Unduh PDF Unduh PDF

Ambliopia, dikenal juga sebagai penyakit mata malas, merupakan kondisi saat salah satu mata “lebih lemah” dalam penglihatan, ketimbang yang lain. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan ketidaksejajaran pada posisi mata (populer dengan istilah “mata juling”), yang berdampak pada ketidakmampuan kedua mata untuk fokus pada satu objek yang sama, serta gangguan penglihatan, khususnya pada sisi mata yang “lemah”. Ambliopia adalah penyebab umum gangguan penglihatan pada anak-anak. [1] Meski ada beragam pilihan pengobatan bagi penderita ambliopia dari berbagai usia, umumnya anak-anak cenderung bisa merespons pengobatan dengan lebih baik, ketimbang orang dewasa. [2]

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Menangani Kasus Ringan Mata Malas

Unduh PDF
  1. “Mata malas” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi medis, yakni ambliopia. Kasus ambliopia biasanya berkembang di masa kanak-kanak awal, atau mereka yang berusia di bawah tujuh tahun. Mulanya, kondisi ini terjadi saat satu mata memiliki kemampuan fokus yang lebih kuat dari mata satunya, sehingga memungkinkan anak akan cenderung lebih sering menggunakan “mata yang kuat”. Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada melemahnya penglihatan di mata yang “lemah”, yang apabila tidak ditangani dengan baik, bisa saja memburuk seiring berjalannya waktu. [3]
    • Mendiagnosis dan mengobatai pasien ambliopia sedini mungkin adalah kuncinya. Semakin cepat Anda mengenali dan menangani gejalanya, maka semakin cepat dan baik pula hasilnya. [4]
    • Dalam jangka panjang, biasanya tidak ada konsekuensi ambliopia yang harus dikhawatirkan, terutama jika penyakit ini sudah terdeteksi sedari dini (mayoritas merupakan kasus ringan). [5]
    • Harus diperhatikan, seiring berjalanannya waktu, penggunaan “mata yang lebih kuat” akan menyebabkan mata lainnya semakin melemah. Dalam beberapa kasus, mata yang lebih lemah akan mulai bergerak tidak selaras. Ini artinya, saat Anda maupun dokter memeriksa anak Anda, akan terlihat dengan jelas kekacauan pada susunan mata, yakni salah satu sisi mata mengarah ke sisi lain, tidak fokus, atau bahkan posisinya tidak lurus dan sejajar dengan mata lainnya (“mata juling”)."
    • Kondisi “mata juling” umum terjadi pada penderita ambliopia, dan biasanya sembuh dengan pendeteksian dan pengobatan yang tepat.
  2. Ambliopia dikenal sebagai salah satu gangguan medis yang umum terjadi pada anak-anak. Itulah sebabnya, cara terbaik untuk pengobatan adalah dengan memastikan gejalanya ke dokter atau tenaga ahli sedini mungkin, terutama jika Anda mulai mencurigai munculnya gejala awal ambliopia pada anak. Pastikan anak-anak Anda mendapatkan tes mata secara rutin, khususnya di masa kanak-kanak awal. Beberapa dokter menyarankan, tes bisa dilakukan pada usia enam bulan, tiga tahun, lalu setiap dua tahun sekali. [6]
    • Prognosis biasanya menjadi menjadi pengobatan terbaik bagi penderita mata malas di usia muda. Meski begitu, kini terdapat beberapa prosedur pengobatan eksperimental yang terlihat menjanjikan bagi para penderita ambliopia usia dewasa. [7] Berkonsultasilah pada dokter atau dokter mata, untuk memahami lagi pilihan pengobatan yang tersedia bagi Anda.
  3. Pada kasus tertentu, memasang penutup mata di satu sisi mata yang “kuat” diperlukan untuk menangani gangguan penglihatan yang umum terjadi pada mata yang “lemah”. Secara bertahap, cara ini akan memaksa si penderita melihat dengan mata yang lebih lemah dan meningkatkan penglihatannya. Adapun penggunaan penutup mata sangat efektif digunakan pada penderita ambliopia berusia muda, yakni di bawah tujuh atau delapan tahun. [8] Gunakan penutup mata selama tiga hingga enam jam per hari, dalam jangka waktu mulai dari beberapa minggu hingga satu tahun.
    • Dokter mungkin akan menyarankan untuk mendampingi penggunaan penutup mata dengan beberapa aktivitas seperti membaca, bersekolah, dan kegiatan lainnya yang “memaksa” si penderita untuk melakukan koordinasi dan fokus pada objek.
    • Anda bisa menggunakan penutup mata bersamaan dengan kacamata korektif.
  4. Pengobatan mata malas, biasanya dilakukan dengan tetesan atropin yang berfungsi untuk mengaburkan pandangan pada mata yang “baik”, sehingga anak akan terpaksa menggunakan mata yang “buruk”. Sistem kerjanya, sama dengan penutup mata, yakni memaksa bagian yang “lemah” untuk memperkuat penglihatan secara bertahap.
    • Meski tetes mata bisa menjadi opsi tepat bagi anak tidak yang enggan menggunakan penutup mata, atropin mungkin tidak lagi menjadi efektif saat mata yang “baik” menjadi rabun. [9]
    • Tetes mata atropin memiliki efek samping ringan, seperti: [10]
      • Iritasi pada mata
      • Kemerahan pada kulit di sekitar area mata
      • Sakit kepala
  5. Penggunaan kacamata khusus biasanya disarankan untuk meningkatkan fokus serta memperbaiki ketidaksejajaran posisi mata. Pada kasus-kasus tertentu, terutama ketika ambliopia disertai gangguan mata seperti rabun jauh, rabun dekat, atau bahkan astigmatisma (mata silindris), penggunaan kacamata korektif juga bisa memperbaiki masalah tersebut secara menyeluruh. [11] Kacamata sendiri dapat digunakan bersamaan dengan perawatan penyakit mata malas lainnya. Berkonsultasilah pada dokter atau dokter mata jika Anda tertarik untuk menggunakan kacamata korektif untuk mengatasi penyakit mata malas.
    • Bagi anak-anak berusia cukup, lensa kontak kerap kali digunakan sebagai pengganti kacamata.
    • Umum terjadi, penderita mata malas awalnya merasa kesulitan dalam melihat menggunakan kacamata. Pasalnya, dalam waktu yang cukup lama, mereka sudah terbiasa dengan gangguan penglihatan. Berikan waktu secara bertahap untuk menyesuaikan diri dengan penglihatan normal.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Menangani Kasus Serius Mata Malas

Unduh PDF
  1. Pembedahan untuk memperbaiki posisi otot mata bisa dilakukan apabila cara non-bedah tidak berhasil. Cara ini dianggap dapat membantu pengobatan ambliopia, terutama jika kondisi tersebut disebabkan oleh katarak. [12] Adapun prosedur pembedahan mungkin akan dilengkapi dengan penggunaan penutup mata, obat mata, kacamata, atau bahkan jika berhasil dengan baik, bisa sembuh dengan sendirinya.
  2. Dalam prosesnya, dokter mungkin akan merekomendasikan sejumlah latihan mata, yang bisa dilakukan baik sebelum atau sesudah operasi. Tujuannya, untuk memperbaiki sekaligus membiasakan penglihatan secara normal dengan cara yang nyaman bagi mata.
    • Ambliopia sering kali menyebabkan melemahnya kemampuan pada mata yang “buruk”. Latihan mata sangat diperlukan untuk memastikan kedua sisi otot mata benar-benar kuat.
  3. [13] Meski penyakit ambliopia sudah benar-benar teratasi dengan prosedur bedah, ada baiknya untuk menindaklanjuti pengobatan, misalnya dengan membuat jadwal tes mata secara rutin, sesuai petunjuk dokter. Hal ini untuk menghindari Anda dari risiko munculnya ambliopia di waktu yang akan datang.
    Iklan

Tips

  • Deteksi gejala munculnya ambliopia dengan pemberian tetes mata cycloplegic , sedari usia muda.
  • Lakukan pemeriksaan dan diagnosis kondisi mata dengan mengunjungi dokter mata terdekat.
  • Pengobatan ambliopia sangat mungkin dilakukan di usia berapa pun. Semakin dini gangguan ini bisa dideteksi dan ditangani, semakin baik pula hasilnya.
Iklan

Peringatan

  • Pendeteksian maupun penanganan yang terlambat bisa menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen. Hal ini berkaitan dengan hilangnya ketajaman stereopsis (kemampuan mata melihat objek berdasarkan kedalaman atau secara tiga dimensi).
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.422 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan