Unduh PDF Unduh PDF

Tertarik untuk membuat esai pribadi? Sebelumnya, pahamilah bahwa esai pribadi yang berkualitas harus mampu membuat pembaca merasa terkesan, tergugah, dan bahkan terinspirasi. Selain itu, esai pribadi yang baik juga harus mampu membuat pembaca merasa penasaran dan bertanya-tanya selepas membacanya; dengan kata lain, buat esai pribadi yang meninggalkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban di benak pembaca. Untuk membuat esai pribadi yang efektif, Anda perlu terlebih dahulu memahami struktur umum sebuah esai pribadi. Setelah itu, kumpulkan ide-ide yang Anda miliki dan kembangkan menjadi subjek esai yang dalam, bermakna, dan berkesan, baik untuk diri Anda sendiri maupun untuk pembaca esai Anda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Merencanakan Esai Pribadi

Unduh PDF
  1. Jangan khawatir jika hidup Anda tidak dipenuhi oleh cerita atau drama kehidupan yang intens dan menarik. Percayalah, esai pribadi Anda tetap akan menarik bagi pembaca jika Anda mampu menulisnya dari sudut pandang yang tepat. Untuk itu, cobalah mencari pengalaman atau peristiwa yang unik dan menarik dalam hidup Anda; setelah itu, cobalah mengemas pengalaman tersebut dari sudut pandang tertentu hingga mampu menjadi subjek esai yang dalam dan bermakna. [1]
    • Misalnya, cobalah menceritakan pengalaman yang mengubah perspektif Anda mengenai kegagalan, seperti waktu Anda tidak bisa mengerjakan tugas sekolah semasa SMA. Meski saat itu tugas sekolah Anda terasa kurang penting, setelahnya Anda justru menyadari bahwa kegagalan tersebut memaksa Anda untuk menilai kembali tujuan hidup Anda dan memotivasi Anda untuk lulus dengan nilai yang lebih baik. Jika ditinjau dari sudut pandang tersebut, kegagalan kecil tersebut justru ampuh membuat Anda menjadi pribadi yang lebih tekun, rajin, dan bekerja keras.
  2. Sebuah esai pribadi seharusnya mampu mengeksplorasi pengalaman yang unik dan terasa rumit dalam hidup Anda melalui tulisan. Dengan kata lain, esai pribadi tersebut bisa Anda jadikan gerbang untuk memahami mengapa dan bagaimana pengalaman tersebut menganggu dan/atau menyakiti Anda. Manfaatkan esai pribadi sebagai ruang untuk mendiskusikan satu peristiwa penting dan merefleksikan dampaknya terhadap hidup Anda. [2]
    • Peristiwa yang Anda pilih bisa merupakan momen singkat dan sederhana yang berhasil memengaruhi atau membentuk hidup Anda bertahun-tahun setelahnya; misalnya, momen saat pertama kalinya Anda mengalami pelecehan sewaktu kecil atau mengaku gay kepada ibu Anda. Melalui esai tersebut, cobalah menggali lebih dalam mengapa Anda merasa kesal, marah, sedih, atau terganggu terhadap momen-momen tersebut.
    • Ingat, peristiwa yang melibatkan emosi dengan intensitas tinggi sering kali lebih menarik untuk dikonsumsi oleh pembaca. Untuk itu, pilih peristiwa yang sangat berkesan dan/atau bermakna bagi Anda agar Anda mampu menceritakannya dengan lebih baik dan mendetail.
  3. Jika ingin, Anda juga boleh mengeksplorasi peristiwa spesifik yang sangat berkesan bagi Anda. Sering kali, esai pribadi berperan sebagai cermin refleksi berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam hidup seseorang. Oleh karena itu, pikirkan peristiwa yang unik dan bersifat personal bagi Anda; semakin unik peristiwa tersebut, semakin besar pula kemungkinannya untuk menarik pembaca. [3]
    • Misalnya, berfokuslah pada peristiwa saat pertama kali mengetahui ayah Anda berselingkuh, atau saat Anda mengalami kedukaan pascakematian orang tersayang. Pikirkan pengalaman bermakna yang mampu membentuk kepribadian dan karakter Anda saat ini.
    • Anda juga boleh menulis tentang topik atau peristiwa yang lebih ringan, seperti saat pertama kali menaiki roller coaster , atau pertama kali pergi berwisata lewat jalur laut bersama pasangan. Apa pun itu, pastikan peristiwa yang Anda pilih mampu memancing munculnya respons emosi seperti kemarahan, kebingungan, atau kebahagiaan yang tak terkira dalam diri Anda.
  4. Di dalam esai Anda, cobalah mengeksplorasi hubungan Anda dengan orang tersebut; pikirkan mengapa Anda tidak bisa dekat atau merasa terasing dari orang tersebut. Lakukan eksplorasi secara mendetail untuk menjawab pertanyaan tersebut dalam esai Anda. [4]
    • Misalnya, pikirkan mengapa Anda dan ibu Anda berhenti mengobrol secara intim sejak beberapa tahun yang lalu atau mengapa Anda tidak lagi berkomunikasi dengan sahabat Anda semasa kecil. Anda juga boleh merefleksikan kegagalan hubungan romantis terdahulu Anda dan memahami alasan di baliknya.
  5. Esai pribadi yang baik mampu mengemas isu-isu terkini, baik yang Anda alami sendiri maupun yang dialami oleh orang-orang terdekat, lewat perspektif atau sudut pandang pribadi Anda. Cobalah berfokus pada peristiwa atau topik terkini yang menarik minat Anda, seperti aborsi atau perkemahan pengungsi, lalu tawarkan sudut pandang pribadi Anda terkait isu tersebut. [5]
    • Ajukan pertanyaan terkait peristiwa terkini yang Anda temukan: Bagaimana peristiwa tersebut bersinggungan dengan pengalaman pribadi Anda? Bagaimana caranya mengeksplorasi isu atau peristiwa terkini menggunakan pengalaman, emosi, dan pemikiran pribadi Anda?
    • Misalnya, Anda mungkin tertarik untuk menulis esai mengenai peristiwa penggusuran massal di Amerika Serikat. Jika Anda pun merupakan korban penggusuran di Jakarta, cobalah mencari korelasi antara peristiwa penggusuran tersebut dengan pengalaman pribadi Anda; jelaskan pula bahwa pengalaman pribadi Anda sebagai korban penggusuran mampu membentuk Anda menjadi seperti sekarang ini. Cobalah mengeksplorasi peristiwa terkini lewat perspektif pribadi Anda, alih-alih sekadar memberitakan peristiwa tersebut dengan metode reportase biasa.
  6. Umumnya, esai personal dikemas dalam beberapa bagian penting yaitu pendahuluan atau perkenalan, isi, dan kesimpulan. Secara lebih mendetail, bagian-bagian tersebut mengusung informasi berikut: [6]
    • Pendahuluan atau perkenalan berfungsi sebagai “alat pancing”; dengan kata lain, esai harus diawali dengan kalimat yang mampu memancing ketertarikan pembaca. Pendahuluan esai juga harus berupa narasi singkat yang mengawali sebuah peristiwa penting, atau menjelaskan tema utama yang menghubungkan pengalaman pribadi Anda dengan isi esai secara menyeluruh.
    • Isi atau tubuh esai harus berisi bukti-bukti yang mampu mendukung narasi dan/atau tema utama yang Anda jelaskan di bagian pendahuluan. Biasanya, bukti-bukti tersebut Anda paparkan dalam bentuk narasi yang berisi refleksi pengalaman Anda. Pastikan tubuh esai juga dilengkapi dengan keterangan waktu yang jelas agar pembaca tahu kapan peristiwa tersebut terjadi.
    • Kesimpulan esai harus berisi resolusi atau kesimpulan dari berbagai peristiwa dan pengalaman yang sudah didiskusikan sebelumnya. Cantumkan pula moral cerita yang relevan; dengan kata lain, refleksikan pelajaran hidup yang berhasil Anda tarik dari pengalaman tersebut atau bagaimana pengalaman tersebut mampu mengubah hidup Anda.
    • Di masa lampau, esai yang baik seharusnya berisi lima paragraf: satu paragraf pendahuluan, dua paragraf isi, dan satu paragraf kesimpulan. Namun dewasa ini, tidak lagi ada batasan jumlah paragraf yang wajib Anda ikuti, sejauh esai Anda berisi tiga bagian penting yang sudah dijelaskan di atas.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menulis Esai Pribadi

Unduh PDF
  1. Buka esai pribadi Anda dengan paragraf awal yang mampu memerangkap perhatian pembaca. Dalam paragraf pembuka tersebut, perkenalkan karakter-karakter sekaligus tema utama esai; sebaiknya, cantumkan pula pertanyaan penting atau masalah utama yang akan Anda bahas di dalam esai tersebut. [7]
    • Jangan mengawali esai dengan kalimat yang terlalu lugas dan denotatif seperti, “Dalam esai ini, saya akan menceritakan hubungan saya dan ibu saya yang kurang baik." Alih-alih, susun kalimat perkenalan yang implisit, mampu membuat pembaca penasaran, tetapi tetap informatif.
    • Cobalah mengawali esai dengan peristiwa spesifik yang dialami oleh karakter-karakter utama dalam esai; pastikan peristiwa tersebut juga mampu membuka ruang diskusi terkait tema atau masalah utama yang Anda angkat. Dengan melakukannya, Anda telah berhasil memperkenalkan karakter dan masalah utama dalam esai pada saat yang bersamaan.
    • Jika ingin menulis tentang hubungan Anda dan ibu Anda yang kurang baik, cobalah berfokus pada peristiwa yang tidak menyenangkan di antara Anda berdua; misalnya, saat Anda berdua bertengkar atau berdebat mengenai rahasia keluarga atau mengenai topik yang kurang penting.
  2. Meskipun esai tersebut bersifat pribadi, Anda tetap memiliki kebebasan untuk mengemasnya dalam sudut pandang atau cara penulisan yang unik. Selayaknya genre tulisan lain, esai pribadi akan lebih mampu menarik pembaca jika menggunakan gaya bahasa yang informatif sekaligus menghibur. Dengan kata lain, gunakan diksi, sintaksis, dan nada kalimat yang mampu menarasikan cerita dengan lebih menarik. [8] [9]
    • Anda boleh memilih gaya menulis yang komunikatif; dengan kata lain, menulislah seakan-akan Anda sedang berbicara kepada sahabat atau kerabat terdekat. Anda juga boleh memilih gaya menulis yang lebih eksklusif dan reflektif dengan mempertanyakan asumsi-asumsi dan pemikiran pribadi Anda terkait subjek esai.
    • Banyak esai pribadi yang ditulis dalam format orang pertama (menggunakan ujaran “Aku”). Tertarik untuk menulis esai dalam bahasa Inggris? Jika ingin esai Anda terdengar lebih kekinian, cobalah menggunakan format simple present tense ; namun, jika ingin menulis esai yang merefleksikan waktu atau peristiwa tertentu di masa lalu, cobalah menggunakan format past tense .
  3. Pastikan Anda mendeskripsikan karakter dengan detail sensoris dan jasmaniah. Meskipun esai tersebut berisi pengalaman pribadi Anda, tetaplah menggunakan teknik penceritaan yang menonjolkan kemenarikan plot dan karakter; melakukan metode ini ampuh memerangkap ketertarikan pembaca sekaligus membuat kalimat-kalimat dalam esai terdengar lebih mengalir. [10]
    • Jika ingin, Anda juga boleh membuat dialog karakter berdasarkan ingatan Anda akan peristiwa tersebut. Namun, pastikan Anda tidak mencantumkan terlalu banyak dialog karena mampu mengubah konsep esai menjadi karya fiksi.
  4. Esai yang baik seharusnya memiliki plot atau jalan cerita yang logis; pastikan esai Anda berisi serangkaian momen yang memuncak menjadi konflik dan memiliki resolusi. [11]
    • Agar struktur esai lebih baik, Anda juga bisa membuat kerangka plot terlebih dahulu. Dalam kerangka plot tersebut, cantumkan fakta-fakta yang bisa Anda gunakan sebagai bukti untuk mendukung tema atau isu utama esai.
  5. Artinya, cobalah menganalisis pengalaman Anda secara lebih mendalam, terutama dari segi maknanya bagi Anda. Bahas pengalaman Anda dengan jujur; tunjukkan pula rasa penasaran Anda, seakan-akan Anda sedang mencoba menguak kebenaran yang tidak Anda ketahui pada saat itu. Sering kali, esai pribadi yang berkualitas selalu berusaha mengekspos kebenaran yang justru terasa tidak nyaman atau menyulitkan bagi penulisnya sendiri. [12] [13]
    • Pahamilah bahwa meski pengalaman Anda memuat berbagai bentuk drama kehidupan yang sangat intens, kemungkinan besar drama semacam itu sudah cukup akrab di benak pembaca. Untuk itu, cobalah untuk tidak menuliskan pengalaman yang familier bagi sebagian besar pembaca; jangan pula berusaha menarik simpati pembaca dengan pernyataan-pernyataan yang klise.
    • Jika Anda menulis esai tentang kematian mendadak orang terkasih, tentu saja makna esai akan terasa semakin penting dan dalam bagi Anda. Namun, kemungkinan besar pembaca sudah tahu garis besar isi esai yang bertema demikian, dan esai tersebut juga tidak akan terasa relevan bagi mereka karena tidak mengenal orang yang meninggalkan Anda.
    • Alih-alih, cobalah menulis sesuatu yang lebih dalam dari sekadar “Saya merasa sangat sedih saat ditinggal orang terkasih.” Pikirkan makna dan pengaruh orang tersebut di dalam hidup Anda, baik secara positif maupun negatif. Memahaminya akan membantu Anda untuk menguak kebenaran yang lebih hakiki dan menghasilkan esai pribadi yang lebih bermakna.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyempurnakan Esai

Unduh PDF
  1. Perkaya tulisan Anda dengan mengkreasikan gaya penulisan seperti memasukkan metafora, repetisi, dan personifikasi. Tunjukkan bahwa Anda mampu bercerita dengan baik untuk memperkuat kualitas esai Anda. [14]
    • Misalnya, Anda bisa menggunakan metafora untuk mendeskripsikan reaksi ibu Anda saat mendengar bahwa Anda adalah seorang gay . Misalnya, Anda bisa menganalogikan wajah ibu Anda sebagai “dinding bata kokoh yang mustahil ditembus”. Anda juga bisa menggunakan simile seperti, “Saat mendengarnya, ibuku terpaku, seakan-akan petir baru saja menyambarnya.”
  2. Setelah membuat draf pertama, cobalah membaca draf tersebut sambil mengevaluasinya. Anda boleh melakukannya di depan kaca atau di hadapan orang-orang terdekat sebagai audiens. [15]
    • Selagi membacanya, cobalah menandai kalimat-kalimat yang terdengar membingungkan, kurang jelas, atau tidak sekuat kalimat-kalimat lain di dalam draf tersebut. Pastikan pula pengembangan karakter, serta struktur dan plot esai Anda sudah baik. Evaluasi apakah Anda sudah mencapai kedalaman cerita yang diinginkan atau belum; jika belum, pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk mencapainya. Perkuat esai Anda lewat proses revisi tersebut!
  3. Setelah menyelesaikan draf final esai Anda, cobalah meninjaunya kembali dan melakukan berbagai revisi yang diperlukan. Pertimbangkan pula catatan-catatan yang Anda cantumkan di dalam draf saat berlatih membacanya dan saran-saran yang Anda terima dari pembaca. [16]
    • Saat merevisi esai, pertimbangkan apakah konten esai Anda sudah layak dikonsumsi publik; pikirkan pula apakah Anda sudah benar-benar menulis topik atau subjek yang Anda sukai, dan apakah pembaca dapat memahami tulisan Anda. Jangan membuat pembaca kebingungan dan malas membaca esai Anda sampai selesai.
    • Pastikan pula fokus dan tema esai Anda jelas. Esai pribadi yang berkualitas menggunakan pengalaman pribadi penulisnya sebagai fokus atau tema utama esai; pastikan Anda juga melakukannya.
    Iklan

Tips

  • Untuk memahami genre esai dengan lebih baik, cobalah membaca berbagai contoh esai pribadi yang sudah dipublikasikan. Beberapa contoh esai pribadi yang kerap dijadikan contoh di dunia akademis adalah " Notes of a Native Son ” karya James Baldwin, “ The Death of a Moth ” karya Virginia Woolf, “ Shipping Out ” karya David Foster Wallace, “ The White Album ” karya Joan Didion, dan “ We Do Abortions Here ” karya Sallie Tisdale.
  • Saat membaca contoh esai, ajukan beberapa pertanyaan kepada diri Anda, seperti: Bagaimana cara penulis memperkenalkan subjek esainya? Bagaimana cara penulis mengeskplorasi perspektif subjek esainya? Apa tema utama esai tersebut? Bagaimana cara penulis menghubungkan pengalaman personalnya dengan tema utama tersebut? Bagaimana cara penulis menyelipkan humor dalam esai tersebut? Moral cerita seperti apa yang ingin ditonjolkan? Apakah Anda merasa puas, kurang puas, penasaran, atau justru ketiganya selepas membaca esai tersebut?


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 65.696 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan