku nonfiksi, jelas Anda harus melakukan riset mendalam tentang topik bersangkutan supaya bisa menulisnya dengan efektif. Akan tetapi, untuk karya fiksi, Anda juga harus melakukan riset. [8] X Teliti sumber
- Misalnya, petualangan fiksi ilmiah yang berlatar luar angkasa akan lebih efektif jika teknologinya mengambil beberapa bagian teknologi real.
- Atau, jika Anda menulis drama kejahatan, lakukan riset tentang cara polisi menyelidiki tipe kriminalitas yang Anda gambarkan.
-
Pecahkan ide besar ke dalam bagian-bagian kecil. Jika setiap hari Anda berfokus menulis tentang Perang Kemerdekaan atau petualangan di “Bumi Tengah”, Anda mungkin kewalahan dengan besarnya proyek itu. Sebaiknya bagilah konsep besar ke dalam komponen-komponen kecil yang lebih mudah dikerjakan. [9] X Teliti sumber
- Misalnya, daripada bangun pagi dengan pikiran “Aku harus menulis tentang Perang Kemerdekaan”, lebih baik katakan, “Hari ini aku akan menulis strategi perang Pangeran Diponegoro.”
- Nantinya, mungkin “komponen kecil” ini akan menjadi bab buku, tetapi tidak harus selalu begitu.
KIAT PAKARPenulis ProfesionalLucy V. Hay adalah penulis, editor skrip, dan penulis blog yang membantu penulis lain melalui lokakarya kepenulisan, kursus, dan blog berjudul Bang2Write. Lucy adalah produser dua Brit Thrillers merangkap editor dan penasihat skrip untuk berbagai film berdurasi panjang maupun pendek. Lucy juga menulis Writing & Selling Thriller Screenplays untuk Creative Essentials dari Penerbit Kamera Books dan lanjutannya, yaitu Drama Screenplays dan Diverse Characters. Novel debutnya mengambil genre kejahatan berjudul The Other Twin, dan saat ini diadaptasi ke layar lebar oleh Free@Last TV, pembuat film yang masuk nominasi Emmy atas karyanya Agatha Raisin yang tayang di saluran televisi Sky.Cobalah melihat pemecahan plot film untuk mempelajari struktur cerita. Penulis skenario dan pengarang, Lucy Hay, mengatakan: "Script Lab memecah poin plot 5 film terkenal, dan jika Anda menulis cerita, pemecahan itu sangat berguna dilihat sambil menonton filmnya. Kemudian, Anda bisa melihat di mana letak plot poin itu dalam cerita, dan bagaimana Anda menerapkannya pada cerita Anda sendiri. Latihan membuat plot atau perencanaan seperti ini akan membiasakan Anda menciptakan kosakata tentang cara kerja plot."
-
Ciptakan setidaknya satu tokoh yang tak terlupakan. Ini juga “lebih mudah dikatakan daripada dilakukan”. Usahakan membuat satu atau beberapa tokoh yang kompleks dan seimbang, bukan “hero” dan “penjahat” tipikal. Pembaca harus dapat memahami mereka dan peduli dengan apa yang terjadi pada mereka. [10] X Teliti sumber
- Pikirkan beberapa tokoh favorit dari buku yang Anda suka. Tulis beberapa karakter mereka dan gunakan untuk membentuk tokoh unik.
- Untuk buku nonfiksi, gali kompleksitas dan kualitas kemanusiaan dari tokoh real yang Anda tulis. Gambarkan sehidup mungkin bagi pembaca.
-
Tekankan konflik dan ketegangan dalam narasi. Perkenalkan tantangan dan rintangan sejak awal, dan bawa tokoh melalui kesulitan, kejayaan, dan kegagalan. Konflik dan ketegangan dapat bersifat eksternal (seperti lawan yang licik) dan internal (sisi buruk tokoh utama yang muncul karena tragedi). Ciptakan konflik sedemikian rupa sehingga pembaca tidak mau melepaskan buku Anda. [11] X Teliti sumber
- Konflik utama dapat menjadi titik awal berbagai konflik eksternal dan internal, seperti obsesi Kapten Ahab pada ikan paus putih dalam Moby Dick .
- Jangan meremehkan konflik dan ketegangan dalam karya nonfiksi karena keduanya dapat memasukkan realitas dalam tulisan.
-
Pastikan semua aspek yang dimasukkan berperan dalam memajukan cerita. Ini bukan hanya harus diingat ketika menulis draf pertama, tetapi juga saat mengedit. Pastikan semua bab, halaman, kalimat, dan bahkan kata-katanya berperan mengarahkan cerita ke depan. Jika tidak, cari cara untuk merevisi atau mempersingkat tulisan. [12] X Teliti sumber
- Tujuannya adalah supaya pembaca tidak kehilangan minat. Buat mereka terpikat dan terus membalik halaman demi halaman.
- Ini bukan berarti Anda tidak boleh menggunakan kalimat-kalimat panjang, tulisan deskriptif, atau bahkan mengesampingkan apa yang menyimpang dari jalan cerita utama. Pastikan saja bahwa tiap komponen berkontribusi pada keseluruhan narasi.
Iklan
-
Revisi buku Anda, tetapi jangan dijadikan alasan tidak menyerahkannya. Dengan kata lain, buat komitmen untuk memublikasikan buku itu, dan jangan gunakan “belum siap” sebagai alasan permanen. Proses revisi, penyempurnaan, dan pengeditan sangat penting demi buku yang bagus, tetapi di satu titik Anda harus berani menerbitkannya. [13] X Teliti sumber
- Menerbitkan buku mungkin terasa seperti kehilangan kontrol atas naskah yang sudah lama dikerjakan. Akan tetapi, ingat bahwa buku Anda pantas dilihat dan dibaca orang lain.
- Jika perlu, tentukan tenggat: “Aku akan menyerahkan buku ini ke penerbit paling lambat tanggal 15 Januari, apa pun yang terjadi!”
-
Cari agen penulis jika Anda ingin menerbitkan buku cetak. Anda dapat menyerahkan sendiri naskah kepada penerbit, tetapi peluang keberhasilannya akan lebih besar dengan perantara agen. Agen memiliki pengalaman dan kontak yang dibutuhkan supaya buku Anda bisa sampai ke tangan penerbit yang tepat. Jika penerbit terasa berada di luar jangkauan, kesempatan terbaik Anda adalah mencari agen. [14] X Teliti sumber
- Evaluasi beberapa agen dan carilah yang sesuai dengan Anda dan naskah Anda. Jika Anda mengenal penulis yang karyanya sudah diterbitkan, mintalah kiat dan saran tentang agen dari mereka.
- Biasanya, Anda perlu menyerahkan petikan atau bahkan naskah lengkap kepada agen, dan mereka yang memutuskan apakah akan menerima Anda sebagai klien. Pastikan Anda memahami panduan penyerahan tulisan sebelum melanjutkan.
-
Pelajari opsi menerbitkan buku sendiri jika rute tradisional tidak ideal. Jika buku Anda hanya punya target pembaca kecil karena topiknya, mungkin sulit menemukan penerbit yang mau menerimanya, apalagi jika Anda penulis baru. Untungnya, ada opsi untuk menerbitkan buku sendiri.
- Anda dapat menerbitkan buku sendiri, yang akan menghemat uang, tetapi butuh waktu lama. Anda bertanggung jawab atas segala sesuatunya, dari memperoleh hak cipta sampai mendesain sampul dan mencetak halaman demi halaman.
- Anda bisa menggunakan perusahaan penerbitan mandiri, tetapi biasanya harus membayar lebih banyak dibandingkan uang yang akan dihasilkan dari penjualannya.
- Menerbitkan buku sendiri dalam bentuk buku elektronik juga dapat dipertimbangkan karena biaya penerbitannya murah dan buku Anda langsung bisa diakses oleh banyak pembaca. Evaluasi berbagai penerbit buku elektronik dengan cermat sebelum memilih yang paling tepat.
Iklan
Saran Pakar
- Bagaimana cara mulai menulis buku?
Ada banyak cara untuk menulis buku, dan semua orang punya cara tersendiri. Ada orang yang mendapatkan ide saat mandi atau dalam perjalanan ke kantor. Yang lain mencari ide cerita dengan sengaja di koran atau panduan. Setelah mendapatkan ide, putuskan apakah Anda perlu menulisnya. Apakah Anda tidak bisa mengabaikannya? Jika ya, tuliskan.
- Bagaimana cara menulis dan menerbitkan buku?
Komunitas sesama penulis akan sangat membantu. Mereka akan memotivasi Anda dan memastikan Anda bertanggung jawab untuk menulis, dan mungkin memberi masukan atau bantuan dalam membentuk jaringan. Bisa saja buku Anda diterbitkan karena ada orang yang memperkenalkan Anda kepada editor atau agen. Sementara untuk menulis, cara yang jitu adalah seperti kata-kata terkenal dari William Faulkner: "Menulis itu 99% kerja, 1% inspirasi."
- Bagaimana cara menulis novel pertama?
Tentukan ide dan tetapkan tekad menulis setiap hari. Tujuan dan tenggat sangat membantu karena akan menekan Anda untuk menulis. Setelah mencapai tahap publikasi, Anda harus merevisi tulisan dan mencari masukan dari orang lain dan mengedit, yang merupakan perjalanan panjang. Tentu saja Anda juga bisa menerbitkan sendiri, yang biasanya merupakan cara paling mudah.
Tips
- Siapkan buku catatan dan pulpen di samping tempat tidur, dan buat jurnal mimpi. Anda tidak pernah tahu kapan mimpi bisa memberi inspirasi atau ide cerita.
- Minta kiat dari penulis lain.
- Kadang, Anda hanya perlu memulai, pada akhirnya cerita akan muncul di kepala.
- Buku Anda mungkin terdengar konyol dan Anda ingin berhenti menulis. JANGAN. Tunggu beberapa hari (mungkin beberapa minggu), lalu coba lagi.
- Jika Anda ingin menambahkan fakta dalam cerita, lakukan riset terlebih dahulu.
- Cari waktu yang paling produktif bagi Anda, dan jadwalkan sesi menulis pada waktu itu.
Peringatan
- Hindari plagiarisme (menjiplak karya penulis lain). Meskipun dilakukan dengan halus dan artistik, akhirnya pasti ada orang yang akan menemukannya dan menyatukan semua bagian yang sudah Anda jiplak.
Referensi
- ↑ https://self-publishingschool.com/how-to-write-a-book/
- ↑ https://jerryjenkins.com/how-to-write-a-book/
- ↑ https://jerryjenkins.com/how-to-write-a-book/
- ↑ https://goinswriter.com/tips-writing-book/
- ↑ https://www.theatlantic.com/science/archive/2018/08/how-to-write-a-book-without-losing-your-mind/566462/
- ↑ https://goinswriter.com/tips-writing-book/
- ↑ https://jerichowriters.com/how-to-write-a-book/
- ↑ https://jerryjenkins.com/how-to-write-a-book/
- ↑ https://jerryjenkins.com/how-to-write-a-book/