Unduh PDF Unduh PDF

Bagi korban perkosaan atau dalam kondisi kedaruratan medis, aborsi bisa menjadi opsi untuk menggugurkan kehamilan. Namun, pastikan kamu sudah mengetahui risikonya, serta mengutamakan faktor kesehatan dan keselamatan diri.

Perhatikan bahwa berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, tindakan aborsi pada dasarnya dilarang terkecuali untuk 2 kondisi, yaitu indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan . [1]

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Memilih Opsi yang Tersedia

Unduh PDF
  1. Telat datang bulan merupakan gejala umum kehamilan, tetapi hal ini tidak selalu pasti. Jika kamu telat datang bulan, kamu mungkin mengira sedang hamil, terutama jika ada gejala lain yang muncul, seperti mual atau merasa payudara menjadi lebih lembek. Jika kamu yakin dirimu hamil, sebaiknya lakukan tes kehamilan di rumah. Sebagian besar alat tes ini dianggap sangat akurat, serta mudah ditemukan di apotek. [2]
    • Jika alat tes kehamilan menujukkan kamu hamil, kamu harus mengonfirmasi diagnosis tersebut ke dokter. Alat tes kehamilan memang bisa diandalkan, tetapi tes di laboratorium doktor adalah cara terbaik memastikan kehamilan. Buatlah janji bertemu secepat mungkin.
  2. 2
    Tentukan apakah aman untuk menceritakan kondisimu ke orang lain. Jika kamu mengalami pemerkosaan yang menyebabkanmu hamil dan berencana menggugurkannya, pastikan kamu menceritakannya ke orang-orang yang tepat. Jangan buat dirimu menjadi korban kekerasan verbal, kekerasan fisik, atau diusir dari rumah jika hal tersebut mungkin terjadi.
    • Jika kamu merasa tidak aman menceritakan hal ini ke keluarga, mungkin kamu bisa menghubungi konselor atau dokter di puskesmas.
    • Ada baiknya kamu berusaha menceritakan masalah ini kepada anggota keluarga yang dapat dipercaya.
  3. Setelah dokter memastikan kehamilanmu, kamu mungkin punya banyak pertanyaan. Dokter yang mengurusmu adalah sumber informasi berharga. Kehamilan akan menyebabkan perubahan signifikan terhadap tubuhmu. Sekalipun kamu tidak hamil dalam waktu lama, kamu harus menanyakan ke dokter hal apa yang perlu diantisipasi. [3]
    • Dokter tersebut juga akan melakukan pemeriksaan fisik, serta melakukan tes darah atau tes ultrasound di hari kunjungan.
    • Mintalah dokter memberikan estimasi masa kehamilanmu karena aborsi akibat pemerkosaan hanya dapat dilakukan sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis. [4]
  4. Hamil akibat pemerkosaan adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Kamu mungkin merasa kebingungan dan ketakutan. Luangkan waktu beberapa hari untuk memikirkan opsi yang kamu miliki. Jika ada anggota keluarga atau teman dekat yang bisa dipercaya, jangan takut meminta nasihat. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah membuat keputusan yang paling baik bagi dirimu dan kesehatanmu. [5]
    • Pada intinya, kamu punya tiga opsi yang bisa dipilih: membesarkan anak, membiarkan anak diadopsi, atau menggugurkannya.
    • Sekalipun kamu tahu apa yang hendak dilakukan, sebaiknya bicarakanlah hal ini ke seorang konselor. Tindakan aborsi legal di Indonesia hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pratindakan dan diakhiri dengan konseling pascatindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. [6]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Melakukan Aborsi

Unduh PDF
  1. Aborsi adalah tindakan serius dan hanya dapat dilakukan secara legal dengan persyaratan tertentu.
    • Sebagai contoh, di Amerika Serikat, ada lembaga Planned Parenthood yang menawarkan beragam layanan kesehatan alat reproduksi yang komprehensif, serta bisa menjadi sumber informasi yang baik (sekalipun kamu memutuskan mempertahankan kehamilan).
    • Ada dua jenis aborsi, yaitu aborsi lewat operasi atau melalui penggunaan obat-obatan.
    • Tanyakan aturan hukum yang berlaku kepada klinik yang menyediakan layanan aborsi. Tindakan aborsi atas dasar gawat darurat medis hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari ibu hamil dan pasangannya (kecuali bagi korban perkosaan) dan penyedia layanan kesehatan bersertifikat, serta melalui konseling dan/atau konsultasi pratindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. [7]
  2. Jika kamu berusia di bawah 18 tahun, kamu mungkin perlu izin orang tua untuk melakukan aborsi, tergantung pada hukum yang berlaku. Kamu bisa mencari tahu informasi tentang hal ini dengan bertanya ke klinik kesehatan terdekat. Bagaimanapun juga, kamu mungkin harus mempertimbangkan untuk mendiskusikan masalah ini dengan orang tua. Semoga saja mereka bisa menjadi sumber kekuatanmu. [8]
    • Cari waktu dan tempat yang pas untuk bicara ke orang tua. Kamu harus mencari tempat pribadi supaya tidak ada interupsi. Tanyakan kepada orang tua apakah mereka punya waktu untuk berbicara – kamu tidak mau mereka teralihkan.
    • Cobalah untuk tetap tenang dan jujur. Ungkapkan perasaan dan keinginanmu dengan jelas.
  3. Jika kamu merasa tidak bisa bicara dengan orang tua, cobalah mencari orang lain yang bisa diajak berdiskusi. Sekalipun kamu yakin untuk melakukan aborsi, hal tersebut tetap merupakan sesuatu yang sangat emosional. Mendapatkan dukungan di saat-saat sulit seperti ini bisa sangat membantumu. Tenangkan diri dan berpikirlah dengan jernih saat bercakap-cakap, lalu biarkan orang tersebut tahu bahwa kamu membutuhkan bantuannya. [9]
    • Ingatlah seorang anggota keluarga atau teman yang kamu percaya. Minta orang ini menemanimu menjalani proses aborsi. Kamu mungkin butuh bantuan selama masa konseling, pemeriksaan kesehatan, dll.
  4. Sebelum datang ke klinik, pastikan kamu sudah tahu metode mana yang akan digunakan – aborsi melalui prosedur operasi atau menggunakan obat-obatan. Penggunaan obat biasanya dapat menjadi opsi jika masa kehamilan kurang dari sembilan minggu. Metode ini memiliki tingkat kesuksesan sebanyak 97 kali dari 100 prosedur yang dilakukan. [10]
    • Jika kamu melakukan aborsi lewat operasi, kamu harus tahu prosedur yang hendak dilakukan. Ada dua macam operasi aborsi: operasi aspirasi dan D&E ( dilation and evacuation ). Tanyakan kepada dokter metode mana yang akan dipakai.
    • Sebelum melakukan prosedur di atas, kamu akan diberikan obat untuk membantumu rileks. Sebelum operasi aspirasi, doktermu akan memeriksa dan membius area serviks. Sebuah alat pengisap akan digunakan untuk menyedot janin. Prosedur ini memakan waktu sekitar 5 sampai 10 menit. Akan tetapi, pahamilah bahwa kamu membutuhkan waktu sebelum dan sesudah operasi untuk mengisi formulir dan bicara dengan dokter.
    • Tindakan operasi D&E juga dimulai dengan pemeriksaan uterus dan pembiusan area serviks oleh dokter. Obat atau cairan akan digunakan untuk merenggangkan serviksmu. Dokter kemudian akan menggunakan alat pengisap halus untuk mengosongkan rahim. Prosedur ini memakan waktu sekitar 20 menit, plus beberapa menit untuk melakukan persiapan di area rahim.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menghadapi Efek Aborsi

Unduh PDF
  1. Setelah melakukan aborsi lewat operasi, pastikan untuk mengikuti anjuran dokter selama masa pemulihan. Kamu mungkin mengalami pendarahan atau merasa keram di area rahim hingga waktu seminggu setelah operasi. Doktermu mungkin menyediakan obat pereda nyeri untuk membantumu mengatasi rasa sakit. [11]
    • Kamu juga mungkin akan diberikan antibiotik untuk membantu mencegah infeksi.
    • Jika kamu mengalami pendarahan serius atau rasa keram yang timbul sangat menyiksa, hubungi doktermu. Kamu juga harus menelepon dokter jika mengalami demam beberapa hari setelah aborsi atau merasakan perubahan di area vagina, seperti kulit yang terasa menebal atau munculnya bau tidak sedap.
  2. Sangat normal untuk merasa emosional setelah melakukan aborsi. Beberapa orang biasanya merasa lega. Namun, ada juga yang merasa emosional. Sebagai contoh, kamu mungkin merasa sedih, berduka, atau bingung. [12] Apapun emosi yang muncul, beri waktu sampai kamu bisa menerima semuanya.
    • Aborsi adalah pengalaman yang sangat personal. Jangan malu jika kamu merasa sangat emosional setelahnya. Akui dan terima perasaanmu saat itu.
  3. Meskipun normal untuk merasa emosional setelah aborsi, kamu harus memastikan dirimu berada di jalan yang tepat untuk pulih. Sebagai seorang remaja, hal ini sangat penting, sebab kamu sudah mengalami banyak sekali perubahan di hidupmu. Jika perasaanmu berubah menjadi depresi, rasa bersalah, atau kemarahan, kamu mungkin perlu bantuan profesional. [13]
    • Terkadang, kamu mungkin merasa baikan jika bicara dengan teman atau anggota keluarga tepercaya. Namun, masalahmu bisa jadi membutuhkan bantuan seorang profesional karena terlalu sulit diatasi. Jika iya, mintalah dokter untuk memberimu referensi ke seorang konselor atau support group . Ingat, kamu tidak sendirian.
    Iklan

Peringatan

  • Pastikan proses aborsi dilakukan oleh praktisi kesehatan bereputasi baik.
  • Hukum Indonesia melarang aborsi, kecuali atas alasan medis atau untuk korban perkosaan. Dalam kondisi ini kamu mungkin merasa putus asa, serta berpikir untuk melakukannya sendiri di rumah. Jangan pernah membahayakan nyawa sendiri. Melakukan aborsi sendiri di rumah bisa membunuhmu atau menyebabkan komplikasi jangka panjang. Kamu butuh bantuan seorang ahli.
  • Pastikan untuk mengikuti semua instruksi pemulihan diri.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.149 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan