PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Tahukah Anda bahwa tekanan darah seseorang menunjukkan seberapa keras kinerja tubuhnya untuk memompa darah ke seluruh organ? Secara umum, tekanan darah Anda bisa dianggap rendah (hipotensi), normal, atau tinggi (hipertensi). Baik hipotensi maupun hipertensi, keduanya dapat menimbulkan gangguan medis yang serius seperti penyakit jantung atau kerusakan fungsi otak. [1]

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mendapatkan Hasil Pengukuran yang Akurat

PDF download Unduh PDF
  1. Lakukan ini untuk mendapatkan hasil yang paling akurat! [2]
    • Sebaiknya, ukur tekanan darah ketika tubuh terasa paling relaks, seperti pada pagi dan malam hari. Jika perlu, mintalah dokter merekomendasikan waktu pengukuran yang paling baik dan relevan dengan tujuan Anda.
  2. Faktanya, berbagai faktor dapat memengaruhi hasil bacaan tekanan darah Anda. Oleh karena itu, lakukan terlebih dahulu berbagai persiapan yang tercantum di bawah ini untuk mendapatkan hasil yang paling akurat: [3]
    • Pastikan Anda sudah benar-benar bangun dan bangkit dari tempat tidur selama setidaknya 30 menit.
    • Jangan mengonsumsi makanan dan minuman apa pun, setidaknya 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.
    • Hindari kafeina dan tembakau, setidaknya 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.
    • Hindari segala bentuk aktivitas fisik atau olahraga, setidaknya 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.
    • Kosongkan kandung kemih sebelum melakukan pengukuran.
    • Baca instruksi yang tertera pada kemasan sfigmomanometer sebelum melakukan pengukuran.
  3. Menjaga posisi tubuh dan tangan selagi pengukuran berlangsung adalah hal yang esensial untuk mendapatkan hasil bacaan yang lebih akurat. Sebelumnya, duduklah dalam keadaan serelaks mungkin selama beberapa menit untuk menstabilkan tekanan darah dan menyiapkan tubuh Anda untuk melakukan pengukuran. [4]
    • Jangan bergerak atau berbicara selagi melakukan pengukuran. Alih-alih, duduklah setegak mungkin dengan posisi punggung bersandar, lalu letakkan telapak kaki Anda di lantai tanpa menyilangkannya.
    • Bebatkan manset tepat di atas lipatan siku. [5] Kemudian, letakkan tangan yang telah dibebat oleh manset di atas meja atau lengan kursi. Jika perlu, sangga tangan Anda dengan bantal atau guling agar posisinya sejajar dengan jantung. [6]
  4. Setelah posisi terasa nyaman dan Anda sudah duduk dalam diam selama beberapa menit, mulailah melakukan proses pengukuran. Nyalakan sfigmomanometer dan lakukan pengukuran dengan setenang mungkin agar hasilnya lebih akurat atau tekanan darah Anda tidak meningkat. [7]
    • Lepaskan manset dan/atau batalkan pengukuran jika lengan Anda terasa tidak nyaman, manset terlalu ketat, atau kepala Anda terasa pusing.
  5. Selagi tes berlangsung, jangan bergerak atau berbicara, dan tenangkan diri Anda agar hasilnya semakin akurat. [8] Kemudian, bertahanlah pada posisi tersebut sampai pengukuran berakhir, manset mengempis, atau hasil bacaan telah terlihat di layar sfigmomanometer.
  6. Setelah manset mengempis, lepaskan dari lengan Anda. Pastikan Anda tidak bergerak terlalu cepat atau tiba-tiba, ya! Setelah manset dilepas, kemungkinan Anda akan merasa sedikit pusing, tetapi jangan khawatir karena sensasi tersebut akan hilang dengan cepat. [9]
  7. Setidaknya, lakukan satu atau dua pengukuran tambahan setelah hasil pengukuran pertama keluar untuk mendapatkan bacaan tekanan darah yang lebih akurat. [10]
    • Berikan jeda satu atau dua menit di antara setiap proses pengukuran, dan terapkan prosedur yang sama di setiap prosesnya.
  8. Mencatat hasil pengukuran adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, catat pula berbagai informasi yang relevan di dalam buku khusus atau di laptop Anda untuk mendapatkan bacaan tekanan darah yang paling akurat, sekaligus mengidentifikasi fluktuasi hasil yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. [11]
    • Catat pula waktu dan tanggal dilakukannya pengukuran, seperti “5 Januari 2016, jam 6.20, 110/90.”
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Menginterpretasikan Hasil Pengukuran

PDF download Unduh PDF
  1. Secara umum, hasil pengukuran tekanan darah akan terdiri dari dua buang angka, yang kerap disebut batas bawah (tekanan sistolik) dan batas atas (tekanan diastolik). Angka sistolik menunjukkan tingkat tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sementara angka diastolik menunjukkan tingkat tekanan ketika jantung sedang beristirahat di sela-sela proses memompa darah. [12]
    • Umumnya, orang Indonesia membaca tekanan darah dengan berkata, “110 90” tanpa memberikan konjungsi di antara kedua buah angka. Di atas kertas, Anda mungkin akan melihat keterangan mmHg (milimeter merkuri) yang sejatinya merupakan unit pengukuran tekanan darah.
    • Pahamilah bahwa sebagian besar dokter akan memberikan perhatian lebih besar kepada angka sistolik (angka pertama pada hasil pengukuran tekanan darah), terutama karena angka tersebut merupakan tolok ukur yang lebih baik untuk mengidentifikasi risiko penyakit kardiovaskular pada orang-orang yang berusia di atas 50 tahun. Secara umum, angka sistolik akan turut meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Kondisi tersebut disebabkan oleh meningkatnya kekakuan di arteri besar, terjadinya penumpukan plak jangka panjang, serta meningkatnya frekuensi penyakit kardiovaskular. [13]
  2. Sejatinya, melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala dilakukan untuk meminimalkan risiko penyakit kardiovaskular yang mungkin menyertainya. Itulah mengapa, Anda perlu mengetahui angka sistolik rata-rata agar dapat lebih mudah mengetahui jika terjadi fluktuasi dan mengidentifikasi gangguan kesehatan yang potensial. [14] Kategori rentang angka sistolik adalah:
    • Normal: di bawah 120
    • Prahipertensi: 120-139
    • Hipertensi Tahap Satu: 140-159
    • Hipertensi Tahap Dua: 160 atau lebih tinggi
    • Hipertensi Krisis: di atas 180
  3. Meski dokter umumnya memberikan perhatian lebih besar kepada angka sistolik, pahamilah bahwa angka diastolik Anda pun tidak kalah esensialnya. Dengan memantau angka diastolik rata-rata, Anda pun mampu mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan yang potensial, termasuk hipertensi. Berikut ini adalah kategori rentang angka diastolik yang patut Anda pahami: [15]
    • Normal: di bawah 80
    • Prahipertensi: 80-89
    • Hipertensi Tahap Satu: 90-99
    • Hipertensi Tahap Dua: 100 atau lebih tinggi
    • Hipertensi Krisis: di atas 110
  4. Meski proses pengukuran tekanan darah dilakukan secara berkala, tetaplah waspada jika menemukan peningkatan angka sistolik atau diastolik secara pesat. Ingat, situasi tersebut perlu segera ditangani untuk menormalkan tekanan darah sekaligus mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan yang serius, seperti serangan jantung dan kerusakan organ. [16]
    • Jika angka sistolik melebihi 180 dan/atau angka diastolik melebihi 110, lakukan proses pengukuran kedua. Jika hasilnya tidak berubah pada pengukuran kedua, segeralah menemui dokter! Tetaplah melakukan ini meski hanya salah satu angka, bukan keduanya, yang melebihi batas normal.
    • Bersiaplah mengalami berbagai gejala fisik seperti sakit kepala berat, napas yang memendek, mimisan, dan kecemasan berat yang menyertai angka sistolik atau diastolik tinggi.
  5. Bagi sebagian besar dokter, hasil pengukuran tekanan darah yang rendah (seperti 85/55) tidak dianggap bermasalah, kecuali disertai dengan gejala tertentu. Sebagaimana penderita hipertensi krisis, Anda juga harus mengulangi proses pengukuran jika hasilnya rendah. Segera hubungi dokter jika hasil pengukuran kedua tetap rendah dan disertai dengan gejala-gejala berikut: [17]
    • Pusing atau kepala terasa ringan
    • Pingsan atau kehilangan kesadaran
    • Dehidrasi dan kehausan yang tidak biasa
    • Kesulitan berkonsentrasi
    • Pandangan yang mengabur
    • Mual
    • Kulit yang terasa dingin, lembap, dan memucat
    • Napas yang memburu dan memendek
    • Kelelahan
    • Depresi
  6. Dalam banyak kasus, pengukuran tekanan darah akan dilakukan secara berkala. Dengan kata lain, Anda tentu bisa mengidentifikasi hasil pengukuran seperti apa yang normal, serta faktor apa saja yang dapat berkontribusi terhadap hasil pengukuran tersebut (seperti stres atau perubahan aktivitas). Cobalah menginformasikan hasil pengukuran Anda kepada dokter jika perlu, atau berikan salinan riwayat pengukuran Anda. Memantau hasil pengukuran tekanan darah dapat membantu mengindikasi adanya masalah yang memerlukan penanganan medis segera. [18]
    • Ingat, satu hasil pengukuran yang abnormal tidak serta-merta mendiagnosis abnormalitas tekanan darah Anda. Namun, jika abnormalitas tersebut tetap ada dalam pengukuran-pengukuran berikutnya (kira-kira selama beberapa minggu atau beberapa bulan), segeralah menemui dokter untuk mengeliminasi atau mengonfirmasi gangguan kesehatan yang mendasarinya. Jangan menunda-nunda pengukuran agar risiko yang negatif dapat diminimalkan!
  7. Ingat, memeriksakan kesehatan secara rutin adalah hal yang esensial bagi setiap orang! Tindakan tersebut akan menjadi lebih esensial jika hasil pengukuran tekanan darah Anda bermasalah atau berbeda daripada biasanya. Oleh karena itu, segeralah menemui dokter jika hasil pengukuran tekanan darah Anda selalu tinggi atau selalu rendah dalam kurun waktu tertentu, untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan yang mampu merusak fungsi hati dan otak. [19]
    • Hubungi dokter pula jika Anda memiliki pertanyaan atau keraguan terkait hasil pengukuran tersebut. Lebih baik menyediakan payung sebelum hujan turun, bukan?
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 10.970 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan