PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Ruam kulit adalah gejala lazim pada infeksi HIV. Dalam sebagian besar kasus, ruam kulit merupakan indikasi dini HIV dan muncul dalam waktu 2-3 minggu setelah Anda terinfeksi virus tersebut. Meskipun demikian, ruam kulit bisa disebabkan oleh masalah lain yang lebih ringan, seperti reaksi alergi atau masalah kulit biasa. Jika ragu, kunjungi dokter dan lakukan tes HIV. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan perawatan yang tepat. [1]

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengenali Gejala Ruam HIV

PDF download Unduh PDF
  1. Ruam HIV biasanya menimbulkan bercak-bercak pada kulit, yang berwarna merah pada orang berkulit cerah, dan ungu tua pada orang berkulit gelap.
    • Tingkat keparahan ruam berbeda-beda di antara satu pasien dengan lainnya. Sebagian pasien mengalami ruam berat pada permukaan kulit yang luas, sementara pasien lainnya hanya mengalami ruam ringan. [2]
    • Jika ruam HIV disebabkan oleh obat antiviral, ruam ini akan tampak seperti lesi kemerahan yang menonjol di seluruh tubuh. Ruam ini disebut sebagai "erupsi obat". [3]
  2. Di bagian tubuh inilah biasanya ruam HIV muncul. Meskipun begitu, ruam biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu. Sebagian orang menyalahartikannya sebagai reaksi alergi atau eksem. [4]
    • Ruam HIV tidak dapat menular. Jadi, tidak ada risiko penularan HIV melalui ruam. [5]
  3. Gejala tersebut meliputi: [6]
    • Mual dan muntah
    • Luka dalam rongga mulut
    • Demam
    • Diare
    • Nyeri otot
    • Kram dan pegal
    • Pembesaran kelenjar
    • Pandangan buram
    • Kehilangan nafsu makan
    • Nyeri sendi
  4. Ruam ini timbul akibat berkurangnya jumlah sel darah putih di dalam tubuh. Ruam HIV dapat timbul di seluruh fase infeksi, tetapi umumnya akan muncul antara 2-3 minggu setelah Anda terinfeksi virus. Fase ini disebut seroconversion , yaitu saat infeksi dapat dideteksi oleh tes darah. Sebagian orang mungkin tidak melalui fase ini dan mengalami ruam HIV di fase infeksi berikutnya. [7]
    • Ruam HIV juga dapat disebabkan oleh reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat anti-HIV. Obat-obatan seperti amprenavir, abacavir, dan nevirapin dapat menyebabkan ruam HIV. [8]
    • Dalam fase ketiga infeksi HIV, ruam kulit akibat dermatitis dapat dialami oleh penderitanya. Ruam HIV ini tampak berwarna merah muda atau kemerahan, dan terasa gatal. Ruam ini dapat terjadi selama 1-3 tahun, dan biasanya muncul di selangkangan, ketiak, dada, wajah, dan punggung.
    • Anda juga bisa mengalami ruam HIV jika menderita penyakit herpes dan positif terinfeksi HIV.
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mencari Perawatan Medis

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda belum pernah menjalani tes HIV, dokter mungkin akan menganjurkannya. Jika hasilnya negatif, dokter akan menyimpulkan penyebabnya adalah reaksi alergi atau faktor lainnya. Anda juga mungkin mengalami masalah kulit seperti eksem.
    • Jika hasilnya positif, dokter akan meresepkan obat dan perawatan anti-HIV. [9]
    • Jika Anda sudah menggunakan obat anti-HIV dan mengalami ruam ringan, dokter akan menganjurkan Anda terus menggunakan obat karena ruam ini umumnya akan reda setelah 1-2 minggu.
    • Untuk mengurangi ruam, terutama gatal yang menyertainya, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin seperti Benadryl atau Atarax, atau krim kortikosteroid. [10]
  2. Ruam berat mungkin juga disertai gejala lainnya seperti demam, mual atau muntah, nyeri otot, dan luka dalam rongga mulut. Jika Anda belum pernah menjalani tes HIV, dokter mungkin akan menganjurkan tes ini untuk memastikannya. Berdasarkan hasil tes darah, dokter akan meresepkan obat dan perawatan anti-HIV. [11]
  3. Anda mungkin mengalami hipersensitivitas terhadap obat tertentu, akibatnya gejala HIV, termasuk juga ruam justru memburuk. Dokter seharusnya akan menganjurkan Anda menghentikan penggunaan obat dan menggantinya. Gejala hipersensitivitas biasanya reda dalam waktu 24-48 jam. [12] Ada tiga golongan obat anti-HIV yang dapat menyebabkan ruam kulit, yaitu: [13]
    • NNRTI
    • NRTI
    • PI
    • NNRTI, seperti nevirapin (Viramune) adalah obat yang paling sering menyebabkan ruam kulit. Abacavir (Ziagen) adalah salah satu obat golongan NRTI yang juga dapat menyebabkan ruam kulit. Di sisi lain, obat golongan PI seperti amprenavir (Agenerase) dan tipranavir (Aptivus) juga dapat menyebabkan ruam.
  4. Jika dokter menganjurkan Anda berhenti menggunakan obat akibat hipersensitivitas atau reaksi alergi, jangan gunakan obat itu lagi. Melanjutkan penggunaan obat akan membuat Anda berisiko mengalami reaksi lebih berat yang dapat berkembang dan membuat penyakit Anda semakin parah. [14]
  5. 5
    Tanyakan mengenai infeksi bakteri penyebab ruam kepada dokter. Penderita HIV lebih rentan terhadap infeksi bakteri akibat fungsi sel imun yang tidak normal. Staphylococcus aureus (MRSA) cukup sering menyerang pengidap HIV, [15] dan menyebabkan impetigo, radang folikel rambut, luka lepuh, selulitis, abses, dan tukak. [16] Jika Anda mengidap HIV, mintalah dokter melakukan tes MRSA.
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Merawat Ruam di Rumah

PDF download Unduh PDF
  1. Dokter mungkin akan meresepkan krim atau obat antialergi untuk mengurangi rasa tidak nyaman atau gatal. Anda juga bisa membeli krim antihistamin bebas untuk meredakan gejala ini. Oleskan krim sesuai panduan penggunaan dalam kemasannya. [17]
  2. Keduanya merupakan faktor pemicu ruam HIV dan juga dapat membuatnya semakin parah. [18]
    • Jika Anda hendak bepergian ke luar ruangan, oleskan tabir surya ke seluruh tubuh untuk melindungi kulit, atau kenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang.
    • Kenakan mantel dan jaket saat bepergian ke luar ruangan untuk menghindari paparan suhu dingin.
  3. Air panas akan mengiritasi ruam. Jadi, hindari mandi atau berendam air panas, dan gunakan air dingin untuk berendam atau mengelap tubuh dan menenangkan kulit. [19]
    • Anda boleh menggunakan air suam-suam kuku dan menepuk, bukan mengusap kulit saat mandi atau berendam. Usapkan pelembap alami seperti krim yang mengandung minyak kelapa atau lidah buaya ke permukaan kulit segera setelah mandi atau berendam untuk merangsang penyembuhannya. Lapisan terluar kulit mirip dengan spons. Jadi, penggunaan pelembap setelah pori-pori kulit terstimulasi akan mengunci air di dalamnya dan mencegahnya kering. [20]
  4. Sabun kimiawi dapat mengiritasi kulit dan menyebabkannya kering serta gatal. Carilah sabun lembut seperti sabun bayi atau pembersih herbal di apotek sekitar. [21]
    • Hindari produk yang mengandung bahan kimia seperti petrolatum, metilparaben, propilparaben, butilparaben, dan etilparaben, serta propilen glikol. Seluruhnya merupakan bahan sintetis yang dapat mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi. [22]
    • Anda juga boleh membuat sabun pembersih herbal sendiri dengan bahan pelembap alami seperti minyak zaitun, lidah buaya, dan minyak almon. [23]
    • Pastikan untuk mengoleskan pelembap alami tepat setelah mandi dan sepanjang hari untuk menjaga kelembapan kulit.
  5. Pakaian yang terbuat dari serat sintetis atau bahan yang tidak dapat mengalirkan udara akan membuat Anda berkeringat dan membuat kulit semakin teriritasi. [24]
    • Pakaian ketat juga dapat bergesekan dengan kulit dan memperparah ruam HIV.
  6. Biarkan obat anti-HIV yang diresepkan oleh dokter bekerja. Obat ini akan meningkatkan jumlah sel-t dan mengatasi gejala seperti ruam HIV asalkan Anda tidak alergi terhadap obat tersebut. [25]

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 128.017 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?