Unduh PDF Unduh PDF

Jika kamu dan saudara perempuanmu sering bertengkar, masalah ini sebenarnya dapat diselesaikan. Mengakrabkan diri dengan saudaramu merupakan aspek penting untuk mengembangkan hubungan yang erat dalam jangka panjang. Lakukan interaksi yang positif dengan saudaramu. Berusahalah untuk bersikap sopan dan baik kepadanya. Perlakukan ia sebagai seorang teman. Hargai hal-hal positif yang ia miliki. Pikirkan apa yang membuatnya menarik dan mudah disukai orang lain. Jika terjadi konflik, selesaikan masalah dengan mendiskusikannya, dan bukan bertengkar atau beradu mulut. Dengan sedikit usaha, kamu bisa membangun hubungan yang baik dengan saudaramu. Jika ia marah kepadamu, berikan ia waktu untuk menenangkan diri. Mintalah maaf kepadanya. Buatlah ia merasa tenang. Beli hadiah sebagai permohonan maafmu. Kamu juga bisa mengajaknya ke mal. Jika kamu yang merasa marah kepadanya, coba beri tahu ia apa yang kamu rasakan. Pastikan kamu berbicara secara tenang. Cobalah berinteraksi dengannya. Jika tidak berhasil, minta saran dari seseorang yang dapat dipercaya. Cobalah perbaiki hubungan dan akrabkan diri dengan saudara perempuanmu sebisa mungkin. Ia adalah bagian dari keluargamu. Jauh di lubuk hatinya, ia pun menyayangimu, seperti halnya kamu menyayanginya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Berinteraksi Secara Positif dengannya

Unduh PDF
  1. Jika kamu menginginkan hubungan yang baik dengan saudara perempuanmu, buatlah ia merasa didukung. Daripada merasa iri dengan pencapaiannya, jadilah penyemangat baginya. Sikapmu akan membuatnya merasa dihargai dan memperkuat hubunganmu dengannya. [1]
    • Jika saudaramu mendapatkan pencapaian, berikan ia selamat secara tulus. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Selamat! Aku bangga sekali!” saat ia mendapatkan nilai sempurna di acara pembagian rapor semester. Jika kamu bersikap suportif, ada kemungkinan ia pun akan bersikap suportif kepadamu.
    • Ingatlah bahwa wajar jika kamu terkadang merasa iri. Terkadang, kamu berharap kamulah yang mendapatkan pencapaian. Namun, hanya karena kamu merasakan emosi negatif, tidak berarti kamu perlu menunjukkannya. Cobalah kesampingkan emosi negatif dan berikan selamat yang tulus kepadanya.
  2. Batasan merupakan hal penting pada hubungan yang sehat. Tanpa batasan yang kuat, hubungan yang positif akan sulit dibangun. Kamu berhak mendapatkan ruang fisik dan emosionalmu sendiri. Saat saudaramu mengganggu ruang pribadimu, peringatkan ia dengan sopan, dan bukan dengan kemarahan. [2]
    • Jika ia membuatmu kesal, kamu berhak memintanya menghentikan sikap atau tindakannya. Terkadang, sesama saudara sulit menyadari batasan satu sama lain, dan saudara perempuanmu secara tidak sengaja membuatmu merasa tak nyaman. Dalam situasi seperti ini, tunjukkan tanggapan yang sesuai dan bijak.
    • Minta ia menghentikan sikapnya, tetapi lakukan secara dewasa. Jangan mengatakan, “Keluar dari kamarku! Aku tidak mau kamu di sini!”. Sebaliknya, kamu bisa mengatakan, “Terkadang aku perlu menyendiri dan aku tidak suka jika kamu masuk ke kamarku saat aku ingin membaca.” Jika saudaramu masih tetap mengganggumu dan cenderung tidak menghormatimu, kamu bisa membicarakan masalah ini secara jujur dengan orang tuamu. Sebagai alternatif, kamu juga bisa berhenti berbicara kepadanya dengan menjauh sejenak hingga ia belajar untuk memperlakukanmu dengan rasa hormat.
    • Terkadang, ia tidak mengerti bahwa kamu sedang menetapkan batasan. Jangan ragu untuk meminta bantuan orang tuamu jika saudaramu tidak menghormati batasanmu.
  3. Salah satu cara untuk memperbaiki hubungan dengan saudara perempuanmu adalah dengan bekerja bersama. Coba bantu ia mengerjakan tugas-tugas rumah, dan mintalah bantuannya sebagai balasannya. Misalnya, jika kalian berdua mencuci piring bersama, semangat kerja tim dan rasa kebersamaan dapat terbangun. [3]
    • Jadikan pekerjaan rumah lebih menyenangkan untuk mempererat hubunganmu. Jika kalian merasa lelah saat mencuci piring, coba buat lagu sambil menyelesaikan pekerjaan agar waktu terasa lebih mengasyikkan.
  4. Banyak orang cenderung menyepelekan saudaranya. Kamu tidak bisa melihatnya sebagai seorang individu jika terbiasa menganggapnya sebatas sebagai anggota keluarga. Coba perlakukan ia sebagai seorang teman. Sering kali, sesama saudara pada akhirnya menjadi teman baik. [4]
    • Pikirkan perlakuanmu kepada teman-teman sekolahmu. Ada kemungkinan kamu tidak menjahili atau menyiksa mereka, seperti yang mungkin kamu lakukan kepada saudaramu. Coba berikan saudaramu kebaikan yang sama.
    • Luangkan waktu bersamanya sesekali. Hanya karena ia bagian dari keluargamu, tidak berarti kalian berdua tidak bisa meluangkan waktu bersama seperti teman. Pergilah berbelanja. Ajak ia bersepeda. Mainkan permainan papan bersama. Kegiatan seperti ini dapat membangun hubungan yang positif di antara kalian berdua.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengubah Sikapmu kepadanya

Unduh PDF
  1. Rasa iri merupakan sesuatu yang umum terjadi dalam hubungan saudara dan dapat memicu ketegangan yang besar. Sebagai contoh, jika saudaramu adalah seorang pencinta buku, ia mungkin banyak mendapatkan perhatian dari kerabat-kerabat yang lain. Daripada merasa iri, puji dan kagumi bakatnya. [5]
    • Ingatlah bakat dan kemampuanmu sendiri. Saudaramu mungkin sudah membaca semua karya-karya Andrea Hirata, tetapi kamu adalah seorang pemain basket yang andal. Ia mungkin mahir bermain seluncur es, tetapi kamu mungkin pandai menunggang kuda.
    • Ingatlah bahwa semua orang unik. Tidak ada gunanya membandingkan diri sendiri dengan saudaramu karena kalian berdua berbeda. Tidak masalah jika kamu memiliki keahlian yang berbeda.
  2. Saat kamu merasa marah kepadanya, ada baiknya kamu mengingat karakter atau aspek positif yang ada padanya. Daripada berfokus kepada hal-hal yang ia lakukan dan membuatmu kesal, pikirkan hal-hal yang membuatmu menghargainya. [6]
    • Sepanjang hari, luangkan waktu untuk menunjukkan apresiasi untuknya. Saat ia melakukan sesuatu yang kamu sukai, jangan ragu untuk mengungkapkan pendapatmu.
    • Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, "Ani, aku menghargai bantuanmu saat mengerjakan tugas matematikaku."
    • Jika kamu mampu mengapresiasinya, kamu tidak akan merasa begitu kesal saat konflik muncul. Kamu dapat mengingat kebaikan atau aspek positifnya yang justru lebih besar atau banyak daripada aspek negatifnya.
  3. Mungkin akan sulit bagimu untuk mengakrabkan diri dengan saudaramu saat masih tinggal di rumah, terutama jika kalian berdua menggunakan ruangan atau beberapa barang yang sama. Kamu akan lebih sering merasa kesal kepadanya. Pada situasi seperti ini, coba pikirkan mengenai masa depan. Ingatkan dirimu bahwa kamu mungkin tidak akan bisa melihatnya setiap hari. Pikiran seperti ini membantumu untuk lebih menghargainya. [7]
    • Banyak saudara yang pada akhirnya menjadi teman baik saat dewasa. Meskipun saat ini situasi terasa tegang, suatu hari kamu mungkin menganggap saudara perempuanmu sebagai sahabat terdekatmu.
    • Pikirkan hal ini saat merasa kesal. Ingatlah bahwa satu kejadian atau situasi tidak lantas menggambarkan hubunganmu dengannya secara keseluruhan. Adanya sudut pandang yang lebih bijak dapat membantumu menghilangkan kekesalan yang dirasakan.
  4. Jika kamu tinggal bersama orang lain, terkadang sulit bagimu untuk memandangnya sebagai seorang individu. Kamu mungkin memandangnya sebagai anggota keluarga. Sebagai contoh, kamu mungkin merasa, “Saudara perempuanku adalah si cerdas di rumah” atau “Saudara perempuanku adalah si anak baik." Coba pandang ia sebagai sosok yang berbeda, dan bukan berdasarkan label yang kamu berikan. Dorong diri untuk melihatnya sebagai individu yang berbeda. [8]
    • Tahan diri saat kamu mulai melabelinya. Pertanyakan kebenaran label yang kamu berikan. Apakah ia memandang dirinya sendiri seperti itu? Apakah ada sesuatu yang tidak cocok dengan label tersebut?
    • Berfokuslah kepada aspek kepribadiannya yang tidak cocok dengan label yang kamu berikan. Sebagai contoh, kamu mungkin merasa bahwa saudara perempuanmu adalah seorang atlet dengan kecerdasan yang tidak begitu tinggi. Tahan diri dan ingatlah bahwa ia setidaknya bisa menyelesaikan ujian kimianya dan mendapatkan nilai yang baik.
  5. Penting bagimu untuk meluangkan waktu dengannya agar bisa belajar menghargainya. Kalian berdua dapat saling mengakrabkan diri saat menjalani dan menyukai aktivitas yang sama. Usahakan kamu bisa meluangkan waktu dengannya setiap minggu. [9]
    • Hadiri pertandingan basket yang diikuti saudaramu sepulang sekolah. Temani ia ke kelas pianonya. Mintalah ia untuk menemanimu sebagai balasan. Sebagai contoh, kamu bisa mengajaknya ke pertunjukan senimu.
    • Luangkan waktu pada hari sekolah. Tonton film bersamanya sepulang sekolah. Mainkan permainan bersama. Mengobrollah tentang film, buku, dan musik.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mengendalikan Konflik dengannya

Unduh PDF
  1. Langsung bereaksi saat konflik terjadi bukanlah hal yang baik. Jika ia melukai perasaanmu, tahan diri sebelum bertindak. Tarik napas dalam-dalam dan lakukan sesuatu untuk menenangkan diri, seperti berhitung sampai lima. Dengan demikian, kamu tidak akan sampai membentak atau memarahi saudaramu dan memperburuk keadaan. [10]
  2. Gunakan ucapan untuk menangani konflik. Jangan berteriak atau memaki karena kamu justru tidak bisa menyampaikan pesanmu dengan baik. Jangan pernah melakukan kekerasan fisik karena kondisi justru akan memburuk. Kamu juga tidak boleh sampai melukai saudaramu saat sedang bertengkar. [11]
    • Beri tahu ia bahwa ia sudah melukai perasaan atau membuatmu kesal. Gunakan bahasa yang sederhana untuk menjelaskan bahwa perilakunya tidak bisa diterima, dan bukan justru memarahinya.
    • Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, "Eli, jangan mencubitku. Sakit rasanya." Ucapan seperti ini lebih efektif daripada makian atau cubitan balasan.
  3. Beberapa topik dapat menimbulkan pertengkaran. Mungkin saudaramu tidak senang membahas hal-hal yang berkaitan dengan sekolah. Mungkin pula ada sesuatu yang memang tidak kamu sepakati. Jika ada topik-topik tertentu yang cenderung memicu konflik, ada baiknya kamu menghindari topik-topik tersebut. Tidak semua orang selalu bersepakat mengenai sesuatu. [12]
  4. Jika kamu kesulitan menangani masalah dengan saudaramu, bicaralah kepada orang tua. Mereka ingin kamu dan saudaramu tetap akur. Tentunya, orang tuamu dengan senang hati akan menengahi jika kalian berdua memiliki masalah. [13]
    • Jangan membahas tentang masalahmu dalam cara yang negatif. Jangan sampai orang tuamu merasa bahwa kamu ingin berdebat atau bersikap kasar. Tunjukkan bahwa kamu memang ingin menyelesaikan masalah yang ada, dan bukan membuat orang tuamu memihakmu.
    • Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Ayah, aku memiliki masalah dengan Sofi. Bisakah aku meminta saran mengenai cara berbicara kepadanya agar ia berhenti membaca buku harianku?"
    Iklan

Tips

  • Cari hal-hal yang sama-sama disukai agar bisa dilakukan bersama. Manfaatkan ini sebagai waktu spesial bersama.
  • Buatlah ia tertawa! Humor dapat mengakrabkan setiap orang dan meredakan ketegangan pada situasi-situasi tertentu.
  • Jika saudaramu tampak kesal, tanyakan apa yang membuatnya marah. Tunjukkan kepedulian untuk mempererat hubunganmu dengannya.
  • Saat kalian berdua bertengkar, menjauhlah. Kalian berdua mungkin perlu menjauh dari satu sama lain sejenak.
  • Coba buat kue mangkuk bersama karena semua orang menyukainya, bukan? Kamu juga bisa bersenang-senang di dapur. Jika ia tidak ingin melakukannya, jangan berkecil hati. Mungkin ia sedang tidak ingin membuat kue. Kamu bisa membuat kue dengan orang lain dan mencoba mengajak saudaramu di lain waktu.
  • Tanyakan dan catat hal atau kegiatan yang ia sukai. Setelah itu, kalian berdua bisa mencoba aktivitas-aktivitas yang kamu catat.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.645 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan