Unduh PDF Unduh PDF

Apakah Anda pernah menyadari saat berbicara dengan diri sendiri? Meskipun berbicara dengan diri sendiri mungkin menandakan kondisi diri yang sehat, keadaan tersebut juga mungkin menganggu hidup Anda dan juga hidup orang lain pada saat tertentu. [1] Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk berhenti berbicara dengan diri sendiri dan juga memikirkan alasan Anda melakukannya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Menilai Percakapan yang Dilakukan

Unduh PDF
  1. Jika Anda mendengar yang berbeda, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental, karena hal tersebut dapat menandakan masalah psikologis yang lebih serius. [2]
    • Salah satu cara untuk menentukan apakah suara yang Anda dengar adalah suara tersebut milik Anda adalah dengan menentukan apakah Anda yang memicu munculnya suara tersebut. Jika Anda bukanlah pemicu suara tersebut (misalnya apakah Anda berpikir dan mengucapkan kata-kata tersebut dalam keadaan dasar?), dan jika Anda tidak tahu kata-kata apa yang akan diucapkan berikutnya oleh suara tersebut, mungkin saja Anda menderita kelainan mental, misalnya skizofrenia, depresi, atau psikosis. [3]
    • Gejala lain yang menunjukkan kelainan mental adalah mendengar lebih dari satu suara; membayangkan, melihat, merasakan, mencium bau, dan menyentuh hal-hal nonverbal yang tidak nyata; mendengarkan suara dalam mimpi yang terasa nyata; mendengarkan suara yang selalu ada sepanjang hari dan memberikan dampak negatif ke dalam keseharian Anda (misalnya Anda menjadi menyendiri dan menjauh dari semua orang, atau suara tersebut mengancam Anda jika Anda tidak melakukan perintah suara tersebut). [4]
    • Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas ketika berbicara sendiri, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental untuk mencari tahu mengenai masalah psikologis yang mungkin memberikan dampak buruk pada hidup dan kesehatan Anda.
  2. Hal apa yang Anda bicarakan dengan diri sendiri? Apakah Anda menceritakan tentang hari yang dijalani? Apakah Anda merencanakan sesuatu? Apakah Anda membicarakan hal-hal yang baru terjadi belum lama? Apakah Anda menirukan kalimat dari film? [5]
    • Berbicara dengan diri sendiri bukanlah hal yang buruk. Dengan membahas mengenai pikiran, Anda dapat menyusun pikiran dengan lebih baik. Hal tersebut juga bisa membuat Anda berpikir dengan lebih teliti, khususnya ketika membuat keputusan yang sulit, misalnya ketika Anda memilih universitas atau apakah Anda harus membelikan sesuatu sebagai hadiah untuk seseorang. [6]
  3. Pembicaraan dengan diri sendiri yang tergolong positif bisa saja merupakan hal yang baik saat Anda memerlukan motivasi yang tinggi, misalnya saat ingin melakukan wawancara pekerjaan atau berlatih dengan intens. Mengatakan "Kamu mampu dan bisa melakukannya!" bisa membuat diri Anda merasa baik dan memberikan peningkatan kepercayaan diri sebelum Anda melakukan sesuatu yang penting. Anda bisa menjadi penyemangat diri sendiri! Dalam hal seperti itu, pembicaraan dengan diri sendiri yang dilakukan sekali-sekali tergolong menyehatkan. [7]
    • Akan tetapi, jika pembicaraan pada umumnya tergolong negatif, misalnya Anda sering menegur dan mengkritik diri sendiri (contoh: "mengapa kamu bodoh sekali?", "kamu tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar", dan lain-lain), hal tersebut mungkin menandakan bahwa Anda memiliki masalah psikologis atau emosional. [8] Selain itu, jika pembicaraan dengan diri sendiri terus berulang dan berfokus pada suatu hal negatif yang Anda alami, mungkin itu terjadi karena Anda cenderung merenungkannya. Sebagai contoh, jika belum lama ini Anda bercekcok kecil dengan rekan kerja dan Anda menghabiskan dua jam untuk memikirkannya dan berbicara dengan diri sendiri mengenai berbagai hal yang seharusnya Anda ucapkan pada rekan kerja, itu bukanlah hal yang sehat. Itu menandakan bahwa Anda terus merenungkan masalah tersebut dan tidak melupakannya. [9]
  4. Semua orang boleh saja sedikit gila, dan itu tidak apa-apa! Akan tetapi, agar diri Anda tetap sehat secara mental, Anda harus memastikan bahwa itu hanyalah kebiasaan aneh dan tidak memberikan dampak buruk tentang perasaan Anda terhadap diri sendiri ataupun terhadap keseharian Anda. Tanyakan beberapa hal berikut kepada diri Anda:
    • Apakah aku merasa khawatir atau bersalah karena terlalu banyak berbicara sendiri?
    • Apakah berbicara sendiri membuatku sedih, marah, atau cemas?
    • Apakah berbicara dengan diri sendiri adalah hal yang besar hingga aku perlu menghindari tempat ramai agar tidak mempermalukan diri?
    • Jika Anda menjawab 'ya' untuk salah satu dari beberapa pertanyaan di atas, Anda disarankan untuk menghubungi konselor atau ahli kesehatan mental lainnya untuk berkonsultasi. Ahli kesehatan mental berlisensi dapat membantu Anda mencari tahu alasan Anda berbicara sendiri dan membantu Anda dalam mengembangkan strategi untuk mengendalikan kebiasaan tersebut.
  5. Pertimbangkan apakah dan bagaimana orang lain merespons ketika melihat Anda berbicara dengan diri sendiri. Ada kemungkinan besar bahwa kebanyakan orang tidak akan menyadari bahwa Anda sedang melakukannya. Akan tetapi, jika Anda sering menyadari adanya reaksi tertentu dari orang-orang di sekitar Anda, mungkin itu menandakan bahwa hal yang Anda lakukan mengganggu orang lain, atau orang-orang tersebut mengkhawatirkan tentang diri Anda, dan juga fungsi mental dan sosial Anda. Tanyakan beberapa hal ini kepada diri Anda sendiri:
    • Apakah orang melihatku dengan cara yang aneh ketika aku berjalan?
    • Apakah orang-orang sering memintaku untuk diam?
    • Apakah hal pertama yang didengar oleh orang lain dariku adalah pembicaraan terhadap diri sendiri?
    • Pernahkah guruku menyarankanku untuk mengunjungi konselor sekolah?
    • Jika Anda menjawab 'ya' pada salah satu dari beberapa pertanyaan tersebut, Anda harus berkonsultasi dengan konselor atau ahli kesehatan mental. Dalam reaksi yang diberikan, orang-orang mungkin menunjukkan rasa khawatir terhadap kesehatan Anda. Akan tetapi, penting juga bagi Anda untuk mengetahui bahwa apa yang Anda lakukan mungkin mengganggu orang lain, dan Anda harus mengontrol kebiasaan buruk tersebut untuk menjaga hubungan sosial Anda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Berhenti Berbicara dengan Diri Sendiri

Unduh PDF
  1. Ketika Anda berbicara dengan suara yang kencang, sadari dan akui itu. Anda dapat memantaunya dengan menghitung berapa kali Anda menyadari bahwa Anda sedang berbicara sendiri dengan suara yang kencang dalam sehari. Menyadari kebiasaan tersebut adalah langkah pertama dalam menguranginya.
  2. Cobalah untuk berbicara sendiri di dalam hati. Setelah Anda menyadari bahwa Anda berbicara sendiri dengan suara yang kencang, cobalah untuk memindahkan percakapan tersebut ke dalam kepala Anda, yaitu dunia dalam diri Anda sendiri.
    • Anda dapat mengigit bibir agar tidak bisa membuka mulut. Ini dapat membantu, tetapi ingatlah bahwa ini juga mungkin terlihat aneh bagi orang-orang di dekat Anda!
    • Cobalah untuk mengunyah permen karet untuk menyibukkan mulut dan membuat diri tidak dapat berbicara. [10]
    • Jika terlalu sulit bagi Anda untuk mulai tidak berbicara dan lebih banyak berpikir, cobalah untuk mengucapkannya tanpa suara. Dengan begitu, Anda bisa tetap berbicara, tetapi tidak terdengar oleh orang lain.
  3. Biarkan diri Anda untuk hanya melakukannya ketika sendirian di rumah atau mobil, misalnya. Berhati-hatilah dengan langkah ini, karena sekali Anda membiarkan diri untuk berbicara sendiri dengan suara kencang, Anda mungkin juga akan melakukannya lagi lain kali. Buatlah aturan untuk membatasi banyaknya Anda berbicara dengan diri sendiri, dan jika Anda berhasil mengikuti aturan selama satu minggu, lakukan sesuatu untuk memberikan hadiah pada diri sendiri, misalnya dengan pergi menonton film atau membeli kudapan manis. Seiring waktu berlalu, Anda harus mencoba untuk mengurangi keseringan diri untuk berbicara sendiri dengan suara yang kencang, hingga Anda tidak melakukannya sama sekali.
  4. Belilah sebuah jurnal yang bisa digunakan saat Anda mulai berbicara sendiri. Dengan begitu, Anda bisa berdialog dengan diri sendiri dalam bentuk tulisan, bukan oral. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menuliskan hal yang Anda pikirkan, kemudian tuliskan juga respons atau jawabannya.
    • Sebagai contoh, misalnya Anda habis berkencan dan belum mendapatkan kabar lagi dari pasangan. Hal tersebut mungkin dapat memancing diri Anda untuk membicarakannya dengan suara kencang kepada diri sendiri, tetapi Anda juga bisa menuliskannya: "Mengapa dia masih belum menghubungiku ya? Mungkin ia terlalu sibuk atau mungkin ia tidak menyukaimu. Mengapa ia tidak menyukai Anda? Mungkin ia terlalu sibuk bersekolah dan kamu dan ia bukanlah pasangan yang cocok, karena perbedaan dalam ketertarikan dan prioritas. Ya, mungkin aku masih merasa ditolak. Perasaan itu bisa dimengerti, tetapi ia bukanlah satu-satunya lelaki di dunia, dan lebih penting lagi, ada banyak hal yang bagus mengenai dirimu; faktanya, apa yang menurutmu baik tentang dirimu?"
    • Latihan mencatat dialog ke dalam jurnal seperti itu dapat membantu Anda dalam mengelola dan mengeluarkan isi pikiran Anda. Cara itu juga bagus agar diri Anda tetap berpikir dengan benar dan juga menyampaikan hal-hal positif kepada diri sendiri, sembari juga mengurangi hal-hal negatif yang Anda rasakan.
    • Biasakan diri untuk selalu membawa jurnal, baik di dalam tas, mobil, atau saku Anda. Ada juga aplikasi jurnal di ponsel! Manfaat lain yang bisa didapatkan dari kebiasaan menulis adalah Anda memiliki catatan tentang semua hal yang Anda bicarakan dan khawatirkan. Mungkin polanya akan terlihat. Kreativitas Anda juga mungkin akan berkembang. Dan itu juga merupakan hal yang bermanfaat bagi Anda! [11]
  5. Salah satu alasan umum orang berbicara sendiri adalah karena mereka merasa tidak ada orang lain yang bisa diajak untuk berbicara. [12] Dengan mulai bersosial, ada lebih banyak orang yang bisa Anda ajak bicara selain diri sendiri. Ingatlah bahwa manusia memerlukan interaksi sosial. [13]
    • Jika Anda merasa cemas untuk bersosial dan berbicara dengan orang lain, cobalah untuk mengambil langkah-langkah kecil untuk memulai pembicaraan. Sebagai contoh, jika Anda bertemu dengan seseorang yang terlihat ramah dan reseptif (tersenyum kepada Anda, mengucapkan "halo", atau melakukan kontak mata), cobalah untuk membalas sapaannya dengan tersenyum atau mengatakan "halo" kembali. Setelah mendapatkan sedikit pengalaman positif, Anda akan merasa siap untuk lebih dari sekadar berbasa-basi dengan orang lain.
    • Kadang-kadang, membaca tanda bahwa seseorang ingin berhenti berbicara dengan Anda dan juga menentukan banyaknya hal yang perlu dibicarakan dengan seseorang adalah hal yang sulit. Kepercayaan adalah hal lain yang perlu dibentuk seiring waktu berlalu agar Anda dapat berbicara dengan nyaman dengan seseorang. Jika Anda merasa terlalu cemas atau gugup untuk berbicara dengan orang asing, itu tidak apa-apa. Akan tetapi, akan bagus jika Anda berusaha untuk menemukan kelompok pendukung atau menjalani terapi pribadi untuk mengatasi rasa tidak nyaman tersebut.
    • Jika Anda ingin bertemu dengan lebih banyak orang, cobalah untuk menjalani lebih banyak aktivitas, misalnya mengikuti kelas yoga, pembuatan tembikar, dan juga kelas tari. Dengan berusaha untuk bergabung dalam aktivitas yang melibatkan orang lain (misalnya bergabung ke dalam kelas yoga dibandingkan dengan berlari menggunakan treadmill sendirian di rumah), Anda memiliki peluang yang lebih besar untuk berbicara dengan orang-orang dengan ketertarikan yang sama dengan Anda.
    • Jika Anda tinggal di tempat terpencil, Anda dapat mengisi kebutuhan sosial dengan berinteraksi dengan orang lain melalui internet. Anda dapat mencoba menggunakan ruangan obrolan atau forum tempat orang-orang mendiskusikan topik-topik yang Anda sukai. Jika Anda tidak memiliki koneksi internet, cobalah untuk berkomunikasi dengan cara lama - dengan surat! Tetap berhubungan dengan orang lain adalah bagian yang penting dalam kehidupan manusia.
  6. Pada kebanyakan kasus, pembicaraan dengan diri sendiri dimulai dari melamun atau rasa bosan, jadi menyibukkan diri mungkin dapat membantu. Sibukkan diri dengan melakukan suatu aktivitas agar otak Anda terisi dengan sesuatu.
    • Cobalah mendengarkan musik. Ketika Anda sendirian atau berjalan ke suatu tempat, cobalah untuk memberikan sesuatu yang bisa dijadikan sebagai fokus bagi otak, sehingga Anda dapat menghindari dorongan untuk berbicara sendiri. [14] Musik bisa menjadi pengalih yang bagus untuk pikiran Anda, dan juga mungkin mampu memicu inspirasi atau kreativitas baru di dalam diri Anda. Bunyi bermelodi telah dibuktikan dapat memicu pelepasan dopamin di dalam bagian otak yang bertugas untuk menimbulkan rasa menghargai/menghadiahi diri, yang berarti Anda akan merasa nyaman ketika mendengarkan musik. [15] Terlihat seperti orang yang sedang mendengarkan musik pun suatu hal yang bermanfaat. Jika Anda berbicara kepada diri sendiri ketika mengenakan headphone , orang-orang akan mengira bahwa headphone Anda terhubung dengan ponsel, kemudian berasumsi bahwa Anda sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel.
    • Bacalah buku. Membaca dapat membenamkan Anda ke dalam dunia lain, dan juga mengharuskan Anda untuk cukup berkonsentrasi. Dengan memfokuskan pikiran pada sesuatu, kemungkinan Anda untuk berbicara sendiri lebih kecil. [16]
    • Cobalah menonton TV. Cobalah menonton sesuatu yang menarik bagi Anda di TV, atau nyalakan TV untuk menghasilkan bunyi latar belakang saja. Dengan begitu, suasana tertentu akan terbentuk dan ruangan akan terasa "ramai". Alasan ini juga berlaku bagi orang-orang yang kesulitan ketika tidur sendirian, sehingga sering kali mereka memilih untuk menyalakan TV ketika mencoba untuk tidur dan merasa ada orang lain di sekitarnya, meskipun sumbernya hanyalah layar TV! Menonton TV juga dapat membantu Anda dalam memfokuskan perhatian dan menyibukkan otak. [17]
    Iklan

Tips

  • Ingatlah bahwa semua orang berbicara dengan diri sendiri pada kebanyakan waktu (di dalam hati), jadi bisa dikatakan bahwa Anda tidak berbeda dengan orang lain; bedanya, Anda mengucapkannya langsung!
  • Manusia biasanya berbicara sendiri ketika merasa kesepian, merasa diri penuh dengan kekurangan, atau merindukan seseorang. Berhentilah berbicara dengan diri sendiri, dan sibukkan diri untuk menghindari pikiran yang memicu Anda untuk mulai berbicara sendiri.
  • Dorong lidah ke langit-langit mulut ketika Anda merasa ingin berbicara sendiri. Orang-orang di sekitar Anda tidak akan menyadarinya, dan menurut kami, hal tersebut efektif dalam menjaga suara-suara tetap berada di dalam kepala Anda.
Iklan

Peringatan

  • Jika Anda merasa sangat sulit untuk berhenti berbicara sendiri, merasa bahwa kebanyakan hal-hal yang diucapkan dalam pembicaraan tergolong negatif, atau suara yang Anda dengar bukanlah suara Anda sendiri, hal-hal tersebut menandakan masalah yang lebih serius. Anda harus berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental sesegera mungkin untuk mendiagnosis diri dan mendiskusikan mengenai perawatan yang perlu dilakukan.
Iklan

Referensi

  1. http://psychcentral.com/blog/archives/2012/12/07/talking-to-yourself-a-sign-of-sanity/
  2. http://www.mentalhealth.org.uk/help-information/mental-health-a-z/H/hearing-voices/
  3. http://www.mentalhealth.org.uk/help-information/mental-health-a-z/H/hearing-voices/
  4. http://www.mentalhealth.org.uk/help-information/mental-health-a-z/H/hearing-voices/
  5. Pedersen, C. W.; Denson, T. F.; Goss, R.; Vasquez, E. A.; Kelley, N. J.; Miller, N (June 2011). "The impact of rumination on aggressive thoughts, feelings, arousal, and behaviour". British Journal of Social Psychology 50 (2): 281–301.
  6. http://psychcentral.com/blog/archives/2012/12/07/talking-to-yourself-a-sign-of-sanity/
  7. http://www.wsj.com/articles/SB10001424052702304831304579543772121720600
  8. http://psychcentral.com/lib/challenging-negative-self-talk/0003196
  9. Pedersen, C. W.; Denson, T. F.; Goss, R.; Vasquez, E. A.; Kelley, N. J.; Miller, N (June 2011). "The impact of rumination on aggressive thoughts, feelings, arousal, and behaviour". British Journal of Social Psychology 50 (2): 281–301.

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 48.248 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan